Oleh :
Rio Pratama 41183507170009
Psikologi A
Dosen Pengampu:
Ir. Magdalena Hanoum, M. Psi
Rio Pratama
ii
DAFTAR ISI
A. IDENTITAS ...................................................................................................... 1
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
iii
A. IDENTITAS
1. Identitas Testee
Nama : NS
Jenia Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 30 Desember 1998
Usia : 21 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
2. Nilai IQ : IQ 90 (Rendah)
3. Tujuan Tes
Untuk mengetahui kemampuan (potensi) minat dan bakat yang dimiliki
testee.
4. Pelaksanaan Tes
Hari : Senin
Tanggal : 28 Oktober 2019 (IST)
11 November 2019 (RMIB)
Jam : 07:30
Gedung dan Ruangan : Gedung B, Ruangan 101
(Rio Pratama/41183507170009)
1
B. LAPORAN HASIL TEST INTELEGENSI
TEST IST
a. Hasil Observasi (sehari-hari)
Testee memiliki tinggi badan kurang lebih 155cm dengan berat
badan kurang lebih 45kg berperawakan kurus, berkulit sawo matang tidak
memiliki tanda lahir khusus.
Berdasarkan hasil observasi keseharian testee selama mengikuti
perkuliahan, testee adalah anak yang ceria, testee memiliki seorang teman
akrab, testee cenderung terbuka dengan teman akrabnya. Didalam kegiatan
testee juga pernah mengikuti acara-acara yang ada di dalam organisasi.
Dilingkungan luar kampus testee juga mudah bersosialisasi tempat testee
tinggal seperti di kost-kostan. Ada 4 aspek yang tester observasi
berdasarkan kesehariannya seperti kognitif,afeksi,motivasi,interaksi sosial.
1. Kognitif
Bila di tinjau berdasarkan kognitif, kegiatan perkuliahan yang di ajarkan
dosen, testee jarang bertanya mengenai perkuliahan, namun testee lebih
mencari tahu sendiri.
2. Afeksi
Bila di tinjau berdasarkan afeksi, testee cukup baik dalam menjalani
persahabatan, testee juga memiliki rasa simpati yang cukup baik dengan
teman-teman dilingkungan kampus maupun diluar kampus.
3. Motivasi
Bila di tinjau berdasarkan motivasi, testee memiliki keinginan yang
tinggi, testee adalah anak yang mandiri, dan testee juga seorang yang
konsisten dalam belajar.
4. Interaksi Sosial
Bila di tinjau berdasarkan interaksi sosial, testee mudah bergaul,namun
dengan orang baru tidak mudah memulai pembicaraan, testee lebih
mudah berinteraksi dengan teman yang sekiranya sudah cukup
mengenal lebih jauh karakter orang yang di ajak lawan bicara.
2
b. Tabel Hasil Skoring Tes IST
Menurut (Kumolohadi & Suseno, 2012) Intelligenz Struktur Test (IST).
IST terdiri dari 176 soal yang terbagi menjadi 9 sub tes. Proses skoring dalam
IST adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban
salah pada masing-masing subtes kecuali pada sub tes GE menggunakan
panduan nilai tersendiri yaitu skor 2, 1 dan 0. Dengan menghitung skor yang
diperoleh pada masing-masing subtes akan diperoleh Skor Kasar pada setiap
sub tes IST. Dengan menjumlahkan skor kasar dari 9 sub tes akan diperoleh
Skor Total.
Jumlah 78 93 Rendah
IQ Total = 90 Rendah
3
a. Very superior yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar 119
keatas.
b. Tinggi yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 105
sampai dengan 118.
c. Cukup yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 100
sampai dengan 104.
d. Sedang yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 95
sampai dengan 99.
e. Rendah yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar antara 81
sampai dengan 94.
f. Rendah sekali yaitu subyek yang memperoleh weighted score sebesar 80
kebawah.
