Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

APM, RMIB, SSCT PADA DEWASA AWAL

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER (UAS)


MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK

DISUSUN OLEH :
Imtiyaaz Adzro
2110914320022

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya, sehingga penulisan laporan
praktikum dengan judul “APM, RMIB, SSCT PADA DEWASA AWAL” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu sebagai pengajuan pemenuhan tugas akhir
semester (UAS) oleh dosen dalam mata kuliah psikodiagnostik.
Penulisan laporan praktikum ini tidak lepas pada rasa terima kasih yang
diberikan pada dosen selaku pengampu mata kuliah psikodiagnostik yang telah
memberikan bimbingannya kepada penulis. Kepada teman-teman kelas yang telah
membantu dan berdiskusi bersama atas permasalahan yang dilalui selama melakukan
penyusunan laporan praktikum, dan tak lupa kepada diri saya sendiri yang telah
berusaha dan bekerja keras melakukan penyusun laporan praktikum ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum alat tes ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dilakukan evaluasi mengenai kritik saran atas hasil
kerja saya sebagai bentuk perbaikan ke depannya.

Banjarbaru, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah Praktikum...............................................................2
C. Tujuan Praktikum..................................................................................2
D. Manfaat Praktikum................................................................................2
E. Prosedur Praktikum...............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Alat Tes APM.......................................................................................4
1. Sejarah...............................................................................................4
2. Tujuan...............................................................................................4
3. Administrasi / Pelaksanaan Tes........................................................5
B. Alat Tes RMIB......................................................................................6
1. Sejarah...............................................................................................6
2. Tujuan...............................................................................................6
3. Administrasi / Pelaksanaan Tes........................................................6
C. Alat Tes SSCT......................................................................................7
1. Sejarah...............................................................................................7
2. Tujuan...............................................................................................8
3. Administrasi / Pelaksanaan Tes........................................................8
BAB III HASIL & PEMBAHASAN PRAKTIKUM
A. Identitas Subjek.....................................................................................9
B. Status Present Subjek............................................................................9
C. Pelaksanaan Tes/Praktikum..................................................................10
D. Hasil Pemeriksaaan Tes ........................................................................10
1. Alat Tes 1 – APM...........................................................................10
2. Alat Tes 2 – RMIB .........................................................................11
3. Alat Tes 3 – SSCT .........................................................................14
E. Dinamika psikologis.............................................................................21

iii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................24
B. Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................25
LAMPIRAN.......................................................................................................26

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tes Intelegensi merupakan sebuah tes yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan yang berhubungan dengan proses kognitif berpikir seseorang,
serta menilai dan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki individu
sebagai upaya penyelesaian permasalahan yang dimiliki. Tes intelegensi
mulai berkembang sejak tahun 1900 an dan semakin memiliki banyak jenis
dengan tujuan yang berbeda-beda. Alat tes psikologi yang digunakan dalam
mengukur kemampuan psikologis seseorang bergantung pada aspek
psikologi yang hendak diukur. Prosedur dan alat yang akan digunakan pun
akan berbeda.

Beberapa alat tes dalam psikologi yang digunakan yaitu Tes Raven’s, Tes
Rothwell, dan tes yang dibuat oleh Sach. Tes Raven’s berupa tes APM
(Advance progressive matrices) merupakan tes yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan intelektual yang dimiliki seseorang tanpa
menyebutkan nilai, melainkan sebuah kategorisasi. Tes Rothwell’s dengan
nama RMIB (Rothwell-Miller Interest Blank) merupakan tes yang dilakukan
untuk mengetahui minat seseorang dalam bidang pekerjaan tertentu.
Sedangkan, tes SSCT merupakan tes proyektif untuk mengetahui dinamika
kepribadian yang dimiliki.

Melalui beberapa alat tes tersebut, peneliti ingin melakukan praktikum alat
tes pada subjek dengan kategori dewasa awal dimana dalam menjalani
kehidupan, masa dewasa awal merupakan masa awal terlepas dari remaja
dan mulai memiliki tanggung jawab penuh serta kemandirian atas dirinya
sendiri. Sehingga peneliti ingin melakukan tes psikologi pada salah satu
subjek untuk mengetahui kemampuan intelegensi yang dimiliki, minat
bidang pekerjaan yang dilalui di masa dewasa awal ini, dan dinamika
kepribadian yang ada dalam diri subjek.

1
B. RUMUSAN MASALAH PRAKTIKUM
1. Bagaimana hasil tes APM yang dilakukan pada subjek dewasa awal ?
2. Bagaimana hasil tes RMIB yang dilakukan pada subjek dewasa awal ?
3. Bagaimana hasil tes SSCT yang dilakukan pada subjek dewasa awal ?

C. TUJUAN PRAKTIKUM
Sesuai alat tes yang digunakan, maka tujuan dari praktikum ini terdiri atas
3 hal, yaitu :
1. Tes APM : untuk mengetahui dan mengukur kemampuan intelegensi
yang dimiliki subjek masa dewasa awal
2. Tes RMIB : untuk mengetahui minat bidang pekerjaan yang dimiliki
sesuai konsep diri pada subjek dewasa awal
3. Tes SSCT : untuk mengetahui dinamika kepribadian yang dimiliki
oleh subjek masa dewasa awal.

D. MANFAAT PRAKTIKUM
1. Manfaat teoritis : Sebagai bahan pengetahuan atas prosedur
pelaksanaan alat tes psikologi berupa tes APM, RMIB, dan SSCT
yang dilakukan serta memahami setiap tahapan pelaksanaan tes yang
dilakukan terutama pada subjek masa dewasa awal. Selain itu
diharapkan, laporan praktikum ini dapat menjadi sebagai bahan
referensi oleh pembaca lainnya dan perbaikan kedepannya dalam
menerapkan praktikum alat tes psikologi.
2. Manfaat praktis : Sebagai bahan pemecahan masalah atas
permasalahan praktikum dimana ingin mengetahui intelegensi, minat
bidang pekerjaan, dan dinamika kepribadian yang dimiliki subjek
masa dewasa awal.

E. PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur praktikum yang disusun sebagai berikut :
1. Pada pertemuan awal selama 5 menit, tester menjelaskan kepada
testee mengenai kegiatan dan pelaksanaan tes yang akan dilaksanakan

2
hari ini selama 5 menit. Pengisian informed consent diberikan kepada
testee.
2. Sesi ter terbagi menjadi 3, yaitu :
1) Sesi pertama - Tes APM : sesi pertama dilakukan praktikum
pada alat tes APM selama 50 menit. Tester membagikan 1
modul buku soal tes APM dan 1 lembar jawaban soal kepada
testee. Tester melakukan instruksi tes APM sesuai instruksi
yang telah disusun dan mengamati / observasi testee.
Pelaksanaan berakhir dengan pengumpulan hasil tes sesuai
waktu yang telah ditentukan.
2) Sesi kedua - Tes RMIB : sesi kedua dilanjutkan dengan tes
RMIB dengan kisaran waktu sekitar 20-30 menit. tester
membagikan 1 lembar soal serta jawaban pada testee. Tester
menyampaikan instruksi pelaksanaan tes sesuai yang telah
disusun dan hasil akan dikembalikan kepada tester kembali
setelah testee merasa telah mengisi keseluruhan instrumen tes.
3) Sesi ketiga - Tes SSCT : sesi ketiga dilakukan dengan tes
proyektif SSCT. waktu pelaksanaan tes sekitar 20-25 menit.
Tester membagikan lembar instrumen tes SSCT kepada testee
dan menyampaikan instruksi tes. Hasil akan dikembalikan
kepada tester ketika testee telah merasa cukup dalam mengisi
instrumen alat tes.
3. Pelaksanaan tes tersebut disertai dengan observasi yang dilakukan
pada testee.
4. Pelaksanaan tes diakhiri dengan pengumpulan keseluruhan hasil tes,
penutupan dari tester, serta ucapan terima kasih kepada testee. Hasil
tes akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik yang berlaku.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat Tes APM


1. Sejarah
Tes APM (Advance progressive matrics) adalah tes yang pertama kali
dikembangkan oleh John C. Raven di Inggris pada tahun 1936. APM
mengalami revisi pada tahun 1947 dan 1962 (Rahmadani &
Mulawarman, 2016). Tes APM merupakan pengembangan dan salah
satu bentuk dari macam-macam tes RPM. Pada awalnya, tes Raven
digunakan untuk rekrutmen tentara di Inggris yang dilakukan terhadap
rakyat sipil, dikarenakan banyaknya rakyat Inggris yang masih belum
berpendidikan. Maka dari itu, John C. Raven mulai menciptakan Tes
Raven Matrices sebagai bentuk pengukuran intelegensi umum dengan
adaptasi dari teori Spearman, yang disebut teori dua faktor. Teori dua
faktor adalah teori yang terdiri atas dua kemampuan mental, yaitu
intelegensi umum / General Factor (Faktor g) dan kemampuan
spesifik / Special Factor (Faktor s). Menurut Spearman, kemampuan
individu dalam bertindak di setiap situasi sangat bergantung pada
kemampuan umum dan kemampuan spesifiknya. Tes APM mulai
dikembangkan kembali pada tahun 1944 untuk remaja di atas rata-rata
dan orang dewasa. Tes APM berusaha mengungkap mengenai
kemampuan efisiensi intelektual. Tes APM ini sesungguhnya untuk
membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan
intelektual lebih dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual
superior. Tes APM terdiri dari 2 set yang berjumlah 12 butir soal dan
36 butir soal.
2. Tujuan
Tujuan dari tes APM adalah untuk mengukur tingkat intelegensi
seseorang, di samping untuk tujuan analisis klinis. Tes APM memiliki
tujuan dalam mengungkap kemampuan efisiensi intelektual dan

4
membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan
intelektual lebih dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual
superior.
3. Administrasi / Pelaksanaan Tes
Tes APM dapat disajikan secara individual maupun klasikal dengan
total 48 butir soal. Tes APM yang disajikan secara klasikal harus
memperhatikan jumlah testee yang ditangani oleh seorang tester. Tes
APM terdiri dari 2 set, yaitu set 1 dengan total 12 butir soal dan set 2
dengan total 36 butir soal. Total waktu penyajian tes APM adalah 50
menit :
- Pengisian lembar jawaban dan pemberian petunjuk selama 5
menit
- Tes Set 1 selama 5 menit
- Tes Set 2 selama 40 menit
Tes APM terdiri dari 2 lembar, yaitu 1 buku tes dan 1 lembaran
jawaban. Instruksi tes :
- Lihatlah pada lembar pertama, terdapat sebuah gambar besar
dan beberapa buah gambar kecil. Pada gambar besar tersebut,
terdapat bagian yang kurang. Tutupilah bagian yang kurang
tersebut dengan salah satu gambar kecil yang ada pada bagian
pilihan jawaban di bawah.
- Tulislah nomor gambar pilihan anda pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
- Soal 1 telah dijawab dengan benar pada lembar jawaban, yaitu
dengan cara menuliskan nomor 5 pada baris pertama.
- Soal 2 juga telah dijawab dengan mengisikan nomor 1 pada
baris kedua.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu :
- Hanya ada satu gambar yang cocok untuk pilihan jawaban dari
kekurangan gambar besar di atas.
- Waktu untuk mengerjakan soal sangat terbatas sehingga
bekerjalah secepat-cepatnya dan segera lanjutkan ke soal
berikutnya ketika anda ragu dan waktu telah habis.

