Anda di halaman 1dari 9

HOUSE – TREE – PERSON TEST

A. Definisi
Tes House-Tree-Person (HTP) adalah tes proyektif yang dirancang untuk mengukur
aspek kepribadian seseorang melalui interpretasi gambar rumah, pohon, dan orang serta
tanggapan atas pertanyaan terhadap gambar yang dibuat. Ketiga objek yang digunakan dipilih
karena memiliki keakraban umum dengan anak-anak yang masih sangat kecil, penerimaan objek
tersebut oleh orang-orang dari segala usia, dan kemampuan objek untuk merangsang
peningkatan asosiasi bebas. Selain penggunaannya dalam penilaian psikologis, gambar benda-
benda ini telah terbukti berguna sebagai:
 Perangkat skrining untuk mendeteksi maladjustment.
 Bantuan evaluatif untuk anak-anak yang memasuki sekolah.
 Perangkat penilaian dalam menyaring pelamar pekerjaan.
 Instrumen penelitian untuk menemukan faktor-faktor umum dalam kelompok orang
yang teridentifikasi

B. Sejarah
Tes House-Tree-Person (HTP) adalah tes proyektif yang dirancang oleh psikolog AS,
John N. Buck pada tahun 1948 di mana responden diminta untuk membuat gambar rumah,
pohon, dan orang. Menggambar pertama dengan pensil, kemudian krayon, dan kemudian
ditanya 20 pertanyaan tentang setiap gambar. Tes ini kemudian diperbarui pada tahun 1969.
Pada awalnya tes ini didasarkan pada skala fungsi intelektual Goodenough. Tes ini digunakan
untuk mengukur fungsi psikologis dan emosional seseorang.

C. Administrasi Tes
HTP diberikan kepada orang-orang yang berusia di atas tiga tahun dan membutuhkan
waktu sekitar 150 menit untuk menyelesaikannya berdasarkan tingkat fungsi mental subjek. Ada
2 tahap utama dalam administrasi HTP awalnya :
1. Tahap pertama (nonverbal kreatif). Peserta tes diminta menggambar rumah, pohon, dan
orang satu persatu di kertas terpisah (horizontal untuk rumah, vertikal untuk orang dan
pohon).
2. Tahap kedua (verbal apersepsi). Tester kemudian menanyakan masing-masing 20
pertanyaan pergambar setiap individu selesai menggambar 1 objek. Ada 60 pertanyaan
yang awalnya dirancang oleh Buck, tetapi tester terlatih juga dapat merancang
pertanyaan mereka sendiri, atau mengajukan pertanyaan lanjutan (follow up questions).

1
Kedua tahap ini dapat diulangi dua kali, dimana percobaan pertama menggunakan
krayon dan percobaan kedua pensil. Sekali lagi pemberi tes menanyakan pertanyaan serupa
tentang gambar. Beberapa tester hanya melakukan tahap satu atau dua dan dapat mengubah
alat tulis sesuai keinginan.

Contoh pertanyaan tindak lanjut (follow up questions):


 Setelah Rumah digambar: Siapa yang tinggal di sini? Apakah penghuninya
bahagia? Apa yang terjadi di dalam rumah? Seperti apa malam itu? Apakah
orang mengunjungi rumah itu? Apa lagi yang ingin ditambahkan orang-orang di
rumah ke dalam gambar?
 Setelah Pohon digambar: Jenis pohon apa ini? Berapa umur pohonnya? Musim
apa ini? Adakah yang mencoba menebangnya? Apa lagi yang tumbuh di dekat
sini? Siapa yang menyirami pohon ini? Pohon membutuhkan sinar matahari
untuk hidup, jadi apakah cukup mendapat sinar matahari?
 Setelah Orang digambar: Siapakah orang itu? Berapa umur orang tersebut? Apa
yang mereka suka dan tidak suka lakukan? Adakah yang mencoba menyakiti
mereka? Siapa yang mengawasi mereka?

