Interpretasi I-S-T 70
Oleh:
Miftahun Ni’mah Suseno
LABORATORIUM PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1
YOGYAKARTA
2007
2
Pengantar Interpretasi I-S-T 70
3
2. Dimensi Festigung-Flexibilität
Untuk diagnostik praktis, melalui dimensi ini dapat ditentukan apakah subjek
dalam berpikir, relatif untuk usianya, sudah mencapai derajat 'pembekuan' tinggi
(gefestigt), atau masih luar biasa flexibel.
Melalui I-S-T dapat pula ditentukan apakah profil subjek dimulai dengan bentuk
'M' atau 'W'. Jika keempat subtes pertama (SE, WA, AN, GE) membentuk huruf
'M', maka dapat dikatakan bahwa secara umum subjek lebih cenderung memiliki
kemampuan/bakat verbal teoretik (sprachlich-theoretische Begabung). Hal ini
berarti bahwa subjek memiliki kelebihan dalam kemampuan abstraksi dan
kemampuan mengungkapkannya dalam bahasa. Oleh karena itu nilai WA dan GE
lebih menonjol daripada nilai SE dan AN.
Sebaliknya jika keempat subtes pertama (SE, WA, AN, GE) membentuk huruf 'W',
maka dapat dikatakan bahwa secara umum subjek lebih cenderung memiliki
kemampuan/bakat praktis, yaitu kemampuan menentukan hubungan-hubungan
dalam suatu masalah, atau dengan kata lain lebih praktis dalam menghadapi
masalah. Dengan demikian, nilai SE dan AN lebih menonjol dibandingkan dengan
nilai WA dan GE (lihat Polhaupessy, 1985).
4
4. Interpretasi Profil I-S-T
Untuk melakukan interpretasi ini, hasil tes subjek dibandingkan dengan hasil dari
kelompok orang-orang yang memiliki profil mirip dengan subjek yang diperiksa.
Untuk kepentingan ini kita kemudian bertanya, bagaimana intelegensi anggota
kelompok pembanding terealisasi dalam prestasi sekolah atau prestasi kerja saat ini.
Melalui perbandingan dengan profil kelompok lain yang memiliki kemiripan dengan
subjek, dapat dinilai apakah intelegensi subjek tergolong di dalamnya ataukah
tergolong pada arah yang lain. Contoh mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut, yang diperoleh Amthauer dari hasil pemeriksaannya pada subjek di
negara Jerman.
Catatan penulis dalam uraian berikut ini barangkali bisa menjadi alternatif materi
diskusi, dalam rangka memberi arah dalam interpretasi I-S-T. Diolah dari
beberapa sumber, materi tersebut telah mengalami penyesuaian agar sesuai
dengan kepentingan pertemuan. Contoh-contoh dikutip dari buku soal I-S-T
dengan ijin dari penanggung jawab.
SE (Satzergänzung)
Pada subtes ini subjek harus memilih jawaban yang paling sesuai di antara
alternatif jawaban yang tersedia.
Contoh:
Seekor kuda mempunyai kesamaan terbanyak dengan seekor...
a) kucing b) bajing c) keledai d) lembu e) anjing
Jawab: c) keledai
Subtes SE mengukur 'penilaian' subjek. Pada subtes ini subjek harus mampu
'menilai (Urteilsbildung)' apakah dalam hal ini kuda mempunyai kesamaan
dengan lima jenis binatang lain. Jawaban bisa berdasarkan pengalaman konkrit,
'common sense', informasi faktual yang dimiliki. Kemandirian juga diperlukan
untuk menentukan penilaian sendiri (vs. tergantung pada pendapat orang
5
banyak)
WA (Wortauswahn)
Dalam bahasa Indonesia : pemilihan kata
menangkap inti kandungan makna/pengertian dari sesuatu yang disampaikan
melalui bahasa, rasa bahasa, berpikir induktif dengan bahasa, kemampuan
empati atau menyelami perasaan. komponen-komponen reseptif atau resapan.
Pada subtes ini subjek harus menemukan kata yang tidak memiliki kesamaan
dengan alternatif jawaban lainnya.
Contoh:
a) duduk b) berbaring c) berdiri d) berjalan e) berjongkok
Jawab: d) berjalan
AN (Analogien)
Dalam bahasa Indonesia : analogi
kemampuan mengkombinasikan atau menghubung-hubungkan
(Kombinationsähigkeit in Denken), kelincahan dan kemampuan untuk berubah
dan berganti dalam berpikir, kemampuan menangkap (Gründlichkeit im Denken)
dan mengalihkan / memindahkan / mentransfer hubungan-hubungan /
keterkaitan, kejelasan dan konsekuensi / keteraturan logis dalam berpikir,
memiliki resistensi atau kemampuan untuk melawan solusi masalah yang tidak
pasti (kira-kira). Merupakan satu syarat, dan mungkin syarat terpenting untuk
studi ilmiah.
