Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MATA KULIAH INVENTORI KEPRIBADIAN

“Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)”


Dosen Pengampu: Rahma F. Sinulingga, M. Psi., Psikolog
Pertemuan ke-5 (Rabu, 5 Oktober 2021)

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Kelas D
Nama Lengkap NIM Lengkap Nilai Presentasi Nilai Makalah

Yogi Harianda Tarigan 181301202


Putri Lestari Simanjuntak 181301221
Joice Emyrensiana Santalum Tien 191301150
Ahmad Maulana Surbakti 191301154

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat yang
telah diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (MMPI)” dengan tepat waktu. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
pengampu, Ibu Rahma F. Sinulingga, M.Psi., Psikolog, pada mata kuliah Inventori
Kepribadian.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, kami bersedia menerima setiap kritik, saran, maupun
masukan yang membangun terkait makalah yang kami susun ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan ataupun pedoman, menambah wawasan serta
pengalaman bagi para pembacanya. Demikian yang kami dapat sampaikan, terima kasih.

Medan, 04 Oktober 2021

Kelompok 5D

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
TEORI ........................................................................................................................................ 4
A. TEORI DASAR MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY
(MMPI)................................................................................................................................... 4
Sejarah Dan Perkembangan ................................................................................................ 6
B. KONSEP PENGKONSTRUKSIAN ALAT UKUR .................................................... 12
Validitas dan Reabilitas .................................................................................................... 13
C. ADMINISTRASI MMPI .......................................................................................... 17
D. NORMA MMPI ........................................................................................................ 19
E. KRITIK TERHADAP MMPI ....................................................................................... 20
Major Theoretical Problems ............................................................................................. 21
Major Structural Problems................................................................................................ 22
Minor Problems ................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 24

iii
TEORI

A. TEORI DASAR MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY


(MMPI)
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah kuesioner standar yang
memberikan deskripsi diri yang diberi skor untuk pengukuran kuantitatif dalam menentukan
tingkat penyesuaian emosional dan sikap individu terhadap pengambilan tes. Tujuan dari tes
MMPI ini adalah memberikan gambaran tentang dimensi-dimensi kepribadian dan psikologi
yang penting dalam klinik psikiatri secara akurat (Putra, 2016). MMPI pertama kali
dicetuskan oleh Hathaway dan McKinley pada tahun 1940, MMPI biasanya digunakan untuk
clinical personality inventory, dengan lebih dari 10.000 referensi penelitian yang
dipublikasikan. Jadi, selain kegunaan klinisnya, MMPI juga sangat berperan dalam kajian
literatur.
Format tes MMPI 1943 terdiri dari 504 pernyataan afirmatif dengan jawaban “Benar”
atau “Salah”. Jumlah item kemudian ditingkatkan menjadi 566 dengan memasukkan item
berulang dan Skala 5 (Maskulinitas-Feminitas) dan 0 (Social Introversion). Pada 1989
dilakukan restandardisasi dengan mempertahankan format dasar yang sama tetapi diubah,
dihapus, dan / atau ditambahkan sejumlah item, sehingga menjadi total 567. Perbedaan
kategori respon dapat berupa hand or computer scored dan dirangkum pada lembar profil.
Skor individu seperti yang direpresentasikan pada formulir profil kemudian dapat
dibandingkan dengan skor yang diperoleh dari sampel normatif yang berbeda.
MMPI awalnya memiliki 13 skala standar, 3 di antaranya terkait dengan validitas dan
10 terkait ke indeks klinis atau kepribadian. Setelah itu, MMPI dikembangkan menjadi
MMPI-2 dan MMPI-A dengan mempertahankan 10 skala klinis / kepribadian asli serta 3
validitas asli skala, tetapi jumlah skala validitas telah mengalami peningkatan. Skala klinis
dan kepribadian biasanya dikenal dengan skala number dan skala abbreviations. Dalam
MMPI juga disertakan pilihan tambahan untuk menyempurnakan arti dari skala klinis serta
memberikan informasi tambahan. Ini termasuk skala berdasarkan konten item (skala konten),
subskala untuk skala klinis dan kepribadian berdasarkan kelompok item terkait konten
(subskala Harris-Lingoes), penilaian item dan cluster item yang berhubungan dengan dimensi
yang relevan (item penting) dan skala baru yang diturunkan secara empiris (supplementary
scales). Skala baru masih diteliti dan dilaporkan dalam literatur. Hasil dari perkembangan ini

4
adalah MMPI menjadi tes yang sangat beragam dan dapat diinterpretasikan, refined, dan
expanded dari berbagai perspektif yang berbeda.
Sebagian besar isi pertanyaan dari MMPI relatif jelas dan sesuai dengan gejala
psychiatric, psikologis, neurologis, maupun fisik. Namun, beberapa pertanyaan secara
psikologis obscure karena proses psikologi yang mendasari, mereka nilai tidak jelas secara
intuitif. Misalnya, item 68, “I sometimes tease animals”secara empiris menjawab “Salah”
lebih sering dengan depresi subjek daripada normals. Jadi, itu termasuk dalam Skala 2
(Depresi) meskipun itu tidak, di permukaan, tampak secara langsung menilai tingkat depresi
seseorang.
Namun, sebagian besar, pernyataan tersebut lebih langsung dan terbukti dengan
sendirinya, seperti item 56, "wish I could be as happy as others seem to be" (Benar) atau 146,
"I cry easily" (Benar), keduanya juga mencerminkan tingkat depresi dari testee. Item
keseluruhan konten sangat bervariasi dan berkaitan dengan bidang-bidang seperti kesehatan
umum, minat kerja, preoccupations, moral, fobia, dan masalah pendidikan.
Setelah profil tes dikembangkan, skor biasanya disusun atau diberi kode sehingga
dapat merangkum dan highlights significant peaks and valleys. Namun, secara akurat
intrepetasi tes, baik konfigurasi keseluruhan dari skala yang berbeda dan yang relevan
karakteristik demografis klien harus dipertimbangkan. Dalam banyak kasus, skor berskala
yang sama pada satu profil tes dapat berarti sesuatu yang sangat berbeda dengan profil orang
lain ketika ketinggian atau penurunan skala lain juga dipertimbangkan. Misalnya, Skala 3
(Histeria) yang ditinggikan dapat menunjukkan seseorang yang menyangkal konflik,
menuntut dukungan dari orang lain, mengungkapkan optimisme, dan agak bersifat
interpersonal naif. Namun bila peningkatan ini juga disertai dengan high 4 (Psikopat
Deviate), kemungkinan besar akan terjadi strong undercurrent of repressed anger. Kemarahan
ini biasanya diekspresikan secara tidak langsung, dan setiap efek negatif pada orang lain
kemungkinan besar akan disangkal dengan keras. Dengan demikian, penting bagi klinisi
untuk menghindari penggunaan kuantitatif purely atau rumus mekanis untuk interpretasi
profil dan sebagai gantinya memeriksa skor di konteks keseluruhan dari elevasi dan
penurunan skala lainnya. Bukan hanya harus diperiksa dengan skala tertentu dalam konteks
konfigurasi tes secara keseluruhan, tetapi juga tambahan sumber seperti karakteristik
demografis (usia, pendidikan, status sosial ekonomi, etnis), observasi perilaku, perangkat
psikometri lain, dan riwayat yang relevan bisa meningkatkan keakuratan, kekayaan, dan
kepekaan deskripsi kepribadian.

