Anda di halaman 1dari 96

Kode Etik Psikologi

Pertemuan 1

APA ITU ETIKA ?


Asal mula etika dari Etikos atau ethos
Bahasa Yunani (Kebiasaan / tata cara

Cabang ilmu filsafat

Benar Salah

Filsafat Moral
Keberagaman nilai – nilai yang dianut oleh manusia

Moralitas ditentukan oleh


Fakta moral mengacu stndar yang lebih
pada realita obyektif subyektif

Etis / tidak etis

Bidang etika mencakup analisis dan fungsi berbagai konsep


seperti benar / salah, baik/jahat, serta tanggung jawab seorang
manusia.
Etika bersifat subyektif dan realtif ada sekurang – kurangnya karena 3 hal :
1. Setiap kelompk orang memiliki pendapat moral yang saling berkonflik satu
dengan yang lainnya.
2. Beragam pandangan moral muncul karena tida ada bukti yang mendukuang
bahwa salah satu pandangan moral lebih baik daripada hal lainnya
3. Tidak dimungkinkan pembuktian empiris karena tida ada fakta moral yang
diobservasi.

RELATIVITAS ETIKA
PEMAHAMAN KONSEP DASAR
ETIKA
Apakah Konsepsi Etikk ???

• Tata Nilai
• Empati
• Etika
ETIKA

ETIKA

UNSUR – PERBEDAA
PENGERTI KEGUNAA PEMBAGIA
UNSUR TUJUAN FUNGSI N ETIKA
AN N N ETIKA
ETIKA ><ETIKET
KONSEPSI DASAR ETIKA
ETIKA ASAL KATA


YUNANI  ETHOS artinya sifat atau adat

INGGRIS  ETHIECS Artinya “etika”: tata susila, ethos :jiwa khas suatu bangsa

ETIMOLOGIS ,adalah cabang filsafat yang jadi obyek penyelidikannya adalah


Moral

Tingkah laku manusia

ETIKA adalah ilmu untuk mencari orientasi sebagai sarana orientasi bagi usaha mencari
jawaban atas pertanyaan ?


Bagaimana saya harus hidup dan berprilaku

Mengapa kita memilih hidup dengan cara yang begini dan bukan begitu

Etika adalah cabang filsafat yang obyeknya adalah pernyataan –pernyataan moral


Pernyataan tentang tindakan manusia

Pernyataan tentang manusia sendiri atau tentang unsure

Ajaran moral adalah kumpulan peraturan dan ketentuan baik lisan maupun tertulis mengenai
bagaimana harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.


Buku petunjuk bagaimana memperlakukan kendaran bermotor dengan baik

Etika lebih pada pengertian struktur dan tekhnologi kendaran bermotor
Kesimpulan pengertian
Etika =susila,
moral,
Etika =berasal dipakai
merupakan
Etika dari kata
untuk
Etika pertimbang
dasar, prinsip,
=susila,
moral,aturan an
untuk
dipakai
“ethos”
hidup atauyang
Etika =berasal
Etika
perbuatan
artinya
merupakan
dari kata
bermasyarakat
yang sedang
untuk
watak pertimbang
dasar, prinsip, aturan
kesusilaan” an
untuk
iden
“ethos”
hidup atauyang
lebih baik
dinilai artinya
bermasyarakat
perbuatan yang sedang
watak kesusilaan” iden
lebih baik
dinilai

Etik
Etik
aa
men
men
yan
yan
ggk
ggk
ut
ut
pril
pril
aku
aku
man
man
usia
usia
dan
dan
men
men
gatu
gatu
rr
peri
peri
laku
laku
man
man
usia
usia
seca
seca
ra
ra
nor
nor
mat
mat
ive
ive
unt
unt
uk
uk
men
men
entu
entu
kan
kan
apa
apa
yan
yan
gg
bole
bole
hh
dan
dan
yan
yan
gg
tida
tida
kk
bole
bole
hh
Unsur – unsur Etika

Kumpulan nilai tentang moral dan ahlak

Ukuran baik - buruk

Adanya hak dan kewajiban

Dianut oleh suatu kelompok masyarakat


UNAA
a n y an g teg u h d ala m p erg o lak a n d an
d a - b ed a
s i ag ar d a p at mem b ed ak a n h al – h al y an g
- wak tu
E tia a k an mem b er ik an b e k al u n tu k
e n d i rian sen d iri y an g t eg ar d ala m ar ti s emu a

TIKA
b ersi fat n aif, mu n afi k d an e k stri m
m an d an k ep e rcay aan , ma mp u mem b en tu k si k ap
a n a a n tar p ro fesi
PEMBAGIAN ETIKA

Etika
Metaetika terapan

Etika Bertens
normatif
Etika
deskriptif
Etika Deskriptif : memberikan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan tentang
prilaku.
“Membahas apa yang dipandangnya”
Etika normatif tidak deskriptif melainkan presfektif tidak melukiskan melainkan
menentukan benar tidaknya tingkah laku (dipandang secara kritis, ditimbang, dihargai
dan disusun aturannya.
Meta etika : Kajian tentang apa makna istilah dan teori etika yang sebanrnya. Istilah
“meta” brarti setelah atau luas dan konseuensinya kata metaetika menunjukan pandangan
tajam , luas dan dalam keseluruhan tema etika
Etika terapan  Mengkaji masalah khusu yang kontroversial. Bidang etika terapan
dipergunakan untuk menentukan kebijakan public. seperti : aborsi, hak – hak kehewan
percobaan, homoseksual, korban kekerasan.
Banning dalam bukunya
“Social Ethiek”

