Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TES POTENSI MINAT DAN BAKAT (IST-RMIB)


Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen Psikologis Anak
Remaja
Dosen Pengampu : Ir. Magdalena Hanoum, S.psi. M.psi

Disusun Oleh :

Muhammad Sepriandy 41183507170054

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan mengenai Tes
Potensi Minat dan Bakat (IST dan RMIB) dengan baik meskipun banyak kekurangan di

dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ir. Magdalena Hanoum, S.psi. M.psi
selaku Dosen mata kuliah Asesmen Psikologis Anak Remaja Universitas Islam 45 Bekasi
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Tes Potensi Minat dan Bakat (IST dan RMIB). Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun siapa pun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.

Bekasi, 17 January 2022

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

A. IDENTITAS....................................................................................................................4

B. LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI......................................................................5

1. Hasil Observasi............................................................................................................5

2. Tabel Hasil Skoring Tes IST.......................................................................................7

3. IQ Total, Interpretasi Persubtes IST, IQ Verbal, IQ Numerik, IQ Spasial dan Corak


Berpikir (perhitungan dan analisa/interpretasi ).................................................................7

4. Corak Berfikir (Perhitungan).....................................................................................13

5. Grafik/Profile Hasil Tes IST (M/W)........................................................................16

C. LAPORAN HASIL TES MINAT BAKAT (TES RMIB)............................................17

1. Hasil Observasi..........................................................................................................17

2. Hasil Skoring.............................................................................................................18

3. Kesimpulan................................................................................................................18

D. ANALISA KESESUAIAN POTENSI DAN MINAT BAKAT..................................19

1. Potensi yang dimiliki.................................................................................................19

2. Minat..........................................................................................................................19

3. Keseuaian/Ketidaksesuaian.......................................................................................20

4. Saran & Pengembangan............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

LAMPIRAN.............................................................................................................................23

4
A. IDENTITAS
I. Identitas Testee
Nama : Muhammad Alfath
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 24 Desember 1997
Usia : 24 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
II. Nilai IQ : 90
III. Tujuan Tes : Untuk mengetahui potensi minat dan bakat yang
dimiliki oleh testee
IV. Pelaksanaan Tes : Tes RMIB dilaksanakan pada Senin 17 Januari
2022/pukul 14.00 s/d 15.00 di ruang Ruang Sidang
FISIP tes IST dilaksanakan pada 17 Desember
2021/pukul 07.30-10.00 di ruang B.103
V. Tes Yang Digunakan : IST dan RMIB

Bekasi, 17 Januari 2022

(Muhammad Sepriandy/41183507170054)

5
B. LAPORAN HASIL TES INTELEGENSI
TES IST

1. Hasil Observasi
Intelligenz Struktur Tes (IST) merupakan alat tes intelegensi yang
dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfurt Main Jerman pada tahun
1953 dan telah diadaptasi di Indonesia. Intelligenz Struktur Tes (IST)
berdasarkan pada teori inteligensi yang menyatakan bahwa intelignsi
merupakan suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan secara makna (Wiratna, 1993).
Intelligenz Struktur Test (IST) memuat 9 subtes antara lain
Satzerganzung (SE) yaitu melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu
melengkapi kata-kata, Analogien (AN) yaitu persamaan kata,
Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki bersama, Rechhenaufgaben
(RA) yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yaitu deret angka,
Figurenauswahl (FA) yaitu memilih bentuk, Wurfelaufgaben (WU) yaitu
latihan balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu latihan simbol. Penyajian tes IST
ini membutuhkan waktu lebih kurang 90 menit, dapat dilakukan secara
individual maupun klasikal. Konsep inteligensi menurut tes Intelligenz
Struktur Test (IST) seperti tersebit di atas, berbeda dengan Tes Standard
Progressive Matrices (SPM) yang dikembangkan oleh J.C.Raven.