5
Pertimbangan interpretatif umum yang penting secara lebih lanjut adalah bahwa skala
harus dapat mewakili dalam mengukur ciri-ciri kepribadian daripada hanya kategori
diagnostik. Walaupun skala pada awalnya dirancang untuk membedakan perilaku normal dari
perilaku abnormal secara umum dianggap jauh lebih berguna untuk mempertimbangkan
bahwa skala menunjukkan kelompok variabel kepribadian. Misalnya, Skala 2 (Depresi)
mungkin menunjukkan karakteristik seperti mental apathy, self-deprecation, dan
kecenderungan untuk mengkhawatirkan bahkan pada hal-hal yang relatif kecil.

Sejarah Dan Perkembangan


Perkembangan asli MMPI dimulai pada tahun 1939 di Universitas Minnesota oleh
Starke R. Hathaway dan J. Charnley McKinley. Mereka menginginkan instrument yang bisa
berfungsi sebagai bantuan dalam menilai pasien dewasa selama psikiatri rutin dalam
pemeriksaan kasus dan secara akurat dapat menentukan tingkat keparahan gangguan mereka.
Hathaway dan McKinley tertarik untuk mengembangkan objective estimate dari perubahan
yang dihasilkan oleh psikoterapi atau variabel lain dalam kehidupan pasien.
Pendekatan terpenting yang diambil selama pembuatan MMPI adalah pendekatan
empirical criterion keying. Ini mengacu pada pengembangan, pemilihan, dan penilaian item
di dalam skala berdasarkan beberapa kriteria referensi eksternal. Jadi, jika populasi klinis
diberi serangkaian pertanyaan untuk dijawab, individu yang mengembangkan tes akan
memilih pertanyaan untuk dimasukkan atau dikeluarkan berdasarkan apakah populasi klinis
ini menjawab berbeda dari kelompok pembanding. Meskipun pendekatan teoritis mungkin
digunakan pada awalnya untuk mengembangkan pertanyaan tes, pertanyaan terakhir tidak
akan dimasukkan berdasarkan kriteria teoritis ini. Sebaliknya, pertanyaan tes akan dipilih
berdasarkan apakah mereka menjawab ke arah yang berbeda dari kelompok yang dibedakan.
Sebagai contoh, seorang konstruktor tes mungkin percaya bahwa item seperti "Sometimes I
find it almost impossible to get up in the morning” adalah pernyataan yang secara teoritis
masuk akal untuk digunakan dalam menilai depresi. Namun jika populasi sampel pasien
depresi tidak merespon pertanyaan yang berbeda dari kelompok normatif, item tidak akan
dimasukkan. Jadi, jika seseorang dengan sifat histeris menjawab "Benar" untuk pernyataan
"Saya punya perut nyeri,”apakah dia benar-benar mengalami sakit perut adalah kurang
penting dari sudut pandang empiris daripada fakta bahwa individu mengatakan dia
melakukannya. Dengan kata lain, kriteria akhir untuk penyertaan item dalam inventori

6
didasarkan pada apakah item ini ditanggapi dengan cara yang sangat berbeda oleh populasi
sampel tertentu.
Untuk pertama kali MMPI direvisi pada tahun 1989 menjadi MMPI-2, dan versi untuk remaja
dikembangkan menjadi MMPI - A, serta versi singkat yaitu MMPI-3.
Dalam melakukan tes MMPI bertujuan untuk memberikan gambaran tentang dimensi-
dimensi kepribadian seseorang yang penting dalam klinik psikologi secara akurat. Sistem
pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang
pakar, seperti memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan
atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya, seperti sistem pakar untuk mendiagnosa
gangguan jiwa. (Putra, 2016)
Dengan menggunakan metode ini, Hathaway dan McKinley memulai dengan
kumpulan item asli lebih dari 1.000 pernyataan berasal dari berbagai sumber yang berbeda,
termasuk sebelumnya mengembangkan skala sikap pribadi dan sosial, laporan klinis, riwayat
kasus, manual wawancara psikiatri, dan pengalaman klinis pribadi. Dari aslinya 1.000
pernyataan, banyak yang dihilangkan atau dimodifikasi. Hasilnya adalah 504 pernyataan
yang dianggap jelas, mudah dibaca, tidak diduplikasi, dan seimbang antara positif dan kata-
kata negatif. Pernyataan itu sendiri sangat bervariasi dan memang begitu sengaja dirancang
untuk memanfaatkan sebanyak mungkin area dalam kehidupan individu. Langkah selanjutnya
adalah memilih kelompok pasien normal dan psikiatri yang berbeda 504 pertanyaan bisa
diberikan. Orang normal terutama adalah teman dan kerabat pasien di rumah sakit
Universitas Minnesota yang bersedia menyelesaikannya inventaris. Mereka terdiri dari 226
laki-laki dan 315 perempuan, yang diskrining beberapa pertanyaan latar belakang tentang
usia, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, tempat tinggal, dan status medis saat ini.
Individu yang berada di bawah perawatan dokter di waktu skrining dikeluarkan dari
penelitian. Grup ini semakin bertambah dengan memasukkan mata pelajaran normal lainnya,
seperti lulusan sekolah menengah baru, Pekerja Administrasi Kemajuan Kerja, dan pasien
medis di University of Minnesota rumah sakit. Sampel gabungan dari 724 individu ini sangat
mewakili usia, jenis kelamin, dan status perkawinan dari sekelompok individu khas dari
Minnesota populasi, sebagaimana tercermin dalam sensus tahun 1930. Kelompok klinis
terdiri dari pasien yang mewakili kategori psikiatri utama yang dirawat di Universitas rumah
sakit Minnesota. Pasien pasien ini dibagi menjadi subkelompok kurang lebih 50 di setiap
kategori diagnosis. Jika diagnosis pasien dipertanyakan, atau jika seseorang memiliki
diagnosis ganda, dia dikeluarkan dari penelitian. Hasilnya sub kelompok hipokondriasis,
depresi, histeria, penyimpangan psikopat, paranoia, psikastenia, skizofrenia, dan hipomania.

7
Setelah pasien normal dan psikiatri diberikan 504 item skala, Hathaway dan
McKinley kemudian dapat membandingkan tanggapan mereka. Setiap item yang benar
dibedakan antara kedua kelompok ini dimasukkan dalam hasil klinis skala. Misalnya, item
40, "Sering kali kepala saya sepertinya sakit seluruh tubuh," adalah Sejarah dan
Perkembangan 217 menjawab "Benar" oleh 12% sampel hipokondriak dan hanya 4% dari
sampel normal. Dengan demikian dimasukkan dalam skala klinis untuk hipokondriasis.
Perbandingan, kemudian, berada di antara setiap kelompok klinis dan kelompok normal
daripada di antara kelompok klinis yang berbeda itu sendiri. Ini adalah prosedur seleksi yang
digunakan untuk mengembangkan skala klinis tentatif.
Masih ada langkah lain yang dimasukkan dalam konstruksi skala. Fakta bahwa item
itu didukung secara berbeda oleh kelompok 724 Minnesota normals dibandingkan oleh
pasien dari berbagai populasi klinis tidak selalu menunjukkan bahwa itu dapat digunakan
dengan sukses untuk tujuan skrining klinis. Dengan demikian, upaya dilakukan untuk
memvalidasi silang file skala dengan memilih kelompok normal baru dan membandingkan
tanggapan mereka dengan yang berbeda kelompok pasien klinis. Item- item yang masih
memberikan perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok ini dipilih untuk skala
versi terakhir. Itu beralasan, kemudian, bahwa item-item ini dan skala yang menyusun item-
item ini akan valid untuk diferensial diagnosis dalam pengaturan klinis aktual.
Sedangkan prosedur ini menjelaskan bagaimana skala klinis asli dikembangkan, dua
skala tambahan yang menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda juga disertakan. Skala 5
(Maskulinitas- Feminitas) pada awalnya dimaksudkan untuk membedakan laki-laki
homoseksual dari laki-laki dengan orientasi heteroseksual yang lebih eksklusif. Namun,
hanya sedikit item menemukan yang secara efektif dapat melakukan fungsi ini. Skala itu
kemudian diperluas untuk membedakan item yang secara khas didukung ke arah tertentu oleh
mayoritas laki-laki dari mereka yang secara khas didukung ke arah tertentu oleh wanita. Ini
dicapai sebagian dengan dimasukkannya item dari Terman dan Miles I Scale (1936). Skala
tambahan kedua, Introversi Sosial (Si), dikembangkan oleh Drake pada tahun 1946. Ini pada
awalnya dikembangkan dengan menggunakan penguncian kriteria empiris dalam upaya untuk
membedakan mahasiswi yang berpartisipasi secara ekstensif dalam kegiatan sosial dan
ekstrakurikuler dari mereka yang jarang mengikuti. Itu nanti digeneralisasikan untuk
mencerminkan tingkat introversi relatif untuk pria dan wanita. Segera menjadi jelas bagi
konstruktor uji bahwa orang dapat mengubah kesan tersebut mereka mengerjakan ujian
karena berbagai sikap mengerjakan ujian. Hathaway dan McKinley kemudian mulai
mengembangkan beberapa skala yang dapat mendeteksi jenis dan besarnya dari sikap

