(IST)
Latar Belakang
• Intelligenz Structure Test (IST) adalah tes inteligensi
yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt/
Jerman pd th 1953
• Tes ini dipandang sebagai suatu gestalt (menyeluruh),
yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan
secara bermakna (struktur). Dimana struktur inteligensi
tertentu menggambarkan pola kerja tertentu, sehinng
akan cocok untuk tuntutan profesi/pekerjaan tertentu
• Tes ini dikonstruksikan untuk subjek usia 14 – 60 th,
setelah melalui uji coba kurang lebih 4000 orang.
• Tes ini di Indonesia, pertamakali di gunakan oleh Psi AD
Bandung
Prosedure Pengetesan
IST dapat digunakan untuk tes individual maupun klasikal
IST terdiri dari 9 sub tes, setiap sub tes mempunyai cara
pengerjaan dan waktu yang berbeda
Hasil akhir merupakan grafik dan angka yang menunjukkan
taraf kecerdasan
Instruksi sudah tertera di halaman depan setiap sub test.
Tester bisa membacakan instruksi yang tertera jika testee
mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup tinggi
(SMA ke atas), tetapi untuk latar belakang pendidikan yang
lebih rendah (SMP) maka tester harus menuliskan di papan
tulis atau memberikan peragaan
Untuk sub tes terakhir (ME), setelah memberikan instruksi
testee diminta menutup bukunya dan melepaskan lembar
hafalan, untuk dihafalkan selama 3 menit. Sebelum
mengerjakan sub tes terakhir, ambillah lembar hafalan dan
kertas-kertas lain dari testee (supaya tidak menyontek).
Waktu penyajian/ pengerjaan tes :
SE (Melengkapi Kalimat) :
• Pembentukan keputusan, mengukur pembentukan
keputusan (dapatkah seseorang berprestasi)
• Rasa realitas/ menilai yang mendekati realitas
• Common sense ( memanfaatkan pengalaman masa
lalu), dapatkah seseorang berpikir secara berdikari/
mandiri
• Berpikir konkrit praktis dalam kehidupan sehari-
hari
WA (Melengkapi Kata-Kata) :
• Intelektual, rasa bahasa/ kemampuan
menghayati masalah bahasa, perasaan empati
• Berpikir induktif dengan menggunakan bahasa,
memahami pengertian
• Pada remaja, komponen intuisi
• Pada orang dewasa, komponen bahasa untuk
mengetahui motif tertentu
• Bila skor tinggi, dapat menangkap pengertian
dari suatu isi melalui/ dengan bahasa
AN ( Persamaan Kata) :
• Kemampuan mengkombinasi
• Fleksibilitas berpikir
• Berpikir logis/menggunakan pikiran
sebagai dasar berpikir ( kedalaman
berpikir)
• Tidak suka menyelesaikan sesuatu
dengan dengan perkiraan saja
• Bila skor tinggi: menunjukkan
kemampuan menangkap hubungan
permasalahan
GE ( Sifat yang dimiliki bersama) :
• Kemampuan abstraksi, pembentukan pengertian
• Kemampuan untuk menyatakan/ pengertian dalam
bahasa
• Membnetuk suatu pengertian atau mencari inti
persoalan
• Pada remaja menunjukkan kemampuan rohaniah
(gestig)
RA ( Berhitung) :
• Berpikir induktif praktis hitungan
• Kemampaun berhitung
• Menggunakan bilangan-bilangan secara praktis
masalah hitungan
ZR (Deret Angka) :
• Ada moment-moment ritmis
• Berpikir induktif bilangan teoritis (dengan angka-
angka)
• Penggunaan bilangan secara (agak) teoritis (dapat
dilihat pula pada AN dan GE)
• Berpikir teoritis dengan hitungan disertaii dengan
moment-moment ritmis
FA (Memilih Bentuk) :
• Kemampuan membayangkan
• Kemampuan mengkonstruksi (sintesa dan analisa)
• Berpikir konkrit menyeluruh
• Memasukkan bagian pada suatu keseluruhan
• Kaya akan tanggapan
• Cara berpikir menyeluruh yang konkrit, dalam sub
tes ini terhadap moment-moment konstruktif
WU (Latihan Balok) :
• Daya bayang ruang, kemampuan tiga
dimensi
• Dapat disertai moment-moment analitis
ME ( Latihan Simbol) :
• Mengukur daya ingatan
• Dapat melihat konsentrasi yang menetap
• Kemampuan konsentrasi lama
• Tanda ketahanan
Grafik IST
• Grafik struktur kecerdasan terdiri dari profil M dan
profil W yang diukur dari 4 aspek pertama yaitu SE, WA,
AN dan GE.
SE WA AN GE ME RA ZR FA WU
120
110
100
STRUKTUR KEMAMPUAN PRAKTIS
SE WA AN GE ME RA ZR FA WU
120
110
100