SKRIPSI
Oleh
SINTA MEILASTRY
131301092
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017
ABSTRAK
Tes PAPI Kostick menjadi salah satu tes kepribadian yang masih banyak
digunakan. Mengingat penggunaannya yang masih banyak serta belum
ditemukannya penelitian terkini tentang karakteristik psikometri PAPI Kostick,
maka dari itu perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui PAPI Kostick masih
layak digunakan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan apakah
hasil pengukuran tes PAPI Kostick masih mampu menggambarkan kepribadian
yaitu dengan menganalisis validitas dan reliabilitasnya. Validasi berdasarkan
struktur internal dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori.
Sedangkan estimasi reliabilitas menggunakan pendekatan konsistensi internal
dengan formula alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan PAPI Kostick
memiliki koefisien reliabilitas yang baik yaitu sebesar 0,86 namun terdapat
44,92% aitem tes PAPI Kostick yang tidak valid untuk mengukur aspek-aspek
kepribadian. Hasil ini menjelaskan bahwa tes PAPI Kostick dapat menghasilkan
informasi yang terpercaya namun informasi tersebut bukan tentang gambaran
kepribadian yang sesuai dengan konstruksi tes PAPI Kostick.
i
Universitas Sumatera Utara
Psychometrics Characteristic Analysis of PAPI Kostick
ABSTRACT
PAPI Kostick becomes one of the most personality test that used to described
personality. Considering PAPI Kostick often used and there is no research to
explain about psychometrics characteristic of PAPI Kostick, therefore evaluation
become important to know PAPI Kostick whether good or not. This study aims to
ascertain that PAPI Kostick is able to measure the dynamics of personality by
analysis its validity and reliability. Validation based on internal structure using
confirmatory factor analysis. Reliability estimation using internal consistency
approach by Cronbach alpha formula. The results of this study showed that PAPI
Kostick has good reliability is equal to 0,86 but there are 44,92% item in PAPI
Kostick is not valid to measure aspects of personality. This result explains that
PAPI Kostick can produce reliable information but it is not appropriate to describe
aspects of personality.
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala berkat dan kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus
Utara.
Selama menyelesaikan skripsi, saya juga dibantu dan didukung oleh banyak
pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
Putri, dan Bang Carles yang selalu mendukung dan mendoakan peneliti
menyelesaikan skripsi.
Sumatera Utara.
peneliti. Terima kasih atas kesabaran Ibu dalam membimbing saya selama
ini. Saya sangat bersyukur bisa dibimbing oleh Ibu yang tidak hanya
berbagi ilmu yang sangat menarik bagi saya, tapi turut memberikan
teladan bagi saya untuk menjadi pribadi yang berintegritas, disiplin, dan
profesional.
4. Ibu Ika Sari Dewi, S.Psi, M.Pd, Psikolog dan Ibu Hasnida, Ph.D, Psikolog
yang juga turut ambil bagian sebagai dosen penguji peneliti. Terima kasih
iii
Universitas Sumatera Utara
5. Kak Siti Zahreni, M.Psi., Psikolog sebagai dosen pembimbing akademik
Sumatera Utara atas ilmu dan dukungan yang diberikan kepada peneliti.
Pebry, Ira, dan Pesta, Rena beserta Ice, Cynthia, Kicil, Alia dan Devi, Kak
Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, peneliti membuka diri atas segala saran dan masukan dari berbagai pihak.
Selain itu peneliti juga berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
Peneliti,
Sinta Meilastry
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
1. Validitas ............................................................................................. 15
a. Definisi .......................................................................................... 15
v
Universitas Sumatera Utara
b. Sumber-Sumber Validitas ............................................................. 16
2. Reliabilitas ......................................................................................... 21
a. Definisi .......................................................................................... 21
vi
Universitas Sumatera Utara
1. Hasil Analisis Validitas ..................................................................... 35
C. Pembahasan .............................................................................................. 42
A. Kesimpulan ............................................................................................... 46
B. Saran ......................................................................................................... 46
Lampiran ..................................................................................................... 49
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RUMUS
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
x
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari sampel perilaku untuk mengukur proses mental baik dari sisi afektif maupun
kognitif, dan hasilnya dapat dievaluasi sesuai standar yang berlaku (Urbina,
Ranah pengukuran tes psikologi secara umum dibagi menjadi dua jenis,
yaitu tes kemampuan dan kepribadian (Kaplan & Saccuzzo, 2005). Tes
Pada masa dewasa ini, penggunaan tes psikologi paling banyak digunakan
dalam bidang pendidikan, klinis, industri dan organisasi (Anastasi & Urbina,
1997). Tes kepribadian digunakan dalam ketiga bidang tersebut. Hal ini
1
Universitas Sumatera Utara
2
di masa yang akan datang (Anastasi & Urbina, 1997). Dengan kata lain, tes
rentan terhadap perbedaan waktu dan hasil tesnya pun lebih kompleks sehingga
proyektif yang masih banyak digunakan diantaranya seperti tes grafis dan tes
Rorschach.
pengetahuan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Coaley (2010)
bahwa dengan adanya bukti empiris, maka akan lebih mampu memenuhi tuntutan
objektif. Inventori kepribadian adalah satu tes kepribadian terstruktur yang paling
banyak digunakan pada masa kini. Coaley (2010) menjelaskan bahwa inventori
dengan beberapa pimpinan biro psikologi di kota Medan (biro psikologi A, biro
psikologi B, dan biro psikologi C), mengatakan bahwa permintaan pasar terhadap
penggunaan PAPI adalah yang paling tinggi bila dibandingkan dengan tes
pasar yang tinggi tidak diiringi dengan bukti empiris terkini untuk membuktikan
bahwa hasil tes PAPI layak dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Permintaan pasar yang tinggi terjadi karena PAPI memiliki tujuan yang
oleh lingkungan kerja. Dengan tujuannya yang spesifik, PAPI dianggap mampu
untuk menjawab kebutuhan right man in the right place dalam bidang industri dan
organisasi. Right man in the right place berarti menempatkan individu pada
instansi atau perusahaan tempat individu tersebut bekerja. Oleh karena itu, PAPI
menjadi salah satu tes kepribadian yang dapat membantu mencegah kerugian
tersebut.