8
mengambil tes yang berbeda kemungkinan besar akan membatalkan klinis lain timbangan.
Empat skala dikembangkan: Tidak bisa mengatakan (?), Kebohongan (L), Infrequency (F),
dan Koreksi (K). Skala Tidak dapat mengatakan (?) Hanyalah jumlah total yang tidak
terjawab pertanyaan. Jika jumlah ini banyak, jelas akan mengurangi validitas profil
keseluruhan. Skor tinggi pada skala Lie menandakan naif dan upaya yang tidak canggih dari
pihak peserta ujian untuk menciptakan kesan yang terlalu disukai. Item yang dipilih untuk
skala ini adalah yang menunjukkan keengganan untuk mengakuinya bahkan kekurangan
pribadi yang kecil. Skala F terdiri dari item yang didukung oleh kurang dari 10% dari orang
normal. Maka, sejumlah besar item yang dapat dinilai pada skala F mencerminkan bahwa
peserta ujian mendukung sejumlah besar tanggapan yang menyimpang yang tidak biasa.
K, yang mencerminkan tingkat pertahanan psikologis peserta ujian, mungkin adalah
skala validitas yang paling canggih. Item untuk skala ini dipilih dengan membandingkan
tanggapan pasien psikiatri yang diketahui masih menghasilkan MMPI normal (defensif
klinis) dengan orang normal "benar" yang juga menghasilkan MMPI normal. Itu item yang
membedakan antara kedua kelompok ini digunakan untuk skala K. Agak kemudian, jumlah
relatif item yang didukung pada skala K digunakan sebagai "koreksi" faktor. Alasan di balik
ini adalah, jika beberapa timbangan diturunkan karena sikap mengambil ujian defensif,
ukuran tingkat pertahanan dapat ditambahkan ke dalam skala untuk mengimbangi hal ini.
Hasilnya secara teoritis akan menjadi lebih akurat penilaian perilaku klinis orang tersebut.
Skala yang tidak diberi koreksi K. adalah mereka yang skor mentahnya masih menghasilkan
deskripsi akurat tentang orang tersebut sebenarnya tingkah laku. Namun, ada beberapa
pertanyaan tentang efektivitas K koreksi di beberapa pengaturan. Akibatnya, dokter memiliki
pilihan apakah mereka mau menggunakan lembar profil MMPI-2 dengan atau tanpa koreksi
K, dan MMPI-A memiliki menghilangkan penggunaan koreksi K sama sekali.
Sejak penerbitan MMPI asli, skala khusus dan banyak tambahan pendekatan
interpretasi telah dikembangkan. Strategi utama adalah konten penafsiran. Yang paling sering
digunakan adalah sub-skala Harris dan Lingoes, Wiggins Skala Konten, dan beberapa daftar
item penting yang berbeda, yang berpotensi memberikan informasi kualitatif penting tentang
seorang peserta ujian. Selain itu, banyak skala tambahan telah dikembangkan, seperti Skala
Kecemasan, MacAndrew Skala untuk menilai potensi penyalahgunaan zat, dan Skala
Kekuatan Ego untuk memperkirakan sejauh mana seseorang akan mendapat manfaat dari
terapi berorientasi wawasan. Setiap pendekatan ini dapat digunakan sebagai tambahan dalam
menafsirkan klinis tradisional skala dan / atau skala eksperimental untuk menilai atau
meneliti populasi tertentu (lihat Butcher, Graham, Williams, & Ben-Porath, 1990; J.Graham,

9
2000; C. Williams, Jagal, Ben-Porath, & Graham, 1992). Selain inovasi dalam skala dan
interpretasi, MMPI telah digunakan di sejumlah besar pengaturan untuk area yang sangat
beragam. Sebagian besar penelitian difokuskan pada identifikasi gangguan medis dan
kejiwaan serta penggunaan dalam forensik konteks (Deardorff, 2000; Greene, 2000; K.Pope,
Butcher, & Seelen, 2000), dan seterusnya memperluas atau lebih memahami sifat psikometri
MMPI. Lain topik yang sering dibahas termasuk alkoholisme, penuaan, lokus kendali,
interpretasi berbasis komputer, nyeri kronis, dan penilaian kelompok pekerjaan yang berbeda.
MMPI punya telah diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa berbeda dan telah digunakan
dalam cakupan yang luas konteks lintas budaya yang berbeda (lihat Butcher, 1996; Cheung &
Ho, 1997; Greene, 1991; G. Hall, Bansal, & Lopez, 1999; Handel & Ben-Porath, 2000).
Kritik terhadap MMPI asli terutama berpusat pada semakin usang, kesulitan dengan
konstruksi skala asli, ketidakcukupan standarisasi sampel, dan kesulitan dengan banyak item
(Butcher & Pope, 1989; Helmes & Reddon, 1993). Masalah dengan item termasuk kata-kata
seksis, kemungkinan bias rasial, kuno frasa, dan konten yang tidak pantas. Selain itu, norma
asli kurang terwakili minoritas dan tidak tepat dalam membuat perbandingan dengan
pengujian saat ini pengambil. Masalah lebih lanjut terkait dengan makna yang tidak konsisten
yang terkait dengan skor-T transformasi. Kritik ini menyebabkan restandardisasi MMPI yang
ekstensif, yang dimulai pada 1982. Meskipun perlu membuat perubahan besar, komite
restandardisasi ingin menjaga format dasar dan maksud MMPI seutuh mungkin sehingga file
basis penelitian ekstensif yang dikumpulkan selama 50 tahun terakhir akan tetap dapat
diterapkan di versi standar. Hasilnya, enam gol berikut ditetapkan (Butcher & Paus, 1989):
1. Penghapusan barang usang atau tidak menyenangkan.
2. Kelanjutan validitas asli dan skala klinis.
3. Pengembangan sampel normatif yang luas dan representatif.
4. Norma yang paling akurat mencerminkan masalah klinis dan akan menghasilkan
klasifikasi persentil yang seragam.
5. Pengumpulan data klinis baru yang dapat digunakan dalam mengevaluasi item dan
skala
6. Perkembangan skala baru.