Etika Sosial

Etika Individual

Etika individu  teori prilaku /


perbuatan terhadap manusia sebgai
individu
Etika sosial  prilaku / perbuatan
terhadap manusia lain sebagai
anggota masyarakat
Persamaan VS Perbedaan Etika Etiket
dan Moral
PERSAMAAN
PERSAMAAN ETIKA
ETIKA DAN
DAN ETIKET
ETIKET

PERBEDAANPERBEDAAN
ETIKA DAN ETIKET
ETIKA DAN
Menyangkut
Menyangkut prilaku
prilaku manusia
manusia

Etika
Etika adalah
adalah niat
niat sedangkan
sedangkan etiket
etiket adalah
adalah menyangkut
menyangkut
cara
cara melakukan perbuatan yang benar sesuai
melakukan perbuatan yang benar sesuai dengan
dengan apa
apa
yang
yang diharapkan
diharapkan
Moral
Moral atau
atau moralitas
moralitas digunakan
digunakan sebagai
sebagai penilaian
penilaian
Mengatur
Mengatur manusia
manusia secara
secara normatif
normatif perbuatan
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika
yang dilakukan, sedangkan etika adalah
adalah
pengkajian
pengkajian system
system nilai
nilai yang
yang berlaku
berlaku

Etika
Etika adalah
adalah nurani
nurani (bathiniah).
(bathiniah). Etiket
Etiket adalah
adalah formalitas
formalitas
(lahiriah)
(lahiriah) tanpak
tanpak dari
dari sikap
sikap luarnya
luarnya penuh
penuh dengan
dengan sopan
sopan
santun
santun dan
dan kebaikan
kebaikan

Moral
Moral adalah
adalah pengertian
pengertian tentang
tentang hal
hal yang
yang baik
baik dan
dan tidak
tidak
baik(buruk),
baik(buruk), sedangkan etika adalah tingkah laku
sedangkan etika adalah tingkah laku
manusia
manusia baik
baik fisik
fisik maupun
maupun mental
mental yang
yang sesuai
sesuai dengan
dengan
moral
moral
Etika bersifat absolsifat . Etiket bersifat
relatif

Etika penyelidikan filosofis mengenai


Etika
Etika berlakunya
berlakunya tidak
tidak bergantung
bergantung pada
pada ada
ada atau
atau tidaknya
tidaknya orang
orang lain
yang
lain kewajiban manusia serta hal yang baik dan
yang hadir
hadir .. Etiket
Etiket hanya
hanya berlaku
berlaku jika
jika ada
ada orang
orang lain
lain yang
yang hadir
hadir //
berlaku
berlaku dalam
dalam pergaulan
pergaulan jika
jika tidak
tidak hadir
hadir etiket
etiket tidak
tidak berlaku.
berlaku. tidak baik
KONSEPSI PENYIMPULAN
MEMBEDAKAN KONSEPSI KETIGANYA”
1. Etika berasal dari kata “ethos” => “ watak kesusilaan identik dengan “ moral”
artinya “cara hidup yang terpuji ata mos”
2. Etika = Moral , dipakaj untuk memberikan pertimbangan perbuatan yang sedang
dininalai. Misalnya : Perbuatan itu bermotal = sesuai dengan norma etika / moral
3. Etika = susila, merupakan dasar prinsip, aturan untuk hidup atau bermasayrakat
uang lebih baik.
4. Etika menyangkut prilaku manusia dan mengatur prilaku manusia secara normative
untuk menentujan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

“ Mencari Kebenaran”
“Mencari kerangan tentang kebenaran yang sedalam – dalanya
Mencari ukuran baik – burunya bagi prilaku manusia
Tugas :

1. Bagaimana
1. Bagaimana selakyanya
selakyanya mendekati
mendekati dan
dan menggabarkan
menggabarkan manusia
manusia secara
secara psikologis
psikologis dalam
dalam upaya
upaya menempatkan
menempatkan secara
secara tepat
tepat setelah
setelah melalui
melalui proses
proses analisis
analisis yang
yang komprehensif
komprehensif
sekaligus
sekaligus holistik.
holistik.
2.
2. Pentingnya
Pentingnya menyadari
menyadari peran
peran nilai
nilai dan
dan etika
etika dalam
dalam psikologi
psikologi
3.
3. Sumbangan
Sumbangan pemikiran
pemikiran mengenal
mengenal peran,
peran, nilai
nilai dan
dan etika
etika dalam
dalam terapan
terapan profesi
profesi psikologi
psikologi
“Bagaimana
“Bagaimana cara
cara memnadang
memnadang kliennya”
kliennya”
4.
4. Pembelajran
Pembelajran konsepsi
konsepsi etika
etika
Pertemuan -2

Fungsi Praktis dari Etika


ETIKA SOSIAL
Etika yang menyangkut hubugan antar manusia maupun hubungan dalam bentuk kelembagaan
seperti keluarga, masayrakat, Negara dsb.