PAPI merupakan karya dari Dr. Max Kostick, Guru Besar psikologi
industri dan organisasi dari Boston State Collage, Massachusetts, USA pada tahun
manusia didorong oleh motivasi internal dan pengaruh lingkungan (Schultz &
Schultz, 2005).
dalam Furnham & Craig 1987; Cubiks 2017). Selanjutnya informasi tersebut akan
tindakan dan keputusan apa yang akan diambil terhadap karyawannya. Keputusan
psikologi dan pengamatan pada beberapa biro psikologi di kota Medan peneliti
sekarang. Tes PAPI Kostick yang digunakan umumnya adalah cetakan dari
yang membuat PAPI Kostick masih digunakan hingga kini. Pertama yaitu PAPI
yang telah bekerja. Format aitem forced choice juga dianggap cukup mampu
memanipulasi hasil tes dapat diminimalisasi. Selain itu, PAPI Kostick adalah tes
PAPI Kostick adalah salah satu tes psikologi yang wajib digunakan dalam
maupun skoring tes PAPI Kostick. Dengan maraknya pembahasan tentang PAPI
Kostick yang beredar di internet, maka memberikan peluang bagi individu untuk
semakin akrab dengan tes PAPI Kostick sehingga dapat menyebabkan kesalahan
aitem apa yang sebaiknya dipilih agar bisa sesuai dengan perkiraan kepribadian
Murphy, dan Schmitt (2007) yang menemukan bahwa faking good merupakan hal
yang tidak dapat dihindarkan dari penggunaan tes inventori kepribadian dalam
seleksi karyawan. Terjadinya faking good pada tes PAPI Kostick dapat dipicu
keuntungan.
Kostick secara khusus juga tampak jelas pada beberapa biro psikologi di kota
Kostick.
Sebagai alat ukur kepribadian yang masih banyak digunakan hingga kini,
khususnya pada beberapa biro psikologi di kota Medan, PAPI Kostick diharapkan
dapat berfungsi secara optimal agar kelak tidak terjadi kesalahan dalam
yang baik agar berfungsi secara optimal harus diuji secara berkesinambungan
bahan pertimbangan untuk menentukan apakah suatu tes psikologi masih layak
pengujian validitas. Validitas mengacu pada sejauh mana bukti-bukti dan teori
mendukung interpretasi yang terkandung dalam skor tes yang diperlukan untuk
selanjutnya akan disebut AERA dalam Osterlind, 2010). Osterlind (2010) juga
menekankan bahwa validitas berkaitan dengan kualitas hasil tesnya. Oleh karena
itu validitas PAPI Kostick dapat dilihat dengan mempertimbangkan apakah bukti-
bukti dan teori mampu mendukung interpretasi hasil tes PAPI dalam mengukur
kepribadian dengan tepat. Salah satu bentuk pengujian validitas dapat dilakukan
internal meninjau sejauh mana hasil tes memang telah menjalankan fungsi
Uji kelayakan tes juga tidak terlepas dari pengujian reliabilitas. Menurut
hasil yang didapat bisa dipercaya (Azwar, 2012). Artinya, semakin konsisten hasil
Melihat fakta bahwa tes PAPI Kostick sudah beredar luas di internet serta
peneliti yang belum menemukan adanya bukti empiris terkini yang menyatakan
bahwa PAPI Kostick masih layak digunakan sampai saat ini, maka peneliti
B. Rumusan Masalah
kebocoran PAPI Kostick di internet yang sudah semakin luas, ditambah lagi
bahwa PAPI Kostick layak digunakan di masa sekarang. Atas dasar permasalahan
ini, sangat penting untuk mengevaluasi kelayakan PAPI Kostick sebagai alat tes
psikologi yang masih banyak digunakan. Rumusan masalah pada penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah PAPI Kostick
D. Manfaat penelitian
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bukti
E. Kerangka Berpikir
Tes psikologi
Proyektif Inventori
Karena belum
ada penelitian Perlu dilakukan
terbaru tentang evaluasi
kelayakan PAPI
Kostick
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Bab ini berisikan teori mengenai sejarah perkembangan tes PAPI Kostick, teori
Kostick.
Bab ini berisikan mengenai metode penelitian yaitu jenis penelitian, data yang
Bab ini berisikan gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil analisis validitas dan
penelitian ini.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sejarah Perkembangan
yang didesain pertama kali oleh Dr Max Kostick seorang professor Psikologi
Industri dan Organisasi dari Boston Stage College, Massachusetts, USA pada
tahun 1960. PAPI mengukur dinamika kepribadian individu dalam konteks situasi
yang terdiri dari need dan role individu (Kostick dalam Furnham & Craig 1987).
PAPI terbagi dalam dua bentuk yaitu PAPI-I dan PAPI-N. PAPI-I adalah
(Incomes Data Services Ltd, 2004). PAPI-I terdiri dari 90 aitem berbentuk forced
choice dan PAPI-N berisi 126 pernyataan dalam bentuk skala likert. PAPI-I
maupun PAPI-N mengukur aspek kepribadian yang sama yaitu 10 jenis needs dan
10 jenis roles (Kostick dalam Furnham & Craig 1987). Needs dan roles disajikan
dalam bentuk 2 skala yang interaktif. Needs dan roles yang diukur dalam PAPI
nature (relasi sosial), work style (gaya kerja), temprament (sifat tempramen), dan
12
Universitas Sumatera Utara
13
puluh aspek kepribadian dalam tes PAPI merupakan komponen dari pengukuran
terhadap tujuh profil kepribadian (Kostick dalam Furnham & Craig 1987).
diukurnya yaitu :
Arah kerja pada individu dapat dilihat dari beberapa aspek kepribadian yaitu need
to finish task (N), hard intense worked (G), dan need to achieve (A).
profil ini adalah leadership role (L), need to control others (P), dan ease in
kepribadian yang diukur dalam profil aktivitas kerja adalah pace (T), dan vigorous
type (V).
kepribadian yang diukur dalam profil ini yaitu need for closeness and affection
(O), need to belong to groups (B), social extension (S), dan juga need to be
noticed (X).
yang diukur dalam profil ini adalah organized type (C), interest in working with
ketika dihadapkan pada konteks lingkungan kerja. Aspek-aspek yang diukur pada
profil yaitu need for change (Z), emotional resistant (E), dan juga need to be
forceful (K).
pekerjaannya. Beberapa aspek kepribadian yang diukur pada aspek ini adalah
need to support authority (F), dan need for rules and supervision (W).
lebih mengarah pada upaya mengembangkan ragam metode dalam proses analisis
hasil tes PAPI Kostick. PAPI Kostick diharapkan dapat menghasilkan informasi
yang akurat melalui proses yang efisien dan efektif. Proses analisis hasil tes PAPI
Kostick terbukti akan lebih efisien dan efektif apabila dilakukan dengan
2017) dan metode Forward Chaining (Hapsorowati, Saptono & Doewes, 2015).
B. Karakteristik Psikometri
1. Validitas
a. Definisi
mengukur apa yang hendak diukurnya. Namun definisi ini justru melemahkan
validitas hanya dilihat berdasarkan satu studi saja (Aiken & Marnat, 2006).
konsep. Kesatuan konsep tentang validitas adalah tingkatan dimana semua fakta
untuk digunakan sesuai dengan tujuan dari tes” (AERA dalam Osterlind 2010).
interpretasi yang terkandung dalam skor tes yang diperlukan untuk penggunaan
tes itu sendiri (AERA dalam Osterlind, 2010). Hal ini didukung dengan apa yang
terhadap interpretasi data yang diperoleh dari prosedur tertentu. Dari pengertian
alat ukur, namun interpretasi terhadap skor atau data yang dihasilkan oleh alat
ukur tersebut. Kesimpulan ini selaras dengan apa yang dikemukakan Osterlind
(2010) bahwa validitas bukan dilihat dari alat tesnya sebagai instrumen penelitian,
karena secara empiris alat tes psikologi tersebut telah memenuhi tujuan ukurnya.
b. Sumber-Sumber Validitas
dari hasil skor tes psikologi. Sumber-sumber tersebut berkaitan dengan berbagai
bukti validitas ini mengulas bentuk validitas berdasarkan pada situasi yang
validasi terhadap hasil tes dapat dipahami seutuhnya. Dalam Osterlind (2010),
Bukti validitas berdasarkan konten tes menjelaskan bahwa isi tes atau
aitem-aitem pada alat ukur harus sesuai dengan cakupan kawasan atau domain
ukurnya. Dengan kata lain, aitem-aitem yang ada pada alat ukur tersebut adalah
representasi setiap domain ukur dari suatu atribut psikologis. Pengujian aitem-
aitem tes dapat dilakukan dengan penilaian dari para ahli. Para ahli akan melihat
tentang dirinya. Proses respon bisa diteliti melalui metode sederhana dan
yang sedang melakukan tes psikologi. Sedangkan untuk metode yang lebih
kompleks dilakukan dengan metode berdasarkan variabel laten dan proses kausal
seperti analisis laten variabel, persamaan model struktural, model linear hierarki,
Dengan bukti struktur internal, kita akan dapat mengetahui apakah suatu alat ukur
sudah benar-benar merupakan representasi dari atribut laten yang hendak diukur.
(a) Multitrait-multimethod
dua hasil tes yang mengukur komponen atribut yang sama namun dengan
menggunakan metode yang berbeda. Korelasi yang tinggi dari tes dengan metode
bahwa hasil tes tersebut memiliki validitas konvergen. Selain itu, pendekatan
multitrait-multimethod juga melihat korelasi hasil tes dari dua atribut berbeda
yang diukur dengan metode yang sama. Rendahnya korelasi pada hasil tes yang
mengukur komponen atribut yang berbeda, menunjukkan bahwa hasil tes tersebut
konvergen dan validitas diskriminan, adalah syarat yang harus terpenuhi ketika
faktor umum menjelaskan bahwa setiap aitem memiliki kontribusi atau pengaruh
yang unik terhadap suatu faktor umum atau konstrak laten. Namun pada
sempurna untuk merefleksikan varibel laten psikologis. Oleh karena itu analisis
dengan variabel laten. Pada analisis faktor konfirmatori, yang dilakukan adalah
teramati. Sedangkan yang kedua adalah melihat hubungan antara variabel laten
skor tes. Kriteria eksternal yang digunakan dapat menghasilkan validitas prediktif
dan validitas konkuren. Validitas prediktif adalah tentang seberapa akurat skor tes
adalah tentang sejauh mana korelasi skor dari dua alat ukur yang berbeda namun
mengukur atribut psikologis yang sama dan pada waktu yang sama. Hasil skor
dari alat ukur lain akan dijadikan sebagai kriteria. Oleh karena itu skor kriteria
haruslah dihasilkan dari alat ukur yang telah lebih dulu teruji validitasnya.
dilihat berdasarkan tampilan fisik dari alat tes. Validity generalization adalah
validitas yang dilihat berdasarkan hubungan hasil tes dengan kriteria untuk dapat
Validitas adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh suatu alat
ukur. Hasil alat ukur yang valid merupakan penentu bahwa hasil tersebut bisa
dipercaya untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu sangat penting untuk
Jangkauan data merupakan indikator dari sejauh mana variasi data yang
diperoleh dari hasil tes. Jangkauan data yang terbatas mengindikasikan bahwa
skor yang didapat oleh peserta tes cenderung sama sehingga menyebabkan variasi
datanya juga rendah. Hasil tes dengan variasi data yang rendah dapat
menyebabkan validitas hasil tes nya menjadi rendah, sebaliknya variasi data yang
2) Hilangnya sampel
validitas pada hasil tes. Hal ini terjadi karena hilangnya data dapat mempersempit
jangkauan atau dengan kata lain variasi datanya juga menjadi berkurang.
3) Ukuran sampel
yang lebih besar, maka validitas hasil tesnya pun juga akan menurun. Namun jika
ukuran sampel lebih besar, maka kesalahan pengukuran juga akan lebih kecil
4) Atenuasi
hilangnya asosiasi murni antara skor murni dan skor observasi (Osterlind, 2010).
Validitas selalu lebih rendah dari angka reliabilitas. Oleh karena itu koefisien
reliabilitas yang semakin rendah berbanding lurus dengan koefisien validitas yang
rendah pula. Penurunan angka validitas in terjadi karena pada konsepnya skor
5) Kontaminasi kriteria
yang lebih tinggi akan diperoleh jika faktor-faktor eksternal penyebab bias dapat
atribut yang diukur pada suatu tes akan identik dengan atribut yang ada pada
kriteria. Namun pada kenyataannya, tidak pernah ada dua tes yang mengukur
2. Reliabilitas
a. Definisi
diberikan kepada individu atau kelompok dari suatu populasi tertentu (Osterlind,
reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya
tersebut pun dapat dipercaya. Reliabilitas tidak hanya berfokus pada pertimbangan
alat ukur untuk menghasilkan pengukuran yang dapat dipercaya, namun juga
1) Tes Ulang
Tes ulang adalah tes yang sama dilakukan dua kali oleh peserta tes yang
sama, administrasi tes yang sama dan diberikan dalam waktu yang berbeda.
Kelemahan yang dimaksud berkaitan dengan situasi pelaksanaan tes yang tidak
akan benar-benar sama seperti tes sebelumnya. Di sisi lain adanya pengulangan
korelasional Pearson product moment. Distribusi skor dari hasil tes yang pertama
akan dikorelasikan dengan distribusi skor dari hasil tes yang kedua, sehingga akan
diperoleh koefisien korelasi Pearson product moment dari kedua distribusi skor
2) Tes Paralel
Tes paralel adalah tes yang dilakukan satu kali pada waktu yang sama
namun dengan dua alat tes yang berbeda yang salah satunya adalah bentuk tes
alternatif dari tes yang pertama. Kedua tes yang dimaksud sesungguhnya bersifat
ekuivalen yang artinya kedua alat tes tersebut memiliki tujuan ukur yang sama.
Tes paralel dengan menggunakan bentuk tes alternatif dapat ditawarkan untuk
menghindari carryover effect. Namun tes paralel juga memiliki kelemahan karena
akan sulit dan memakan banyak biaya untuk memilih ataupun membuat tes yang
berdasarkan angka koefisien korelasi antara distribusi skor dari hasil dua tes yang
paralel.
dapat dipercaya. Ide dasar dari metode konsistensi internal adalah membayangkan
bahwa setiap item yang ada dalam tes memiliki peran untuk mengestimasi
penyajian tunggal yaitu metode yang menyajikan tes pada satu waktu sehingga
hanya akan diperoleh satu distribusi skor tes. Kemudian distribusi skor tes akan
dibelah ke dalam beberapa bagian. Pembelahan tes dapat dibuat sebanyak dua,
asumsi tersebut.
harus terpenuhi yaitu tes dibelah secara acak dan menghasilkan dua belahan tes
yang bersifat paralel, berdistribusi normal, dan memiliki standar deviasi yang
identik (Osterlind, 2010 ; Azwar, 2012). Estimasi reliabilitas dengan formula ini
dapat dilihat berdasarkan pertimbangan koefisien korelasi antar dua belahan tes,
karena koefisien korelasi yang tinggi mengindikasikan bahwa kedua belahan tes
formula ini sulit untuk terpenuhi dalam konteks praktik penggunaan tes psikologi.
Kuder-Richardson terdiri dari dua bentuk yaitu KR-20 dan KR-21. Formula KR-
menjumlahkan koefisien korelasi Pearson jika tes memiliki jumlah aitem yang
berbeda-beda.
Dan terakhir formula ketiga, formula koefisien alpha Cronbach justru tidak
memiliki asumsi yang terlalu ketat untuk dipenuhi. Di sisi lain, formula koefisien
Field (2009) juga menjelaskan kelebihan lain dari formula koefisien alpha
Cronbach adalah sebagai formula yang paling sederhana secara konseptual. Atas
dasar kelebihan yang dimiliki, pada saat ini formula koefisien alpha Cronbach
2010).
adalah melihat varians distribusi skor dari tiap belahan tes. Cronbach berpendapat
bahwa varians distribusi skor dari tiap belahan tes dapat menjadi dasar
semua belahan tes (Murphy & Davidshofer, 2004). Formula alpha Cronbach
baik pada banyak situasi pengukuran (Nunnally, dalam Azwar 2012). Berikut
𝑘 𝜎𝑖2
𝜌𝛼 = (1 − ) …………………………………………………... (1)
𝑘−1 𝜎2
Keterangan :
tidak akan menunjukkan perbedaan yang besar. Jika terdapat perbedaan yang
besar, maka dapat dikatakan pengukuran tersebut tidak reliabel (Azwar, 2012).
Menurut Osterlind (2010) secara spesifik ada beberapa faktor yang mempengaruhi
1) Panjang tes
banyak aitem yang ada pada suatu tes maka akan semakin baik dalam
menampilkan karakteristik variabel laten yang hendak diukur. Tes yang mampu
2) Heterogenitas kelompok
memberikan respon yang berbeda-beda pada tiap aitem sehingga distribusi skor
untuk tiap item pun menjadi beragam. Keberagaman distribusi skor dalam konsep
semakin tinggi standar deviasinya. Standar deviasi yang besar akan menghasilkan
reliabilitas pengukuran yang lebih tinggi pula (Murphy & Davidshofer, 2004).
3) Efek atenuasi
rendah dari indeks reliabilitas. Hal ini terjadi karena indeks reliabilitas
menunjukkan asosiasi murni antara skor teramati dengan skor murni, sedangkan
teramati dan skor murni. Penyusutan asosiasi disebabkan karena pada dasarnya
yang teramati.
serta tujuannya yang penting bagi karyawan dan bagi perusahaan, maka sudah
sepatutnya PAPI Kostick memenuhi standar kualitas tes kepribadian yang baik.
2012). Namun sayangnya tidak ada bukti empiris terkini yang membuktikan
Kualitas PAPI Kostick untuk disebut sebagai tes kepribadian yang baik,
patut untuk dipertanyakan. Alasannya karena PAPI Kostick pada masa kini sangat
berlatih menentukan responnya terhadap aitem-aitem yang ada pada skala PAPI
Kostick. Hal ini terbukti dari pengamatan peneliti, bahwa banyak orang bertanya
dan mengakses situs-situs yang memaparkan tentang penjelasan dan skoring PAPI
Kostick. Dengan kemudahan akses PAPI Kostick melalui situs yang ada di
kepribadian apa yang seharusnya memiliki skor tinggi untuk keperluan promosi
faking good. Faking good secara lebih lanjut dijelaskan sebagai upaya
memanipulasi respon agar sesuai dengan harapan perusahaan. Dengan kata lain
dapat terlihat bahwa tes PAPI Kostick tidak mengukur kepribadian karyawan
tes psikologi yang disebabkan oleh hal yang sebenarnya tidak berhubungan
misalnya seperti faktor budaya, ataupun keakraban individu terhadap tes psikologi
(Osterlind, 2010). Kondisi PAPI Kostick yang sudah beredar luas di internet
merupakan kondisi yang dapat membuat individu menjadi semakin akrab dengan
memberikan respon yang cenderung sama terhadap aitem-aitem pada skala PAPI
sebaliknya hasil data yang lebih bervariasi dapat meningkatkan validitas dan
reliabilitas.
keseragaman distribusi skor akan menghasilkan standar deviasi yang rendah. Pada
dasarnya secara konseptual standar deviasi merupakan nilai statistik yang menjadi
bagian penting dalam proses validasi dan estimasi reliabilitas. Standar deviasi
Kostick memiliki variasi kepribadian yang rendah atau dengan kata lain mereka
kepribadian.
model struktural. Dengan persamaan model struktural, akan terlihat apakah PAPI
aitem-aitem PAPI Kostick masih mampu mengukur variabel laten yaitu aspek-
yang baik berdasarkan persamaan model struktural adalah dengan melihat muatan
faktor standarnya yang harus ≥ 0,30 dan memiliki nilai signifikansi atau nilai-t
informasi yang terdapat pada hasil output persamaan model struktural yaitu
muatan faktor standar dan nilai kesalahan pengukuran. Reliabilitas yang baik
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
lapangan secara sistematik agar lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
umum tentang data yang diperoleh berdasarkan analisis dengan metode statistik.
melakukan analisis faktor peneliti akan menggunakan 500 data agar sampel
memenuhi standar ukuran yang baik (Comrey & Lee dalam Field, 2009). Data
yang digunakan adalah dokumentasi tes PAPI Kostick yang dikumpulkan dari
1. Mengkaji Literatur
yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan tes PAPI dan literatur tentang
31
Universitas Sumatera Utara
32
juga berupaya menemukan teknik dan analisis statistik yang paling sesuai dengan
kebutuhan pada tes PAPI. Selain itu peneliti mengkaji sejumlah literatur tentang
menggunakan informasi dari berbagai sumber data seperti kajian literatur dari
buku dan jurnal, wawancara, dan observasi. Sistematika penulisan proposal terdiri
4. Menganalisis Data
Metode dokumentasi berarti data diperoleh dari hasil dokumentasi oleh media
ataupun pihak tertentu. Pihak yang dimaksud yaitu biro-biro psikologi yang ada di
kota Medan.
E. Analisis Data
tahapan-tahapan berikut :
1. Spesifikasi model
menentukan apa saja variabel laten dan variabel teramati serta menentukan aitem-
aitem mana saja yang mewakili setiap variabel laten. yang ada dalam penelitian
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder, data yang diperoleh dari
Analisis terhadap hasil keluaran program SIMPLIS yang telah dijalankan terdiri
dari :
standardized loading factor yang nilainya lebih besar dari 1, serta nilai standard
standar (λ) harus ≥ 0,30 dan nilai t dari setiap faktor harus ≥ 1,96.
Root Mean Square Error of RMSEA≤0.08 adalah good fit, sedangkan RMSEA
Approximation (RMSEA) < 0.05 adalah close fit.
Goodness-of-FitIndex (GFI) Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
adalah lebih baik. GFI ≥ 0.90 adalah good-fit,
sedangkan 0.80 ≤ GFI < 0.90 adalah marginal fit.
Adjusted Goodness of Fit Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi
(AGFI) adalah lebih baik. AGFI ≥ 0.90 adalah good-fit,
sedangkan 0.80 ≤ AGFI < 0.90 adalah marginal fit.
Sumber: Wijanto (2008)
konstruk dan ekstrak variannya. Reliabilitas konstruk dan ekstrak varian dihitung
(Σ MFS )2
Reliabilitas Konstruk = (Σ MFS )2 + Σe ......................................................... (2)
j
Σ MFS 2
Ekstrak Varian = .............................................................. ...... (3)
Σ MFS 2 + Σe 𝑗
Keterangan:
ej = kesalahan pengukuran
Kostick sebanyak 518. Data sekunder berasal dari beberapa biro psikologi yang
berdasarkan output dari program aplikasi khusus yang terdiri dari kecocokan
standar dan nilai t nya, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melihat
apakah model yang ada dalam teori didukung oleh model yang terdapat pada
tingkat pertama pada Tabel 2 dan analisis faktor konfirmatori tingkat kedua pada
Tabel 3.
35
Universitas Sumatera Utara
36
Berdasarkan hasil uji kecocokan model yang tersaji pada Tabel 2 dan 3,
terlihat bahwa model dalam sampel penelitian memiliki tingkat kecocokan yang
lebih baik ketika dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori tingkat pertama.
Hal tersebut dibuktikan dengan ukuran GFI dan AGFI yang berada pada tingkat
good fit pada semua subtes PAPI Kostick. Pada analisis faktor konfirmatori
tingkat pertama, hanya 3 subtes yaitu T, S, dan I yang memiliki RMSEA dengan
kecocokan model yang rendah (poor fit) sedangkan 13 subtes berada pada tingkat
good fit dan 4 subtes lainnya memiliki RMSEA pada tingkat close fit. Atas dasar
hasil uji kecocokan model ini, maka selanjutnya analisis muatan faktor standar
dan nilai t akan dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori tingkat pertama.
b. Hasil Analisis Muatan Faktor Standar dan Nilai t pada Aitem Setiap Subtes
PAPI Kostick
faktor standar ≥ 0,30 dan nilai-t muatan faktor ≥ 1,96 pada tiap aitemnya
(Wijanto, 2008). Rangkuman validitas hasil pengukuran dari tiap aitem PAPI
Aspek A Aspek R
Aspek L Aspek D
Aspek P Aspek C
Aspek I Aspek Z
Aspek T Aspek E
Aspek V Aspek K
Aspek X Aspek F
Aitem MFS t Ket Aitem MFS t Ket
X1 0,03 0,41 TV F1 0,41 7,78 V
X2 0,39 6,25 V F2 0,43 8,2 V
X3 -0,02 -0,26 TV F3 0,57 10,73 V
X4 0,28 4,53 TV F4 0,21 3,8 TV
X5 -0,07 -1,15 TV F5 0,6 11,36 V
X6 0,21 3,48 TV F6 -0,18 -3,38 TV
X7 0,47 7,38 V F7 0,11 2,08 TV
X8 0,48 7,44 V F8 0,36 6,73 V
X9 0,38 6,07 V F9 0,37 6,98 V
Aspek S Aspek W
Aitem MFS t Ket Aitem MFS t Ket
S1 0,31 5,67 V W1 0,31 5,19 V
S2 0,56 10,36 V W2 0,47 7,78 V
S3 0,19 3,49 TV W3 0,43 7,1 V
S4 0,59 11 V W4 0,36 6,01 V
S5 0,15 2,66 TV W5 0,52 8,35 V
S6 0,56 10,45 V W6 0,08 1,41 TV
S7 0,25 4,62 TV W7 0,06 1,09 TV
S8 0,31 5,77 V W8 0,22 3,63 TV
S9 0,04 0,66 TV W9 0,11 1,79 TV
Keterangan : MFS = Muatan Faktor Standar; t = Nilai signifikansi; V = Valid; TV
= Tidak Valid
tidak valid.
bahwa dari 180 aitem pada PAPI Kostik terdapat 54,88 % atau 99 aitem yang
berada dalam kategori valid. Sedangkan aitem yang berada pada kategori tidak
merupakan subtes yang paling buruk validitasnya karena terdapat lebih dari
setengah atau 4 dari total 9 aitemnya yang berada dalam kategori tidak valid.
penelitian ini yaitu sebesar 0,86. Komputasi analisis reliabilitas komposit PAPI
C. Pembahasan
Gambaran kepribadian individu yang terlihat pada hasil tes PAPI Kostick menjadi
sangat penting ketika hasil tersebut dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan
pada diri individu. Oleh karena itu, tes PAPI Kostick diharapkan mampu
yang keliru.
psikometri yang dimiliki tes PAPI Kostick tidak memiliki kualitas yang baik.
Pada karakteristik validitas, terdapat hanya 54,88 % yang dianggap valid untuk
mengukur aspek-aspek kepribadian. Hampir setengah dari aitem tes PAPI Kostick
yaitu 45,92 % justru sudah tidak valid untuk mengukur aspek-aspek kepribadian.
Ketujuh subtes ini akan menghasilkan informasi yang kurang tepat karena lebih
dari setengah aitemnya terbukti tidak dapat mengukur aspek kepribadian yang
yang berubah dan telah terjadi kebocoran soal di internet sehingga meningkatkan
terjadinya faking good. Kondisi-kondisi ini patut dikaji lebih mendalam untuk
tes psikologi, karena tes psikologi yang diberikan pada konteks yang berbeda
maka akan menunjukkan hasil yang berbeda pula. Konteks yang dimaksud
pada pengguna PAPI Kostick di kota Medan maka kemungkinan hasil dari
penelitian ini telah dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya daerah setempat.
Konteks penggunaan PAPI Kostick saat ini juga sudah jauh berbeda dengan yang
terjadi pada waktu lampau. Pada beberapa puluh tahun yang lalu sejak PAPI
industri dan organisasi belum terlalu populer. Berbeda dengan kondisi saat ini
penggunaan tes kepribadian justru sudah menjadi bagian wajib untuk proses
asesmen dalam bidang industri dan organisasi. Maka dari itu perhatian individu
untuk menampilkan gambaran kepribadian yang baik juga akan semakin tinggi.
Perkembangan teknologi pada puluhan tahun yang lalu pun belum berkembang
pesat sehingga tidak ada masalah mengenai kebocoran tes seperti yang terjadi
pada masa sekarang ini. Kebocoran tes ini lah yang dapat dikatakan memfasilitasi
individu terhadap tampilan tes PAPI Kostick. Keakraban terhadap tampilan tes
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Peluang terjadinya faking
good juga akan semakin tinggi ketika pernyataan pada aitem-aitem tes PAPI
Upaya melakukan faking good yang dilakukan oleh banyak individu dapat
cenderung sama atau homogen. Homogenitas hasil tes PAPI Kostick seperti yang
salah satunya diceritakan oleh seorang testee yang pernah melihat informasi dari
internet dan kemudian menjawab soal-soal tes PAPI Kostick dengan cara memilih
jawaban yang dianggap baik dan sesuai dengan pekerjaan yang diinginkannya.
Implikasi dari faking good adalah kesulitan untuk membedakan individu yang
seharusnya memiliki kepribadian yang bervariasi. Oleh karena itu benarlah apa
yang dikemukan oleh Anastasi & Urbina (1997) bahwa seharusnya publikasi tes
psikologi harus dikendalikan agar validitas hasil pengukuran tes PAPI Kostick
Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan tes PAPI Kostick memiliki
validitas yang rendah, hasil penelitian ini juga menunjukkan kualitas reliabilitas
pada hasil pengukuran tes PAPI Kostick yang justru tergolong baik yaitu 0,86.
Nilai reliabilitas sebesar 0,86 dianggap sudah cukup baik untuk tes kepribadian
Hal yang penting untuk dicermati adalah sekalipun hasil pengukuran tes
PAPI Kostick memiliki reliabilitas yang baik, ternyata hal tersebut tidak
menjamin validitas hasil pengukuran tes PAPI Kostick akan baik pula. Kombinasi
dari reliabilitas yang tinggi dan validitas yang rendah akan menjelaskan bahwa
kepribadian yang sesuai dengan pengkonstruksian skala PAPI Kostick. Arti lebih
lanjut, PAPI Kostick justru memberikan informasi yang konsisten dan terpercaya
psikologis yang dimaksud dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor
eksploratori.
psikometri yang kurang baik menjadi alasan agar informasi dari hasil tes PAPI
yang ada pada tes PAPI Kostick selayaknya juga diperbaiki agar kualitas
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa tes PAPI
didapat bukan tentang fungsi tes PAPI Kostick dalam mengungkap kedua puluh
aspek kepribadian.
B. SARAN
1. Saran Praktis
Pengambilan keputusan tidak boleh hanya berpatokan pada hasil tes PAPI
Kostick. Pengambilan keputusan juga harus melibatkan informasi lain dari tes
psikologi yang berbeda ataupun informasi yang diperoleh dari metode asesmen
yang berbeda.
2. Saran Metodologi
model variabel psikologi yang dibentuk oleh hasil tes PAPI Kostick.
46
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological Testing (7th edition). New
Jersey: Prentice-Hall.
