Anda di halaman 1dari 54

PETUNJUK PRAKTIKUM

TES INTELEGENSI
PRAKTEK ASESMEN KOGNITIF
KODE MATA KULIAH : MJU.IPSI DIAG 04

Disusun oleh :
Panca Kursistin Handayani, S.Psi., M.A, Psikolog
Anggraeni Swastika Sari, S.Psi., M.Psi, Psikolog
Lilla Noervita Andiyani, S.Psi., M.Psi, Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021

i
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
PETUNJUK PRAKTIKUM
TES INTELEGENSI
No. Dokumen: 01000 13000

Status Dokumen : √ Master Salinan No.


Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Jumlah Halaman : Halaman

Dibuat oleh : Disetujui oleh :

Nama 1. Panca K.H, M.A., Psi. Nama Ria Wiyatfi Linsiya, S.Psi.,
2. Anggraeni S.S, M.Psi., Psi M.Si., M.Psi
3. Lilla N. A, M.Psi., Psi
Jabatan Tim Penyusun Jabatan Ketua Program Studi Psikologi
Tanggal Oktober Tanggal

Ditetapkan oleh :

Nama Dr. Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si


Jabatan Dekan Fakultas Psikologi
Tanggal

ii
PETUNJUK PRAKTIKUM
TES INTELEGENSI
PRAKTEK ASESMEN KOGNITIF
No. Dokumen : 01000 13000
No Revisi: 00 Tanggal Terbit : Halaman :

DAFTAR REVISI
No. Rev Tanggal Halaman Tertulis Revisi

iii
LEMBAR VALIDASI
PETUNJUK PRAKTIKUM TES INTELEGENSI
PRAKTEK ASESMEN KOGNITIF
No. Dokumen: 01000 13000

Validasi Penanggung Jawab Tanggal


Nama Jabatan Tanda
Tangan
Penyusun 1. Panca Kursistin Dosen
Handayani, S.Psi.,
M.A, Psikolog
2. Anggraeni Swastika
Sari, S.Psi, M.Psi,
Psikolog
3. Lilla Noervita
Andiyani, S.Psi.,
M.Psi, Psikolog
Pemeriksa 1 Istiqomah, S.Psi., KDK 14 Juli
M.Si., Psikolog Psikologi 2021
Terapan
Persetujuan

Pemeriksa 2

Penetapan

iv
HALAMAN JUDUL

PETUNJUK PRAKTIKUM

TES INTELEGENSI

TIM PENYUSUN:

Panca Kursistin Handayani, S.Psi., M.A, Psikolog


Anggraeni Swastika Sari, S.Psi., M.Psi, Psikolog
Lilla Noervita Andiyani, S.Psi., M.Psi, Psikolog

Cetakan 1, 2021

Diterbitkan Oleh:

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Jember

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................... i


Halaman Pengesahan .......................................... ii
Halaman Validasi ................................................ iii
Daftar Isi ............................................................. iv
Daftar Tabel ........................................................ v
Daftar Gambar .................................................... vi
Daftar Lampiran .................................................. vii
Prakata ................................................................ viii
Deskripsi Mata Kuliah ........................................ ix
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah .................... x
Petunjuk Penggunaan ........................................... xi
Analisis Pembelajaran ......................................... xii
BAB 1. TES WAIS
A. Kompetensi Akhir yang Direncanakan .......... 1
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................. 1
C. Deskripsi Singkat ........................................... 1
D. Relevansi ....................................................... 2
E. Uraian ............................................................ 2
1.1. Konsep Dasar ........................................ 3
1.2. Persiapan Praktikum ............................. 8
1.3. Pelaksanaan Praktikum ......................... 9
1.4. Analisis Hasil Praktikum ...................... 11
1.5. Pelaporan Praktikum ............................. 12
F. Referensi ....................................................... 12
BAB 2. TES BINET
A. Kompetensi Akhir yang Direncanakan .......... 14
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................. 14
C. Deskripsi Singkat .......................................... 15

vi
D. Relevansi ....................................................... 16
E. Uraian ............................................................ 17
2.1. Konsep Dasar ........................................ 17
2.2. Persiapan Praktikum ............................. 18
2.3. Pelaksanaan Praktikum ......................... 19
2.4. Analisis Hasil Praktikum ...................... 19
2.5. Pelaporan Praktikum ............................. 20
F. Referensi ....................................................... 21

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Binetgram ....................................

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

x
PRAKATA

Segala puji hanya milik Allah SWT. Kami, Tim


Dosen pengampu Mata Kuliah Praktek Asesmen
Kognitif sangat bersyukur dapat menyelesaikan
buku Petunjuk Praktikum Tes Intelegensi. Seiring
dengan perubahan kurikulum di Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah, kami melakukan
beberapa penyesuaian, terutama pada penyampaian
materi praktikum.