4
Menurut (Kumolohadi & Suseno, 2012) Intelligenz Struktur Test
(IST) memuat 9 subtes antara lain Satzerganzung (SE) yaitu melengkapi
kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi kata-kata, Analogien (AN)
yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki
bersama, Rechhenaufgaben (RA) yaitu kemampuan berhitung,
Zahlenreihen (SR) yaitu deret angka, Figurenauswahl (FA) yaitu memilih
bentuk, Wurfelaufgaben (WU) yaitu latihan balok, dan Merkaufgaben (ME)
yaitu latihan simbol. Penyajian tes IST ini membutuhkan waktu lebih
kurang 90 menit, dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.
a. Melengkapi Kalimat (SE)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 91 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
rendah. Subtes Satzerganzung (SE) mengungkap kemampuan
pengambilan keputusan, mengukur keinginan berprestasi, kemampuan
memahami realitas, pembentukan pendapat/penilaian, common sense,
berpikir kongkrit praktis dan kemandirian dalam berpikir (Kumolohadi
& Suseno, 2012).
b. Melengkapi Kata (WA)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 99 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
sedang. Subtes Wortauswahl (WA) mengungkap kemampuan
menangkap inti kandungan makna/pengertian dari sesuatu yang
disampaikan melalui bahasa, berpikir induktif dengan menggunakan
bahasa, kemampuan empati atau menyelami perasaan (Kumolohadi &
Suseno, 2012).
c. Persamaan Kata (AN)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 86 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
rendah. Subtes Analogien (AN) mengungkap kemampuan fleksibilitas
dalam berpikir, kemampuan mengkombinasikan atau menghubung-
hubungkan, kelincahan dan kemampuan untuk berubah dan berganti
5
dalam berpikir, resistensi atau kemampuan untuk melawan solusi
masalah yang tidak pasti (kira-kira) (Kumolohadi & Suseno, 2012).
d. Sifat yang dimiliki bersama (GE)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 108 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
tinggi. Subtes Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan
menemukan ciri-ciri khas yang terkandung pada dua objek dalam upaya
menyusun suatu pengertian yang mencakup kekhasan dari dua objek
tersebut, kemampuan memahami esensi pengertian suatu kata untuk
kemudian dapat menemukan kesamaan esensial dari beberapa kata
(Kumolohadi & Suseno, 2012).
e. Latihan Simbol (ME)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 115 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
tinggi. Subtes Merkaufgaben (ME) mengungkap kemampuan
memperhatikan atau mencamkan, kemampuan menyimpan atau
mengingat dalam waktu lama, dengan kata lain sub tes ini mengukur
daya ingat seseorang (Kumolohadi & Suseno, 2012).
f. Kemampuan Berhitung (RA)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 79 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
rendah sekali. Subtes Rechhenaufgaben (RA) mengukur kemampuan
memecahkan masalah praktis dengan berhitung, kemampuan berpikir
logislugas, matematis, bernalar, berpikir runtut dalam mengambil
keputusan (Kumolohadi & Suseno, 2012).
g. Deret Angka (ZR)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 89 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
rendah. Subtes Zahlenreihen (ZR) mengukur kemampuan berhitung
yang didasarkan pada pendekatan analisis atas informasi faktual
berbentuk angka sehingga ditemukan suatu kesimpulan. Adanya
6
kemampuan mengikuti komponen ritmis/irama dalam berpikir
(Kumolohadi & Suseno, 2012).
h. Memilih Bentuk (FA)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 99 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
sedang. Subtes Figurenauswahl (FA) mengungkap kemampuan
membayangkan, dengan menggabung-gabungkan potongan suatu objek
visual secara konstruktif sehingan menghasilkan suatu bentuk tertentu,
adanya kemampuan membayangkan secara menyeluruh (gestalt)
(Kumolohadi & Suseno, 2012).
i. Latihan Balok (WU)
Berdasarkan hasil persubtes testee mendapat weighted score
sebesar 95 bila tinjau berdasarkan norma tes IST memiliki kategori
sedang. Subtes Wurfelaufgaben (WU) mengukur kemampuan analisis
yang disertai kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang
secara antisipasif. Dalam kemampuan ini terdapat peran kreativitas,
kemampuan menyusun atau mengkonstruksi perubahan, imajinasi dan
fleksibilitas berpikir (Kumolohadi & Suseno, 2012).
3. IQ Verbal
𝐒𝐖 (𝐒𝐄) + 𝐒𝐖 (𝐖𝐀) + 𝐒𝐖 (𝐀𝐍) + 𝐒𝐖 (𝐆𝐄)
𝐑𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐈𝐐 𝐕𝐞𝐫𝐛𝐚𝐥 =
𝟒
91 + 99 + 86 + 108
= 4
384
= 4
= 𝟗𝟔 Kategori : Sedang
Analisa/𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒑𝒓𝒆𝒕𝒂𝒔𝒊 :
a. Analisa
Menurut Levy & Ransdell, 1996 (Kumara, 2001) Kemampuan
verbal adalah kemampuan menjelaskan pemikiran atau kemampuan
mengaitkan berbagai informasi yang diperoleh dan membuat
hipotesis. Kemampuan verbal memungkinkan siswa untuk
7
berkomunikasi secara lisan maupun secara tertulis, siswa mampu
mengkomunikasi suatu objek atau peristiwa, menarik relasi atau
hubungan antar sederetan peristiwa, mendeskripsikannya, dengan
kata lain kemampuan verbal juga menjadi dasar proses berpikir atau
menjadi roda berpikir, misalnya kemampuan membuat karangan
merupakan manifestasi ketrampilan berbahasa.
Menurut (Kumara, 2001) Dampak kemampuan verbal yang
tinggi pada siswa meningkatkan kemampuannya mengekspresikan
ide, serta kelancaran dalam menuangkan gagasan.
Menurut Ceci (Kumara, 2001) siswa yang memiliki
kemampuan verbal yang tinggi dapat melakukan scanning secara
cepat dan mencari jejak isi ingatannya. Dengan skor verbal tinggi
artinya siswa memiliki proses ingatan yang efisien, terutama dalam
mengumpulkan informasi. Tingginya skor kemampuan verbal
menggambarkan pengetahuan perbendaharaan kata yang luas dan
kemampuan membuat paragraf yang memadai.
b. Interpretasi
Berdasarkah hasil pada subtes melengkapi kalimat (SE),
melengkapi kata (WA), persamaan kata (AN), sifat yang dimiliki
bersama (GE) setelah di jumlah lalu di bagi 4 berdasarkan rumus
yang di gunakan dalam mencari IQ Verbal, testee mendapatkan IQ
Verbal sebesar 96 dan dapat di kategorikan Sedang.
Selama perkulihan testee cenderung berkomunikasi dengan
salah satu teman/sahabatnya. Bila di analisa testee lebih cenderung
terbuka dengan teman yang sudah lebih mengenal karakter lawan
bicaranya, testee juga cenderung mengungkapkan emosionalnya
dengan teman dekatnya serta testee juga cenderung dalam membuat
gagasan atau ide-ide namun tidak begitu menonjol didalam
kelompok.
8
4. IQ Numerik
𝐒𝐖 (𝐑𝐀) + 𝐒𝐖 (𝐙𝐑)
𝐑𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐈𝐐 𝐍𝐮𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤 =
𝟐
79 + 89
= 2
169
= 2
= 𝟖𝟒 Kategori : Rendah
Analisa/𝑰𝒏𝒕𝒆𝒑𝒓𝒆𝒕𝒂𝒔𝒊 :
a. Analisa
Menurut Robbins (Achdiyat, 2017) menyatakan bahwa kemampuan
numerik merupakan salah satu dari lima dimensi yang menyusun
kemampuan intelektual. Kemampuan numerik adalah kemampuan
untuk melakukan pehitungan dengan cepat dan tepat.
Menurut Gultom (Achdiyat, 2017) menyatakan bahwa:
“kemampuan numerik disebut juga kemampuan berhitung, yaitu
kemampuan matematis yang di dalamnya termuat kemampuan
melakukan pengerjaan-pengerjaan hitung seperti menjumlah,
mengurangkan, mengali dan membagi, memangkatkan, menarik
akar, menarik logaritma, serta memanipulasi bilangan-bilangan dan
lambing-lambang matematika”.
Menurut Sutardi dkk (Ngadimin & Sanirin, 2015) Seseorang
yang memiliki kemampuan numerik mampu memikirkan dan
menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk
akal), menyukai angka, urutan, logika dan keteraturan, mengerti
pola hubungan, mampu melakukan proses berpikir deduktif dan
induktif, yang memiliki ciri-ciri 1) Mudah membuat klasifikasi dan
kategorisasi; 2) Berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis; 3) Pandangan hidupnya bersifat rasional. Kemampuan ini
sangat diperlukan dalam menguasai tugas-tugas akademik.
9
b. Interpretasi
Berdasarkah hasil pada subtes kemampuan berhitung (RA) dan deret
angka (ZR) setelah di jumlah lalu di bagi 2 berdasarkan rumus yang
di gunakan dalam mencari IQ Numerik, testee mendapatkan IQ
sebesar 84 dan dapat di kategorikan Rendah.
Berdasarkan analisa tester bila di observasi selama perkuliahan
testee tidak begitu menyukai hal-hal yang rumit, dalam matakuliah
statistika psikologi berdasarkan data yang di ambil dari simak
unisma testee mendapat nilai akhir 61.071 (C). Testee juga suka
terburu-buru dalam mengambil keputusan.
5. IQ Spasial
𝐒𝐖 (𝐅𝐀) + 𝐒𝐖 (𝐖𝐔)
𝐑𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐈𝐐 𝐒𝐩𝐚𝐬𝐢𝐚𝐥 =
𝟐
99 + 95
= 2
194
=
2
= 𝟗𝟕 Kategori : Sedang
Analisa/𝑰𝒏𝒕𝒆𝒑𝒓𝒆𝒕𝒂𝒔𝒊 :
a. Analisa
Menurut Febriana (Achdiyat, 2017) menyatakan bahwa kecerdasan
visual-spasial adalah kemampuan yang berhubungan dengan
kemampuan mempresentasi, mentransformasi, dan memanggil
kembali informasi simbolis. Kecerdasan visual-spasial menjadikan
seseorang memiliki kemampuan untuk memahami secara lebih
mendalam hubungan antara objek dengan ruang.
Menurut Masykur (Achdiyat, 2017) menyatakan bahwa:
“Kecerdasan visual-spasial memiliki ciri-ciri antara lain: (1)
Memberikan gambaran spasial visual yang jelas ketika mengerjakan
sesuatu; (2) Mudah membaca peta atau diagram; (3) Menggambar
sosok orang atau benda mirip dengan aslinya; (4) Sangat menikmati
kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya; (5) Mencoret-coret
10
di atas kertas atau buku tugas sekolah; (6) Lebih mendalami
informasi lewat gambar dari pada kata-kata atau uraian.
Menurut Campbell (Ngadimin & Sanirin, 2015) Seseorang
dengan kemampuan intelegensi visual-spasial dapat berkembang
baik dalam merasakan, menghasilkan sebuah bayangan mental,
berpikir dalam gambar, memvisualisasikan secara detail
menggunakan gambaran visual sebagai sebuah alat bantu didalam
mengingat informasi, membaca grafik, bagan, peta, diagram, dan
belajar dengan grafik atau media-media visual.
b. Interpretasi
Berdasarkah hasil pada subtes memilih bentuk (FA) dan
latihan balok (WU) setelah di jumlah lalu di bagi 2 berdasarkan
rumus yang di gunakan dalam mencari IQ Spasial, testee
mendapatkan IQ sebesar 97 dan dapat di kategorikan Sedang.
Bila dilihat dari hasil observasi testee lebih mudah dalam
menggambarkan atau menceritakan suatu peristiwa, testee juga suka
bermain game yang berbentuk visual, testee juga lebih mudah
memahami pelajaran dalam bentuk gambar dibanding tulisan, dan
testee juga lebih mudah mengingat bentuk dibandingkan dengan
huruf-huruf.
d. Corak Berpikir
Menurut (Psychologymania, 2008) dimensi festigung-flexibilitat
menggambarkan corak berpikir yang dimiliki oleh subjek, dimensi
festigung dan flexibilitat merupakan dua kutub yang ekstrim, keduannya
menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Cara menentukan
seseorang apakah memiliki kecenderungan festigung atau flexibilitat adalah
dengan membandingan nilai GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nilai
GE+RA lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan festigung,
sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek memiliki
kecenderungan flexibilitat .
11
Rumus GE+RA >< AN+ZR
GE + RA = 108 + 79 >/< AN + ZR = 86 + 89
= 187 >/< = 175
Festigung
12
e. Profile Hasil Tes IST (Profile M/W)
Kategori Nilai Verbal Numerik Spasial IQ
SE WA AN GE ME RA ZR FA WU Total
118
117
116
115
114
113
112
Tinggi
111
110
109
108
107
106
105
104
103
Cukup 102
101
100
99
98
Sedang 97
96
95
94
93
92
91
90
89
88
Rendah
87
86
85
84
83
82
81
80
79
Rendah 78
Sekali 77
76
75
13
f. Grafik Profil Hasil Tes IST (M/W)
1. Grafik M/W
M/W
118
116
114
112
110
108
106
104
102
100
98
96
94
IQ
92
90
88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
SE WA AN GE ME RA ZR FA WU
2. Analisa/Intepretasi
a. Analisa
Profil M-W menggambarkan cara berpikir apakah verbal-teoritis
atau praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M
atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama (SE,WA,AN dan GE)
yang tampak pada grafik. Jika grafik cenderung menunjukkan bentuk
huruf M pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M (verbal-
teoritis) jika yang tampak adalag bentuk huruf W maka profilnya adalah
W (praktis-konkrit) (Psychologymania, 2008).
Menurut Psikoma.com (Pambudi, 2016) Verbal teoritis adalah
dimana seorang penuh pertimbangan dan juga berpikir berdasarkan
kemampuan secara teoritis, sedangkan berpikir praktis yang berfokus
pada bagaimana menyelesaikan sebuah masalah yang ada didepan mata
dengan peratan atau situasi yang ada secara nyata.
14
b. Interpretasi
Pada grafik SE,WA,AN dan GE cenderung menggambarkan huruf M,
seorang yang memiliki grafik profil verbal teoritis, testee dapat
memahami persoalan verbal, serta merumuskan ide secara utuh dan
sistematis, namun agak kesulitan menyampaikan suatu gagasan. Testee
juga lebih menguasai materi perkulihan jika sudah benar-benar
memahami secara detail.
(Rio Pratama/41183507170009)
15
C. LAPORAN HASIL TEST MINAT DAN BAKAT
TEST RMIB
Menurut sejarahnya (Fikry, Yurisna, & Permana, 2011) tes tersebut
disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu tes hanya
memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. kemudian pada
tahun 1958, tes diperluas dari 9 kategori menjadi 12 kategori oleh Kenneth
Miller.
Menurut Indrawti 2003 (Fikry, Yurisna, & Permana, 2011) Adapun ke
12 kategori tersebut adalah:
1. Out (Outdoor) Pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar atau di
lapangan terbuka.
2. Me (Mechanical) Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, alat-alat dan
daya mekanik.
3. Comp (Computational) Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.
4. Sci (Scientific) Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal
analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
5. Pers (Personal Contact) Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia,
diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu
pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
6. Aesth (Aesthetic) Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat
seni dan menciptakan sesuatu.
7. Lit (Literary) Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan
membaca dan mengarang.
8. Mus (Musical) Minat memainkan alat-alat musik atau untuk mendengarkan
orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan musik.
9. S.S. (Social Service) Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan
keinginan untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentang
permasalahan dan kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain,
dan mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan.
16
10. Cler (Clerical) Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan
dan ketelitian.
11. Prac (Practical) Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya
pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
12. Med (Medical) Minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari
penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal
biologis pada umumnya.