Pada subtes ini terdapat hubungan tertentu antara kata pertama dan kata ke
dua. Hubungan tersebut harus pula dijumpai antara kata ke tiga dan salah satu
kata dan alternatif jawaban yang tersedia. Subjek harus memilih kata tersebut
dan alternatif jawaban yang disediakan.
Contoh:
gelap : terang = basah : ?
a) hujan b) hari c) lembab d) angin e) kering
Jawab: e) kering
6
Subtes AN mengukur kemampuan dalam membanding-bandingkan dalam upaya
menemukan kekhasan hubungan antara dua pengertian (dua kata), dan
(kemudian) mengalihkan atau menerapkan hasil temuan tersebut pada dua
pengertian (dua kata) lain. Proses berpikir yang diukur bermuara pada hasil
pembandingan, yang dapat berupa kesamaan, perbedaan, bagian dan
keseluruhan, atau bertolak-belakang. Dalam proses berpikir ini terkandung
kemampuan analisis, memberi penilaian, dan membuat simpulan.
GE (Gemeinsamkeiten)
Dalam bahasa Indonesia : kesamaan
kemampuan mengabstraksikan dengan bahasa' (Abstraktionsfähigkeit),
membangun pengertian / konsep (geistige Bildungsfähigkeit), berpikir logis
dengan bahasa.
Pada subtes ini terdapat dua kata, dan subjek harus mencari kata yang meliputi
pengertian kedua kata tersebut.
Contoh:
Gaun – celana
Jawab: pakaian
ME (Merkaufgaben)
Dalam bahasa Indonesia : soal-soal memperhatikan
kemampuan memperhatikan atau mencamkan, kemampuan menyimpan atau
mengingat kata-kata yang telah dipelajari, memiliki ingatan jangka panjang atau
kemampuan mengingat dalam waktu lama, mengukur kemampuan daya ingat.
Pada subtes ini terdapat sejumlah kata yang harus dihafalkan, dan selanjutnya
terdapat beberapa pertanyaan mengenai kata-kata yang telah dihafalkan tadi.
Contoh:
Kata yang mempunyai huruf permulaan - Q - adalah suatu ...
a) burung b) kesenian c) binatang d) perkakas e) bunga
7
perhatian, konsentrasi, dan kemampuan mencamkan. Ketajaman ingatan
seseorang bergantung pada peran ketepatan, ketelitian, kedalaman isi ingatan.
Diperkirakan perasaan, emosi, afeksi, harapan, dan kemauan juga berperan
dalam fungsi ingatan.
RA (Rechenaufgaben)
Dalam bahasa Indonesia : soal-soal hitungan
berpikir praktis dengan berhitung (praktisch-rechnerisches Denken), berpikir
logis-lugas, matematis, bernalar, berpikir runtut dalam mengambil kesimpulan.
Contoh:
Dengan sepeda, Husin mencapai 15 km dalam waktu 1 jam. Berapa km yang
dapat ia capai dalam waktu 4 jam?
Jawab: 60 km
ZR (Zahlenreihen)
Dalam bahasa Indonesia : deret angka
berpikir teoritik dengan berhitung (teorisch-rechnerisches Denken), berpikir
induktif dengan angka-angka, kelincahan dan kemampuan untuk berubah dan
berganti dalam berpikir, komponen-komponen ritmis atau berirama.
Pada subtes ini subjek dihadapkan pada sejumlah deret angka. Setiap deret
tersusun menurut suatu aturan tertentu, dan dapat dilanjutkan menurut aturan
itu. Subjek diminta untuk melanjutkan deret tersebut.
Contoh:
9 7 10 8 11 9 12 ?
Jawab: 10
8
FA (Figurenauswahl)
Dalam bahasa Indonesia : pemilihan bentuk
kemampuan membayangkan (Vorstellungsfähigkeit), kekayaan dalam
membayangkan, berpikir visual-menyeluruh (anschaulich-ganzheitliches
Denken), komponen-komponen gestalt-konstruktif (membangun).
WÜ (WUrfelaufgaben)
Dalam bahasa Indonesia : soal-soal kubus
kebisaan (können) atau kemampuan dalam membayangkan ruang, komponen-
komponen teknis-konstruktif, momen-momen analitis bisa menyertai, tidak
bergantung sama sekali pada pendidikan konvensional.
Pada subtes ini subjek dihadapkan pada sejumlah soal-soal kubus. Subjek
diminta untuk mencari kubus yang ditentukan, dengan cara memutar,
menggulingkan, atau memutar dan menggulingkan dalam pikirannya.
****
9
Kepustakaan
10