Etika Sosial menunjuk pada etika yang berkenaan dengan suatu sosietas yang secara khusus berhubungan dengan pengaturan secara normatif relasi-
relasi sosial dalam rangka tatanan hidup bersama
1. ETIKA SOSIAL DAN PERGAULAN

Sikap kritis terhadap pandangan – pandangan dunia


Etika Sosial / Pergaulan dan ideology serta tanggung jawab manusia
terhadap lingkungan hidup

Menyangkut hubungan dalam bentuk kelembagaaan

Pemahaman etika Kebebasan


sosial Tanggung Jawab
Otonomi
Kritik terhadap
keluarga Profesi Politik Lingkungan hidup
ideology - ideologi
FUNGSI PRAKTIS ETIKA

Untuk menjadi Etika merupakan sarana Etika akan membangun


Dalam kehidupan beretika
untuk memperoleh orientasi keterampilan intelektual yaitu
saja bukan langsung manusia baik adalah kritis ketika berhadapan keterampilan berargumentasi
menjadi manusia yang baik tugas moral dengan masalah secara rasional dan kritis

ika
ika /
Sosial
aulan
kteran
demis
hatan
fesi

• Etika Penelitian

• Etika Penulisan
Karya ilmiah

• Lifelong learning
Etika Keluarga
Apa yang dimaksud dengan etika
keluarga ?

Keluarga menjadi pemeran utama


seorang individu untuk memiliki
etika yang baik

Keluarga : salah satu kelompok atau


kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau
unit masyarakat terkecil dan biasanya
selalu ada hubungan darah, ikatan
Kumpulan anggota perkawinan atau ikatan lainnya yang
keluarga membentuk tinggal bersama dakam satu rumah
masyarakat yang dipimpin oleh seoalang kepala
keluarga
Contohnnya :
1. Antara rang tua dan anak
2. Antara Kakak dan adik
3. Nenek – Anak – Cucu
4. Suami - Istri

Terjadi hubungan yang harmonis


dan menjalankan peran hak serta
kewajiban masing – masing jika
tidak terjadi demikian maka
keluarga termasuk keluarga yang
disfungsional

Etika harus ditata dalam keluarga agar tiap individu mengerti berprilaku yang baik
sesuai dengan perannya masing – masing sehingga tercipta keluarga yang harmonis
dalam kehidupan sehari hari
Makna
Kebeb
asan

Tangg
ung
jawab

Oton
omi

ETIKA SOSIAL
Etika
Peraturan

Moralitas

Manusia dan kebebasan


Kewajiban
Makna Kebebasan

Kebebasan Kebebasan
sosial eksistensial
Etika Sosial memperhatikan masalah-masalah yang lahir dari relasi individu
dengan sosietas ini :

(mis. ketidaksetaraan, kesenjangan sosial ekonomi, kemiskinan, pengangguran,


rasialisme, diksriminasi seksual, peran gender, kapitalisme dalam pendidikan dan
kesehatan, kriminalitas dan penegakan hukum, “penyimpangan2” [tuna wisma,
sakit mental, kecanduan obat2an, homoseksualitas], alineasi kerja, kerusakan
lingkungan hidup, perang, media massa dan pornografi, aborsi, eutanasia, sensor,
keadilan dan kesejahteraan ekonomi, kelaparan, perlakuan terhadap binatang,
perjudian, diskriminasi agama, korupsi, upah yang adil, patriotisme...)... Ia juga
memeriksa prinsip-prinsip etis yang ada di balik tindakan-tindakan individu
maupun kelompok dengan masyarakat maupun masyarakat dengan masyarakat
dalam relasi-relasi mereka, termasuk yang di dalamnya terdapat masalah-masalah
Objek Formal Etika social
• Relasi individu dan individu,
• Individu dan kelompok,
• kelompok dan kelompok dalam suatu
lingkup masyarakat.
Etika Kesehatan

Etika
kesehatan

Etika profesi
kesehatan
Etika kedokteran

Etika kedoteran
Merupakan aturan
kesusilaan dan aturan
Etika kedokteran 
berlandaskan sumpah
KODEKI 
mengenai prilaku dan
sikap yang secara
hipokrates/ sumoah Kode Etik
khusus berlaku untuk dokter yang seragam
dan antar para dokter. di seluruh dunia Kedokteran
1. Carilah artikel terkait etika social & Covid
2. Analiasa : Apa yang membedakan dalam pola penerapan nilai - nilai
etik sebelum dan setelah covid
3. Carilah artikel terkait etika media social
4. Apa alasanya harus adanya etika dalam menggunkan media social
5. Jelaskan penerapan nilai etik apa yang digunukan dalam menggunakan
media social
6. Berilah planggaran etika dilikup pengunaan media social

Tugas
BUDAYA AKADEMIK

Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal, artinya dimiliki oleh setiap
orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Dalam hal ini, budaya
akademik meliputi suasana, kualitas tata kehidupan dan tradisi akademik yang
universal, jadi budaya akademik berkaitan langsung dengan para pelakunya

Budaya akademik yaitu seperangkat nilai sekaligus proses yang menuntun segala
kegiatan akademik di dalam kampus agar mampu melaksankan tugas dan fungsi
serta tujuan univeristas / perguruan tinggi pada masa yang akan datang.
Wujud ranah budaya akademik terdiri dari atas tiga ranah (domain) yaitu: berpikir
akademik (academic thinking), etika akademik (academic ethic) dan prilaku akademik
(academic behaviour). Dalam hal ini dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Berpikir Akademik

Etika Akademik Prilaku Akademik


ETIKA AKADEMIK

Etika akademik merupakan etika yang khusus diterapkan di


lingkungan akademisi, lebih tepatnya yang diterakan di lingkup
perguran tinggi yang merupakan condition sine qua non (tidak dapat
tidak) harus dilaksanakan oleh segenap warga sivitas akademika. Etika
akademisi merupakan landasan dasar bagi seluruh akademisi dalam
menjalankan tugas serta fungsinya, di lingkup kehidupan pada
pendidikan tinggi dan univeristas yang diharapkan dapat menunjang
sebagai upaya untuk membangun dan mengembangkan kebudayaan
dan peradaban masyarakat (civilier society) dan bangsa secara
keseluruhan.
FUNGSI ETIKA AKADEMIK