5
- Jangan membuat coretan pada buku soal.

B. Alat Tes RMIB


1. Sejarah
Tes RMIB (Rothwell-Miller Interest Blank) merupakan sebuah tes yang
disusun oleh Rothwell pada tahun 1947 (Yuliandari, 2020). Pada
mulanya tes RMIB hanya memiliki 9 jenis kategori pekerjaan, namun
pada tahun 1958 tes ini mulai dikembangkan dan diperluas oleh
Kenneth Miller. Tes RMIB memiliki tujuan untuk mengukur minat
yang dimiliki oleh individu berdasarkan sikapnya terhadap suatu
pekerjaan. Pemikiran mendasar dari adanya tes RMIB ini adalah konsep
stereotype yang dimiliki terhadap jenis-jenis pekerjaan yang tersedia di
masyarakat, individu kemudian memilih salah satu ide pekerjaan yang
sesuai dengan dirinya. Tes RMIB juga berusaha untuk mengetahui
bahwa konsep tersebut benar-benar nyata dan dapat membawa
pengaruh kuat terhadap konsep individu memandang suatu pekerjaan
dalam menyatakan ia menyukai pekerjaan tersebut atau tidak
menyukainya. Tes RMIB berisi 12 kategori pekerjaan dengan kode
huruf A hingga I. Tes RMIB yang dikembangkan sejak tahun 1950 an
ini memiliki beberapa kritik pula dimana tes ini sudah termasuk
kategori tes yang sangat lama sehingga diperlukan pembaharuan
kembali atas pekerjaan-pekerjaan yang ada dan penyesuaian dengan
konsep ide pekerjaan di saat ini.
2. Tujuan
Tujuan dari tes RMIB sendiri adalah untuk melihat kebenaran konsep
dari stereotype yang ada di masyarakat atas pekerjaan dan mengetahui
minat dari individu akan sebuah ide pekerjaan melalui pernyataan suka
atau tidak suka.
3. Administrasi / Pelaksanaan Tes
Tes RMIB diberikan dengan berisikan 12 kategori pekerjaan dengan
kode A hingga I, dimana testee perlu mengisinya dengan urutan 1
hingga 12 dengan skala rating bahwa 1 adalah pekerjaan yang sangat

6
disukai dan 12 adalah pekerjaan yang tidak disukai / dihindari.
Administrasi tes RMIB sebagai berikut :
- Waktu yang diberikan tidak terbatas namun biasanya tes
RMIB pada orang dewasa dilakukan dalam waktu sekitar 20
menit.
- Pengisian petunjuk identitas pada lembar jawaban
- Testee akan membaca instruksi yang ada dalam lembar tes
yang berbunyi “Di Bawah ini akan saudara temui daftar dari
bermacam-macam pekerjaan yang tersusun ke dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan.
Setiap pekerjaan merupakan keahlian khusus yang
membutuhkan latihan atau pendidikan keahlian tersebut.
Mungkin hanya beberapa diantaranya yang saudara sukai.
Disini saudara diminta untuk memilih pekerjaan mana yang
ingin saudara lakukan atau paling saudara sukai, terlepas dari
besar kecilnya upah atau gaji yang akan diterima, atau apakah
saudara akan berhasil dalam mengerjakannya atau tidak.
Tugas saudara adalah mencantumkan nomor atau angka
dibelakang setiap pekerjaan, dimulai dengan nomor 1 untuk
pekerjaan yang paling saudara sukai dan seterusnya sampai 12
untuk pekerjaan yang paling tidak disukai. Bekerja dengan
secepatnya dan tuliskan nomor-nomor sesuai dengan kesan
dan keinginan saudara yang pertama. Jangan ada yang
terlewat”
- Testee mengerjakan keseluruhan tes kemudian
mengumpulkannya.

C. Alat Tes SSCT


1. Sejarah
Tes SSCT (Sack Sentences Completion Test) adalah tes yang
dikembangkan oleh David Sach. Tes SSCT merupakan bagian dari tes
proyeksi, yaitu tes untuk mengungkapkan dinamika kepribadian
seseorang melalui penyusunan kalimat-kalimat (Nur’aeni, 2012). SSCT

7
berisi sebanyak 60 item dalam bentuk kalimat belum selesai. Individu
(testee) harus menyelesaikan kalimat tersebut dan dari respon testee
akan dapat diketahui adanya hambatan sosial yang dimilikinya dengan
agens of relation, yaitu kelompok atau situasi yang memiliki relasi
dengan kehidupan individu. Kalimat-kalimat yang belum tuntas dan
harus diselesaikan oleh testee akan merangsang testee untuk
memproyeksikan keadaan psikis yang dimilikinya sehingga aspek
individual adjustment akan dapat terlihat, yaitu penyesuaian terhadap
keluarga, seksual, hubungan interpersonal, dan konsep diri yang
dimiliki.
2. Tujuan
Tujuan dari SSCT adalah untuk mengungkapkan dinamika kepribadian
seseorang dengan memproyeksikan dirinya melalui kelengkapan
kalimat-kalimat yang tersusun dalam soal tes.
3. Administrasi / Pelaksanaan Tes
Waktu yang diberikan pada tes SSCT tidak memiliki batasan, namun
biasanya akan berlangsung selama 20 hingga 40 menit. Dalam dunia
klinis normal dan klasikal, tes SSCT diberikan dengan waktu sekitar
satu jam lamanya. Tes SSCT memuat 60 butir soal dimana testee harus
melengkapi kalimat yang tidak berlanjut tersebut sesuai dengan respon
spontannya. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah :
- Respon yang dimiliki testee terhadap item-item adalah respon
spontan. Sehingga jangan berikan waktu yang terlalu lama
untuk testee berpikir mengenai jawaban tersebut.
- Bila terdapat item soal yang tidak dijawab, maka lompati saja.
Berikan tanda pada hal ini dikarenakan memiliki kemungkinan
untuk indikasi sesuatu.
- Tidak ada jawaban yang salah pada semua respon yang
diberikan.
- Bila memungkinkan, lakukan inquiry pada respon yang
mengandung makna kurang jelas atau mengandung sesuatu
(multiinterpretable).