Buku Petunjuk Praktikum Tes Intelegensi


disusun untuk membantu dosen dan mahasiswa
dalam pelaksanaan praktikum tes intelegensi yang
mencakup: tes WAIS dan tes BINET. Sebagai
bagian yang tidak dapat dilepaskan dari Rancangan
Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Praktik
Asesmen Kognitif, maka penyusunan buku
petunjuk ini juga mendasarkan diri pada capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPS
tersebut.

Sebagai suatu upaya awal, tentulah


Petunjuk Praktikum Tes Intelegensi ini memiliki
banyak keterbatasan. Untuk itu, masukan dan saran
terutama dari Kelompok Dosen Keahlian Mata
Kuliah Terapan, kiranya sangat bermanfaat untuk

xi
penyempurnaan petunjuk praktikum ini. Demikian
juga kami berharap saran dari para rekan sejawat
dan mahasiswa, agar buku Petunjuk Praktikum Tes
Intelegensi menjadi lebih komunikatif dan mudah
diterapkan.

Akhir kata, semoga buku Petunjuk


Praktikum Tes Intelegensi dapat memberikan
kemanfaatan dalam proses pembelajaran Mata
Kuliah Praktek Asesmen Kognitif.

Jember, 19 September 2021,

Tim Penyusun

xii
DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah praktek asesmen kognitif adalah bagian


ilmu psikologi yang mempelajari tentang proses
mengidentifikasi karakteristik psikologis seseorang
dengan menggunakan cara-cara yang khusus, dalam
hal ini ditekankan pada pengenalan alat tes
inteligensi, bakat-minat dan kesiapan sekolah terkait
administrasi serta skoringnya

xiii
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Mahasiswa mampu melakukan asesmen kognitif


(intelegensi, bakat, minat & kesiapan sekolah) mulai
dari administrasi dan skoring terhadap data asesmen
secara mandiri dan kelompok sesuai dengan standar
kode etik psikologi.

xiv
PETUNJUK PENGGUNAAN

Berikut adalah petunjuk yang harus diikuti oleh


mahasiswa saat melaksanakan praktikum.
A. PERFORMANCE
1. Perempuan
a. Memakai rok atau celana longgar
bukan jins dan berwarna gelap
b. Atasan berkerah dan tidak berbahan
kaos
c. Alas kaki atau sepatu vantoufel
berwarna gelap
d. Bagi yang berkerudung diharapkan
menggunakan kerudung segi empat,
warna polos
e. Bagi yang tidak memakai kerudung
diharapkan rambut diikat rapi dan
tidak diwarna
f. Bagi yang tidak berkrudung dan
menggunakan rok, ukuran rok harus
di bawah lutut
g. Wajib menggunakan jas lab

xv
h. Tidak menggunakan asesoris
berlebihan
2. Laki-laki
a. Memakai celana longgar bukan jins
dan berwarna gelap
b. Atasan berkerah dan tidak berbahan
kaos
c. Alas kaki sepatu vantoufel berwarna
gelap
d. Rambut tidak boleh panjang dan
diharapkan di sisir rapi
e. Wajib menggunakan jas lab
f. Tidak menggunakan asesoris
berlebihan
B. KEDISIPLINAN
1. Untuk pelaksanaan Bimbingan dan
Roleplay
a. Peserta datang tepat waktu, dengan
pemberian waktu toleransi selama 15
menit
b. Peserta tidak diperkenankan
makanan dan minuman selama

xvi
melaksanakan kegiatan bimbingan
maupun roleplay
c. Peserta wajib menjaga kerahasiaan
alat tes dan situasi pada saat
bimbingan dan roleplay
d. Peserta yang tidak mengikuti
bimbingan/roleplay sesuai jadwal
harus disertai surat keterangan sakit
dari dokter atau surat tugas dari
instansi.
2. Untuk Pelaksanaan Praktikum
a. Peserta praktikum wajib hadir paling
lambat 10 menit sebelum kegiatan
praktikum di mulai
b. Selama praktikum berlangsung,
peserta tidak diperkenankan
meninggalkan ruang praktikum
c. Selama praktikum berlangsung,
peserta tidak diperkenankan
menggunakan alat komunikasi
apapun
d. Bagi peserta praktikum yang tidak
diperkenankan mengganggu situasi

xvii
jalannya praktikum, seperti
mengobrol, makan dan minum, serta
mengganggu peserta lain
e. Penyerahan laporan praktikum
dilaksanakan 3 (tiga) hari setelah
praktikum dilaksanakan.
C. PRASYARAT PRAKTIKUM
Untuk bisa mengikuti praktikum
Psikodiagnostik, peserta harus memenuhi
prasyarat praktikum sebagai berikut :
a. Absensi peserta minimal 75 % dari
keseluruhan jadwal perkuliahan di kelas
b. Peserta wajib mengikuti Belajar
Mandiri di luar jadwal perkuliahan di
kelas, minimal 2 (dua) kali bimbingan
Asistensi dengan dosen:
c. Peserta wajib mengikuti seluruh
rangkaian Bimbingan dan Roleplay
sesuai jadwal yang telah ditentukan
d. Dosen pengampu wajib mensupervisi
kegiatan Roleplay dan praktikum