Etika akadamik pada dasarnya upaya untuk membantu, mengarahkan, dan membimbing
kebebasan akademik sehingga terarah dan dapat dipertanggung jawabkan. Etika akademik
tidak dapat dipisahkan dari subyek dan objek pendidikan. Salah satu prinsip dasar dalam
hubungan pendidik dan peserta didik adalah rasa hormat peserta didik kepada pendidik dan
cinta pendidik terhadap peserta didiknya.
KONSEP FASE AWAL BERFIKIR MERUPAAN
TOLAK (INTI)BERFIKIR AKADEMIK
Konsep Fase Awal Berpikir Merupakan Tolak (Inti) Berpikir Akademik

HASIL
BERPIKIR TAHU

BERPIKIR

Tahu dengan yakin = aksioma Tahu dengan benar = Tujuan berpikir


berpikir

Figur 2. Fase Awal Berpikir Pangkal Tolak (Inti) Berpikir Akademik (ref sumber)
Berpikir

Berpikir adalah suatu proses dalam otak agar manusia tahu tentang suatu obyek yang dapat ditangkap oleh
panca indra. Beroikir diistilahkan dengan bernalar yang dalam Bahasa Yunani diberi istilah daionia (Poerdjawijatna,
1999).

 Tahu

Hasil paling awal dari proses berpikir disebut tahu, yang selanjutnya tahunya banyak disebut pengetahuan.
Dalam proses berpikir kata tahu dridefinisikan sebagai ”mengakui adanya sesuatu atau mengambil keputusan
tentang sesuatu (Poedjawijatna, 1992, xx )”.
 

BERFIKIR AKADEMIK
ETIKA PENDIDIK
Dosen atau sering disebut sebagai pendidik, dalam Undang – undang Republik
Indonesia (R1) no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 1 ayat 6
memasukan dosen sebagai pendidik yang tersebut pada pasal 29 ayat 2 .

“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan


dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masayrakat terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi”.
Etika Mahasiswa dan Mahasiswa
beretika

Mahassiwa sebagai salah satu unsur civitas akademika yang merupakan obyek
sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga perlu memiliki, memahami, dan
mengindahkan etika akademik. Mhasiswa memiliki sejumlah hak, dan berbagai
kewajiban. Salah satu hak mahasiswa adalah menerima Pendidikan/pengajaran dan
pelayanan akademik sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Mahasiswa
memiliki hak untuk bisa memperoleh pelayanan akademik dan menggunakan semua
prasarana dan sarana fasilitas kegiatan kemahasiswaan yang tersedia untuk
menyalurkan bakat, minat serta pengembangan diri.
Mahasiswa wajib menghargai dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan
akademik dimana mereka akan berinteraksi dalam proses pembelajaran.
Etika Mahasiswa
Dalam UU no. 12 tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat 15, mahasiswa adalah peserta didik
pada jenjang pendidikan tinggi sedangkan yang disebut jenjang pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi,
sedangkan bentuk perguruan tinggi terdiri atas universitas, sekolah tinggi, politeknik, akademi dan akademi
komunitas (pasal 59 UU RI no. 12 tahun 2012.

Sedangkan menurut Pasal 13 Undang-Undang RI No 12. Tahun 2012


(1) Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki
kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual,
ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.
(2) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara aktif mengembangkan potensinya dengan
melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/atau penguasaan, pengembangan, dan
pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual,
praktisi, dan/atau profesional yang berbudaya.
(3) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan penalaran dan akhlak mulia
serta bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik.
(4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan
kemampuannya.
(5) Mahasiswa dapat menyelesaikan program Pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.
(6) Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan menaati norma Pendidikan Tinggi untuk menjamin
terlaksananya Tridharma dan pengembangan budaya akademik.
Etika Penelitian

Etika akademis Etika penulisan karya Ilmiah

Lifelong learning / belajar sepanjang


hayat “Merupakan kebutuhan yang
sangat mendasar bagi peningkatan
pengembangan sumber daya manusia
yang menjadi prinsip dasar yang
universal
ETIKA PENELITIAN

Etika Penelitian

Hal2 yang perlu Lifelong learning /


diperhatikan dalam belajar sepanjang
Subyek penelitian hayat “Merupakan
Dalam penelitian penulisan karya
yang diikut sertakan Dalam penelitian kebutuhan yang
tidak boleh dengan ilmiah : judul, nama
jangan bersifat harus menerangkan sangat mendasar bagi
paksaan atau tanpa penulis, cara
gikan” sukarela”apa yang sejelas – jelasnya peningkatan
pemberitahuan lebih menulis, aturan
dijalani, tujuan dan dengan jujur pengembangan
dahulu menulis, hasil sumber daya manusia
manfaat”
pembahasan, diskusi yang menjadi prinsip
ucapan terimakasih dasar yang universal
Etika Penulisan Karya Ilmiah

Etika penulisan karya Ilmiah

Isi tulisan hendaknya Ilmuan hendaknya dapat


mengungkapkan fakta yang menghargai dan
benar, nyata bukan menghormati karya orang
karangan / manipulasi lain.
Lifelong Learning / Belajar Sepnajang
hayat (BHS)