8
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN PRAKTIKUM

A. Identitas Subjek
Nama BA
Tempat Tanggal Lahir 19 Mei 2000
Umur Saat Tes 22 tahun 6 bulan
Suku Bangsa Suku Banjar
Agama Islam
Anak Ke- 1
Asal Sekolah SMA Negeri 4 Banjarbaru
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Jalan AY Km 21, Jl. T*****g rasa perum UL
no. 11
Pekerjaan Belum bekerja

B. Status Present Subjek


● Berikut beberapa gambaran tentang testee :
1. Tinggi Badan              : 155 cm
2. Berat Badan                : 58 kg
● Wajah                         
1. Bentuk wajah           : bulat
2. Mata                         : bermata besar
3. Bibir                         : bibir bawah lebih tebal dari atas
4. Hidung                     : hidung besar
5. Warna kulit              : warna kulit putih

9
6. Rambut : rambut lurus hitam

● Pakaian yang digunakan saat proses praktikum : Testee mengenakan


pakaian kemeja berwarna pink dengan setelan celana hitam dan bersepatu
putih. Testee mengenakan hijab kain berupa pashmina berwarna pink.

C. Pelaksanaan Tes/Praktikum
1. Hari/Tanggal : Senin, 21 November 2022
2. Waktu : 12.00-14.00
3. Tempat : Tempat ruang wawancara
4. Tes yang diberikan & urutannya : APM, RMIB, SSCT

D. Hasil pemeriksaan
1. Alat Tes 1 - APM
1.1 Hasil Observasi
Testee melakukan tes dengan keadaan tenang dan fokus,
memperhatikan lembar soal dengan seksama. Testee mampu
mengerjakan tes hingga akhir sesuai batas waktu yang telah
diberikan. Testee mengikuti instruksi dengan baik dan tidak melihat
lembar jawaban ketika tes belum dimulai.

1.2 Skoring
Untuk item yang terjawab dengan benar diberikan nilai 1 dan yang
salah akan diberikan nilai 0.

Set 1 Set 2

1 1 1 0 13 1 25 0

2 1 2 1 14 1 26 0

3 1 3 1 15 0 27 0

4 1 4 1 16 0 28 0

5 1 5 1 17 0 29 1

10
6 1 6 1 18 1 30 0

7 1 7 1 19 1 31 1

8 1 8 1 20 0 32 1

9 0 9 1 21 0 33 1

10 0 10 1 22 1 34 0

11 0 11 1 23 1 35 1

12 1 12 1 24 0 36 0
Raw score set 1 : 9
Raw score set 2 : 22
Total raw score keseluruhan: 31

Jumlah persentil : 75
Klasifikasi intelegensi menurut Raven:
- Grade I : Intellectually Superior : Persentil >95
- Grade II : Definitely above the average in intellectual capacity
: Persentil 75 – 95
- Grade III : Intellectually average : Persentil 25 – 75
(III+ jika skor lebih besar dari median atau persentil >50. III–
apabila skornya lebih dari mediannya, <50)
- Grade IV : Definitely below average in intellectual capacity :
di bawah persentil 25
(IV- bila skor terletak persentil <10)
- Grade V : Intellectually defective : persentil <5.

Sehingga subjek masuk ke dalam grade III dengan keterangan


kapasitas intelektual rata-rata / Intellectually average.

1.3 Interpretasi
Hasil tes APM tidak menunjukkan jumlah secara nyata angka dalam
mengungkap kemampuan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang,
melainkan melalui sebuah grade yang telah diklasifikasikan. Dalam

11
hal ini, subjek masuk ke dalam grade kemampuan rata-rata dengan
arti grade III. Tes APM dimaksudkan untuk mengungkap
kemampuan efisiensi intelektual. Tes APM ini membedakan secara
jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih
dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior.

2. Alat Tes 2 – RMIB

2.1 Hasil Observasi


Testee melakukan tes dengan fokus dan mengisi keseluruhan alat tes
tanpa hambatan. Testee sempat merasa kebingungan dalam menentukan
pilihan di beberapa bidang. Namun testee dapat menyelesaikan
pengisian alat tes dengan penuh.

2.2 Skoring

Kategori A B C D E F G H I ∑ RANK %

1 Out 12 10 4 12 11 8 5 12 10 84 12 11.9

2 Me 7 7 10 5 5 10 10 6 9 69 10 9.8

3 Comp 8 2 11 8 9 5 9 10 2 64 6 9.1

4 Sci 11 4 5 9 8 11 2 8 8 66 7 9.4

5 Prs 4 12 12 7 10 7 4 4 7 67 8 9.5

6 Aesth 1 11 1 2 1 2 8 5 1 32 1 4.5

7 Lit 10 3 2 10 7 12 6 9 11 70 11 9.9

8 Mus 6 1 9 3 2 3 1 3 6 34 2 4.8

9 SOS 9 5 6 6 6 9 11 11 5 68 9 9.6

10 Cler 5 8 8 11 4 6 3 2 3 50 4 7.1

11 Prac 2 6 3 4 3 1 12 1 4 36 3 5.1

12 Med 3 9 7 1 12 4 7 7 12 62 5 8.8

12
2.3 Interpretasi
Nilai terendah menunjukkan bahwa bidang tersebut paling diminati
testee. Sedangkan nilai tertinggi menunjukkan bahwa bidang tersebut
tidak diminati testee. Nilai terendah menunjukkan pada bidang
aesthethic, musical, dan practical. Sedangkan, nilai tertinggi pada
bidang outdoor.