No. Aspek Observasi


Testee memiliki kemampuan
dengan baik dalam
intelegensi. Testee dengan
1. Kognitif mudah menangkap materi
yang telah diberikan oleh
dosen. Serta dilihat dari hasil
IPK yang selalu di atas 3,00
2. Interaksi social Testee memiliki interaksi
sosial yang baik dengan

6
lingkungan sekitarnya.
Testee dengan mudah
berkomunikasi dengan
orang-orang yang ada di
sekitarnya. Hal ini dapat
terlihat ketika testee
berkomunikasi dengan
teman-temannya dikampus.
Dalam aspek motivasi, dari
yang telah tester amati testee
terlihat memiliki motivasi
yang baik karena testee
terlihat fokus atau
3. Motivasi konsentrasi saat dosen
sedang memberikan materi
artinya testee memiliki
motivasi yang tinggi untuk
memahami mata kuliah yang
sedang di jelaskan.
Dalam aspek afeksi ,
perilaku yang tester amati di
kampus. Emosi testee dapat
terlihat dengan jelas ketika
testee sedang merasa tidak
4. Afeksi
baik baik saja, testee tidak
bisa mengendalikan
perasaannya sehingga
terkadang testee memilih
untuk tidak masuk kelas.

7
2. Tabel Hasil Skoring Tes IST
Skor Kasar Skor Skala
Sub Tes Deskripsi Kategori
(RS) (SS)
SE Melengkapi Kalimat 7 88 Rendah
WA Ketidaksamaan Kata 9 95 Sedang
AN Analogi Verbal 7 93 Rendah
GE Kesamaan Kata 19 122 Very Superior
ME Mengingat 12 103 Cukup
RA Berhitung 3 82 Rendah
ZR Deret Angka 9 99 Sedang
FA Memilih Bentuk 2 76 Rendah Sekali
WU Persoalan Kubus 5 86 Rendah
Jumlah 73 93
IQ Total = 90 Rendah

3. IQ Total, Interpretasi Persubtes IST, IQ Verbal, IQ Numerik, IQ Spasial


dan Corak Berpikir (perhitungan dan analisa/interpretasi )
a. IQ Total 101
Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan alat tes inteligensi yang
dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman pada
tahun 1953 dan telah diadaptasi di Indonesia. Intelligenz Struktur Test
(IST) berdasarkan pada teori inteligensi yang menyatakan bahwa
inteligensi merupakan suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling berhubungan secara bermakna (Wiratna, 1993).
Intelligenz Struktur Test (IST) memuat 9 subtes antara lain
Satzerganzung (SE) yaitu melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu
melengkapi kata-kata, Analogien (AN) yaitu persamaan kata,
Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki bersama,
Rechhenaufgaben (RA) yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR)
yaitu deret angka, Figurenauswahl (FA) yaitu memilih bentuk,
Wurfelaufgaben (WU) yaitu latihan balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu

8
latihan simbol. Penyajian tes IST ini membutuhkan waktu lebih kurang 90
menit, dapat dilakukan secara individual maupun klasikal.
Berdasarkan tes yang telah dilakukan kepada testee, hasil IQ total
yang diperoleh dari hasil menjumlahkan raw skor dari 9 subtes yang
terdiri dari subtes SE, WA, AN, GE, RA, SR, FA, WU, ME. Dari hasil
penjumlahan raw skor tersebut didapatkan hasil sebesar 73 yang dalam
norma skoring IST memiliki weighted score (skala skor) 93. IQ total yang
diperoleh testee adalah 90 dengan kategori Rendah. Testee mendapatkan
kategori Very Superior pada subtes GE, pada subtes ME testee
mendapatkan kategori Cukup, pada subtes WA testee mendapatkan
kategori Sedang, pada subtes SE, AN, RA, ZR dan WU testee
mendapatkan kategori Rendah dan kategori Rendah Sekali pada subtes
FA

b. Interpretasi PerSubtest IST


a) SE (Satzerganzung)
Kemampuan pengambilan keputusan, mengukur keinginan
berprestasi, kemampuan memahami realitas, pembentukan
pendapat/penilaian, common sense, berpikir kongkrit praktis dan
kemandirian dalam berpikir.
Pada subtes SE testee mendapatkan standar skor sebesar 88,
yang termasuk dalam kategori rendah. Dapat diartikan bahwa
kemampuan testee dalam mengukur keinginan berprestasi, kemampuan
memahami realitas, pembentukan pendapat/penilaian, common sense,
berpikir kongkrit praktis dan kemandirian dalam berpikir tergolong
rendah.