Belajar Sepanjang hayat merupakan kebutuhan yang sangat mendasar


bagi peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dan
dijadikan prinsip dasar bagi pendidikan universal, termasuk Indonesia
K asu s – K asu s Ne gat i f B e rb e n tu k P el an gg ar an E t i k a Ak ad e m i s

a. Kasus Plagiat

b. Kasus Fabrikas

c. Falsifikasi

d. Kasus ijzah palsu

e. Mencontek
BUDAYA AKADEMIK

Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal, artinya dimiliki oleh setiap
orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Dalam hal ini, budaya
akademik meliputi suasana, kualitas tata kehidupan dan tradisi akademik yang
universal, jadi budaya akademik berkaitan langsung dengan para pelakunya

Budaya akademik yaitu seperangkat nilai sekaligus proses yang menuntun segala
kegiatan akademik di dalam kampus agar mampu melaksankan tugas dan fungsi
serta tujuan univeristas / perguruan tinggi pada masa yang akan datang.
Wujud ranah budaya akademik terdiri dari atas tiga ranah (domain) yaitu: berpikir
akademik (academic thinking), etika akademik (academic ethic) dan prilaku akademik
(academic behaviour). Dalam hal ini dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Berpikir Akademik

Etika Akademik Prilaku Akademik


ETIKA AKADEMIK

Etika akademik merupakan etika yang khusus diterapkan di


lingkungan akademisi, lebih tepatnya yang diterakan di lingkup
perguran tinggi yang merupakan condition sine qua non (tidak dapat
tidak) harus dilaksanakan oleh segenap warga sivitas akademika. Etika
akademisi merupakan landasan dasar bagi seluruh akademisi dalam
menjalankan tugas serta fungsinya, di lingkup kehidupan pada
pendidikan tinggi dan univeristas yang diharapkan dapat menunjang
sebagai upaya untuk membangun dan mengembangkan kebudayaan
dan peradaban masyarakat (civilier society) dan bangsa secara
keseluruhan.
FUNGSI ETIKA AKADEMIK

Etika akadamik pada dasarnya upaya untuk membantu, mengarahkan, dan membimbing
kebebasan akademik sehingga terarah dan dapat dipertanggung jawabkan. Etika akademik
tidak dapat dipisahkan dari subyek dan objek pendidikan. Salah satu prinsip dasar dalam
hubungan pendidik dan peserta didik adalah rasa hormat peserta didik kepada pendidik dan
cinta pendidik terhadap peserta didiknya.
KONSEP FASE AWAL BERFIKIR MERUPAAN
TOLAK (INTI)BERFIKIR AKADEMIK
Konsep Fase Awal Berpikir Merupakan Tolak (Inti) Berpikir Akademik

HASIL
BERPIKIR TAHU

BERPIKIR

Tahu dengan yakin = aksioma Tahu dengan benar = Tujuan berpikir


berpikir

Figur 2. Fase Awal Berpikir Pangkal Tolak (Inti) Berpikir Akademik (ref sumber)
Berpikir

Berpikir adalah suatu proses dalam otak agar manusia tahu tentang suatu obyek yang dapat ditangkap oleh
panca indra. Beroikir diistilahkan dengan bernalar yang dalam Bahasa Yunani diberi istilah daionia (Poerdjawijatna,
1999).

 Tahu

Hasil paling awal dari proses berpikir disebut tahu, yang selanjutnya tahunya banyak disebut pengetahuan.
Dalam proses berpikir kata tahu dridefinisikan sebagai ”mengakui adanya sesuatu atau mengambil keputusan
tentang sesuatu (Poedjawijatna, 1992, xx )”.
 

BERFIKIR AKADEMIK
ETIKA PENDIDIK
Dosen atau sering disebut sebagai pendidik, dalam Undang – undang Republik
Indonesia (R1) no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 1 ayat 6
memasukan dosen sebagai pendidik yang tersebut pada pasal 29 ayat 2 .

“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan


dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masayrakat terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi”.
Etika Mahasiswa dan Mahasiswa
beretika

Mahassiwa sebagai salah satu unsur civitas akademika yang merupakan obyek
sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga perlu memiliki, memahami, dan
mengindahkan etika akademik. Mhasiswa memiliki sejumlah hak, dan berbagai
kewajiban. Salah satu hak mahasiswa adalah menerima Pendidikan/pengajaran dan
pelayanan akademik sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Mahasiswa
memiliki hak untuk bisa memperoleh pelayanan akademik dan menggunakan semua
prasarana dan sarana fasilitas kegiatan kemahasiswaan yang tersedia untuk
menyalurkan bakat, minat serta pengembangan diri.
Mahasiswa wajib menghargai dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan
akademik dimana mereka akan berinteraksi dalam proses pembelajaran.
Etika Mahasiswa
Dalam UU no. 12 tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat 15, mahasiswa adalah peserta didik
pada jenjang pendidikan tinggi sedangkan yang disebut jenjang pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi,
sedangkan bentuk perguruan tinggi terdiri atas universitas, sekolah tinggi, politeknik, akademi dan akademi
komunitas (pasal 59 UU RI no. 12 tahun 2012.

Sedangkan menurut Pasal 13 Undang-Undang RI No 12. Tahun 2012


(1) Mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki
kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi intelektual,
ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.
(2) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara aktif mengembangkan potensinya dengan
melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/atau penguasaan, pengembangan, dan
pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual,
praktisi, dan/atau profesional yang berbudaya.
(3) Mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan mengutamakan penalaran dan akhlak mulia
serta bertanggung jawab sesuai dengan budaya akademik.
(4) Mahasiswa berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan
kemampuannya.
(5) Mahasiswa dapat menyelesaikan program Pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.
(6) Mahasiswa berkewajiban menjaga etika dan menaati norma Pendidikan Tinggi untuk menjamin
terlaksananya Tridharma dan pengembangan budaya akademik.
Etika Penelitian

Etika akademis Etika penulisan karya Ilmiah

Lifelong learning / belajar sepanjang


hayat “Merupakan kebutuhan yang
sangat mendasar bagi peningkatan
pengembangan sumber daya manusia
yang menjadi prinsip dasar yang
universal
ETIKA PENELITIAN

Etika Penelitian

Hal2 yang perlu Lifelong learning /


diperhatikan dalam belajar sepanjang
Subyek penelitian hayat “Merupakan
Dalam penelitian penulisan karya
yang diikut sertakan Dalam penelitian kebutuhan yang
tidak boleh dengan ilmiah : judul, nama
jangan bersifat harus menerangkan sangat mendasar bagi
paksaan atau tanpa penulis, cara
gikan” sukarela”apa yang sejelas – jelasnya peningkatan
pemberitahuan lebih menulis, aturan
dijalani, tujuan dan dengan jujur pengembangan
dahulu menulis, hasil sumber daya manusia
manfaat”
pembahasan, diskusi yang menjadi prinsip
ucapan terimakasih dasar yang universal
Etika Penulisan Karya Ilmiah

Etika penulisan karya Ilmiah

Isi tulisan hendaknya Ilmuan hendaknya dapat


mengungkapkan fakta yang menghargai dan
benar, nyata bukan menghormati karya orang
karangan / manipulasi lain.
Lifelong Learning / Belajar Sepnajang
hayat (BHS)

Belajar Sepanjang hayat merupakan kebutuhan yang sangat mendasar


bagi peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dan
dijadikan prinsip dasar bagi pendidikan universal, termasuk Indonesia
K asu s – K asu s Ne gat i f B e rb e n tu k P el an gg ar an E t i k a Ak ad e m i s

a. Kasus Plagiat

b. Kasus Fabrikas

c. Falsifikasi

d. Kasus ijzah palsu

e. Mencontek
ETIKA PROFESI

“Ciri Khas suatu profesi : Tanggung jawab social


dalam pelayanan profesinya, serta tanggung jawab
untuk mengatur sendiri pelayana profesinya guna
kepentingan masyarakt.

Tujuannya : untuk memantau dan mengatur


tindakan yang dilakukan oleh para anggota
profesi tersebut
ETIKA PROFESI

“Ciri Khas suatu profesi : Tanggung jawab social


dalam pelayanan profesinya, serta tanggung jawab
untuk mengatur sendiri pelayana profesinya guna
kepentingan masyarakt.

Tujuannya : untuk memantau dan mengatur


tindakan yang dilakukan oleh para anggota
profesi tersebut
Konsepsi Nilai Etik terkait dengan
Psikologi
Kenapa perlu pembelajaran etika dalam
ilmu psikologi
Implikasi psikologi sebagai ilmu ?
• Tata Nilai
• Empati
• Penajaman Kepekaan
dalam menghayati
namun tidak larut
dalam menghadapi
klien.

Konsepsi manuasia dan ET IK


Manusia sebagai pribadi secara holistik
Dengan menerangkan (eksplanasi prilaku
secara komprehensif)
Bagaimana memperlakukan manusia lain dengan berbagai macam latar belakang
pribadi, sosial dan masalaha yang dihadapi sebagai latar belakang pribadi, sosial
dan masalah yang dihadapi dengan tujuan iedealnya membantu meningkatkan
kualitas kesejahteraan psikologisnya.

Mempelajari etika bukan hanaya


mengupas pasal – pasal yang tertera
dalam kode etik profesi psikologi

Implikasi psikologi sebagai ilmu


Tata nilai

Empati

Trustworthiness

Penajaman
kepekaan

Tidak terlarut
dengan masalah
klien
Etika bukan hanya
pengetahuan

Internaliasasi nilaii nilai dan


etika

Pengembangan soft
skills sebagai
profesional

Landasan etika sebagai landasan konsepsi


psikologi sebagai calon sarjana psikologi
Konsepsi orientasi nilai dalam psikologi
Nilai : Keyakinan yang kuat dan
bersifat menetap dalam diri
seseorang atau sekelompok orang
sehingga lebih dipilih untuk
dijadikan pedoman dalam
berprilaku.

Nilai hidup ???

Tujuan akhir yang ingin diwujudkan dibandingkan dengan tujuan lain


dirasakan bertentangan atau kurang sesuai…
Apakah Konsepsi nilai hidup setiap
individu sama ????
Aspek Kognitif

Ingatan
Pemilahan ataupun penyelesaian masalah
Wacana dan pengalaman masalah

Adat dan budaya


Nilai : mengekpresikan suatu
hubungan antara perasaan Nilai : interaksi antara
emosional seseorang dengan
macam – macam pengalaman seseorang dengan
yang memebrikan kesan yag situasi lingkungannya
mendalam bagi diri seseorang

Nilai : Pengaruh prilaku Individu sebagai anggota


yang tumbuh dari dan di masyarakat yang merupakan satu
kesatuan yang menentukan apa
dalam individu serta yang baik bagi masyarakt
berkembang sebagai hasil tersebut. Konsepsi nilai bias +
pengalaman hidupnya. dan -

Nilai yang dianut oleh indvidu pada dasarnya


dipengaruhi oleh nilai social budaya masyarakatnya
 Ritual
• Tradisi
• Kebiasaan dalam kehidupan
keseharian
• Polaasu keluarga