Restandardisasi menggunakan formulir penelitian khusus yang terdiri dari 550 asli
item (dimana 82 telah dimodifikasi) dan 154 item tambahan sementara digunakan untuk item
pengembangan skala baru. Meskipun 82 item asli telah diubah urutannya, file sifat psikometri
tampaknya tidak diubah (Ben- Porath & Butcher, 1989). Formulir 704 item yang dihasilkan

10
(Formulir AX) diberikan kepada 1.138 laki-laki dan 1.462 perempuan dari tujuh negara
bagian yang berbeda, beberapa pangkalan militer, dan penduduk asli Amerika reservasi.
Subjek berusia antara 18 dan 90 tahun dan dihubungi oleh permintaan melalui surat langsung,
iklan di media, dan permohonan khusus. Hasilnya sampel restandardisasi sangat mirip
dengan sensus A.S. 1980 di hamper semua bidang dengan pengecualian bahwa mereka
berpendidikan lebih baik daripada secara keseluruhan populasi.
MMPI-2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, & Kaemmer, 1989) berbeda dari tes
yang lebih lama dalam beberapa cara. Skor T yang diperoleh subjek umumnya tidak sesat
seperti versi sebelumnya. Selain itu, skor T dirancang untuk menghasilkan kisaran dan
distribusi yang sama di seluruh skala klinis tradisional (kecuali untuk Skala 5 dan 0). Hasil
praktisnya adalah bahwa skor T 65 atau lebih besar dipertimbangkan berada dalam kisaran
klinis (versus skor batas 70 untuk MMPI). Juga distribusi persentil seragam di seluruh skala
klinis yang berbeda (sedangkan mereka tidak setara untuk MMPI). Buklet tes itu sendiri
berisi 567 item, tetapi urutan telah diubah sehingga skala tradisional (3 validitas dan 10
klinis) dapat berasal dari 370 item pertama. 197 item yang tersisa (371 hingga 567)
memberikan perbedaan tambahan, konten, dan langkah-langkah penelitian. Sejumlah skala
baru dimasukkan bersama dengan ukuran validitas pengujian tambahan yang baru, halus, dan
terpisah maskulinitas dan feminitas, dan 15 skala konten tambahan yang mengukur
kepribadian tertentu faktor (Kecemasan, Masalah kesehatan, Sinisme, dll.). Basis penelitian
yang luas telah terakumulasi terkait dengan area seperti validitas jenis kode MMPI / MMPI-2,
digunakan dengan populasi khusus, kemampuan untuk membedakan gejala yang berlebihan
atau yang tidak dilaporkan, dan perbandingan antara MMPI asli, MMPI-2, dan MMPI- A.
Awalnya, diketahui bahwa MMPI asli menghasilkan elevasi skala yang berbeda untuk
remaja daripada orang dewasa. Ini menghasilkan pengembangan set yang berbeda norma
yang direkomendasikan untuk digunakan dengan populasi remaja (Archer, 1987; Colligan &
Offord, 1989; Klinefelter, Pancoast, Archer, & Pruitt, 1990; Marks, Seeman, & Haller 1974).
Namun, banyak praktisi dan peneliti merasakan hal itu, bahkan dengan penggunaan remaja
norma, masih ada banyak kesulitan. Secara khusus, itu terlalu lama, tingkat membaca terlalu
tinggi, ada kebutuhan akan norma-norma kontemporer, lebih dari itu konten yang diperlukan
untuk menilai masalah khusus yang berkaitan dengan remaja, dan beberapa di antaranya
bahasanya sudah ketinggalan zaman dan / atau tidak pantas (Archer, Maruish, Imhof, &
Piotrowski, 1991). Menanggapi hal tersebut, panitia restandardization untuk MMPI-2
memutuskan pada tahun 1989 untuk mengembangkan MMPI-Adolescent (MMPI-A) yang
pertama kali dibuat tersedia pada tahun 1992 (Butcher et al., 1992). Itu dinormalkan terhadap

11
perwakilan umum kelompok yang terdiri dari 805 laki-laki dan 815 perempuan berusia antara
14 dan 18 tahun. Perbedaan utama antara kelompok normatif dan perbandingan dengan data
sensus AS adalah itu orang tua dari kelompok normatif berpendidikan lebih baik. Meski
memiliki kemiripan dengan pada MMPI dan MMPI-2, ada beberapa perbedaan penting. Lima
puluh delapan item dihapus dari skala standar asli, beberapa kata dari item itu diubah, dan
item baru yang relevan dengan masalah remaja dimasukkan. Hasilnya sudah telah
dimasukkannya empat skala validitas baru (VRIN, TRIN, F1, F2) selain skala validitas
sebelumnya (L, F, K). Ada juga enam skala tambahan (misalnya, Ketidakdewasaan Skala,
Kecemasan, Represi) dan skala konten tambahan yang baru dikembangkan (misalnya, A-dep
/ Adolescent Depression). Untuk melawan klaim bahwa MMPI terlalu panjang, khususnya
Untuk remaja, MMPI-A baru berisi 478 item, sehingga mempersingkat administrasi waktu.
Ini dapat dipersingkat lebih jauh dengan hanya memberikan yang pertama 350 butir, masih
cukup untuk memperoleh validitas dan standar timbangan klinis. Jadi, MMPI-A sangat terkait
dengan MMPI dan MMPI-2 (dan database masing-masing) tetapi juga memiliki sejumlah ciri
khas yang penting.

B. KONSEP PENGKONSTRUKSIAN ALAT UKUR


MMPI asli, yakni MMPI yang dikembangkan oleh Hathaway dan McKinley terdiri
dari 504 pernyataan dan 13 skala (10 skala klinis dan 3 skala validitas). Skala klinis
MMPI terdiri atas skala 1 (Hypochondriasis/Hs), skala 2 (Depression/D), skala 3
(hysteria/Hy), skala 4 (Psychopathic deviant /Pd), skala 5 (Masculinity-femininity/Mf),
skala 6 (Paranoia /Pa), skala 7 (Psychastheni /Pt), skala 8 (Schizophrenia /Sc), skala 9
(Hypomania /Ma) dan skala 0 (Social introversion/Si). Skala 5 (Masculinity-
femininity/Mf) dan skala 0 (Social introversion/Si) merupakan dua skala tambahan.
Sementara itu, skala validitas MMPI asli meliputi lie scale, infrequency scale dan
correction scale. Berikut penjelasan terkait skala validitas MMPI:
a. Lie scale (Skala L) terdiri dari 15 item yang mendeteksi sejauh mana klien
menggambarkan dirinya sendiri dengan cara yang positif dan tidak realistis.
Individu dengan skala L yang tinggi cenderung menggambarkan diri dengan cara
yang perfeksionis dan ideal.
b. Infrequency scale (Skala F), skala yang mengukur sejauh mana seseorang
menjawab dengan jawaban atipikal dan cara menyimpang. Item skala MMPI dan
MMPI-2 F dipilih berdasarkan skala dukungan oleh kurang dari 10% populasi.

12
Jadi, dari definisi statistik, mereka mencerminkan pemikiran nonkonvensional.
c. Correction scale (Skala K), digunakan untuk mendeteksi klien yang
mendeskripsikan diri mereka secara berlebihan.
d. The cannot say scale (Cs) bukan merupakan bagian dari skala formal, melainkan
hanya mewakili jumlah aitem yang tidak terjawab di lembar profil. Informasi
mengenai jumlah item yang tidak terjawab dapat mempengaruhi validitas tes. Jika
30 atau lebih item tidak terjawab, tes kemungkinan besar tidak valid dan
interpretasi harus dilakukan karena item telah ditanggapi. Meskipun, informasi
yang tersedia sedikit untuk membentuk penilaian.

Validitas dan Reabilitas


Studi reliabilitas MMPI menunjukkan bahwa ia memiliki tingkat stabilitas
temporal dan konsistensi internal yang moderat. Penelitian Hunsley, dkk dalam Groth-
Marnat (2003) menemukan bahwa "semua skala MMPI cukup dapat diandalkan, dengan
nilai yang berkisar dari yang rendah 0,71 (Skala Ma) sampai yang tinggi 0,84 (Skala Pt)".
Analisis mereka berasal dari studi yang mencakup berbagai populasi, interval waktu, dan
ukuran sampel gabungan yang melebihi 5.000 sampel.
Fluktuasi skala pada MMPI menjadi sebuah pertanyaan dalam reliabilitas skala
MMPI. Namun, para peneliti MMPI menyatakan bahwa beberapa fluktuasi nilai tes
sudah diperkirakan. Hal ini terutama berlaku untuk populasi psikiatri yang mendapatkan
efek pengobatan atau stabilisasi dalam krisis sementara kemungkinan besar akan
mempengaruhi kinerja pasien. Sebagai contoh, Bergin (Groth-Marnat, 2003)
menunjukkan bahwa Skala 2 (Depresi) sangat mungkin diturunkan setelah pengobatan
berhasil. Demikian pula, Skala 7 (Psikastenia) kemungkinan besar akan berubah sesuai
dengan situasi eksternal seseorang. Dengan demikian, reliabilitas test-retest sebaiknya
harus memperhatikan populasi. Populasi psikiatri memiliki reliabilitas test-retest yang
sedikit lebih baik daripada populasi orang normal. Estimasi reliabilitas median untuk
pasien psikiatri adalah sekitar 0,80 sedangkan untuk orang normal sekitar 0,70.
Reliabilitas split-half juga sedang, sangat luas berkisar dari .05 hingga .96, dengan
korelasi median di .70s (Hunsley et al., 1988)
Reliabilitas yang dilaporkan dalam manual MMPI-2 menunjukkan reliabilitas tes
ulang yang moderat. Berbeda dengan tes MMPI asli, reliabilitas test-retest diperoleh dari
penelitian yang menggunakan interval waktu yang singkat (jangka pendek). dihitung

13
untuk populasi yang sempit interval pengujian ulang jangka pendek. Reliabilitas untuk
laki-laki normal selama interval rata-rata 8,58 hari (Mdn = 57 hari) berkisar dari yang
rendah 0,67 untuk Skala 6 sampai yang tinggi 0,92 untuk Skala 0 (Butcher et al., 1989).
Sampel paralel pada perempuan menghasilkan reliabilitas serupa mulai dari 0,58 (Skala
6) hingga 0,91 (Skala 0). Kesalahan standar pengukuran untuk skala yang berbeda
berkisar antara 2 hingga 3 poib skor mentah (Butcher et al., 1989; Munley, 1991)
Satu kesulitan dalam MMPI/MMPI-2 terletak pada konstruksi skala itu sendiri.
Keterkaitan antar skala cukup tinggi karena adanya tingkat tumpang tindih item yang
luas. Dalam hal ini, item yang sama dapat digunakan secara bersamaan untuk penilaian
beberapa skala yang berbeda dan sebagian besar skala memiliki proporsi item yang relatif
tinggi untuk skala lain. Misalnya, Skala 7 (Psikastenia) dan 8 (Skizofrenia) memiliki
tingkat tumpang tindih yang tinggi dengan korelasi mulai dari 0,64 hingga 0,87
bergantung pada populasi sampel (Butcher et al., 1989; Dahlstrom & Welsh, 1960).
Skala 8, yang memiliki jumlah item tertinggi (78) hanya memiliki 16 item yang unik
(Dahlstrom, Welsh, & Dahlstrom, 1972). Demikian pula, Skala F (Infrequency) sangat
berkorelasi dengan skala 7 (Pt), skala 8 (Sc), dan skala konten Bizarre Mentation.
Implikasi praktisnya adalah bahwa interpreter harus sangat berhati-hati dalam
menyimpulkan profil "fake bad" jika profil F dinaikkan bersama dengan 7 (Pt), 8 (Sc),
dan Bizarre Mentation. Beberapa studi analisis faktor telah dilakukan tapi belum
menemukan jumlah dan jenis faktor yang konsisten. Jumlah faktor berkisar antara 2, 9
hingga 21 (JH Johnson, Null, Butcher, & Johnson, 1984). Ini menunjukkan bahwa faktor
faktor ini tidak terlalu terdiferensiasi.
Beberapa skala yang berbeda memiliki korelasi yang sangat tinggi karena
pemilihan awal item untuk dimasukkan dalam setiap skala didasarkan pada perbandingan
kelompok normal dengan kelompok klinis yang berbeda. Selanjutnya, item dipilih
berdasarkan diferensiasi normalnya dari berbagai populasi psikiatri, bukan pada
diferensiasi satu populasi psikiatri dari yang lain. Meskipun kelompok psikiatri bervariasi
dari kelompok norma pada beberapa ciri, cara konstruksi skala ini tidak mengembangkan
pengukuran yang akurat pada ciri-ciri yang berbeda tersebut. Sebaliknya, skala diisi
dengan banyak item heterogen, mengukur berbagai aspek atribut, dan atribut seringkali
tidak didefinisikan dengan baik. Pendekatan ini juga menyebabkan banyak item
disamakan dengan skala lain. Sebaliknya, pendekatan di mana kelompok psikiatri tertentu
telah dibandingkan satu sama lain akan lebih mungkin menghasilkan skala dengan item

14
yang lebih sedikit tumpang tindih dan dengan kemampuan untuk mengukur sifat yang
lebih unidimensi.
Pertahanan parsial dari item yang tumpang tindih adalah bahwa untuk variabel
multidimensi yang kompleks seperti sindrom patologis, hubungan penting diharapkan
dengan konstruksi serupa lainnya. Jika konstruksi lain ini diukur pada tes yang sama,
selanjutnya diharapkan akan ada skala yang tumpang tindih pada sindrom yang terkait
secara teoritis dan klinis (Dahlstrom et al., 1972). Misalnya, depresi adalah ciri umum di
antara beberapa kategori psikopatologi. Dengan demikian, secara teoritis terkait dengan
kondisi seperti hipokondriasis, skizofrenia, dan kecemasan. Hal ini pada gilirannya akan
menghasilkan interkorelasi yang diharapkan antar skala, dan akan menghasilkan skala
yang, meski saling terkait, masih memiliki arti yang halus dan berbeda secara klinis
(Broughton, 1984). Dengan demikian, multidimensi skala yang digabungkan dengan
itemnya tumpang tindih tidak akan menjadi kelemahan MMPI/MMPI-2 /MMPI-A, tetapi
akan diharapkan, mengingat sifat konstruksi. Penafsiran yang akurat, bagaimanapun,
perlu memasukkan kesadaran akan perbedaan halus dan persamaan antar skala.
Masalah yang terkait dengan multidimensi skala MMPI/MMPI-2/MMPI-A adalah
mengenai elevasi skala. Elevasi skala sering kali terjadi dengan berbagai alasan.
Misalnya, peningkatan pada skala 4 (psychopathic deviate) mungkin diakibatkan oleh
perselisihan keluarga, hubungan teman sebaya yang buruk, keterasingan dari diri sendiri
dan masyarakat, dan/atau tindakan yang terkait dengan kesulitan hukum. Ini berarti
bahwa seseorang yang menafsirkan Skala 4 (psychopathic deviate) berpotensi
menyimpulkan tindakan antisosial ketika perselisihan keluarga adalah alasan utama
peningkatan skala. Untuk meningkatkan kemungkinan interpretasi yang akurat, praktisi
perlu mengevaluasi dengan cermat arti dari elevasi skala. Ini mungkin termasuk melihat
konten item yang dipilih (item kritis), menilai subskala Harris-Lingoes,
mempertimbangkan arti dari konten atau skala tambahan, mengacu pada penelitian
MMPI yang diterbitkan serta mengintegrasikan hasil dari riwayat klien dan observasi
perilaku yang relevan. Membedakan dimensi skala mana yang paling relevan dapat
menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi.

Kesulitan lebih lanjut terkait dengan konstruksi skala adalah ketidakseimbangan


jumlah item benar dan salah. Dalam skala Lie (L), semua item dinilai jika dijawab
"Salah"; pada skala Correction (K), 29 dari 30 item diberi skor jika menjawab "Salah";
dan Skala 7, 8, dan 9 memiliki rasio sekitar 3 banding 1 benar dibandingkan dengan item

15
salah. Bahaya dari ketidakseimbangan ini adalah bahwa orang-orang yang memiliki gaya
respons setuju (mengatakan “ya") atau tidak setuju (mengatakan “tidak") dapat menjawab
sesuai dengan gaya respons mereka daripada konten item. Pendekatan yang lebih baik
secara teoritis untuk konstruksi item akan memasukkan keseimbangan yang merata antara
jumlah jawaban benar dan salah. Beberapa penulis (A. Edwards, 1957, 1964; D. Jackson
et al., 1997) bahkan telah menyarankan bahwa hasil tes tidak mencerminkan ciri-ciri
psikologis sebanyak sikap mengambil tes umum. Dengan demikian, kontroversi telah
muncul atas "varian konten," di mana peserta ujian merespons konten item dengan cara
yang akan mencerminkan ciri-ciri psikologis daripada "variasi gaya respons," di mana
tanggapan lebih mencerminkan kecenderungan peserta ujian untuk merespons ke arah
bias tertentu. Dalam tinjauan literatur, Koss (1979) menyimpulkan bahwa, meskipun set
tanggapan dapat dan memang ada, kecenderungan peserta ujian untuk menanggapi secara
akurat konten item jauh lebih kuat. Komite restandardisasi MMPI-2 juga telah
mengembangkan skala Variable Response Inconsistency (VRIN) dan True Response
Inconsistency (TRIN) untuk membantu mendeteksi profil tidak valid yang disebabkan
oleh respons yang tidak konsisten atau kontradiktif. Skala ini telah dirancang secara
khusus untuk mendeteksi persetujuan respons atau ketidaksesuaian respons dan dengan
demikian harus membantu melawan potensi komplikasi yang dihasilkan dari penguncian
yang tidak seimbang.

Kesulitan yang terkait dengan keandalan dan konstruksi skala telah menyebabkan
tantangan pada validitas MMPI. Rodgers (1972) bahkan menyebut MMPI sebagai
"psychometric nightmare". Namun, meskipun sifat psikometri yang ketat menimbulkan
kesulitan, hal ini telah dikompensasi oleh studi validitas yang ekstensif. Lebih khusus
lagi, arti dari tipe kode profil dua dan tiga poin telah diteliti secara ekstensif, seperti
halnya kontribusi yang dapat diberikan MMPI untuk menilai dan memprediksi area
masalah tertentu. Dahlstrom dkk. (1975), dalam Volume 2 dari buku pegangan MMPI
mereka yang telah direvisi, mengutip 6.000 studi yang menyelidiki pola profil. Jumlah ini
terus meningkat (lihat, misalnya, Butcher 2000; DuAlba & Scott, 1993; Gallucci, 1994;
J.Graham, Ben-Porath, & McNulty, 1999; McNulty, Ben-Porath, & Graham, 1998), dan
sebelumnya. Penelitian memberikan bukti ekstensif dari validitas konstruk MMPI.
Misalnya, ketinggian pada Skala 4 (psychopathic deviate/Pd) dan 9 (hypomania/Ma)
telah dikaitkan dengan ukuran impulsif, agresi, penyalahgunaan zat, dan pencarian
sensasi di antara remaja rawat inap (Gallucci, 1994). Selain itu, tingkat perbaikan

16
individu dari psikoterapi diperkirakan berdasarkan peningkatan skala konten kecemasan
(aniety/ANX) dan Depresi (DEP; Chisholm, Crowther, & Ben-Porath, 1997). Akhirnya,
skor tinggi pada Skala 0 (Si) telah dikaitkan dengan orang-orang yang memiliki harga diri
rendah, kecemasan sosial, dan kemampuan bersosialisasi yang rendah (Sieber & Meyers,
1992). Dokter dapat berkonsultasi dengan penelitian tentang jenis kode untuk
mendapatkan deskripsi kepribadian tertentu dan mempelajari masalah potensial yang
mungkin rentan terhadap klien. Keluasan dan kekuatan studi validitas ini biasanya
dianggap sebagai aset utama MMPI dan merupakan alasan penting untuk popularitasnya
yang berkelanjutan.
Selain mempelajari korelasi jenis kode, pendekatan lain untuk menetapkan
validitas adalah menilai akurasi kesimpulan berdasarkan MMPI. Studi awal oleh Kostlan,
dkk dalam Groth-Marnat (2003) menunjukkan bahwa MMPI relatif lebih akurat daripada
instrumen penilaian standar lainnya, terutama ketika MMPI digabungkan dengan data
riwayat kasus sosial. Validitas ini telah didukung dalam tinjauan selanjutnya oleh Garb
(Groyh-Marnat, 2003) mengenai akurasi diagnosis ahli saraf yang meningkat ketika
mereka menambahkan MMPI pada data pasien mereka. Garb menyimpulkan bahwa
MMPI lebih akurat daripada sejarah sosial saja, lebih unggul dari proyektif, dan bahwa
validitas tambahan tertinggi diperoleh ketika MMPI digabungkan dengan sejarah sosial.
Selain itu, validitas tambahan dari skala konten MMPI-2 telah ditemukan di mana
keduanya memperluas dan meningkatkan standar validitas skala klinis (Barthlow,
Graham, Ben-Porath, & McNulty, 1999; Ben Porath, McCully, & Almagor, 1993)

C. ADMINISTRASI MMPI
MMPI / MMPI-2 dapat diberikan kepada orang-orang yang berusia 16 tahun atau lebih.
Sebagaimana dicatat, MMPI / MMPI-2 dapat diberikan kepada orang-orang yang berusia
antara 16 dan 18 tahun, tetapi norma untuk remaja perlu digunakan. Namun, pilihan yang
disukai untuk individu berusia antara 14 dan 18 tahun adalah meminta mereka mengambil
MMPI-A. Seringkali berguna untuk menambah instruksi standar pada buklet MMPI-2 dan
MMPI-A. Secara khusus, penguji harus menjelaskan kepada klien alasan pengujian dan
bagaimana hasil akan digunakan. Mungkin juga ditunjukkan bahwa tes tersebut dirancang
untuk menentukan apakah seseorang telah menampilkan dirinya sendiri dengan cara yang
positif secara tidak realistis atau dengan cara yang sangat terganggu. Jadi, strategi terbaik
adalah jujur dan sejelas mungkin. Akhirnya, mungkin dapat diklarifikasi bahwa beberapa,

17
atau bahkan banyak, pertanyaan mungkin tampak agak tidak biasa.Mereka telah
dikembangkan untuk menilai individu dengan berbagai macam gaya kepribadian dan
presentasi masalah. Jika tidak berlaku bagi orang yang mengikuti tes, ini harus ditunjukkan
dengan jawaban benar atau salah. Memasukkan informasi tambahan ini kemungkinan besar
akan mengurangi kecemasan, respons yang lebih akurat, dan hubungan yang lebih baik.
Waktu penyelesaian untuk semua orang yang mengikuti tes harus dicatat. Prosedur
Penafsiran 231 MMPI-2 dan MMPI-A hanya memiliki satu bentuk buklet, meskipun ini
tersedia dalam hardcover atau softcover. Penyelesaian 370 item pertama pada MMPI-2 dan
350 item pertama pada MMPI-A memungkinkan penilaian validitas dasar dan skala klinis
standar. 197 item MMPI-2 dan 128 MMPIA terakhir digunakan untuk menilai skala
tambahan dan isi yang berbeda. Administrasi komputer online tersedia melalui Sistem
Komputer Nasional. Untuk orang-orang yang memiliki kesulitan khusus, formulir individu
(Kotak) dan formulir rekaman telah dikembangkan. Bentuk Kotak paling sesuai untuk orang
yang kesulitan berkonsentrasi dan / atau membaca. Setiap item disajikan pada sebuah kartu,
yang diminta untuk ditempatkan oleh orang tersebut ke dalam salah satu dari tiga bagian
berbeda untuk menunjukkan tanggapan "benar", "salah", atau "tidak dapat mengatakan".
Bentuk taperecorded digunakan untuk orang yang mengalami kesulitan membaca karena
faktor seperti buta huruf, kebutaan, atau afasia. Panjangnya MMPI yang terkadang
menghambat telah mendorong pengembangan berbagai bentuk pendek. Namun, tidak ada
yang cukup dapat diandalkan atau valid untuk dianggap sebagai pengganti administrasi
lengkap (Butcher & Hostetler, 1990; Butcher & Williams, 1992; J. Graham, 2000). Satu-
satunya bentuk singkatan yang dapat diterima adalah untuk mengelola semua item yang
diperlukan untuk penilaian hanya validitas dasar dan skala klinis standar (misalnya, 370 item
MMPI-2 pertama atau 350 item MMPI-A pertama). Beberapa dokter mengizinkan klien
untuk mengambil MMPI dalam kondisi tanpa pengawasan (seperti di rumah).

Butcher dan Pope (1989) menekankan bahwa hal ini tidak direkomendasikan, karena
alasan berikut:
• Kondisinya terlalu berbeda dari yang digunakan untuk sampel normatif dan setiap
perubahan signifikan dalam proses dapat mengubah hasil.
• Klien mungkin berkonsultasi dengan orang lain untuk menentukan jawaban mana yang
harus dibuat.
• Dokter tidak dapat menyadari kemungkinan kondisi yang dapat membahayakan reliabilitas
dan validitas.

18
• Tidak ada jaminan bahwa klien benar-benar akan menyelesaikan sendiri protokolnya.
Dengan demikian, setiap administrasi harus mengikuti dengan cermat prosedur administrasi
yang digunakan untuk sampel normatif. Ini berarti memberikan petunjuk yang jelas dan
konsisten, memastikan bahwa arah dipahami, memberikan pengawasan yang memadai, dan
memastikan pengaturan akan meningkatkan konsentrasi dengan membatasi kebisingan dan
potensi gangguan.

D. NORMA MMPI
Diskusi sebelumnya tentang keandalan dan validitas menyoroti beberapa masalah
yang terkait dengan MMPI-2. Ini termasuk tingkat keandalan yang moderat, panjang yang
luas, dan masalah yang terkait dengan pembangunan skala, seperti item tumpang tindih,
hubungan timbal balik yang tinggi di antara skala, dan variabel multidimensi dan agak tidak
jelas. Beberapa kritik yang lebih tua dari MMPI asli yang berkaitan dengan norma-norma
usang, barang-barang ofensif, dan barangbarang dengan kata-kata buruk telah sebagian besar
diperbaiki dengan penerbitan MMPI-2 dan MMPI-A. MMPI-2 juga memiliki sejumlah
kekuatan bersama dengan kelemahan lainnya. Mayoritas kritik ini juga dibahas dalam
pengembangan MMPI-2-RF, meskipun batasan utama dari MMPI-2- RF adalah bahwa
sejarah penelitian yang sangat luas tentang MMPI dan MMPI-2 tidak berlaku untuk tes baru.
Dengan demikian, sejarah yang kaya dari pekerjaan empiris yang menarik, termasuk banyak
tentang utilitas klinis MMPI dan MMPI-2, tidak berlaku untuk ukuran baru.
Meskipun ada kesamaan besar antara MMPI dan MMPI-2, masalah telah diangkat
tentang komparabilitas antara kedua versi, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa baik
penelitian MMPI berlaku untuk MMPI-2. Mempertahankan perbandingan mereka adalah
banyak kesamaan dalam format, deskripsi skala, dan item. Secara khusus, Ben-Porath dan
Butcher (1989) menemukan bahwa 93 efek penulisan ulang 82 item MMPI untuk
dimasukkan dalam MMPI-2 adalah minimal. Item yang ditulis ulang tidak berpengaruh pada
skala validitas, klinis, atau khusus ketika perbandingan dibuat antara administrasi versi asli
dan yang distandardisasi menggunakan mahasiswa. Temuan ini memberikan beberapa
dukungan untuk Butcher dan Pope's (1989) pendapat bahwa MMPI-2 validitas dan skala
klinis mengukur "persis apa yang selalu diukur" (hal. 11). Studi lebih lanjut secara umum
telah menemukan bahwa ada beberapa perbedaan berdasarkan perbandingan skala individu
(Ben-Porath & Butcher, 1989; Chojnacki & Walsh, 1992; Harrell, Honaker, & Parnell, 1992;
L.Ward, 1991). Demikian pula, jumlah skala tinggi antara dua bentuk tampaknya tidak

19
berbeda secara signifikan, dan ada 75% kesepakatan mengenai apakah profil subjek dianggap
dalam batas normal (Ben-Porath & Butcher, 1989).
Aspek rumit dari MMPI-2 dan MMPI-2-RF adalah bahwa interpretasi sering perlu
memperhitungkan banyak variabel demografis (mis., Schinka, LaLone, & Greene, 1998).
Telah ditunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, kecerdasan, pendidikan,
dan status sosial ekonomi semuanya terkait dengan skala MMPI. Seringkali peningkatan
relatif yang sama dari profil dapat memiliki makna yang sangat berbeda ketika koreksi
dilakukan untuk variabel demografis, terutama pada MMPI-2. Beberapa yang lebih penting
dan diteliti dengan baik dibahas nanti dalam bab ini (lihat bagian berjudul “Gunakan dengan
Kelompok Beragam”).
Keuntungan dan kehati-hatian untuk menggunakan MMPI-2 dan MMPI-A
menunjukkan bahwa diperlukan tingkat kecanggihan psikologis yang tinggi oleh dokter, yang
juga benar tetapi kurang penting untuk MMPI-2-RF. Baik aset maupun batasannya perlu
dipahami dan diperhitungkan. Batasan untuk MMPI asli banyak dan mencakup keandalan
yang cukup memadai, heterogenitas skala klinis, item ofensif, kegunaan terbatas untuk
populasi normal, label menyesatkan untuk skala, dan panjang yang berlebihan. Namun,
keterbatasan MMPI-2 diimbangi oleh sejumlah aset yang signifikan. Misalnya, panjang yang
berlebihan dapat diatasi dengan hanya mengelola 370 item pertama (atau 350 item pertama
untuk MMPI-A). Kekuatan penting tambahan adalah penelitian ekstensif yang berkaitan
dengan makna dari skala yang berbeda dan hubungan antara skala. Strategi ekstensif juga
tersedia untuk membantu memperbaiki dan memperluas arti peningkatan skala dengan
menggunakan skala alternatif (konten, Harris Lingoes, tambahan). Aset lebih lanjut adalah
keakraban MMPI-2 di lapangan, pengembangan norma subkelompok, dan penelitian
ekstensif di bidang masalah tertentu. MMPI-2-RF terus mendapatkan popularitas di lapangan
berdasarkan sifat psikometrik yang kuat dan utilitas klinis. Yang paling penting adalah bahwa
MMPI telah berulang kali terbukti memiliki nilai praktis bagi dokter, terutama karena
variabel yang diukur oleh timbangan 94 adalah bidang informasi klinis yang bermakna dan
bahkan penting. Lebih dari 10.000 studi tentang atau menggunakannya, dikombinasikan
dengan penggunaan klinisnya yang luas, memberikan banyak bukti popularitasnya.

E. KRITIK TERHADAP MMPI


Judul Jurnal: A Perspective on Developments in Assessing Psychopathology: A Critical
Review of the MMPI and MMPI-2

20
Penulis: Edward Helmes and John R. Reddon

Major Theoretical Problems


Penggunaan teori sebagai panduan dalam menulis dan mengembangkan aitem dapat
memberi keuntungan dalam efisiensi validitas diskriminan dan konvergen. Pendekatan
empiris dapat dibenarkan jika teori tidak berkembang atau tidak memuaskan, seperti yang
terjadi saat pengembangan MMPI. Dengan penolakan dari peran teori dalam merumuskan
aitem, tampaknya MMPI bertumpu pada landasan empiris. Meskipun peran teori ditolak
dalam pengembangan MMPI, teori implisit dapat mengisi kekosongan. Teori implisit tersebut
yang mendasari kategori diagnostik yang mengarah pada pemilihan aitem MMPI. Banyak
konsep yang digunakan pada saat itu tidak lagi digunakan dalam teori psikopatologi modern.
Namun, perkembangan teori untuk berbagai gangguan telah berkembang, dan beberapa dari
kemajuan ini telah dimasukkan ke dalam revisi MMPI.

Heterogeneous Content Within Scales


Penggunaan beberapa kelompok kriteria dengan kumpulan item umum yang sama
menyebabkan heterogenitas konten dalam skala. Ini merupakan area masalah utama baik
secara teoritis maupun praktis (Koss, 1979; Norman, 1972). Horn dkk. (1973) menyimpulkan
bahwa Skala 3, 4, 5, 9, dan 0 tidak memiliki atribut yang sama antara komponen benar dan
salah. Dengan demikian, skala dapat dinaikkan karena hanya satu komponen dari beberapa
yang membentuk skala, dan komponen itu mungkin tidak terkait dengan skala untuk orang
atau kelompok tertentu. Efek ini menjadi sangat jelas ketika MMPI diterapkan dalam konteks
kesehatan di luar bidang psikiatri. Misalnya, pasien dengan nyeri kronis, cedera kepala
tertutup, penyakit serebrovaskular, atau multiple sclerosis mungkin memiliki elevasi pada
Skala 1 dan 3 bukan karena kecenderungan ke arah hipokondriasis dan histeria, tetapi karena
adanya gejala fisik yang nyata. Demikian pula, Skala 4 dapat meningkat dengan skor T tepat
di bawah 70 (tanpa koreksi K) karena perselisihan keluarga atau hubungan teman sebaya
yang buruk, tanpa implikasi klinis lainnya. Klinisi yang ingin memahami sepenuhnya hasil
MMPI harus menggunakan cara yang memakan waktu seperti memeriksa item mana yang
didukung dalam arah kunci, mencetak skala tambahan, melihat daftar item kritis, mengacu
pada pengalaman pribadi mereka dan pada kumpulan pengetahuan yang dipublikasikan di
MMPI, dan menggunakan sub-skala Harris-Lingoes yang diturunkan secara intuitif sebelum

21
menafsirkan skalanya. Bagi sebagian orang, proses ini mungkin tidak perlu rumit, tetapi
penting jika kemungkinan interpretasi yang salah ingin diminimalkan.

Major Structural Problems


Overlap (Redundancy) Among the Scales
Masalah redundansi muncul ketika metode pemilihan aitem empirical-contrasted-
groups digunakan. Overlap memperumit interpretasi profil tes dengan mengharuskan
interpreter memperhitungkan korelasi palsu antara beberapa skala, sebagai tambahan untuk
korelasi empiris manapun pada skala.

Outdated and Inadequate Norms


Kelompok perbandingan MMPI untuk pemilihan aitem juga merupakan anggota
kelompok normatif. Sebagai konsekuensinya, norma-norma MMPI menuai perdebatan.
Dalam review terbaru dikatakan, bahwa penelitian terdahulu pun menunjukkan bias dalam
norma MMPI.

Response Styles and Social Desirability


Isu tentang gaya respons dalam penilaian kepribadian, khususnya yang berkaitan
dengan social desirability, tidak pernah benar-benar terselesaikan sejak pertengahan 1960-an.
Beberapa penelitian (misalnya, T. B. Rogers, 1971) menunjukkan bahwa banyak aspek dari
struktur faktor MMPI dapat direkonstruksi dari social desirability dan tindakan persetujuan.

Minor Problems
Unbalanced Keying Within Scales
Tak satupun dari skala MMPI atau MMPI-2 yang memiliki balanced keying, yaitu
jumlah yang sama dari item dengan kunci benar dan salah. Alasan utama untuk memiliki
kunci yang seimbang adalah untuk mengontrol gaya respon setuju (Jackson, 1970).

Unbalanced Scale Lengths


Dalam MMPI asli, skala klinis panjangnya berkisar dari 33 menjadi 78 item. Dengan
sedikit perubahan pada skala yang telah direvisi, panjang skala tetap tidak seimbang. Masalah
ketika skala dalam tes tidak sama panjang muncul ketika seseorang mencoba untuk
menafsirkan profil dan untuk menentukan apakah skala berbeda secara signifikan.

22
Obsolete and Cumbersome Language
Banyak responden MMPI dalam beberapa tahun terakhir harus bertanya kepada
penguji arti-arti dari istilah “drop the handkerchief” dan kalimat-kalimat membingungkan
yang lainnya. MMPI-2 telah merevisi beberapa aitem yang ambigu dan tidak relevan dengan
total 90 aitem asli MMPI tidak lagi muncul pada MMPI-2.

23
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, A. F., Bolinskey, P. K., Levak, R. W & Nichols, D. S, (2015), Psychological


Assessment with the MMPI-2/MMPI-2-RF. New York: Routledge.
Groth-Marnat, Gary. (2003). Handbook of Psychological Assessment (4ed). New Jersey :
John Wiley & Sons, Inc
Helmes, E., & Reddon, J. R. (1993). A Perspective on Developments in Assessing
Psychopathology: A Critical Review of the MMPI and MMPI-2. Psychological
Bulletin, 113(3), 453–471. https://doi.org/10.1037/0033-2909.113.3.453

24

Anda mungkin juga menyukai