Anda di halaman 1dari 9

TAT/CAT

(Thematic Apperception Test / Children Apperception Test)

1. Nama

Nama Asli : The Rorschach inkblot test


Nama Indonesia : Tes Rorschach

2. Bentuk tersedia
Bentuk dari tes ini ialah kartu 10 buah kartu, dimana masing – masing kartu
memiliki pola – pola berbeda yang berasal dari bercak – bercak tinta.
Dari 10 kartu tersebut, terdapat dua jenis kartu, yaitu :
1. kartu kromatik (hitam putih)
2. kartu akromatik (kartu berwarna).
Test Rorschach diberikan kepada individu, kartu per kartu secara berurutan,
mulai dari kartu pertama hingga kartu sepuluh.
Peserta ./ klien / pasien diminta untuk menyebutkan apa apa saja yang dilihat
oleh mereka ketika dihadapkan pada masing – masing bercak pada tiap – tiap kartu.
Klien atau peserta boleh menyebutkan bentuk, baik itu bentuk nyata ataupun tidak,
dan dibebaskan dalam jumlah, yang artinya klien atau peserta bisa menjawab berbagai
macam bentuk yang muncul dan yang dilihat sebanyak – banyaknya. Hal ini
membantu klien atau peserta untuk dapat melakukan eksplorasi lebih dalam terhadap
apa yang ada di dalam dirinya.

3. Tujuan Tes

Tujuan dari teknik Rorschach yaitu untuk memberikan suatu deskripsi tentang
keseluruhan kepribadian seseorang yang memiliki arti klinis, bukan sebagai pemrediksi
bagian- bagian dari perilaku seseorang. Hasil dari tes Rorschach dapat digunakan untuk
membantu terapis dalam menangani klien, karna tes ini memberikan gambaran tentang
struktur dasar kepribadian yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Meskipun tes
Rorschach memberikan gambaran mengenai kepribadian seseorang namun bukan berarti
tes ini mampu mengungkap seluruh aspek kepribadian seseorang.
4. Aspek-aspek yang diukur

Menurut Klopfer (1962) tes Rorschach dapat mengungkap 3 aspek pokok


kepribadian seseorang, yaitu:

 Aspek kognitif atau intelektual


 Aspek ini menyangkut:
 Status dan fungsi intelektual.
 Pendekatan terhadap masalah
 Kekuatan observasi ( power of observation)
 Pemikiran orisinal
 Produktivitas ide
 Luas interest
 Aspek afektif atau emosional
 Aspek yang diungkap:
 Suasana emosi secara umum
 Perasaan terhadap diri sendiri
 Responsifitas terhadap orang lain
 Reaksi terhadap tekanan social
 Control terhadap dorongan emosional
 Aspek fungsi ego
 Yang termasuk dalam aspek ini yaitu:
 Kekuatan ego

 Daerah konflik

5. Sajian

Tes ini merupakan jenis test individual

6. Waktu Penyajian
Tidak ada batas waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini.
7. Instruksi
Instruksi dalam tes Rorschach ini memang tidak ada formulasi yang baku
seperti pada tes obyekyif, misalnya tes ingtelegensi dan tes bakat. Hal ini sangat
tergantung pada kondisi dari testi , misalnya latar belakang pendidikan, sosial budaya,
usia, dan keadaan khusus lainnya. Meskipun demikian ada kriteria yang harus
dipenuhi untuk memberikan instruksi, yaitu yang utama adalah menggunakan kata-
kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a) Penjelasan cara membuat bercak tinta, dan menanyakan apakah testi sudah
tahu tentang bercak tinta. Memberitahukan pada testi bahwa nanti akan
ditunjukkan 10 kartu bercak tinta seperti tersebut diatas.
b) Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada
kartu tersebut.
c) Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar,
tidak ada jawaban yang jorok, tabu, atau memalukan; jawaban setiap orang
tidak sama; apapun dapat ter lihat di kartu tersebut.
d) Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan
dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu sebaiknya
testi memberi tahukan apabila testi telah selesai memberikan jawaban pada
setiap waktu.

Seperti disebutkan di atas, bahwa instruksi dapat diberikan dengan


formulasi dari tester sendiri, tetapi yang perlu diingat adalah tester tidak boleh
memberikan pernyataan-pernyataan maupun pertanyaan yang sugestif. Misalnya
dengan mengatakan: “Anda bolehmelihat setiap kartu sesuka anda dan
mengatakan kepada saya semua apa yang anda lihat”.