Kategori pekerjaan pertama yang paling diminati oleh subjek berada


pada bidang Aesth, yaitu aesthetic, sebuah bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan hal kesenian atau menciptakan sesuatu. Pada
aesth, subjek mendapatkan total persentil skor 32 dan menduduki
urutan pertama sebagai kategori bidang pekerjaan yang diminati. Dapat
disimpulkan bahwa subjek memiliki ketertarikan yang lebih dalam hal
kesenian. Melihat dari konsistensi jawaban dengan skor
1,11,1,2,1,2,8,5,1 terlihat bahwa subjek masih tidak cukup konsisten
dalam memilih jawaban tersebut dikarenakan gap yang ada diantaranya
memiliki perbedaan jauh antara poin 1 dan 10, gap yang ada sebesar 10
poin. Subjek masih belum memahami secara mendalam mengenai
pekerjaan yang diberikan di dalam daftar dan belum terlalu memiliki
peminatan khusus dalam pekerjaannya.

Kategori pekerjaan kedua yang diminati oleh subjek yaitu mus,


musical. Pada bidang mus, subjek memperoleh total persentil 34.
Musical sendiri adalah bidang pekerjaan yang berhubungan dengan
musik dan memainkan alat musik. Dapat disimpulkan bahwa subjek
memiliki minat dalam hal bermusik. Dilihat dari konsistensi jawaban
subjek, pada bidang musikal ini subjek memiliki konsistensi jawaban
yang masih lebih baik daripada bidang pertama. Gap yang ada antara
poin 1 dengan 9, yaitu sejumlah 8 poin. Subjek masih belum terlalu
konsisten dalam memilih bidang pekerjaan ini dan masih belum terlalu
memahami pendalaman akan bidang pekerjaan yang dipilih.

13
Dalam hal ini, subjek memiliki perbedaan jumlah persentil yang sedikit
antara minat dibidang pertama dan kedua, yaitu 32 poin dan 34 poin.
Sehingga melihat dari gap tersebut serta konsistensi jawaban yang ada,
dapat disimpulkan bahwa subjek masih memiliki kebingungan antara 2
bidang pekerjaan tersebut.

Sedangkan, pada bidang pekerjaan yang berada di urutan ke 12, yaitu


Out, outdoor. Subjek tidak memiliki minat pada bidang pekerjaan yang
aktivitasnya dilakukan di luar, ruangan terbuka, dan tidak berhubungan
dengan hal-hal yang bersifat rutin. Melihat dari konsistensi jawaban,
subjek memiliki konsistensi yang cukup baik dan dapat disimpulkan
bahwa subjek memang tidak memiliki minat lebih dalam hal pekerjaan
luar ruangan.

3. Alat Tes 3 - SSCT


3.1 Hasil Observasi
Testee mengerjakan dengan fokus dan terlihat beberapa kali
memiliki waktu berpikir jawaban sedikit lebih lama, kemudian
tester kembali mengingatkan hal tersebut dikarenakan pelaksanaan
SSCT merupakan hasil respon spontan.

3.2 Skoring
Skoring dilakukan dengan memberikan skor 0,1,2, atau X dengan
keterangan tingkatan tidak ada gangguan, gangguan ringan,
gangguan berat, dan tidak diketahui. Dalam tes SSCT akan
diungkap 4 area penyesuaian, berikut:
1. Penyesuaian terhadap keluarga
a. Sikap terhadap ibu
14 : Ibu saya perempuan (0)
29 : Ibu saya dan saya suka berbelanja (0)
59 : Saya suka kepada ibu saya tetapi ibu saya kadang-
kadang suka marah (0)
b. Sikap terhadap ayah

14
1 : Saya merasa bahwa ayah saya jarang di rumah (0)
16 : Sekiranya ayah saya sudi membelikan saya mobil
(0)
31 : Saya ingin ayah saya bahagia (0)
46 : Saya merasa bahwa ayah saya adalah kepala
rumah tangga (0)
c. Sikap terhadap kehidupan keluarga
12 : Dibandingkan dengan kebanyakan keluarga,
keluarga saya lucu (0)
27 : Keluarga saya memperlakukan saya sebagai anak
perempuan paling besar (0)
42 : Kebanyakan keluarga yang saya kenal mempunyai
rumah dan mobil (0)
57 : Waktu saya masih seorang anak, keluarga saya
memberikan uang zakat yang banyak (0)
2. Penyesuaian dalam bidang seks
a. Sikap terhadap wanita
10 : Saya gambarkan sebagai seorang wanita yang
sempurna senyumannya (0)
25 : Saya kira kebanyakan anak perempuan memakai
hijab (0)
40 : Saya percaya kebanyakan wanita ingin menjadi
cantik (0)
55 : Yang paling tidak saya sukai mengenai wanita
harus haid setiap bulan (0)
b. Sikap terhadap hubungan heteroseksual
11 : Bila saya melihat seorang wanita dan lelaki
bersama-sama saya mendoakan agar terbaik bagi
mereka (0)
26 : Perasaan saya mengenai kehidupan perkawinan
adalah menegangkan (1)
41 : Umpamakan saya mempunyai hubungan seksual
baik-baik saja (0)