Metode ini terkadang dianggap tidak efisien karena dilakukan satu persatu. Burns
dan Kaufman kemudian merekomendasikan administrasi yang lebih efisien dimana ketiga
objek digambarkan pada kertas yang sama. Burns juga mengembangkan Kinetic HTP
(KHTP), dimana selain seluruh gambar ada pada kertas yang sama dan juga melakukan
suatu tindakan tertentu. Selain itu, Synthetic HTP (SHTP), yang dikembangkan di Jepang
oleh Mikami juga menggabungkan ketiga objek dalam satu kertas.

D. Interpretasi Hasil
Selain interpretasi keadaan psikologis individu, tes ini masih dianggap sebagai ukuran
kerusakan otak yang akurat dan digunakan untuk menilai pasien skizofrenia yang juga
menderita kerusakan otak. Selain itu, ukuran kecerdasan kuantitatif untuk House-Tree-Person
telah terbukti sangat berkorelasi dengan WAIS dan tes kecerdasan lainnya.

1. House Drawings
 Gambar rumah mencerminkan kehidupan rumah seseorang dan dinamika
interpersonal yang dialami dalam lingkungan keluarga.
 Melambangkan tempat utama kasih sayang dan keamanan dicari.
 Mewakili sumber pengasuhan dan dukungan.
 Cerobong asap pada rumah merupakan indikasi kehangatan (apabila dengan asap
sedang) namun ketegangan (apabila dengan asap yang mendapat penekanan).
 Perbedaan tahap perkembangan juga dapat diekspresikan melalui gambar rumah.
Adapun beberapa indikator gambar rumah yang dapat memberikan makna adalah :
1) Detail
a. Gambar normal, setidaknya ada satu pintu, satu jendela, satu dinding, atap,
cerobong asap.
b. Adanya gambar tidak relevan (misalnya semak, bunga, jalan setapak) 
perlu menata lingkungan lebih lengkap (terkait dengan perasaan tidak aman
atau perlu melakukan kontrol dalam kontak interpersonal).
2) Cerobong, simbol hubungan yang hangat dan intim, terkait dengan simbol
signifikansi phallic.
a. Tidak adanya cerobong asap  Purangnya kehangatan psikologis, konflik
dengan sosok pria yang signifikan dan kepasifan.
b. Terlalu besar  Penekanan berlebihan pada masalah seksual dan
kemungkinan kecenderungan eksibisionistik.
c. Asap dalam jumlah banyak  Ketegangan batin seperti kemarahan.
d. Interpretasi cerobong harus mempertimbangkan aspek demografi
3) Pintu
a. Di atas baseline (garis paling bawah rumah), tanpa tangga, alias melayang 
tidak dapat diaksesnya interpersonal individu.
b. Tidak adanya pintu  Kesulitan yang ekstrim untuk memberi aksesibilitas ke
orang lain.
c. Sangat kecil  Rasa malu atau aksesibilitas yang kecil.
d. Terbuka  Kebutuhan kuat untuk mendapat kehangatan dari dunia luar.
e. Sangat besar  Terlalu bergantung pada orang lain.
f. Dengan kunci atau engsel  Adanya indikasi pertahanan.
4) Pagar di sekitar rumah  Kebutuhan akan perlindungan emosional.
5) Selokan  Kecurigaan
6) Perspektif
a. Dari bawah  Adanya perasaan bahwa kehidupan rumah tangga yang
diinginkan tidak dapat dicapai.
b. Dari atas  Penolakan situasi rumah atau perasaan terasing.
8) Atap, representasi fantasi dan ego
a. Unidimensional (garis tunggal menghubungkan dua dinding) — tidak
imajinatif atau terbatas secara emosional.
b. Terlalu besar — mencari kepuasan dalam fantasi.
c. Persilangan yang signifikan — hati nurani yang kuat dan perasaan bersalah.
9) Daun jendela/penutup (Shuttered)
a. Tertutup  pertahanan dan penarikan diri yang ekstrim.
b. Terbuka  kemampuan untuk membuat penyesuaian interpersonal yang
sensitif.
10) Jalan setapak (Walkway)
a. Sangat panjang  Aksesibilitas ke interpersonal individu kurang.
b. Sempit di rumah, lebar di ujung  Ramah namun dangkal.
11) Dinding, terkait langsung dengan tingkat kekuatan ego.
a. Dinding yang kuat  konsep diri yang kokoh.
b. Dinding tipis  perasaan lemah atau rentan terhadap diri sendiri.
12) Jendela
a. Tidak adanya jendela  Permusuhan atau penarikan diri.
b. Banyak  Keterbukaan atau keinginan untuk kontak dengan dunia luar.
c. Ada di lantai dasar, tidak ada di lantai atas (pada rumah bertingkat) 
kesenjangan antara kenyataan dan fantasi.
d. Dengan tirai  Pendiam dan terkontrol.
e. Jendela kosong  Sebagian besar perilaku blak-blakan dan langsung.