8. Reliabilitas dan Validitas


Tes Apersepsi Tematik dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dari alam
bawah sadar seseorang. Tidak ada standardisasi untuk mengevaluasi tanggapan TAT
seseorang; setiap evaluasi sepenuhnya subjektif karena setiap tanggapan itu unik.
Oleh karena itu, validitas dan reliabilitas merupakan tanda tanya terbesar dari TAT
(Cramer P,1999).

a. Reliabilitas
Reliabilitas pada tes Rorschach Inkblot adalah topik yang sangat kontroversial.
Myer percaya bahwa reliabilitas yang tes Rorschach adalah 0,86. Peneliti lain tidak
setuju dengan Myer dan percaya reliabilitas median antar penilai untuk Sistem
Komprehensif Exner adalah sekitar 0,80. Reliabilitas pada tes-ulang rendah untuk
anak-anak, namun lebih akurat dan stabil untuk remaja, karena kepribadian mereka
telah berkembang lebih lengkap (Rorschach, 2001). Whiston (2013) menyebutkan
bahwa koefisien reliabilitas Sistem Komprehensif Exner secara mengesankan lebih
tinggi daripada sistem lain. Kesimpulannya, Whiston (2013) dan Rorschach (2001)
sama-sama setuju bahwa sistem Komprehensif Exner memiliki reliabilitas tertinggi
dan terkuat. Oleh karena itu, menggunakan Sistem Komprehensif Exner memberikan
tes Rorschach reliabilitas yang kuat.

b. Validitas

Validitas tes Rorschach masih sering dipertanyakan. Dalam hal ini Kopfler
(1962) memberikan komentar bahwa penggunaan tes Rorschach yang sudah meluas
telah berhasil menghasilkan suatu validitas klinis, yang mungkin tidak sejalan dengan
validitas secara statistic. Oleh karena itu validitas dalam tes Rorschach mungkin agak
berbeda dengan validitas dalam pengertian yang umum. Bahkan mungkin dibutuhkan
suatu bentuk teknik validitas yang baru.

9. Cara pemberian skor


a) Sistem scoring
Skoring yang dimaksudkan disini adalah merupakan suatu proses pengelompokkan
jawaban subjek ke dalam 5 kategori skoring yaitu:
1. Location: yaitu pada bagian mana subjek melihat konsepnya itu dalam bercak.
2. Determinant: yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang
digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu.
3. Content : yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.
4. Popular-Original (P-O) : yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang
sering dilihat orang lain ataukah tidak
5. Form Level Rating (FLR) : yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan
bercaknya serta bagaimana kualitasnya.
SKORING LOCATION
a. Jawaban Whole: Jawaban ini terdiri dari skor W (Whole) ,W (Whole-cut), DW
(Confabulatory whole).
Skor W (whole): Skor ini diberikan bila subjek menggunakan seluruh bercak sebagai
dasar untuk memberikan jawabannya.
Skor W-cut (whole cut): Skor ini diberikan bila subjek menggunakan paling tidak dua
pertiga dari bercak. Subjek tidak bermaksud menggunakan seluruh bercak. Ada
sedikit bagian yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan konsepnya.
Skor DW atau dW (Confabulatory whole): Skor DW diberikan apabila subjek
mengguanakn suatu detail kemudian digeneralisasikan pada seluruh bercak.