b) WA (Wortauswahl)
Ketidaksamaan kata, kemampuan menangkap inti kandungan
makna/pengertian dari sesuatu yang disampaikan melalui bahasa,
berpikir induktif dengan menggunakan bahasa, kemampuan empati
atau menyelami perasaan.
Pada subtes WA testee mendapatkan standar skor sebesar 95,
yang termasuk dalam kategori sedang. Dapat diartikan bahwa

9
kemampuan testee dalam kemampuan menangkap inti kandungan
makna/pengertian dari sesuatu yang disampaikan melalui bahasa,
berpikir induktif dengan menggunakan bahasa, kemampuan empati
atau menyelami perasaan.tergolong sedang.
c) AN (Analogien)
Analogi verbal, kemampuan fleksibilitas dalam berpikir,
kemampuan mengkombinasikan atau menghubung-hubungkan,
kelincahan dan kemampuan untuk berubah dan berganti dalam
berpikir, resistensi atau kemampuan untukmelawan solusi masalah
yang tidak pasti (kira-kira).
Pada subtes AN testee mendapatkan standar skor sebesar 93,
yang termasuk dalam kategori rendah. Dapat diartikan bahwa
kemampuan fleksibilitas dalam berpikir, kemampuan
mengkombinasikan atau menghubung-hubungkan, kelincahan dan
kemampuan untuk berubah dan berganti dalam berpikir, resistensi atau
kemampuan untukmelawan solusi masalah yang tidak pasti (kira-kira)
tergolong rendah.

d) GE (Gemeinsamkeiten)
Kesamaan Kata. kemampuan menemukan ciri-ciri khas yang
terkandung pada dua objek dalam upaya menyusun suatu pengertian
yang mencakup kekhasan dari dua objek tersebut, kemampuan
memahami esensi pengertian suatu kata untuk kemudian dapat
menemukan kesamaan esensial dari beberapa kata.
Pada subtes GE testee mendapatkan standar skor 122, yang
termasuk dalam kategori very superior. Dapat diartikan bahwa
kemampuan menemukan ciri-ciri khas yang terkandung pada dua objek
dalam upaya menyusun suatu pengertian yang mencakup kekhasan dari
dua objek tersebut, kemampuan memahami esensi pengertian suatu
kata untuk kemudian dapat menemukan kesamaan esensial dari
beberapa kata tergolong baik sekali.

e) ME (Merkaufgaben)

10
Mengingat, kemampuan memperhatikan atau mencamkan,
kemampuan menyimpan atau mengingat dalam waktu lama, dengan
kata lain sub tes ini mengukur daya ingat seseorang.
Pada subtes ME testee mendapatkan standar skor 103, yang
termasuk dalam kategori cukup. Dapat diartikan bahwa kemampuan
memperhatikan atauk mencamkan, kemampuan menyimpan atau
mengingat dalam waktu lama, dengan kata lain sub tes ini mengukur
daya ingat seseorang tergolong cukup.

f) RA (Rechhenaufgaben)
Berhitung. kemampuan memecahkan masalah praktis dengan
berhitung, kemampuan berpikir logislugas, matematis, bernalar,
berpikir runtut dalam mengambil keputusan.
Pada subtes RA testee mendapatkan standar skor 82, yang
termasuk dalam kategori rendah. Dapat diartikan bahwa . kemampuan
memecahkan masalah praktis dengan berhitung, kemampuan berpikir
logislugas, matematis, bernalar, berpikir runtut dalam mengambil
keputusan tergolong rendah.

g) ZR (Zahlenreihen)
Deret Angka. Kemampuan berhitung yang didasarkan pada
pendekatan analisis atas informasi faktual berbentuk angka sehingga
ditemukan suatu kesimpulan.
Pada subtes ZR testee mendapatkan standar skor 99, yang
termasuk dalam kategori sedang. Dapat diartikan bahwa kemampuan
berhitung yang didasarkan pada pendekatan analisis atas informasi
faktual berbentuk angka sehingga ditemukan suatu kesimpulan
tergolong sedang.

h) FA (Figurenauswahl)
Memilih Bentuk. kemampuan membayangkan, dengan
menggabung-gabungkan potongan suatu objek visual secara
konstruktif sehingan menghasilkan suatu bentuk tertentu, adanya
kemampuan membayangkan secara menyeluruh (gestalt).

