3. Bimbingan Keluarga
Menciptakan hubungan baik dengan orang tua. Apabila remaja
merasakan kehangatan, kasih sayang dan ketentraman ibu bapak
terhadap dirinya, maka jiwanya akan tentram. Remaja juga dapat
terbuka kepada orang tuanya.
4. Bimbingan Akademik
Bimbingan ke arah hari depan yang baik. Pendidikan dan orang tua
sangat berpengaruh karena pendidikan hendaknya mendorong
remaja untuk dapat hidup dan mencari kehidupan dengan kekuatan
sendiri. Orang tua pun harus membimbing.
5. Bimbingan Sosial Masyarakat
Bimbingan hidup bermasyarakat. Remaja merasa berguna dalam
masyarakat maka harus dibantu mengembangkan segi
keistimewaannya. Remaja hendaknya ikut aktif dalam kegiatan
sosial sesuai kemampuannya.
C. Metode Pengembangan Potensi Remaja
Pengembangan potensi peserta didik merupakan proses yang
disengaja dan sistematis dalam membiasakan/mengkondisikan peserta
didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan hidup. Untuk dapat
mengembangkan, sebelum ataupun bersamaan dengan usaha kongkrit
dilakukan, sangat perlu adanya pengertian dan pemahaman para pendidik
terhadap remaja. Kecakapan dan keterampilan yang dimaksud berarti luas,
baik kecakapan personal (personal skill) yang mencakup; kecakapan
mengenali diri sendiri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional
(thinking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik
(academic skill), maupun kecakapan vokasional (vocational skill).
Kegiatan pendidikan pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep
pengembangan kemampuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses
melatih ini, perlu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalam
berpikir secara kritis, strategis dan taktis dalam proses pembelajaran.
Peserta didik dilatih memahami, merumuskan, memilih cara pemecahan
dan memahami proses pemecahan “masalah”. Berangkat dari kondisi
tersebut, maka budaya instant dalam pembelajaran yang selama ini
dibudayakan harus ditinggalkan, menuju proses pemberdayaan seluruh
unsur dalam sistem pembelajaran. Namun, dalam kenyataan, kita
menemukan banyak remaja menjadi remaja yang seakan-akan terlahir
bodoh, tanpa potensi apa pun.
Ada dua hal yang harus kita perhatikan dalam upaya menggali
potensi remaja, yaitu :
1. Konsep diri
Tiap upaya untuk menggali maupun meningkatkan potensi, prestasi
maupun kompetensi seseorang, tidak terlepas dari yang bernama konsep
diri. Konsep diri seorang remaja adalah cara pandangnya terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri seorang remaja terbentuk melalui pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan serta dipengaruhi siapa yang dianggap
memiliki otoritas terhadap dirinya. Bagi anak remaja, guru dan orangtua-
lah yang dianggap memiliki otoritas. Konsep diri ini mempengaruhi cara
seorang remaja berpikir, bersikap dan bertindak dalam hal apa pun, baik
dalam berhubungan dengan orang lain maupun dalam kegiatan yang
dikerjakan. Konsep diri terdiri atas diri ideal, citra diri dan harga diri.
2. Pandangan yang benar mengenai kecerdasan
Selama ini orang selalu menilai seorang remaja berbakat dan pintar
hanya dari nilai yang diperoleh di sekolah, sehingga jika seorang remaja
mendapatkan nilai yang kurang dengan cepat orang akan mengatakan
bahwa si remaja bodoh dan tidak memiliki potensi apa pun. Pandangan
dan penilaian semacam ini sangat keliru dan menyesatkan. Akibat
pandangan keliru itu si remaja tidak dapat mengembangkan dan
menemukan potensi yang ada dalam dirinya. Profesor Howard Gardner
dari Universitas Harvard telah mengembangkan model kecerdasan yang
disebut multiple intelligence lebih 20 tahun. Ia tiba pada satu pandangan
bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Kecerdasan akan
lebih tepat kalau digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau
keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan
bersifat laten, ada di diri tiap manusia tetapi dengan kadar pengembangan
yang berbeda. Dalam menjelaskan mengenai kecerdasan, ia menggunakan
kata ‘bakat’ atau ‘talenta’. Konsep multiple intelligence yang
dikembangkannya terdiri atasi delapan jenis kecerdasan, yaitu:
1) Kecerdasan linguistik, kemampuan dalam bidang bahasa.
2) Kecerdasan matematika dan logika, kemampuan dalam berpikir abstrak
dan terstruktur.
3) Kecerdasan visual dan spasial, kemampuan yang berhubungan dengan
gambar, diagram, peta, maupun grafik.
4) Kecerdasan musik, kemampuan yang sangat kreatif dalam hal musik.
5) Kecerdasan interpersonal, mampu bergaul dan beradaptasi dengan cepat,
mampu menjadi mediator, dan pintar dalam hal berkomunikasi
6) Kecerdasan intrapersonal, kemampuan untuk dapat mengerti diri sendiri
serta kemampuan untuk memperhatikan nilai dan etika hidup.
7) Kecerdasan kinestetik, ahli dalam hal-hal yang berhubungan dengan fisik,
pekerjaan tangan dan dalam hal mengelola suatu objek.
8) Kecerdasan naturalis, kemampuan untuk mencintai alam dan berinteraksi
dengan hewan maupun tumbuhan
Pengembangan potensi seorang remaja hendaklah memperhatikan
hal-hal tersebut. Meniadakan atau mengesampingkan salah satu aspek di
dalamnya merupakan pekerjaan sia-sia dalam usaha menggali potensi
seorang remaja. Perlu dukungan dari orang tua dan guru dalam
mengembangkan potensi yang ada dalam diri seorang remaja sehingga
mereka bisa meraih semua impian masa depan mereka. Bantu mereka agar
memiliki konsep diri yang baik dan benar, lihatlah mereka dari sudut
pandang multiple intelligence, biarkan mereka berkembang sesuai dengan
kecerdasan yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA
https://pgsd.binus.ac.id/2017/01/12/permasalahan-dan-pengembangan-potensi-
remaja/ (diakses pada tanggal 15 April 2023 pukul 11.45 WIB)
https://www.kumpulanmakalahmahmud.com/2012/08/konseling-pada-
remaja.html?m=1 (diakses pada tanggal 15 April 2023 pukul 11.00 WIB)