Asmara, R. A., Andoko, B. S., & Nurhasan, U. (2017). Sistem Cerdas Tes
Kepribadian PAPI Kostick. Jurnal Dinamika DotCom, 48-59.
Azwar, S. (2013). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Coaley, K. (2010). An Introduction to Psychological Assessment and
Psychometrics. London: Sage Publication Ltd.
Cohen, R. J. (2009). Psychological Testing and Assessment: An Introduction to
Tests and Measurement. McGraw-Hill.
Cubiks. (2017). PAPI. Dipetik 03 16, 2017, dari www.cubiks.com:
http://www.cubiks.com/products/personality-questionnaire
Domino, G., & Domino, M. L. (2006). Psychological Testing: An Introduction.
Cambridge University Press.
Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS Third Edition. Sage
Publication Ltd.
Furnham, A., & Craig, S. (1987). Fakeability and Correlates of The Perception
and Preference Inventory. Personal Individual Differences , 459-470.
Hadiyani, S. (Komunikasi personal, 4 Maret 2017). Informasi mengenai peran
kepribadian terhadap pekerjaan.
Hapsorowati, V. D., Saptono, R., & Doewes, A. (2015). SPK Penempatan Calon
Karyawan pada Test DISC dan PAPI Koctick. Seminar Nasional
Teknologi Informasi, (hal. 231-241).
Incomes Data Services Ltd. (2004, Maret). Choosing a Psychometric Test. IDS
HR Study Plus, hal. 37-84.
Kaplan, R. M., & Saccuzzo, D. P. (2005). Psychological Testing: Principles,
Applications, and Issues (Sixth Edition). Belmont: Thomson Wadsworth.
Lahey, B. B. (2010). Psychology An Introduction Eleventh Edition. McGraw-Hill.
Marnat, G. G. (2003). Handbook of Psychological Assessment (Fourth edition).
John Wiley & Sons, Inc.
47
Universitas Sumatera Utara
48
LAMPIRAN 1
Reliabilitas Komposit
N G A L P I T V X S B O R D C Z E K F W
N 1 .004 .167 .186 .017 .162 .199 .03 .14 .009 .046 .104 .013 .255 .144 .184 .142 .181 .426 .201
G .004 1 .202 .02 .152 .027 .043 .001 .155 .062 .02 .038 .169 .223 .292 .132 .259 .087 .009 .016
A .167 .004 1 .061 .02 .045 .043 .005 .106 .107 .066 .227 .129 .114 .033 .134 .142 .247 .286 .25
L .186 .02 .61 1 .31 .377 .054 .028 .051 .4 .098 .233 .255 .334 .337 .065 .358 .081 .056 .1
P .017 .152 .02 .31 1 .14 .117 .001 .049 .222 .043 .268 .017 .017 .011 .139 .071 .119 .262 .21
I .162 .027 .045 .377 .14 1 .219 .036 .024 .368 .033 .058 .283 .259 .419 .063 .353 .033 .077 .074
T .199 .043 .043 .054 .117 .219 1 .046 .13 .113 .138 .051 .156 .335 .344 .026 .243 .153 .229 .038
V .03 .001 .005 .028 .001 .036 .046 1 .014 .06 .02 .006 .222 .21 .216 .001 .081 .022 .023 .002
X .14 .155 .106 .051 .049 .024 .13 .014 1 .012 .219 .046 .019 .112 0 .093 .102 .09 .124 .277
S .009 .062 .107 .04 .222 .368 .113 .06 .012 1 .156 .25 .11 .116 .086 .002 .181 .073 .004 .001
B .046 .2 .066 .098 .043 .033 .138 .2 .219 .156 1 .115 .013 .052 .06 .153 .007 .202 .19 .002
O .104 .038 .227 .233 .268 .058 .051 .006 .046 .25 .115 1 .081 .06 .001 .156 .126 .124 .076 .032
R .013 .169 .129 .255 .017 .283 .156 .222 .019 .11 .013 .081 1 .214 .045 .016 .044 .072 .001 .104
D .255 .223 .114 .334 .17 .259 .335 .21 .112 .116 .052 .06 .214 1 .322 .119 .034 .061 .201 .062
C .144 .292 .033 .337 .011 .419 .344 .216 0 .086 .06 .001 .045 .322 1 .116 .149 .05 .143 .106
Z .184 .132 .134 .065 .139 .063 .026 .001 .093 .002 .153 .156 .016 .119 .116 1 .083 .025 .051 .045
E .142 .259 .142 .358 .071 .353 .243 .081 .102 .181 .126 .044 .034 .149 .083 .083 1 .072 .012 .018
K .181 .087 .247 .081 .119 .033 .153 .022 .09 .073 .124 .072 .061 .05 .025 .025 .072 1 .055 .019
F .426 .009 .286 .056 .262 .077 .229 .023 .124 .004 .076 .001 .201 .143 .051 .051 .012 .055 1 .74
W .201 .016 .25 .1 .21 .074 .038 .002 .277 .001 .032 .104 .062 .106 .045 .045 .018 .019 .074 1
Reliabel
Reliabilitas Komposit
Menurut Azwar (2012) rumus dari reliabilitas komposit adalah sebagai berikut :
Σw 2j s 2j − Σw 2j s 2j r jj′
rxx’ = 1 −
Σw 2j s 2j + 2 Σw j w k s j s k r jk
5466,473−3010,268
rxx’ = 1 − 5466,473+2 6376,993
2456,205
rxx’ = 1 − 18220 ,459
rxx’ = 1 – 0,135
rxx’ = 0,86