15
56 : Kehidupan seksual saya biasa-biasa saja (0)
3. Penyesuaian dalam hubungan interpersonal
a. Sikap terhadap teman
8 : Saya merasa bahwa seorang teman sejati harus
mengerti temannya (0)
23 : Saya tidak senang kepada orang yang pick me (0)
38 : Orang-orang yang paling saya sukai memakai
pakaian warna pink (0)
53 : Bila saya tidak ada, teman-teman saya mungkin
merasa sedih (0)
b. Sikap terhadap atasan
6 : Orang-orang di atas saya tinggi (0)
21 : Di sekolah guru-guru saya memberikan tugas (0)
36 : Bila saya melihat majikan saya datang saya akan
memberinya kopi/teh hangat (0)
51 : Orang-orang yang saya anggap sebagai atasan
saya memiliki tenaga lebih dibanding saya (0)
c. Sikap terhadap bawahan
4 : Umpamanya saya ditugaskan untuk mengelola
keuangan negara (0)
19 : Bila orang kerja untuk saya akan menggajinya (0)
34 : Orang-orang yang bekerja untuk saya beri makan
(0)
48 : Dalam memberikan perintah pada orang lain saya
akan mengucapkan minta tolong (0)
d. Sikap terhadap rekan sejawat
13 : Di tempat kerja saya, saya paling cocok dengan
suasananya (0)
inquiry : subjek belum bekerja
28 : Teman-teman sekerja saya adalah lebih tua dari
saya (0)
43 : Saya senang bekerja dengan orang yang
mengasyikkan (0)

16
58 : Orang yang bekerja dengan saya biasanya ingin
bekerja untuk menghidupi keluarganya (0)
4. Penyesuaian dalam konsep diri
a. Sikap terhadap ketakutan
7 : saya sadar bahwa hal tersebut janggal tetapi saya
takut akan membicarakannya (1)
22 : Kebanyakan teman-teman tidak mengetahui
bahwa saya takut akan katak, cicak, dan kehabisan
uang (0)
37 : Saya akan menghilangkan ketakutan saya akan
memberanikan diri (0)
52 : Rasa ketakutan saya kadang-kadang memaksa
saya menangis (1)
b. Sikap terhadap rasa bersalah
15 : saya mau berbuat apa saja untuk melupakan waktu
dimana saya lagi kesal atau marah (0)
30 : Kesalahan saya yang terbesar adalah tidak
menemani ayah saya di saat terakhir (1)
45 : Waktu saya masih muda, saya merasa berdosa
mengenai perilaku saya yang suka keras kepala dan
ingin menang sendiri (1)
60 : Hal yang terburuk yang pernah saya lakukan tetap
melakukan perbuatan yang dilarang orang tua saya (1)
c. Sikap terhadap kemampuan diri
2 : Bila keadaan tidak menguntungkan bagi saya akan
berdiam (0)
17 : saya yakin bahwa saya mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan uang (0)
32 : Kelemahan saya terbesar adalah mengangkat
barbel (0)
47 : Bila mengalami nasib malang saya akan berdoa
dan meminta ampun kepada Allah SWT. (0)
d. Sikap terhadap masa lalu

17
9 : Waktu saya masih kecil saya bahagia (1)
24 : Dahulu saya kurus (0)
39 : Andaikata saya muda kembali saya akan belajar
sungguh-sungguh untuk menjadi arsitek (1)
e. Sikap terhadap masa yang akan datang
5 : Bagi saya hari depan bukan masa lalu (0)
20 : Saya menantikan dengan penuh harapan masa
depan (0)
35 : Pada suatu hari saya akan punya banyak uang (0)
50 : Bila saya sudah lebih tua saya ingin sudah naik
haji (0)
f. Sikap terhadap tujuan hidup
3 : Saya selalu mempunyai keinginan untuk menjadi
yang terbaik (0)
18 : Saya dapat merasa betul-betul senang kalau saya
berbelanja (0)
33 : Hasrat keinginan saya yang terpendam dalam
hidup adalah ingin bisa semua alat musik dan
menunjukkan di hadapan khalayak ramai (0)
49 : Yang paling saya inginkan dari hidup menjadi
orang kaya dan berbagai kepada semua orang (0)

3.3 Interpretasi
1. Penyesuaian terhadap keluarga

Aspek Rating Keterangan

Sikap terhadap ibu 0 (tidak ada Hubungan subjek dengan sang ibu
gangguan) adalah baik. Tidak ada
menunjukkan adanya masalah
meskipun subjek sempat berkata
bahwa ibunya terkadang suka
marah, tetapi hal tersebut
merupakan sebuah hal wajar yang
dilakukan oleh seorang ibu sebagai
cara mendidik anaknya.

Sikap terhadap ayah 0 (tidak ada Hubungan subjek dengan ayah juga

18
gangguan) baik dan tidak menunjukkan adanya
gangguan. Subjek menginginkan
satu hal yaitu mengenai kebutuhan
tersiernya tentang mobil.

Sikap terhadap 0 (tidak ada Keluarga subjek terlihat tidak


keluarga gangguan) bermasalah/tidak ada gangguan dan
subjek merasa keluarganya bersifat
lucu. Hanya saja terlihat bahwa
gambaran permasalahan ekonomi
dibanding keluarga lain, melalui
pengungkapan subjek bahwa
keluarga lain memiliki rumah dan
mobil.

2. Penyesuaian dalam bidang seks

Aspek Rating Keterangan

Sikap terhadap 0 (tidak ada Pandangan subjek terhadap wanita


wanita gangguan) adalah hal yang wajar dengan
mengungkapkan bahwa senyum
merupakan suatu kecantikan,
semua wanita ingin menjadi cantik
dan apa yang harus dialami wanita
dalam setiap bulannya.

Sikap terhadap 1 (ada Pandangan subjek terhadap


hubungan sedikit pasangan dan kebutuhan seksual
heteroseksual gangguan) manusia adalah hal yang wajar
namun terdapat hal yang mendapat
sedikit perhatian mengenai rasa
menegangkan yang digambarkan
oleh

3. Penyesuaian dalam hubungan interpersonal

Aspek Rating Keterangan

Sikap terhadap 0 (tidak ada Subjek tidak memiliki gangguan


teman gangguan) yang terlihat terhadap
hubungannya dengan teman.
Subjek merupakan sosok yang
terlihat dekat dengan teman-
temannya melalui pengungkapan
bahwa teman sejati harus mengerti
satu sama lain dan rasa sedih jika

19
tidak ada kehadirannya.

Sikap terhadap 0 (tidak ada Sikap subjek tidak memiliki


atasan gangguan) masalah terhadap atasan dan
subjek mampu menghormati orang
yang dianggap lebih tua / lebih
senior daripadanya.

Sikap terhadap 0 (tidak ada Subjek tidak memiliki


bawahan gangguan) permasalahan dan terlihat dapat
berbaur dengan baik meski dengan
bawahannya. Subjek tetap bersikap
sopan dengan bawahannya melalui
perkataan “tolong” yang
disampaikan ketika meminta
bantuan.

Sikap terhadap rekan 0 (tidak ada Subjek tidak memiliki


sejawat gangguan) permasalahan dan ia merasa cocok
dengan suasana lingkungan teman
sejawatnya yang mengasyikkan.

4. Penyesuaian dalam konsep diri

Aspek Rating Keterangan

Sikap terhadap 1 (ada Subjek memiliki sedikit


ketakutan sedikit permasalahan dalam menghadapi
gangguan) ketakutan, yaitu ketakutan
membuatnya tidak dapat
membicarakan hal tersebut serta
memaksa membuatnya menangis.

Sikap terhadap rasa 1 (ada Permasalahan yang dimiliki subjek


bersalah sedikit yaitu saat subjek merasa melanggar
gangguan) perintah orang tuanya dengan tetap
melakukan hal yang dilarang dan
perasaan bersalah atas kehilangan
ayahnya yang tidak dapat ia temani
di saat terakhirnya.

Sikap terhadap 0 (tidak ada Subjek tidak memiliki


kemampuan diri gangguan) permasalahan, subjek merupakan
orang yang optimis dengan
kemampuan yang dimiliki dan
sadar atas kemampuan yang
dimilikinya.

Sikap terhadap masa 1 (ada Subjek memiliki permasalahan

20
lalu sedikit masa lalu dimana ia merasa di
gangguan) masa lalu ia merasa bahagia dan
tidak dengan saat ini. Subjek
merasa bahwa apa yang
dilakukannya dahulu seharusnya
lebih baik melalui pengungkapan
bahwa ia akan belajar lebih serius
untuk bisa mencapai pekerjaan
arsitek.

Sikap terhadap masa 0 (tidak ada Subjek memandang masa depan


yang akan datang gangguan) dengan baik dan tidak memiliki
permasalahan. Subjek merasa
optimis akan kehidupan di masa
depannya dan memandang ke
depan, tidak berorientasi di masa
lalu

Sikap terhadap 0 (tidak ada Subjek tidak memiliki


tujuan hidup gangguan) permasalahan dan merasa dapat
memberikan yang terbaik bagi
dirinya. Subjek memiliki keinginan
untuk dapat menjadi orang kaya
dan bisa berbagi pada semua
orang, serta mampu menampilkan
alat musik keseluruhan di depan
keramaian.

E. Dinamika Psikologis
Dinamika psikologis yang dimiliki oleh subjek berdasarkan 3 alat tes yang
telah dikerjakan yaitu :
1) Melalui tes APM dapat diketahui bahwa subjek memiliki kemampuan
intelegensi rata-rata yaitu berada pada grade III dengan keterangan
Intellectually average. Pada dasarnya, tes APM merupakan tes
bertingkat dimana dalam menjawabnya kesalahan-kesalahan akan
banyak dilakukan pada soal-soal terakhir dan memiliki jumlah
jawaban benar di soal awal. Subjek terdeteksi dalam persentil grade
III dengan kemampuan rata-rata bahwa subjek memiliki kemampuan
intelegensi yang normal dengan individu lainnya.

21
2) Melalui tes RMIB dapat diketahui bahwa 2 pekerjaan teratas dengan
selisih poin sedikit yang diminati oleh subjek yaitu pada kategori
Aesth & Mus. Aesthetic dan Musical menjadi 2 kategori atas yang
dimiliki subjek dengan catatan bahwa konsistensi yang dimiliki masih
belum cukup stabil. Sehingga dalam benar-benar menentukan jenis
pekerjaan yang dimintai subjek, masih terlihat bahwa subjek belum
sepenuhnya memahami secara mendalam atas kategori pekerjaan
tersebut. Aesthetic memiliki pengertian bidang yang berisikan
kesenian, sedangkan Musical merupakan bidang dalam hal bermusik.
Selain itu, melalui tes RMIB dapat diperoleh bahwa pekerjaan bidang
outdoor adalah bidang yang paling tidak disukai oleh subjek. Outdoor
sendiri merupakan bidang pekerjaan yang meliputi pekerjaan luar
ruangan dan tidak memiliki keteraturan waktu. Dari tes ini dapat
terlihat bahwa subjek memiliki jiwa-jiwa artistik yang ingin
dikembangkan baik melalui kesenian maupun bermusik. Subjek
merupakan orang yang suka menciptakan sesuatu yang indah,
mendengarkan musik, bernyanyi, atau membaca sesuatu yang
berhubungan dengan seni dan musik. Selain itu, subjek tidak
menyukai kegiatan yang berada di luar ruangan dan tidak memiliki
keteraturan waktu di dalamnya.