2. Tree Drawings
 Gambar pohon dianggap berhubungan dengan peran hidup dan kapasitas untuk
mendapatkan penguatan dari lingkungan.
 Gambaran pohon dianggap kaya dalam memberikan wawasan mengenai isi hidup
dan mendeskripsikan situasi biografi yang akurat serta karakteristik personal dari
klien
 Pohon merefleksikan perasaan alam bawah sadar yang lama terhadap diri sendiri.
 Dari ketiga gambar, gambar pohon tampak lebih mudah memproyeksikan perasaan
diri yang negatif
Adapun beberapa indikator gambar pohon yang dapat memberikan makna adalah :
1) Pohon yang sangat besar  Cenderung agresif.
2) Pohon kecil  Perasaan inferior atau tidak penting.
3) Garis yang tipis  Perasaan kekurangan dan keraguan.
4) Dua garis batang dan mahkota (bagian atas pohon) yang melingkar 
impulsif.
5) Batang yang berlebihan (mendapat penekanan)  ketidakdewasaan secara
emosional.
6) Mahkota yang dilebih-lebihkan  terhambat secara emosional atau analitis.
7) Berfokus kepada akar  Emosion dangkal dan/atau penalaran terbatas.
8) Luka dan/atau lubang pada pohon atau tangkai yang rusak  Berhubungan
dengan trauma (waktu terjadinya berkaitan dengan panjang pohon)
9) Tidak ada garis tanah  rentan terhadap stres.
10) Adanya garis tanah, tidak adanya akar  emosi yang ditahan.
11) Shading  pertahanan yang hostile dan agresif.
12) Garis yang halus dan putus-putus  Kecemasan.
13) Lubang-lubang kecil  simbol seksual.
a. Kecil dan sederhana  Serangan seksual, pengalaman seksual awal.
b. Garis luar yang diperkuat  Dampak/shock lebih besar.
c. Lingkaran di dalam  pengalaman di masa lalu dan sedang dalam
penyembuhan.
d. Menghitam  Rasa malu terkait dengan pengalaman tersebut.
e. Besar  Keasyikan dengan prokreasi.
f. Hewan kecil di dalam  Muncul ambivalensi dalam melahirkan anak