17
2. Hasil Skoring
RANGKUMAN
Total Rank
A B C D E F G H
1. Outd 12 4 6 7 10 6 6 11 62
2. Mech 11 6 7 8 11 7 12 10 72
3. Comp 7 7 4 9 12 12 8 8 67
4. Scie 8 10 9 12 6 4 9 9 67
5. Pers 1 8 1 1 2 5 2 1 21 1
6. Aest 10 9 10 6 5 10 11 12 73
7. Musi 9 12 11 11 7 11 10 2 73
8. Lite 2 11 12 5 1 1 5 3 40
9. Soci 3 1 2 2 4 8 4 4 28 2
10. Cler 4 2 3 3 8 9 1 5 35
11. Prac 5 3 5 4 3 2 3 7 32 3
12. Medi 6 5 8 10 9 3 7 6 54
18
3. Kesimpulan Hasil Tes
Berdasarkan hasil yang di ambil berdasarkan minat yang pertama kali di
pilih dan setelah di jumlah. Terdapat total yang menggambarkan minat yang
di miliki testee yang di ambil berdasarkan total terendah adalah:
Minat 1 : Pers (Personal Contact)
Minat 2 : S.S. (Social Service)
Minat 3 : Prac (Practical)
Berdasarkan minat tersebut testee dapat mempertimbangkan pekerjaan yang
dominan dan paling diminati testee adalah:
1. Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk,
bergaul dengan orang lain. perkerjaan seperti konsultan, perkejaan yang
mengarah kesosial, relawan.
2. Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan untuk
menolong dan membimbing atau menasehati tentang permasalahan dan
kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan
mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan. Kerjaan yang
cocok seperti perkerjaan yang mengarah kesosial, seperti perkejaan
untuk pelayanan publik, customer service.
3. Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya pertukangan,
dan yang memerlukan keterampilan, perkerjaan yang cocok untuk
testee adalah perkerjaan yang tidak terlalu banyak menghabiskan waktu
di dalam ruangan, dan perkerjaan yang tidak terlalu rumit, dan
pekerjaan yang sudah terbiasa dilakukan dan rutin untuk dikerjakan.
19
D. ANALISA KESESUAIAN POTENSI DAN MINAT
BAKAT
Menurut (Kumolohadi & Suseno, 2012) Berkaitan dengan nilai
prognosis, IST dapat menjawab persoalan pendidikan yaitu pemilihan jurusan
di SMU maupun universitas, karena melalui tes ini bakat utama seseorang dapat
diketahui dengan jelas. Tes ini juga dapat digunakan untuk semua pemeriksaan
dalam rangka melihat kecocokan (Eignungsuntersuchungen) dan konseling,
pada pemilihan pekerjaan, pindah kerja dan pindah jurusan sekolah.
Tes Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) merupakan salah satu tes
psikologi untuk menentukan minat dalam berbagai macam pekerjaan yang
tersusun dalam beberapa kelompok Indrawati, 2003 (Fikry, Yurisna, &
Permana, 2011).
Bila dilihat berdasarakan IQ Total, IQ Verbal, IQ Numerik, IQ Spasial,
corak berpikir dan grafik M/W dan Hasil Test RMIB. testee lebih berpotensi
dibidang perkerjaan yang cenderung perkerjaan yang tidak terlalu rumit dan
sudah familiar untuk di kerjaan atau pekerjaan yang sudah biasa dilakukan ini
sesuai dengan hasil IST yang menunjukkan kutub festigung, festigung adalah
corak berpikir eksak, dan cara berpikir testee berdasarkan hasil IST adalah
Verbal Teoritis yaitu dapat diartikan testee memiliki kelebihan dalam daya ingat
abstraksi dan kemampuan mengekpresikan atau menyatakannya dalam bahasa
baik verbal maupun tulisan.
Perkerjaan yang cocok dari hasil IST juga sesuai dengan tes RMIB yang
menunjukkan Skor 21 dalam Minat Outdoor, yaitu pekerjaan yang cenderung
beraktifitas diluar ruangan seperti pekerjaan sosial, penyuluhan, relawan dan
sebagainya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22