Nilai budaya dan masyarakat


Norma : baik – buruk
Apa yang diinginkan dan tidak diinginkan

Nilai adalah penghubung antara individu yang memberi nilai dengan suatu
keadaan atau obyek dengan suatu ukuran tertentu yang bersumber pada
norma yang dimiliki bersama di masyarakat.
Memberikan kerangka
referensi dan pengarahan Konsepsi pembentukan
terhadap tingkah laku kepribadian
individu

Pencarian identitas diri

Tuntutan masyarakat
Macam – macam Peran

FUNGSI NILAI Bertingkah laku menurut apa yang


dipandang oleh masyarakat sebagai
tingkah laku yang layan bukan tingkah
laku yang tidak layak
 Nilai berperan baik pada tataran ilmiah dan pada tataran terapan.
 Peran budaya dan masayrakat dalam kaitannya dengan nilai (Nilai dan ilmu
pengetahuan
 Masyarakat sebagai lingkungan sosial mempunyai sifat dinamis. Perubahan dalam
suatu masyarakat membawa pula perubahan – perubahan dalam suatu lingkungan
kehodupan indvidu sebagai anggota masyarakat. Perubahan antara lain terjadi karena
diperkenalkan nilai – nilai baru pada masyarakt, sehingga nilai – nila lama mungkin
tidak tangguh lagi menghadapi perubahan – perubahan tersebut. “ Perubahan yang
cepat menghendaki suatu penyesuaian diri dan penerimaan yang cepat pulaterhadap
hal hal yang baru diperkenalkan padamasyarakat,

Perwujudan Orientasi Nilai dalam ilmu


dan profesi Psikologi
Pentingnya Memahami Macam – Macam Nilai:

1. Macam – mcam nilai tidak dapat dipadang dari sudut pandang psikologii saja, karena
kehidupan manusia secara keseluruhan dapat dilihat dari beberapa segi yang satu dan
lainnya dapat dillihat dari beberapa segi yang satu dan lainnya dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan antara lain segi biologis, segi sosial, segi psikologis, segi
ekonomi bahkan segi spritual. Tiap segi kehidupan in tentunya mengandung nilai –
nilainya sendiri.

2. Pemahaman tersebut menyebabkan seorang psikolog perlu membakali dirinya


dengan pengetahuan tentang bermacam – macam nilai sebanyak mungkin.
Dengan demikian, akan memiliki wawasan luas yang dapat membantu dirinya
untuk mengerti kliennya yang berasal dari bermaca tingkay dan golongan
masyarakat.
Dengan demiikian nilai mempunyai suatu arti tertentu bagi indvidu dan tanpa nilai,
maka seseorag tidak dapat memberikan makna pada hidupnya. Bahkan perubahan
nilai dalam kehidupan seseorang dapat menimbulkan ketidakseimbangan daam
perasaaan, kepercayaan, sikap dan kegiatannya. Ketikdakseimbangan atau guncangan
ini akan mempengaruhi eksistensi dirinya.
Etika dalam Psikologi
Seorang manusia adalah lebih
Pandangan seorang psikolog
dari sekedar tubuhnya, lebih
mengenai manusia dan nilai – nilai
dari sekedar pandangannya
haruslah merupakan padangan
lebih dari sekedar pola- pola
mum, obyektif, tetapi
hubungan dengan dunia
memungkinkan variasi indvidual.
luarnya. Aspek – aspek ini
hanyalah sarana bagi manusia
untuk mengekpresikan
dirinya, sehingga kemuian Fokus bidang psikologi : Manusia
menjadi pribadi yang utuh.

Pengetahuan, komptensi sebagai


Sebagai manusia, psikolog diri hak dan kewenangan harus
tidak luput dari dinamika dipertanggung jawabkan secara
dan proses pengembangan moral dan profesional. Untuk
diri yang dilalui oleh menjaga kredibilitas psikologi
sesama manusia lainnua. sebagai ilmu
HIMPSI(HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA)

• Berdiri pada 11 Juli tahun 1959


• Organisasi ini dinamakan Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (ISPSI)
• Sejalan dengan perubahan sistim pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres
Luar Biasa pada tahun 1998 di Jakarta, organisasi ini mengubah nama menjadi
Himpunan Psikologi Indonesia, disingkat HIMPSI.
• HIMPSI menjadi organisasi yang menampung bukan saja mereka yang memiliki
kompetensi dan berpraktek sebagai psikolog, melainkan juga mereka yang lulus dari
program studi psikologi, tetapi aktif di berbagai kegiatan lainnya. Seperti: Penelitian,
advokasi, pendidikan, intervensi sosial dan pengembangan SDM.
• Kode Etik Psikologi  (HIMPSi)
Sebagai organisasi profesi, HIMPSI merupakan wadah berhimpunnya profesional
Psikologi (Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, Doktor Psikologi dan Psikolog).
Sejak tahun 2003, lulusan program pendidikan profesi psikologi sudah setara dengan
jenjang Magister.  

Visi HIMPSI, menjadi organisasi profesi psikologi yang diakui secara nasional maupun
internasional dan berperan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Misi utama HIMPSI adalah pengembangan keilmuan dan profesi psikologi di
Indonesia. Saat ini HIMPSI telah memiliki 25 wilayah di propinsi yang tersebar di
seluruh Indonesia dengan jumlah anggota lebih dari 11.500 orang.

Anggota HIMPSI yang memiliki minat dan praktik yang sama telah bergabung dalam
13 buah organisasi Ikatan Minat / Asosiasi.