11
Pada subtes FA testee mendapatkan standar skor 76, yang
termasuk dalam kategori rendah. Dapat diartikan bahwa kemampuan
membayangkan, dengan menggabung-gabungkan potongan suatu
objek visual secara konstruktif sehingan menghasilkan suatu bentuk
tertentu, adanya kemampuan membayangkan secara menyeluruh
(gestalt) tergolong rendah.

i) WU (Wurfelaufgaben)
Persoalan Kubus. kemampuan analisis yang disertai
kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang secara
antisipasif.
Pada subtes WU testee mendapatkan standar skor 86, yang
termasuk kategori rendah. Dapat diartikan bahwa kemampuan analisis
yang disertai kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang
secara antisipasif tergolong rendah.

SS ( SE )+ SS ( WA ) +SS ( AN ) + SS ( ¿ )
c. IQ Verbal=
4
88+9 5+9 3+1 22
¿
4
398
¿
4
¿ 99 , 5 Kategori : Rendah

Kemampuan verbal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang


untuk menjelaskan pemikirannya dan mengaitkan informasi yang
diperolehnya serta dapat membuat suatu hipotesis (Irawan, 2018).
Setelah dilakukan perhitungan pada IQ verbal yang mencakup
kemampuan yang telah diukur pada subtes SE, WA, AN, dan GE, testee
memperoleh hasil sebesar 99,5. Hasil ini tergolong dalam kategori
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa testee memiliki kemampuan verbal
yang rendah. Kemampuan verbal testee terlihat ketika dirinya
menjelaskan pada saat kerja kelompok.

12
SS ( RA )+ SS (ZR)
d. I Q Numerik=
2
8 2+ 99
¿
2
182
¿
2
¿ 90,5 Kategori : Rendah

Menurut Sumada dalam (Irawan, 2018), Kemampuan numerik


dimaksudkan adalah kemampuan berpikir, mengorganisasi informasi
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan angka.
Kemampuan numerik meliputi kemampuan menghitung dalam hal
penjumlahan, kemampuan menghitung dalam hal pengurangan,
kemampuan menghitung dalam hal perkalian, dan kemampuan
menghitung dalam hal pembagian.

Setelah dilakukan perhitungan pada IQ numerik yang


mencakup kemampuan yang telah diukur pada subtes RA dan ZR,
testee memperoleh hasil sebesar 90,5. Hasil ini tergolong dalam
kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa testee memiliki
kemampuan numerik yang rendah. Hal tersebut juga dapat terlihat
ketika testee sedikit sulit memahami mata kuliah statistika yang
materinya tentang perhitungan.

SS ( FA )+ SS ( WU )
e. IQ Spasial=
2
7 6+86
¿
2
162
¿
2
¿91 Kategori : Rendah

13
Subtes FA dalam IST memiliki fungsi mengukur kemampuan
spasial dua dimensi. Secara khusus, kemampuan spasial dua dimensi
pada IST-FA dipahami sebagai kemampuan manusia untuk
membayangkan objek yang memiliki bentuk konkret dua dimensi,
seperti bangun datar seperti persegi, lingkaran, dan trapezium. Salah
satu hal yang merupakan ciri utama dari objek dua dimensi adalah
tidak memiliki volume (isi). Sebagai sebuah kemampuan khusus,
manfaat dari kemampuan spasial terhadap kehidupan manusia tidak
dapat dipandang sebelah mata. Studi yang dilakukan oleh Wanzel,
Hamstra, Anastakis, Matsumoto, dan Cusimano (2002)
mendeskripsikan bahwa individu dengan kemampuan spasial yang
tinggi cenderung memiliki kemampuan bedah medis yang baik.
Sedangkan Wurfel Aufgaben (WU) yang mengukur kemampuan
spasial tiga dimensi.