xviii
D. TANGGUNG JAWAB
1. Untuk Pelaksanaan Bimbingan
Assistensi dengan asisten dosen akan
dilakukan oleh seluruh anggota
kelompok melalui Google meet
2. Untuk Pelaksanaan Roleplay
a. Dilakukan secara virtual
b. Wajib dihadiri oleh seluruh
kelompok dengan mematuhi SOP
Praktikum
3. Untuk Pelaksanaan Praktikum
a. Praktikum dilaksanakan tanggal 12-
13 Nopember 2021
b. Praktikum dilakukan secara virtual
melalui zoom meeting
E. SANKSI
1. Bagi yang tidak memenuhi Standar
Operasional Prosedur (SOP) tidak
diperkenankan mengikuti belajar
asistensi, roleplay, praktikum
2. Peserta praktikum tidak diperkenankan
merekam/mendokumentasikan proses
praktikum melalui video ataupun foto.

xix
3. Aturan-aturan yang belum tertulis
dalam SOP bisa ditambahkan sesuai
dengan situasi dan kondisi.

xx
ANALISIS PEMBELAJARAN
CPMK
Mahasiswa (A) mampu melakukan asesmen kognitif (intelegensi,
bakat, minat & kesiapan sekolah) mulai dari administrasi dan skoring
terhadap data asesmen (B) secara mandiri dan kelompok (C) sesuai
dengan standar kode etik psikologi (D)

Membuat laporan hasil skoring data

Mampu melakukan
Mampu melakukan Mampu melakukan Mampu melakukan
praktikum admistrasi
praktikum praktikum praktikum admistrasi
skoring/pengolahan
skoring/pengolahan administrasi & skoring/pengolahan
data asesmen kognitif
data asesmen skoring/pengolahan data asesmen kognitif
tes NST
kognitif tes data asesmen tes kreaplin & minat
intelegensi WAIS & kognitif tes bakat IST RMIB
BINET

Mampu melakukan Mampu melakukan Mampu melakukan Mampu melakukan


bimbingan bimbingan bimbingan rollplay admistrasi
skoring/pengolahan data administrasi & administrasi skoring/pengolahan
asesmen kognitif tes skoring/pengolahan skoring/pengolahan data asesmen
intelegensi WAIS & data asesmen data asesmen kognitif tes NST
BINET kognitif tes bakat kognitif tes kreaplin
& minat RMIB

Menjelaskan sejarah, Menjelaskan Menjelaskan


karakteristik tes, karakteristik tes, karakteristik tes, Menjelaskan
kelompok tes, riset terkini subtes IST, riset riset terkini dan karakteristik tes,
tentang tes dan terkini dan administrasi serta sub tes, riset
administrasi serta skoring administrasi serta skoring tes Kreaplin terkini dan
tes intelegensi WAIS & skoring tes bakat IST & minat RMIB administrasi serta
BINET
skoring tes NST

BAKAT MINAT KESIAPAN SEKOLAH


INTELEGENSI

xxi
BAB 1. TES WAIS
A. Kompetensi Akhir yang Direncanakan
Mahasiswa mampu melakukan skoring tes
WAIS, analisa hasil praktikum dan pelaporan
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Ketepatan dalam melakukan skoring
2. Ketepatan analisa hasil praktikum
3. Ketepatan menyusun laporan hasil praktikum
C. Deskripsi Singkat
Pada bagian ini, mahasiswa akan melakukan
diskusi, roleplay, praktek dan penyusunan
laporan hasil praktikum tes WAIS yang meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memahami konsep dasar tes WAIS
2. Mempraktekkan skoring tes WAIS melalui
blindcase
3. Menganalisa hasil skoring
4. Menyusun laporan praktikum
D. Relevansi
Melakukan skoring tes WAIS secara tepat
merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
asesmen kognitif untuk mengungkap potensi
kecerdasan dari seorang individu.

1
E. Uraian
Berikut ini akan diuraikan tentang konsep dasar,
persiapan hingga tindak lanjut pelaksanaan
praktikum tes WAIS.
1.1. Landasan Teori
1.1.1 Sejarah Tes WAIS
Wechsler Adult Intelegence
Scale dikembangkan pada tahun
1955 oleh David Wechsler. Tes
WAIS (Wechsler Adult Intelegence
Scale) merupakan revisi dari WBS
(Wechsler Bellevue Scale). Dengan
penambahan isi, standarisasi pada
sampel populasi, dan
pengembangan petunjuk-petunjuk
untuk penyelenggaraan dan
penyekoran.
David Wechsler
memperkenalkan versi pertama tes
inteligensi yang dirancang khusus
untuk digunakan bagi orang
dewasa. Terbit pada tahun 1939 dan
dinamai Wechsler-Bellevue

2
Intelligence Scale (WBIS), disebut
juga skala W-B. Pada tahun 1949
Wechsler menerbitkan pula skala
inteligensi untuk digunakan pada
anak-anak yang dikembangkan
berdasar isi skala W-B. Skala ini
diberi nama Wechsler Intelligence
Scale for Children (WISC). Isinya
terdiri dari dua sub bagian Verbal
(V) dan sub bagian Performance
(P). Pada tahun 1974 suatu revisi
terhadap tes WISC dilakukan
kembali dengan nama WISC-R (R
adalah revised). Di tahun 1955, 61
Wechsler menyusun sakala lain
untuk orang dewasa dengan
memperluas isi tes WISC. Skala ini
bernama Wechsler Adult
Intelligence Scale (WAIS). Revisi
terhadap WAIS telah dilakukan dan
diterbitkan pada tahun 1981 dengan
nama WAIS-R. Di fakultas
Psikologi UGM, penerjemahan

3
tersebut dilakukan pada WAIS
versi 1955 dan belum disertai
dengan pengujian empiris yang
seksama terhadap kualitas aitem
yang selesai dialihbahasakan.
Skala Wechsler pertama terbit
tahun 1939. Ada tiga macam skala
Wechsler:
a) WISC (Wechsler Intelligence
Scale for Children) di tahun
1949. Banyak soal diambil
langsung dari tes orang dewasa.
WISC third edition Untuk usia
6-16 tahun 11 bulan.
b) WAIS (Wechsler Adult
Intelligence Scale) di tahun
1955. Untuk usia 16-74 tahun.
c) Wechsler Preeschool and
Primary Scale of Intelligence-
Revised tahun 1989. Tes ini
untuk rentang usia 3-7 tahun 3
bulan.

4
Masing-masing skala terdiri dari
minimum lima subtes dan
maksimum tujuh subtes. Revisi
skala WISC yang dinamai WISC-R
diterbitkan tahun 1974 dan
dimaksudkan untuk mengukur
inteligensi anak-anak usia 6 sampai
dengan 16 tahun. WISC-R terdiri
atas 12 subtes yang dua diantaranya
digunakan hanya sebagai
persediaan apabila diperlukan
penggantian subtes.
Skala intelegensi WAIS-R
merupakan versi skala WAIS
terakhir yang diterbitkan oleh The
Psychological Corporation pada
tahun 1981. Skala ini terdiri dari
sebelas subtes yang dimaksudkan
untuk mengukur berbagai macam
kemampuan yang berbeda pada
setiap subtesnya. Tidak satu
subtespun yang dimaksudkan
sebagai ukuran murni terhadap

5
kemampuan intelektual tapi
masing-masing merupakan bagian
dari suatu kombinasi berbagai
kecakapan,
1.1.2 Struktur Tes WAIS
Struktur WAIS berupa tes verbal
dan tes performasi, Tes verbal
terdiri dari enam (6) subtes
sedangkan tes performasi terdiri
dari lima (5) subtes, sehingga total
ada 11 subtes yaitu sebagai berikut
:
a. Tes Informasi
Terdiri dari pertanyaan tentang
suatu informasi atau keterangan-
keterangan dalam ruang lingkup
yang luas. Mengungkap fungsi
retensi jangka panjang, asosiasi
dan organisasi pengalaman.
b. Tes Pemahaman Umum
Berisi persoalan tentang situasi-
situasi yang problematik yang
harus dipahami oleh subyek dan

6
menyediakan jawaban pada
problem yang terjadi. Megukur
fungsi penalaran abstrak,
organisasi pengetahuan,
pembentukan konsep.
c. Tes Berhitung
Tes kemampuan aritmatik
umum dipakai di tes kecerdasan,
karena kemampuan ini
berkorelasi signifikan dengan
skor skala total dan punya nilai
prediksi tinggi tentang
kemampuan mental. Mengukur
fungsi retensi dan proses
aritmatik.
d. Tes Persamaan
Bentuk tes berisi 12 pasangan
kata-kata, subyek diminta untuk
mengatakan dalam kata-kata
yang lain pada setiap pasangan.
Mengungkap fungsi analisis
hubungan-hubungan
pembentukan konsep verbal.

7
e. Tes Rentang Angka
Rentang angka ke muka dan ke
belakang. Tes ini menyingkap
memori jangka pendek.
f. Tes Perbendaharaan Kata
Terdiri dari 40 kata yang
kesukarannya meningkat. Para
ahli percaya bahwa
perendaharaan kata (vocabulary)
adalah materi yang amat bernilai
untuk menderivasi suatu indeks
kemampuan mental umum
individu.
g. Tes Simbol Angka
Soal terdiri dari 9 angka yang
masing-masing memiliki
symbol. Subyek memindahkan
secepat-cepatnya simbol pada
soal yang hanya berisi angka-
angka saja. Mengukur fungsi
integrasi visual-motorik, dan
imajinasi visual.
h. Tes Melengkapi Gambar

8
Terdiri dari 15 kartu, tiap-tiap
kartu berisi gambar yang
memiliki kekurangan (dalam
detailnya). Testi diminta
menunjukkan dan menyebutkan
kekurangannya. Aspek yang
diukur persepsi visual, sintesis,
imajinasi visual.
i. Tes Menata Gambar
Terdiri dari 8 set gambar. Tiap
set disajikan dalam urutan yang
acak, testi diminta menata dalam
urutan yang benar sehingga
menghasilkan suatu cerita yang
urut. Mengukur persepsi visual
mengenai relasi-relasi sintesis
dari materi non verbal.
j. Tes Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang
masing-masing tersusun atas
pola merah-putih. Setiap macam
pola diberikan di atas kartu
sebagai soal. Untuk setiap

9
macam pola, subjek diminta
menirunya dengan
menggunakan beberapa buah
balok kecil berukuran 2,5 cm x
2,5 cm yang sisi-sisinya dicat
merah, putih dan merah-putih.
k. Tes Perakitan Objek
Terdiri dari potongan-potongan
atau bagian-bagian lengkap
bentuk benda yang dikenal
sehari-hari yang disajikan dalam
susunan tertentu. Subjek diminta
menyusun potongan-potongan
bentuk tersebut sehingga
membentuk gambar yang benar
dari benda yang dimaksudkan.
Empat macam bentuk benda
disajikan dalam urutan
kesukaran yang semakin
meningkat.
Tes WAIS terdiri dari skala Verbal
dan skala Performansi. Kedua skala
tersebut masing-masing

10
menghasilkan IQ-verbal dan IQ-
performansi sedangkan kombinasi
keduanya menjadi dasar untuk
perhitungan IQ-deviasi sebagai IQ
keseluruhan. Berikut ini adalah
subtes-subtes yang masuk ke dalam
skala verbal:
1) Informasi
2) Rentang Angka
3) Perbendaharaan Kata
4) Hitungan
5) Pemahaman Umum
6) Kesamaan
Sementara itu, kelompok subtes
yang termasuk ke dalam skala
performansi adalah sebagai berikut
:
1) Melengkapi Gambar
2) Menata Gambar
3) Rancangan Balok
4) Perakitan Objek
5) Simbol Angka

11
1.1.3 Langkah-langkah Skoring Tes
WAIS
Adapun langkah-langkah skoring
adalah sebagai berikut :
a. Skor masing-masing nomor
setiap subtes disesuaikan dengan
skor yang ada di buku
soal/panduan.
b. Jumlahkan skor masing-masing
subtes di bagian kolom jumlah.
c. Pindahkan skor jumlah masing-
masing subtes di tabel angka
kasar.
d. Normakan skor angka kasar
menjadi angka skala tiap subtes
sesuai dengan norma yang ada di
tabel 17
e. Jumlahkan angka skala pada tes
verbal di bagian angka verbal
f. Jumlahkan angka skala pada tes
performance di bagian angka
performance

12
g. Jumlahkan angka verbal dan
performance dan tuliskan pada
total angka skala lengkap
h. Normakan masing-masing
angka verbal dan angka
performance sesuai IQ tabel
berdasarkan usia dari testee.
i. Normakan skor skala lengkap ke
dalam table IQ berdasarkan usia
dari testee.
1.2. Persiapan Praktikum
a. Mahasiswa wajib melakukan
bimbingan mandiri dan latihan skoring
tes dengan asdos sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
b. Proses bimbingan akan dilakukan
secara daring via google meet.
c. Pengumpulan hasil skoring pada saat
latihan dikumpulkan di hari yang sama
ditujukan ke email masing-masing
asdos sesuai pembagian kelompoknya.

13
1.3. Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini langkah-langkah yang akan
dilakukan pada perlaksanaan praktikum ini
:
a. Pelaksanaan praktikum dilakukan
secara daring via zoom
b. Mahasiswa wajib hadir 10 menit
sebelum praktikum dimulai
c. Mahasiswa menyiapkan Lembar Kerja
WAIS yang sudah diperoleh saat
latihan skoring.
d. Mahasiswa akan dikelompokkan di
breakout room sesuai dengan
pembagian yang telah ditentukan.
e. Mahasiswa diberikan blindcase sesuai
dengan kelompoknya masing-masing
f. Mahasiswa melakukan praktikum
skoring tes WAIS dengan alokasi
waktu 100 menit.
g. Hasil skoring dikumpulkan di hari yang
sama ke estudy

14
1.4. Pelaporan Hasil Praktikum
Setelah proses skoring dilakukan,
selanjutnya dilaporkan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari pelaksanaan
praktikum. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
a. Laporan dibuat secara individual,
namun untuk pengumpulannya
dijadikan satu dengan kelompoknya
masing-masing.
b. Laporan dibuat dalam bentuk softcopy
(PDF)
c. Laporan dikumpulkan 3 hari setelah
pelaksanaan praktikum
d. Laporan softcopy dikumpulkan ke
estudy.
e. Setelah mendapatkan masukan dan
penilaian dari dosen, mahasiswa
mengirimkan hasil revisi ke email
laboratorium
laboratorium.psikologiumj@gmail.co
m

15
f. Tata tulis yang perlu diperhatikan
adalah :
- Menggunakan spasi 1,5
- Jenis font Times New Roman 12
atau Arial Narrow 12
- Pada tabel, menggunakan font
ukuran 10 dengan spasi 1
- Rata kiri dan kanan
g. Laporan disusun sesuai dengan format
yang telah ditentukan, yaitu sebagai
berikut :
COVER
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. Landasan Teori
1. Sejarah Tes WAIS
2. Tujuan dan Fungsi Tes WAIS
3. Subtes Dalam Tes WAIS
B. Langkah-langkah Administrasi Skoring
C. Hasil Skoring dan Pembahasan (arti dari
masing-masing skor)
1. IQ Verbal
2. IQ Performance

16
3. IQ Total
4. Perbandingan IQ Verbal dan IQ
Performance (jelaskan kemampuan apa
yang menonjol pada diri subjek dilihat
dari perbandingan IQ Verbal dan IQ
Performance-nya serta jelaskan apa
artinya
D. Daftar Pustaka
E. Lampiran
1. Blindcase
2. Lembar Kerja Skoring (Format LK akan
dibagikan pada saat bimbingan Asdos)

17
BAB 2. TES BINET
A. Kompetensi Akhir yang Direncanakan
Mahasiswa mampu melakukan skoring tes
BINET, analisa hasil praktikum dan pelaporan
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Ketepatan dalam melakukan skoring
2. Ketepatan analisa hasil praktikum
3. Ketepatan menyusun laporan hasil praktikum
C. Deskripsi Singkat
Pada bagian ini, mahasiswa akan melakukan
diskusi, roleplay, praktek dan penyusunan
laporan hasil praktikum tes BINET yang meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memahami konsep dasar tes BINET
2. Mempraktekkan skoring tes BINET melalui
blankcase
3. Menganalisa hasil skoring
4. Menyusun laporan praktikum
D. Relevansi
Melakukan skoring tes BINET secara tepat
merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
asesmen kognitif untuk mengungkap potensi
kecerdasan dari seorang individu.

18
E. Uraian
Berikut ini akan diuraikan tentang konsep dasar,
persiapan hingga tindak lanjut pelaksanaan
praktikum tes BINET.
1.1. Landasan Teori
1.1.1. Sejarah Tes Binet
Standford - Binet merupakan
revisi dari tes Binet-Simon (1916).
Revisi dilakukan di Universitas
Standford, yang dipimpin oleh Dr.
Lewis M. Terman dibantu oleh
rekan-rekannya. Revisi
dimaksudkan untuk membuat alat
ukur yang terstandart secara
sempurna dan disesuaikan dengan
anak-anak di USA. Tes ini banyak
diterima oleh psikolog dan pedagog
(ahli pendidikan anak), dan sebagai
tes skala kecerdasan individual
yang penggunaannya sangat luas.
Alfred Binet (1857-1911)
termasuk salah satu ahli psikologi
yang mengatakan bahwa

19
intelegensi bersifat monogenetik
yaitu berkembang dari satu faktor
satuan atau faktor umum (g
faktor). Menurut Binet, Inteligensi
merupakan sisi tunggal dari
karakteristik yang terus
berkembang sejalan dengan proses
kematangan seseorang.
Sebagaimana dalam definisinya
yang telah dikemukakan terdahulu,
Binet menggambarkan inteligensi
sebagai sesuatu yang fungsional
sehingga memungkinkan orang
lain untuk mengamati dan menilai
tingkat perkembangan individu
berdasar suatu kriteria tertentu.
Jadi untuk melihat apakah
seseorang cukup inteligensi atau
tidak, dapat diamati dari cara dan
kemampuannya untuk melakukan
suatu tindakan dan kemampuannya
untuk mengubah arah tindakannya
itu apabila perlu. Inilah yang

20
dimaksud Arah, Adaptasi, dan
Kritik dalam definisi inteligensi.
Tes BINET beberapa kali
direvisi, isi tes relatif tetap hanya
dikenakan uji coba pada sampel
yang lebih luas untuk mendapatkan
norma-norma yang lebih
representatif dan dapat
mencerminkan perubahan-
perubahan kultural. Sebagai suatu
tes intelegensi individual, tes
BINET membutuhkan tester yang
cakap dan terlatih. Pelatihan dan
pengalaman khusus diperlukan
untuk mengadministrasikan,
menyekor, dan
menginterpretasikan hasil tes ini.
Rapport antara tester dan testee
sangat penting, pada beberapa
kasus kegagalan rapport dapat
mempengaruhi tingkat kesulitan
soal-soal.

21
Selama beberapa dasawarsa,
para psikolog (khususnya psikolog
klinis) menghargai tes BINET tidak
hanya sebagai tes melainkan
sebagai wawancara klinis karena
adanya interaksi yang kuat antara
tester dan testee, serta menyediakan
sumber-sumber lain dari hasil
observasi selama tes berlangsung.
Tes BINET dan juga tes lain yang
sejenis, memungkinkan untuk
mengamati ; 1) metode kerja testee,
2) pendekatan pemecahan masalah,
3) aspek-aspek kualitatif kerja, 4)
karakteristik emosional tertentu, 5)
kemampuan konsentrasi, 6) tingkat
aktifitas, 7) kepercayaan diri, dan 8)
ketekunan.
Revisi terhadap Skala Stanford-
Binet yang diterbitkan pada tahun
1972, yaitu norma penilaiannya
yang diperbaharui. Tes-tes dalam
skala ini dikelompokkan menurut

22
berbagai level usia mulai dari Usia
II sampai dengan Usia Dewasa-
Superior. Dalam masingmasing tes
untuk setiap level usia terisi soal-
soal dengan taraf kesukaran yang
tidak jauh berbeda. Bagi setiap
level usia terdapat pula tes
pengganti yang setara, sehingga
apabila suatu tes pada level usia
tertentu tidak dapat digunakan
karena sesuatu hal maka tes
penggantipun dapat dimanfaatkan.
Skala Stanford-Binet dikenakan
secara individual dan soalsoalnya
diberikan secara lisan oleh pemberi
tes. Oleh karena itu pem beri tes
haruslah orang yang mempunyai
latar belakang pendidikan yang
cukup di bidang psikologi, sangat
terlatih dalam penyajian tesnya, dan
mengenal betul isi berbagai tes
dalam skala tersebut.Skala ini tidak
cocok untuk dikenakan pada orang

23
dewasa, karena level tersebut
merupakan level intelektual dan
dimaksudkan hanya sebagai batas-
batas usia mental yang mungkin
dicapai oleh anak-anak.
Versi terbaru skala Stanford-
Binet diterbitkan pada tahun 1986.
Dalam revisi terakhir ini konsep
inteligensi dikelompokkan menjadi
empat tipe penalaran yang masing-
masing diwakili oleh beberapa tes.
Yaitu penalaran verbal, penalaran
kuantitatif, penalaran visual
abstrak, memori jangka pendek.
Revisi skala Binet dilakukan
pertama kali di tahun 1916.
Perubahan benar-benar dilakukan
sehingga menampilkan suatu tes
baru. Untuk pertama kalinya
digunakan istilah IQ. Revisi kedua
di tahun 1937. Skala diperluas dan
distandardisasi ulang berdasar
sampel masyarakat AS. Revisi

24
ketiga dilakukan di tahun 1960,
menyediakan satu bentuk tunggal
yang memuat soal-soal terbaik dari
bentuk 1937. Di tahun 1972, tes ini
di-restandardisasi.
Penyelenggaraan tes dan
penentuan skor menggunakan
buku-buku kecil berisi kartu-kartu
tercetak untuk presentasi, flip-over
soal tes, objek tes misal balok,
manik, papan bentuk, sebuah
gambar besar boneka yang uniseks
dan multietnik, buku kecil untuk
tester, serta pedoman
penyelenggaraan dan pen-skoran
skala. Dalam penyelenggaraan tes
Stanford-Binet, kita membutuhkan
penguji yang amat terlatih. Ragu-
ragu dan gugup bisa
menghancurkan rapport.
1.1.2. Materi Tes Binet
Tes BINET memiliki beberapa
perangkat yang digunakan dalam

25
proses penyelenggaraan tes dan
penentuan skor, diantaranya adalah
:
a. Sebuah kotak yang berisi
bermacam-macam objek tes
yang akan disajikan kepada
anak-anak, diantaranya adalah
balok, manik, papan bentuk,
sebuah gambar besar boneka
yang unisex dan multietnik.
b. Buku-buku kecil berisi kartu-
kartu tercetak untuk presentasi.
c. Flip-over soal tes.
d. Buku kecil tester yang
digunakan untuk mencatat
jawaban dan skor.
e. Buku manual penyelenggaraan
dan pen-skoran skala.
f. Perangkat pendukung lain,
berupa stopwatch, alat tulis
(pensil) dan lembar observasi
1.1.3. Menghitung Chronological Age

26
a. Tentukan dulu CA (tanggal tes
dikurangi tanggal lahir)
b. Untuk anak usia < 5 tahun
dimulai ½ tahun dibawah CA
c. Untuk anak > 5 tahun dimulai 1
tahun di bawah CA
1.1.4. Menentukan Umur Basal dan
Ceiling
Umur Basal merupakan tingkat
umur dimana semua item tes
berhasil dilakukan atau dijawab
benar, tepat sebelum tingkat umur
dimana kegagalan pertama terjadi
(semua benar).
Umur Ceiling merupakan tingkat
umur dimana tidak satupun aitem
tes yang berhasil dijawab dengan
benar oleh testee (semua salah)
1.1.5. Menghitung Mental Age (MA)
MA = umur basal + kredit
tambahan yang diperoleh subjek di
atas umur basalnya