Jumlah perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan/fakultas psikologi telah


mencapai 93 fakultas, yang terdiri dari 18 fakultas PTN dan 75 fakultas PTS yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Ikatan
Psikologi
Klinis Ikatan
Asosiasi Psikologi Psikoterapis
Kepolisian Indonesia Indonesia

Asosiai Psikologi
Assosiasi Psikologi industri Indonesia
Militer Indonesia
Ikatan
Psikologi
Sosial

Asosiasi Psikologi
penerbangan Ikatan
Psikologi
Olaharaga
Asosiasi Psikologi
Forensik Inonesia
Asosiasi Psikologi
perkembangan
indonesia

Asosiasi Psikologi Kristen


Indonesia Asosiasi Psikologi
Islam Indonesia
Etika Profesi dan Sikap Profesional
Pengertian Etika Profesi
Etika menyangkut prilaku manusia dan mengatur prilaku manusia secara normative
untuk menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh.

Ciri Khas Profesi : tanggung jawab social dalam pelayanan profesi, serta tanggung
jawab untuk mengatur sendiri pelayanan profesinya guna kepentingan masyarakat.

Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang memerlukan pendidikan dan latihan –
latihan keterampilan khusus.

Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang memerlukan pendidikan dan pelatihan
keterampilan khusus.
Organisasi Profesi adalah suatu perhimpunan orang – orang yang anggotanya memiliki
keterampilan / tehnik yang unik dan khas berdasarkan suatu ilmu pengetahuan tertentu.

ISPSI merupakan organisasi profesi sebagai tempat berhimpunnya Sarjana Psikologi


Indonesia dalam rangka meningkatkan pengabdian secara profesional kepada negara dan
bangsai
Prinsip – Prinsip Etika Profesi

1. Tanggung Jawab : baik terhadap pekerjaan itu dan hasilnya serta dampak dari
profesi untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

2. Keadalin : memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya

3. Otonomi : setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam


menjalankan profesinya.
Asas – Asas yang terkandung dalam Kode Etik
Bagi Profesi

Asas Konfidensialisme

Asas Privasi

Asas Hak istimewa / Previlage


PERBEDAAN PROFESI, PROFESIONAL DAN
PROFESIONALISME

PROFESI PROFESIONAL PROFESIONALISME SIKAP PROFESIONAL

Bertikad untuk
Mengandalkan Orang yang tahu akan merealisasikan Mengutamakan
keterampilan khusus keahliannya kebajikan demi profesional
tegaknya kehormatan
profesi yang digeluti
Dilaksanakan sebagai Melauangkan seluruh Memberikan layanan
suatu pekerjaan atau waktu untuk pekerjaan kepada semua pihak
kegiatan utama atau kegiatan ini Dilandasi oleh yang membutuhkan
kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang
dicapai melalui
Dilaksanakan sebagai pendidikan Melindungi pemakai
sumber utama nafkah Hidup dari situ layanan psikologi dari
hidup Kerja profesional akibat yang merugikan
diukur dengan kualitas
teknis dan kualitas
moral harus Memberitahun apa
Dilaksanakan dengan
Bangga akan menundukan diri pada dampak negatif dala
keterlibatan ppribadi
pekerjaannya sebuah mekanisme proses pelayanan
yang mendalam
kontrol berupa kode tersebut
etik
Rumusan Kode etik

a. Usaha menempatkan rambu – rabu eksternal untuk


memandu sikap dan prilaku
b. Aktualisasi fungsinya tergantung dan sejauhmana rambu –
rambu itu punya dampak
c. Bila kode etik hanya sekedar berfungsi sebgai rambu –
rambu eksternal, maka dampaknya lebih terasa sebagai
pengendala terhadap sikap dan prilaku seseorang
d. Bila kode etik berfungsi sebagai daya internal, maka rambu
– rambu itu efektif berfungsi sebagai pengendali serta
pemandu sikap dan prilaku
SYARAT KODE ETIK

Dibuat oleh profesi

Harus menjadi hasil Self Regulatin

Pengawasan diawasi dan


mengandung sangsi
Hambatan bersikaf Profesional

• Keterbatasan pengetahuan psikolog


• Keterbatasan dalam upaya penyelesaian
masalah
Hambatan subyektif • Keterbatasan alat diagnostik
• Keterbtasan komunikasi
• Tipe kepribadian psikolog

• Pengaruh kemajuan tekhnologi

Hambatan Obyektif
MAL PRAKTEK PSIKOLOGI
Penyimpangan
Penyimpangan
Penyimpangan alat publikasi atau
dalam hubungan
yang digunakan pernyataan atas
profesional
hasil kerjanya

Penyimpangan hak
Penyimpangan
karya cipta alat –
prosedur Penyimpangan
alat psikologis yang
penggunaan alat tes lainnya
dilindungi undang –
diagnosis
undang

Penyimpangan
Penyimpangan
hubungan klien
penggunaan data
dengan konsultan
diagnostik
(psikolog)

Penyimpanan – Penyimpangan
penyimpanan data tujuan tes psikologi
Pelanggaran Kode Etik Psikologi
Pelanggaran Kode etik psikologi
adalah segala tindakan psikolog atau ilmuan psikologi yang menyimpang dari
ketentuan yang dirmuskan oleh kode etik Psikologi Indonesia termasuk pelanggaran
oleh psikolog terhadap janji atau sumpah profesi, praktek psikologi yang dilakukan
oleh mereka yang bukan psikolog.

Pelanggaran yang dilakukan oleh psikolog sehingga


mengakibatkan kerugian :
•Ilmu Psikologi
•Profesi Psikologi
• Pengguna jasa layanan psikologi
•Individu yang menjalani pemeriksanaan psikologi
•Phak – pihak yang terkait

Anda mungkin juga menyukai