Setelah dilakukan perhitungan pada IQ spasial yang mencakup


kemampuan yang diukur pada subtes FA dan WU, testee mendapatkan
hasil 91 yang tergolong dengan kategori rendah, artinya kemampuan
spasial yang dimiliki testee terbilang rendah atau dengan kata lain
testee memiliki kemampuan mempersepsi, mengingat, mengkreasi,
mengubah, dan mengkomunikasikan bangun ruang yang rendah

4. Corak Berfikir (Perhitungan)


GE+RA >< AN+ZR (Festigung/Flexible)Corak Berpikir
GE + RA = 122 + 82 >/< AN + ZR = 93 + 99
= 204 >/< = 192

204 < 192 Kategori Fleksibilitas (Non-Eksak).

Analisa/Interpretasi

Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität


menggambarkan corak berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-
Flexibilität merupakan dua kutub yang ekstrim, Keduanya menggambarkan
corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub Festigung memiliki arti corak berpikir

14
yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität memiliki arti corak berpikir yang
non-eksak. Corak berpikir ini merupakan hasil perkembangan (pengalaman)
individu yang akan semakin mantap ke salah satu kutub seiring bertambahnya
usia. Cara menentukan seseorang subjek apakah memiliki kecenderungan
Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai GE+RA
dengan nilai AN+ZR. Jika nila GE+RA lebih besar maka subjek memiliki
kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka
subjek memiliki kecenderungan Flexibilitat.
Dari hasil tes yang telah dilakukan kepada testee, didapatkan hasil
perhitungan dari (GE + RA >/< AN + ZR) adalah 196 < 197 yang artinya
GE+RA lebih kecil dari AN+ZR, berdasarkan teori yang telah dijabarkan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa testee memiliki corak berpikir
Fleksibilitas (Non-Eksak). Testee memiliki kemampuan berpikir fleksibilitas
atau non-eksak yang dapat diartikan sebagai bidang ilmu yang tidak memiliki
hukum pasti sebagaimana ilmu eksak dan sifatnya tidak permanen/mutlak
selalu ada pembaruan teori dari waktu ke waktu, tetapi tidak menggugurkan
teori lama.

15
PROFILE HASIL TES IST (PROFILE M/W)
Kategori Nilai Verbal Numerik Spasial IQ Total
SE WA AN GE ME RA ZR FA WU
Very
>119
Superior
Tinggi 118
115
111
109
105
Cukup 104
103
102
101
100
Sedang 99
95
96
95
Rendah 94
93
90
88 ●
86
82
Rendah
<80
Sekali

16
5. Grafik/Profile Hasil Tes IST (M/W)
Grafik M/W:
Analisa/interpretasi
Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-
teoritis atau praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M
atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak
pada grafik. Jika grafik menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama
maka profilnya adalah M (verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf
W maka profilnya adalah W (praktis-konkrit).
Dari hasil tes yang telah dilakukan pada testee, testee mendapatkan
skor SE(88), WA(95), AN(93), GE(122). Hal ini menyebabkan titik pada grafik
SE ke titik WA meningkat, sedangkan dari titik WA menuju titik AN menurun,
sehingga membentuk grafik M. (verbal-teoritis). Testee memiliki kemampuan
berpikir secara verbal-teoritis, artinya testee berpikir secara teoritis berdasarkan
kemampuannya dan penuh pertimbangan.

Bekasi, 17 Januari 2022

xs

(Muhammad Sepriandy/ 41183507170054)

17
C. LAPORAN HASIL TES MINAT BAKAT (TES RMIB)
Tes RMIB
Tes Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) awalnya dikembangkan pada
1950-an, RMIB dirancang sebagai bantuan praktis untuk konselor dan yang
membutuhkan fokus untuk wawancara bimbingan. RMIB adalah ukuran komparatif
yang menguji minat responden di 12 bidang pekerjaan. Dirancang bagi responden
untuk menjadi "sederhana dan cepat", manual menunjukkan kesesuaian instrumen
untuk individu atau administrasi kelompok dan, dalam kasus siswa senior atau
kelompok serupa, untuk dinilai sendiri di bawah pengawasan (K. M. Miller, Tyler, &
Rothwell, 1994).