27
- Pada tingkat umur < 5 tahun
dengan interval ½ tahun (II, II-6,
III, III-6, IV, IV-6, V) masing-
masing item yang dijawab dengan
benar diberi kredit 1 bulan
- Pada tingkat umur VI-XIV
dengan interval 1 tahun masing-
masing item yang berhasil diberi
kredit 2 bulan
- Pada tingkat dewasa rata-rata
masing-masing item yang dijawab
dengan benar diberi kredit 2 bulan
- Pada tingkat dewasa superior I
masing-masing item yang dijawab
dengan benar diberi kredit 4 bulan
- Pada tingkat dewasa superior II
masing-masing item yang dijawab
dengan benar diberi kredit 5 bulan
- Pada tingkat dewasa superior III
masing-masing item yang dijawab
dengan benar diberi kredit 6 bulan
1.1.6. Menghitung IQ BINET
IQ = (MA/CA) x 100

28
Atau bisa menggunakan tabel IQ
(pada buku IQ)
1.1.7. Menghitung skor Binetgram
Binetgram merupakan gambaran
mengenai distribusi keberhasilan
dan kegagalan.
Pada binetgram ada beberapa
kategori yakni sebagai berikut :
Tabel 1. Kategori Binetgram
Kategori Skor tertinggi
Kemampuan
32
bahasa
Daya Ingat 17
Berpikir
16
Konseptual
Penalaran 22
Penalaran Numerik 9
Kemampuan
11
visual-motorik
Intelegensi Sosial 14

Contoh :
Kemampuan bahasa = (nilai skor
yang diperoleh/nilai tertinggi) x
100%

29
1.2. Persiapan Praktikum
Sebelum memulai penyelenggaraan
praktikum perlu dilakukan persiapan
sebagai berikut :
a. Mahasiswa wajib melakukan
bimbingan mandiri dan latihan skoring
tes dengan asdos sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
b. Proses bimbingan akan dilakukan
secara daring via google meet
c. Pengumpulan hasil skoring pada saat
latihan dikumpulkan di hari yang sama
ditujukan ke email masing-masing
asdos sesuai pembagian kelompoknya.
1.3. Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini langkah-langkah yang akan
dilakukan pada perlaksanaan praktikum ini
:
a. Pelaksanaan praktikum dilakukan
secara daring via zoom
b. Mahasiswa wajib hadir 10 menit
sebelum praktikum dimulai

30
c. Mahasiswa menyiapkan Lembar Kerja
BINET yang sudah diperoleh saat
latihan skoring.
d. Mahasiswa akan dikelompokkan di
breakout room sesuai dengan
pembagian yang telah ditentukan.
e. Mahasiswa diberikan blindcase sesuai
dengan kelompoknya masing-masing
f. Mahasiswa melakukan praktikum
skoring tes BINET dengan alokasi
waktu 100 menit.
g. Hasil skoring dikumpulkan di hari yang
sama ke estudy.
1.4. Pelaporan Praktikum
Setelah proses skoring dilakukan,
selanjutnya dilaporkan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari pelaksanaan
praktikum. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
a. Laporan dibuat secara individual,
namun untuk pengumpulannya
dijadikan satu dengan kelompoknya
masing-masing.

31
b. Laporan dibuat dalam bentuk softcopy
(PDF)
c. Laporan dikumpulkan 3 hari setelah
pelaksanaan praktikum
d. Laporan softcopy dikumpulkan ke
estudy.
e. Setelah mendapatkan masukan dan
penilaian dari dosen, mahasiswa
mengirimkan hasil revisi ke email
laboratorium
laboratorium.psikologiumj@gmail.co
m
f. Tata tulis yang perlu diperhatikan
adalah :
- Menggunakan spasi 1,5
- Jenis font Times New Roman 12
atau Arial Narrow 12
- Pada tabel, menggunakan font
ukuran 10 dengan spasi 1
- Rata kiri dan kanan
g. Laporan disusun sesuai dengan format
yang telah ditentukan, yaitu sebagai
berikut :

32
COVER
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. Landasan Teori
1. Sejarah Tes BINET
2. Tujuan dan Fungsi Tes BINET
3. Materi Tes BINET
B. Langkah-langkah Administrasi Skoring
(uraikan mulai dari penghitungan MA/CA
sampai binetgram)
C. Hasil Skoring dan Pembahasan (arti dari
masing-masing skor)
1. Skor CA dan MA (jelaskan artinya jika
skor sama dan skor berbeda)
2. IQ secara umum (jelaskan artinya apa)
3. Skor Binetgram (sebutkan aspek mana
yang menonjol dan yang tidak menonjol.
Jelaskan aspek tersebut)
D. Daftar Pustaka
E. Lampiran
1. Blindcase
2. Lembar Kerja Skoring

33

Anda mungkin juga menyukai