3) Melalui tes proyektif SSCT ini dinamika kepribadian yang dimiliki


oleh subjek dapat terlihat melalui 4 poin penyesuaian diri, yaitu :
a. Penyesuaian terhadap keluarga
Subjek dalam hubungannya dengan keluarga tidak memiliki
permasalahan dan hidup sebagai keluarga yang normal pada
umumnya. Subjek merasa bahwa keluarganya bersifat lucu.
Namun dari jawaban yang diutarakan subjek, keluarga subjek
memiliki permasalahan di ekonomi keluarga dimana subjek
selalu menuliskan mengenai rumah, mobil. dan keinginan
untuk menjadi orang kaya dan bisa berbagi ke semua orang.
Namun adanya permasalahan tersebut tidak menimbulkan

22
permasalahan lainnya dalam hal hubungan subjek dengan
orang tua dan keluarga lainnya.
b. Penyesuaian terhadap seksualitas
Sikap subjek dalam pandangan seksualitas adalah hal yang
normal dimana ia merasa bahwa wanita yang cantik adalah
wanita yang sesuai dengan standar kecantikan di masyarakat
dan kewajaran yang dimiliki subjek ketika melihat pasangan
lain, yaitu dengan mengira bahwa jika ada 2 orang lelaki
perempuan merupakan seorang pasangan dan mendoakan
mereka yang terbaik.
c. Penyesuaian terhadap hubungan interpersonal
Subjek memiliki sikap yang baik, sopan santun, dan
menghargai orang lain, baik kepada teman sebayanya, atasan,
bawahan, dan rekan sejawatnya. Subjek sangat menghormati
atasannya dan tidak menyepelekan apa yang menjadi
bawahannya. Subjek terlihat memiliki kedekatan dengan
teman-teman sebayanya dan merupakan seorang teman yang
baik.
d. Penyesuaian terhadap konsep diri
Subjek merupakan individu yang optimis dan memiliki
pandangan ke depan terhadap hidupnya. Individu memiliki
keoptimisan untuk selalu bisa memberikan yang terbaik bagi
dirinya dan memiliki cita-cita yang jelas di masa depan.
Subjek tidak berorientasi kepada masa lalu dan menghadapi
realitas yang terjadi di saat ini maupun di masa depan.
Meskipun, dalam konsep diri yang dimiliki individu memiliki
sedikit permasalahan dalam menangani ketakutan yang
dimiliki, perasaan bersalah atas perilaku yang dimiliki di masa
lalu karena melanggar perintah orang tua, perasaan bersalah
mengenai rasa kehilangan ayahnya yang mana ia tidak bisa
menemaninya dalam saat terakhirnya.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Melalui 3 alat tes yang telah diberikan pada subjek, dapat disimpulkan
bahwa subjek merupakan individu yang optimis akan dirinya dan masa
depan yang dimiliki. Subjek memiliki kemampuan intelegensi rata-rata
normal dengan individu lainnya dan memiliki minat dalam bidang kesenian
serta bermusik. Subjek tidak menyukai jenis pekerjaan yang memerlukan
intensitas kegiatan luar ruangan. Subjek memiliki penyesuaian diri yang
baik terhadap lingkungan keluarganya, seksualitas, dan hubungan
interpersonal. Konflik yang dialami diri subjek terlihat pada rasa bersalah,
ketakutan, dan terhadap masa lalunya. Meskipun subjek memiliki
pandangan yang baik akan masa depan dan selalu optimis dalam
melakukan yang terbaik, terdapat rasa / sesuatu pada pernyataan subjek
dimana ia memiliki kebahagiaan di masa lalu.

B. Saran
Permasalahan yang dimiliki oleh testee di atas berada pada konflik batin
dan terutama dalam tes SSCT dimana terdapat beberapa indikasi
permasalahan mengenai konsep diri. Dalam hal ini, disarankan untuk bisa
mengkonfirmasi kepada pihak yang lebih berwenang dan professional.
Melalui lembaga profesional, jika ditemukan sebuah permasalahan maka

24
subjek dapat diarahkan dan diberikan intervensi yang lebih tervalidasi dari
seorang profesional tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, N. (2016). Buku Panduan Tes Intelegensi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi


Universitas Gadjah Mada.

Bors, D. A., & Stokes, T. L. (1998). Raven’s Advanced Progressive Matrices: Norms


for First-Year University Students and the Development of a Short Form.
Educational and Psychological Measurement, 58(3), 382–
398. doi:10.1177/0013164498058003002

Habibah, N. (2021). Modul Praktikum Tes Intelegensi. Sidoarjo: UMSIDA Press.

Nur’aeni. (2012). Tes Psikologi : Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Pustaka Pelajar:
Universitas Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press, 173.
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-nuraenisps-1031-1-
fulltek-u.pdf

Rahmadani, A. S., & Mulawarman, U. (2016). Anak Dan Dewasa. SPM Untuk
Mengukur Inteligensi, 23(2), 67–73.

Raven, J. (2003). Raven Progressive Matrices: Handbook of Nonverbal Assessment.


Boston: Springer. https://doi.org/10.1007/978-1-4615-0153-4_11

Yuliandari, E. (2020). TES RMIB (Rothwell Miller Interest Blank). PsychoLogyMania,


1–16.

Vass, V. A. (1992). Standardization of Raven's Standard Progressive Matrices for


Secondary school African pupils in the Grahamstown region. (Doctoral
dissertation, Rhodes University).

25
LAMPIRAN
Alat tes (Asli), Informed Consent (Asli)
dan dokumentasi
1. Dokumentasi kegiatan praktikum

26
27

Anda mungkin juga menyukai