1. Hasil Observasi
a. Kognitif
Testee memiliki kemampuan dengan baik dalam intelegensi.
Testee dengan mudah menangkap materi yang telah diberikan oleh
dosen. Serta dilihat dari hasil IPK yang selalu di atas 3,00

b. Interaksi Sosial
Testee memiliki interaksi sosial yang baik dengan lingkungan
sekitarnya. Testee dengan mudah berkomunikasi dengan orang-orang
yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat terlihat ketika testee berkomunikasi
dengan teman-temannya dikampus.

c. Motivasi
Dalam aspek motivasi, dari yang telah tester amati testee terlihat
memiliki motivasi yang baik karena testee terlihat fokus atau konsentrasi
saat dosen sedang memberikan materi artinya testee memiliki motivasi
yang tinggi untuk memahami mata kuliah yang sedang di jelaskan.

d. Afeksi
Dalam aspek emosi, perilaku yang tester amati di kampus. Emosi
testee dapat terlihat dengan jelas ketika testee sedang merasa tidak baik
baik saja, testee tidak bisa mengendalikan perasaannya sehingga
terkadang testee memilih untuk tidak masuk kelas.

18
2. Hasil Skoring
KATEGORI A B C D E F G H JUMLAH RANK
Outd 3 12 12 10 9 5 7 7 65 12
Mech 6 2 9 11 11 6 8 6 59 11
Comp 2 3 1 12 12 7 9 8 47 5
Scie 4 1 3 2 10 8 10 9 47 6
Pers 1 5 2 1 1 12 11 10 43 3
Aest 5 4 4 3 2 9 12 11 50 7
Musi 8 6 5 4 3 11 1 12 50 8
Lite 7 8 6 5 5 10 2 3 46 4
Soci 10 7 7 6 4 1 3 4 42 2
Cler 11 10 8 8 7 2 4 1 41 1
Prac 12 9 10 7 6 4 6 2 56 10
Medi 9 11 11 9 8 3 5 5 55 9

3. Kesimpulan
a. Minat 1 : Medi (Medical)
Dapat diartikan bahwa testee memiliki kelebihan dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan pengobatan,
penyembuhan dalam suatu penyakit.
b. Minat 2 : Prac (Practical)
Dapat diartikan bahwa testee memiliki minat dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan keterampilan dalam praktek.
c. Minat 3 : Aest (Aesthetic)
Dapat diartikan bahwa testee memiliki minat dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan keterampilan dalam kesenian/seni.

19
Pertimbangan Peringkat pekerjaan yang dominan dan paling diminati
testee adalah:
1. Medical : Jenis pekerjaan yang diminati adalah dokter, ahli
bedah, dokter hewan, pelatihan rehabilitas pasien
dan perawat lansia.

2. Practical : Jenis pekerjaan yang diminati adalah ahli penata


rambut, pedagang bucket bunga, juru masak.
3. Aesthetic : Jenis pekerjaan yang diminati adalah desain grafis,
guru tari, pelukis dan komikus.

D. ANALISA KESESUAIAN POTENSI DAN MINAT BAKAT

1. Potensi yang dimiliki


Berdasarkan hasil tes IST, testee mendapatkan hasil IQ 101 dan
termasuk kedalam kategori Cukup. Sedangkan untuk IQ verbal testee
mendapatkan hasil / skor 99,75 dan termasuk kategori Cukup. IQ numeric testee
mendapatkan hasil /skor 92 dan termasuk kategori Rendah. IQ spasial testee
mendapatkan hasil / skor 99,5 dan termasuk kedalam kategori Cukup.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa testee memiliki potensi kemampuan
spasial yang dapat mendukungnya dalam beberapa bidang profesi pekerjaannya.
Berdasarkan hasil tes RMIB testee berminat pada :
a. Medical : yang dapat didukung dengan potensi kemampuan spasial
testee.
b. Practical : yang dapat didukung dengan potensi kemampuan spasial
testee.
c. Aesthetic : yang dapat didukung dengan potensi kemampuan verbal
testee.