b. Jawaban Large Usual Detail (Skor D): Skor D diberikan apabila subjek
menggunakan bagian yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang
lain. Bagian mudah dibedakan dengan bagian yang lain karena color, shading atau
space. Untuk mengetahui mana bagian yang diskor D atau diskor yang lain,
dilaksanakan dengan melihat pada tabel lokasi yang sudah ada pada lampiran.
Jawaban Small Usual Detail (Skor d): Skor ‘d’ diberikan pada penggunaan bercak
yang relatif kecil, tetapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space.
Untuk menentukan skor ini juga perlu melihat tabel lokasi.
Jawaban Un-usual Detail (Skor Dd): Jawaban un-usual detail adalah jawaban yang
tidak merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam daftar jawaban large atau small
usual detail (D atau d), serta bukan jawaban space (S). Jawaban ‘un-usual detail’
diberi simbol dengan ‘Dd’, tetapi simbol ini tidak digunakan dalam skoring melainkan
menunjukkan semua un-usual detail yang terdiri dari :
Tiny Detail (dd): Skor ‘dd’ diberikan pada jawaban yang menggunakan lokasi yang
kecil sekali, tetapi masih bisa dibedakan dengan adanya color, shading atau space.
Skor ini juga telah ditujukkan pada daftar tabel lokasi.
Edge Detail (de): Skor ‘de’ digunakan untuk jawaban yang menggunakan lokasi
bagian sisi luar dari bercak.
Inner Detail (di): Skor ‘di’ diberikan untuk lokasi didalam bercak yang sulit untuk
dipisahkan dari bagian lain oleh color, shading atau space.
Rare detail (dr): Skor ‘dr’ diberikan pada jawaban yang lokasinya tidak biasa
digunakan oleh orang lain. Lokasi ini tidak dapat digolongkan dalam dd, de, atau di
dan juga tidak dapat digolongkan dalam d, D, atau W. Lokasi untuk skor dr tidak
selalu bagian bercak yang kecil. Kadang-kadang bercaknya juga besar.
c. Jawaban White Space (S): Jawaban diberi skor ‘S’ apabila subjek membalik
penggunaan ‘figure’ dan ‘ground’, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai
landasan untuk memberikan jawaban. Kadang-kadang bagian putih itu dijadikan
sebagai jawaban utamanya, tetapi kadang hanya sebagai tambahan saja. Dalam hal ini
skor S diberikan sebagai tambahan (additional score).
d. Skor Lokasi Jamak (Multiple Location Score)
Dalam skoring lokasi ini ada kemungkinan subjek menggunakan lebih dari satu
lokasi dalam memberikan jawaban, atau mungkin dia menggunakan beberapa lokasi
kemudian digabungkan dalam satu jawaban. Dalam hal ini dilaksanakan skor lokasi
jamak (multiple location score).
SKORING DETERMINAT
Jawaban Definite : yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk yang pasti.
Jawaban Semi-definite: yaitu suatu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang
pasti. Jawaban In-definite : yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai
bentuk yang pasti atau bentuknya
Ada empat unsur yang termasuk dalam kategori skoring determinant ini, yaitu:
1. Form (bentuk)
2. Movement (Gerakan)
3. Shading (Perbedaan gelap terang)
4. Color (Warna)
Berdasarkan keempat unsur itu, maka dalam skoring determinant ini digunakan
simbol-simbol sebagai berikut:
F untuk jawaban-jawaban yang menggunakan bentuk (form) saja.
M, FM, fm, mf, dan m unruk jawaban-jawaban yang mengandung unsur gerakan
(movement).
Fc, cf, c untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai kualitas permukaan
(texture).
FK, KF, K untuk jawaban yang menggunakan shading untuk kesan-kesan kedalaman
(diffuse).
Fk, kf, k untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai bentuk tiga dimensi yang
sudah diproyeksikan dalam bentuk dua dimensi.
FC, CF, C untuk jawaban yang menggunakan warna-warna (color) selain hitam, abu-
abu dan putih.
FC’, C’F, C’ untuk jawaban yang menggunakan warna hitam, abu-abu dan putih.
SKORING CONTENT
Skoring content yaitu menentukan apa isi jawaban subjek. Skoring content ini
memang tidak begitu sukar, karena sudah jelas dan kategorinya tidak terlalu rumit.
SKORING P-O (POPULAR-ORIGINAL)
Skoring Popular
Suatu jawaban disebut popular bila jawaban tersebut sering muncul atau diberikan
oleh banyak subjek pada suatu lokasi bercak tertentu.
Jawaban Original
Jawaban original yang diskor O adalah pada satu bagian bercak tertentu yang hanya
muncul sekali diantara seratus jawaban.
SKORING FLR (FORM LEVEL RATING)
Dasar penyekoran FLR, yaitu:
Ketepatan (akurasi)
Kekhususan (spesifikasi)
Pengorganisasian (organisasi)
Basal Rating dalam FLR
Basal rating +2,0
Basal rating +1,5
Basal rating +1,0
Basal rating +0,5
Basal rating 0,0
Basal rating -1,0
Basal rating -1,5

Basal rating -2,0

10. Norma

Aspek lain yang kontroversial dari tes ini adalah norma-norma statistiknya.
Tes Rorschach belum memiliki norma yang memadai walaupun sistem Exner adalah
dianggap memiliki nilai normatif untuk berbagai populasi namun Indeks Exner
(misalnya, skor SCZI, WSum6, Level 2, dan Bentuk Konvensional) saat ini hanya
memiliki kegunaan klinis yang terbatas karena norma-norma yang dipublikasikan
tampaknya memiliki error yang serius. (Wood, Nezworski, Garb, & Lilienfeld).
Dokter yang mengandalkan Sistem Komprehensif dan normanya cenderung
mendiagnosis gangguan pikiran dan gejala psikotik secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, A & Urbina S. (1998). Tes Psikologi (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta:
PT.Prenhallindo

Wulan, R., dan Subandi. (2002). Tes Rorschach Administrasi dan Skoring.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan
Pustaka Pelajar

Konsepsi Psikologi Proyeksi (Telaah Tentang Apperseption dan Apperseptive


Distortion). http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/01/konsepsi-psikologi-proyeksi-
telaah_17.html Anastasia, A & Urbina S. (1998). Tes Psikologi (edisi Bahasa
Indonesia). Jakarta: PT.Prenhallindo
http://faculty.pepperdine.edu/shimels/Courses/Files/RorsChart.pdf

http://www.ror-scan.com/RorschachTrainingManual2ndEd.pdf

http://psikologi.ustjogja.ac.id/files/materi/1305714359TesRHo.pdf

Anda mungkin juga menyukai