3. Person Drawings
 Manifestasi dari persepsi klien tentang diri mereka sendiri atau siapa yang
mereka inginkan
 Merangsang kesadaran akan citra tubuh dan konsep diri, baik secara fisik
maupun psikologis.
 Dapat memproyeksikan keadaan kesadaran individu antara dirinya dengan
lingkungannya, serta ego ideal individu.
Adapun beberapa indikator gambar rumah yang dapat memberikan makna adalah :
1) Lengan, digunakan untuk mengubah atau mengontrol lingkungan.
a. Dilipat di atas dada  Permusuhan atau kecurigaan
b. Ditahan di belakang (seperti pose istirahat)  Ingin mengendalikan amarah
dan keengganan interpersonal.
c. Dihilangkan  inadequacy atau ketidakberdayaan.
2) Kaki, derajat mobilitas interpersonal.
a. Panjang  Pencarian keamanan atau simbol kejantanan.
b. Kecil  Ketergantungan, blunted affect
c. Dihilangkan  Kurangnya kemandirian.
3) Jari
a. Garis panjang dan tajam  Agresif atau permusuhan.
b. Dilingkupi lingkaran (dimensi tunggal)  Ingin menekan impuls agresif.
4) Kepala
a. Besar  Keasyikan dengan kehidupan fantasi dan fokus pada kehidupan
mental.
b. Kecil  Obsesif-kompulsif atau kekurangan intelektual.
c. Membelakangi  Kecenderungan paranoid atau schizoid.
5) Tungkai
a. Tidak ada  Perasaan terkekang, kemungkinan kecemasan pengebirian
(castration anxiety).
b. Perbedaan ukuran  Perasaan campur aduk tentang kemandirian/kebebasan.
c. Panjang  Berjuang untuk otonomi.
d. Pendek  Imobilitas emosional.
6) Mulut
a. Terlalu ditekankan  Ketidakdewasaan, agresif secara oral.
b. Sangat besar  Erotis lisan.
7) Bahu
a. Tidak sama  tidak stabil secara emosional.
b. Lebar  Kesibukan akan kekuatan.
c. Berbentuk persegi  Memusuhi orang lain

4. Interpretasi Alternatif

Pendekatan lain berusaha melihat tes ini dengan sudut pandang yang berbeda. Pada
interpretasi ini, ketiga gambar berada dalam 1 kertas yang sama. Dalam pendekatan ini tiap
gambar diinterpretasi sebagai :

a. Rumah  Identifikasi Ibu


b. Pohon  Identifikasi Ayah
c. Orang  Identifikasi diri individu

Berdasarkan pendekatan ini, ada beberapa interpretasi tambahan berkaitan dengan


hubungan antara ketiga gambar (hubungan antar anggota keluarga) :
1. Kesan Umum
KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS
Proporsi gambar Proporsi gambar cukup baik Kecerdasan tergolong sedang,
mampu melakukan kontrol
emosional, dan saling menghargai
amtar keluarga
Komposisi Dominan rumah Kebutuhan kasih sayang oleh ibu
dan peranan ibu yang baik
Posisi Orang berada di antara pohon Mempercayai perlindungan yang
dan rumah seimbang dari ibu dan ayah
Penyelesaian gambar Rumah dan pohon terselesaikan Adanya kesamaan peran ayah dan
namun gambar orang belum ibu, namun belum bisa memberikan
terselesaikan peran diri sendiri dalam keluarga.
2. Interpretasi Per Objek
KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS
Pohon
Proporsi Besar namun tidak Ayah menunjukkan siap menguasai, namun
dominan masih lebih dominan peran ibu
Posisi Pohon cenderung dekat Subjek menganggap ayahnya memiliki
dengan orang dan hubungan dekat dengan subjek dan ibunya
rumah
Komposisi Menggunakan ratio Subjek menganggap bahwa keseluruhan
posisi ayahnya seimbang dan tidak timpang
dengan peran dirinya atau ibunya.
Penyelesaian gambar Pohon belum sempurna Subjek menganggap peran ayah tidak terlalu
selesai penting.
Rumah
Proporsi Besar, bagus, tertutup - Besar : subjek merasa bahwa ibunya bisa
melakukan fungsinya secara baik
- Bagus : subjek memiliki persepsi yang
positif terhadap ibunya
- Tertutup : subjek merasa kurang adanya
penerimaan dari ibu.
Posisi - Berada di posisi - Subjek memiliki kedekatan yang kurang
paling atas terhdap ibunya jika dibandingkan dengan
- Gambar rumah ayahnya karena gambar subjek orang
cenderung menjauh lebih dekat dengan pohon daripada
dari gambar orang dengan rumah
- Ada hubungan - Subjek menganggap bahwa ibunya
yang baik dengan memiliki hubungan yang baik dengan
keseluruhan ayahnya.
gambar
Komposisi Menggunakan ratio Subjek memiliki kedekatan yang kurang
dengan ibunya dan lebih dekat dengan
ayahnya
Penyelesaian gambar - Pintu digambar - Subjek menganggap ibunya memiliki
paling selesai acceptance baik
- Gambar sebagian - Subjek menganggap peran ibu sangat
besar terselesaikan penting.
dengan sempurna
Orang
Proporsi Kecil, orang mendekati - Subjek menganggap dirinya kurang
rumha, melakukan berperan dalam keluarga, kurang
sesuatu yang tidak ada dipercaya, kurang diperhatikan, kurang
hubungannya dengan berharga
kegiatan rumah - Subjek merasa ada kebutuhan terhadap
kasih sayang, perhatian, kesatuan
- Subjek memiliki tekanan lebih besar pada
keadaan diluar keluarganya
Posisi - Orang cenderung - Subjek merasa hubungan lebih dekat
dekat dengan dengan ayahnya
pohon - Subjek memiliki daya abstraksi yang baik
- Gambar memiliki
hubungan baik
Komposisi Menggunakan ratio Adanya keseimbangan antara diri subjek dan
dengan ayah dan ibunya
Penyelesaian gambar Gambar selesai kecuali Saat subjek melakukan sesuatu, ia lebih
bagian tangan mengutamakan hasil akhir daripada effort.
Selain itu, pada pendekatan ini, urutan gambar yang pertama kali diselesaikan juga
memiliki makna sebagai berikut :

1. Pohon digambar pertama : Individu berkaitan dengan pertumbuhan,


perkembangan atau masalah hidup mati.
2. Rumah digambar pertama : Fokus individu pada rasa memiliki,
pemeliharaan, atau kekhawatiran dengan tubuh dan kebutuhannya
3. Orang digambar pertama : Mengindikasikan rasa ketertarikan atau obsesi
dengan orang yang digambar. Berkaitan juga dengan rasa cinta

Keadaan psikologis yang sehat tercermin dari ketiga gambar yang koheren, tidak
saling terpisah, dan tidak saling bertabrakan.

E. Kelebihan dan Kekurangan HTP


a. Kelebihan
Tes HTP memiliki kelebihan antara lain:
1) Pengadministrasian tes cukup mudah, sederhana, tidak memakan waktu yang lama,
ekonomis, dan bahkan bisa menyenangkan.
2) Tes ini dapat menjangkau lapisan lebih dalam dari kepribadian yang tidak disadari
subjek.
3) Tdak hanya mengevaluasi subjek tetapi juga dapat digunakan sebagai metode
penanganan subjek.
4) Tes ini dapat dilakukan secara klasikal ataupun individual.
5) Tes tidak terbatas pada perbedaan individu dalam usia, kecerdasan, bakat seni.
6) Tes HTP dapat memainkan peran positif dalam menyelesaikan masalah emosional
individu.
7) Tes ini baik digunakan sebagai teknik nonverbal pada anak-anak seperti anak yang
pemalu atau suka menarik diri.
b. Kekurangan
Tes HTP juga memiliki kekurangan antara lain:
1) Tester harus memiliki keterampilan khusus dalam kaitannya dengan ketepatan
melakukan diagnosis.
2) Sulit bagi anak-anak yang biasanya bertipe verbal.
3) Tidak seobjektif dan seakurat tes kognitif.
4) Penginterpretasian hasil tes dapat bersifat subjektif

Anda mungkin juga menyukai