2. Minat
Sardiman (1990), ia menyatakan bahwa minat akan terlihat dengan
baik jika mereka bisa menemukan objek yang disukai dengan tepat sasaran serta
berkaitan langsung dengan keinginan tersebut. Minat juga harus memiliki objek

20
yang jelas untuk mempermudah kemana arahnya seseorang harus bersikap dan
menuju objek yang tepat.
Seperti yang telah diketahui pada hasil tes RMIB testee memperoleh
minat pada :
a. Medical, yang berhubungan dengan hal – hal yang bersifat medis,
pengobatan, penyembuhan seperti dokter dan perawat.
b. Practical, yang bidang pekerjaannya berkaitan dengan keterampilan,
keahlian dan sifatnya praktis.
c. Aesthetic, yang pekerjaannya berhubungan dengan kesenian, guru seni dll.

3. Keseuaian/Ketidaksesuaian
Pada hasil tes RMIB didapatkan hasil bahwa testee berminat pada
bidang medical pada peringkat pertama. Pada hasil IST testee memiliki hasil IQ
Verbal yang cukup, IQ Numeric yang rendah, IQ Spasial yang cukup, dan
corak berfikir yang fleksible (Non-Eksak). Pada hasil tes IST dan tes minat
bakat RMIB ditemukan kesesuaian antara potensi kecerdasan dominan yang
dimiliki testee dengan minat dan bakatnya.
Kemampuan tersebut adalah potensi kecerdasan spasial yang dimiliki
testee dapat mendukung minat dan bakat testee dalam bidang medical, dimana
bidang tersebut menempati peringkat pertama pada hasil tes RMIB. Potensi
kecerdasan spasial ini ditunjukan dari hasil yang didapat dari tes IST yaitu IQ
verbal berada dalam kategori cukup, Hal ini sesuai dengan tudi yang dilakukan
oleh Wanzel, Hamstra, Anastakis, Matsumoto, dan Cusimano (2002)
mendeskripsikan bahwa individu dengan kemampuan spasial yang tinggi
cenderung memiliki kemampuan bedah medis yang baik yang dimana hal tersebut
berkaitan dengan minat testee di bidang medical.

4. Saran & Pengembangan


Saran yang dapat diberikan oleh tester yaitu:
a) Testee disarankan lebih banyak melatih potensinya dalam Spasial dan
numerik agar bisa terus berkembang dalam minat testee yaitu medical.
b) Testee harus meningkatkan motivasinya dalam mempelajari hal-hal yang baru
agar mendapatkan wawasan baru dalam perkembangan kemampuannya.

21
c) Tester juga menyarankan kepada testee untuk terus bersyukur atas karunia
yang telah diberikan Allah subhanahu wa ta’ala dan selalu memanfaatkannya
untuk beramal baik agar selalu menjadi berkah dalam kehidupan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, I. (2016). PENGUJIAN PROPERTI PSIKOMETRIK INTELLIGENZ


STRUKTUR TEST SUBTES KEMAMPUAN SPASIAL DUA DIMENSI (FORM
AUSWAHL): STUDI PADA DUA SMA SWASTA DI JAKARTA. Jurnal Ilmiah
Psikologi MANASA, 5(2), 165–180.

Irawan, A. (2018). PERANAN KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA. Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro, 5(2), 110–118.

Kumolohadi, R., & Indonesia, U. I. (2012). INTELLIGENZ STRUKTUR TEST DAN


STANDARD PROGRESSIVE MATRICES : ( DARI KONSEP INTELIGENSI YANG
BERBEDA MENGHASILKAN TINGKAT INTELIGENSI YANG SAMA ), 1(2), 79–
85.

Modul Perkuliahan Tes Minat dan Bakat. Program Studi Psikologi. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Universitas Mulawarman

Fikry, M.,Yurisna, D., Permana, I. 2011. Aplikasi Pengecekan Ljk Untuk Tes Psikologi

RMIB Dengan Operasi Intensity Slicing. Jurnal Teknologi Dan Industri,9(1), 17–23

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai