Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL PSIKOLOGI UMUM

1) PENDAHULUAN

A. Nama Penulis, Judul Tulisan, Tahun Penelitian

Jurnal ini ditulis oleh Ni Made Yanthi Ary Agustini dan Hilda Sudhana
dari Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas. Penelitian ini
berjudul “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Konsentrasi Siswa
Kelas V Sekolah Dasar dalam Mengerjakan Soal Ulangan Umum”, penelitian
ini diadakan pada tahun 2014.
B. Masalah Pokok, Tema Penelitian Dan Topik Pembahasan
Topik utama yang akan menjadi pembahasan pada penelitian ini ialah
mengenai bagaimana pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi
siswa kelas V sekolah dasar dalam mengerjakan soal ulangan umum. Topik ini
berlatarbelakang dari kebutuhan siswa yang berada pada tingkatan terttinggi di
sekolah dasar akan konsentrasi supaya mereka dapat memahami soal dan
menjawabnya dengan baik. Dari penelitian-penelitian sebelumnya terdapat
asumsi bahwa penggunaan aromaterapi yang lekat dengan sangat lekat dengan
kehidupan di Bali dapat meningkatkan konsentrasi, . Untuk itu peneliti hendak
meneliti lebih jauh mengenai pengaruh aromaterapi terhadap tingkat
konsentrasi siswa pada saat mengikuti ulangan.

C. Landasan Teori Utama Penelitian


Landasan teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
mengenai teknik pemberian aromaterapi dan konsentrasi siswa.
1. Teori Pemberian Aromaterapi

Aromaterapi adalah suatu teknik pemberian wangi-wangian yang berupa


minyak essensial yang berasal dari tumbuhan. Menurut Henderson (2007)
aromaterapi merupakan minyak atsiri yang mampu mempengaruhi individu
baik secara fisiologis maupun psikologis. Menurut Femina (2010) terdapat
beberapa bentuk aromaterapi yaitu dupa, lilin, dan juga minyak esensial. Dupa
biasanya terbuat dari akar-akar yang harum kemudian dihancurkan untuk
dijadikan bubuk dupa, sedangkan lilin aromaterapi biasanya berbahan minyak

1
esesnsial sehingga ketika dibakar lilin tersebut akan mengeluarkan aroma yang
harum. Minyak esensial sendiri biasanya digunakan tungku yang dibawahnya
berisi lilin sebagai alat pemanas ataupun tungku elektrik yang menggunakan
listrik.

Aromaterapi juga terkadang digunakan sebagai salah satu alat relaksasi.


Gaya hidup pada zaman sekarang yang setiap harinya sibuk dan memiliki
waktu yang terbatas menjadikan waktu bersantai sangat jarang didapatkan.
Terapi dengan aroma dapat sebagai salah satu cara efektif untuk relaksasi,
menghilangkan stres dan menenangkan pikiran (Hastianingsih, 2013).
Aromaterapi dijadikan sebagai pengharum ruangan di dalam ruangan untuk
mengurangi stres akibat rutinitas sehari-hari.

Selama berabad-abad, minyak esensial dan juga aromaterapi telah


menemukan arti pentingnya sebagai wewangian serta potensinya dalam
penyembuhan pada tubuh, pikiran dan jiwa. Aromaterapi dinilai bebas dari
penyakit, bakteri, virus dan jamur (Ali,2015). Khasiat serbaguna mereka
sebagai antibakteri, antivirus, anti inflamasi bersama dengan penambah
kekebalan tubuh dengan hormonal, kelenjar, emosional, peredaran darah, efek
menenangkan, peningkat daya ingat dan kewaspadaan, telah banyak
ditemukan oleh para ilmuwan. Sifat stimulasi yang ada pada aromateapi
terletak pada strukturnya yang sangat mirip dengan hormon sebenarnya
(Colgate, 1933).

Efeknya juga kompleks dan halus karena struktur kompleks dan sifat
kimianya. Mekanisme tindakan mereka melibatkan integrasi esensial minyak
menjadi sinyal biologis dari sel reseptor di hidung saat dihirup. Sinyal
ditransmisikan ke limbik dan bagian hipotalamus otak melalui indra
penciuman. Ini menyebabkan otak melepaskan neurotransmiter seperti
serotonin, endorphin dll, untuk menghubungkan sistem saraf dengan sistem
tubuh sehingga perubahan yang diinginkan dan memberikan perasaan lega
(Buchbauer,994).

2
Dalam psiko-aromaterapi yakni sebuah studi yang berusaha memahami
hubungan antara jiwa dan wewangian, keadaan suasana hati dan emosi
tertentu dapat diperoleh dengan aromaterapi, berbagai minyak esensial
terbukti mampu memberikan kenikmatan relaksasi, penyegaran atau memori
yang menyenangkan. Penghirupan minyak dalam terapi ini dilakukan secara
langsung melalui infus di ruangan pasien. Psiko-aromaterapi dan aromakologi,
keduanya berhubungan dengan studi dan efek aroma baik itu alami maupun
buatan (Perry, 2006).

2. Teori mengenai Konsentrasi Siswa

Menurut Winkel (dalam Ratnasari 1987) dalam proses belajar pada dunia
pendidikan konsentrasi merupakan salah satu aspek penting. Oleh karena itu
konsentrasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan, utamanya
ketika mengerjakan soal- soal ulangan umum. Konsentrasi dibutuhkan pada
saat mendengarkan penjelasan guru, memahami materi yang diberikan, dan
mengerjakan tugas-tugas di sekolah sehingga dicapai hasil belajar yang
maksimal. Demi mencapai hasil belajar yang maksimal, konsentrasi juga
diperlukan dalam mengerjakan ulangan umum. Konsentrasi yang
dimaksudkan disini adalah konsentrasi yang merupakan fokus perhatian siswa
ketika mengerjakan ulangan yang dilakukan pada saat ulangan umum
berlangsung di dalam kelas.

Siswa dapat berkonsentrasi dengan baik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal (Susanto, 2006). Faktor internal adalah faktor
yang muncul dalam diri anak itu misalnya kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, kondisi fisik seperti kondisi tubuh yang sehat atau tidak sakit,
kondisi psikologis siswa tidak stres, modalitas belajar atau yang sering disebut
dengan gaya belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal
dari luar individu misalnya adanya gangguan dari lingkungan seperti suara dan
juga bau atau aroma. Konsentrasi dalam mengerjakan ulangan merupakan
indikator bahwa siswa mampu untuk fokus dalam mengerjakan soal-soal

3
ulangan umum sehingga didapatkan hasil yang optimal. Hasil yang optimal ini
ditunjukkan dengan nilai yang baik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa indikator untuk


mengukur konsentrasi siswa dalam mengerjakan ulangan umum, di antaranya
adalah:

1) pemusatan perhatian

2) merespon serta memahami pertanyaan

3) sensasi

4) kesadaran untuk mencapai hasil yang maksimal

5) durasi.

Indikator-indikator tersebut kemudian disusun menjadi sebuah kuesioner


yang terdiri dari 34 pernyataan dimana item-item pernyataan dibuat dengan
menggunakan Skala Likert.

D. Penelitian-penelitian yang mendukung dilaksanakannya penelitian

Beberapa penelitian yang mendukung dilaksanakannya penelitian ini ialah


salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Hongratanaworakit pada tahun
2004 mengenai efek aromaterapi pada fungsi fisiologis tubuh. Dalam
penelitian tersebut ditemukan bahwa aromaterapi memberikan efek yang
signifikan pada gelombang otak, hal tersebut dilihat dari hasil EEG. Hasil dari
amplitudo serta frekuensi menunjukkan bahwa adanya aktivitas pada
gelombang alpha, betha, serta tetha. Ketika individu sedang membaca atau
pada saat pikiran berkonsentrasi, gelombang betha adalah gelombang dominan
dan alpha dihambat.

Studi ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Solomons, S. (2005)
yang berjudul “Using aromatherapy massage to increase shared attention
behaviours in children with autistic spectrum disorders and severe learning
difficulties”. Solomons meneliti apakah pemijatan aromaterapi dapat

4
meningkatkan perhatian pada anak gangguan spektrum autistik dan juga anak-
anak dengan kesulitan belajar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
perhatian anak-anak meningkat selama pemberian pijat aromaterapi dan aspek
perilaku lain mereka juga berubah selama penelitian.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
a. Menambah pengetahuan dalam ilmu psikologi, khususnya
psikologi pendidikan yang terkai dengan konsentrasi dalam belajar
b. Mengkaji teori mengenai manfaat aromaterapi dan efeknya
terhadap psikis siswa
c. Bisa menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu aromaterapi dapat menjadi


alternatif dalam meningkatkan konsentrasi siswa, sehingga baik dari
pihak guru maupun sekolah nantinya akan menggunakan aromaterapi
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Bagi orang tua aromaterapi
dapat digunakan sebagai alat yang mampu menciptakan ketenangan
dalam belajar di rumah.

F. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh
pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V Sekolah Dasar
dalam mengerjakan soal ulangan umum.
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) ada
pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V
sekolah dasar ketika mengerjakan soal ulangan pada saat ulangan umum
berlangsung. Seadangkan, hipotesis nol (H0) tidak ada pengaruh
pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V sekolah dasar
ketika mengerjakan soal ulangan pada saat ulangan umum berlangsung.
2) METODE

5
A. Karakteristik Sampel Penelitian
1. Merupakan siswa kelas V sekolah dasar
2. Sedang mengikuti ulangan umum di SD Negeri 5 Tonja
B. Cara pengambilan sampel penelitian

Metode pengambilan sample yang digunakan adalah cluster sampling,


dimana elemen-elemen sampelnya merupakan elemen (cluster). Teknik
sampling kluster disebut juga teknik kelompok atau teknik rumpun, teknik ini
dilakukan dengan jalan memilih sampel yang didasarkan pada klusternya
bukan individunya Sehingga peneliti menetapkan siswa kelas V sekolah dasar
pada SD Negeri 5 Tonja sebagai subjek penelitian.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode


pra-experimental design yaitu static group comparison. Menurut Suryabrata
(2000), pada rancangan ini, subjek dibagi menjadi dua kelompok secara
rambang, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan, sedangkan
kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak dikenai perlakuan namun dan
pada akhirnya kedua kelompok tetap mendapatkan kuesioner sebagai alat
pengukuran. Perbedaan yang nantinya timbul dianggap bersumber pada
perlakuan yang diberikan selama penelitian berlangsung (Suryabrata, 2000).

Dalam hal ini subjek yang berada di kelas A diberikan aromaterapi yang
beraroma peppermint ketika ulangan umum pada mata pelajaran pertama
berlangsung. Setelah selesai mengerjakan soal-soal yang ada para siswa akan
diberikan kuesioner yang mengukur konsentrasi mereka selama proses
pengerjaan ulangan umum berlangsung. Satu kelas lagi yaitu kelas B sebagai
kelompok kontrol, dengan tidak diberikan aromaterapi ketika ulangan umum
pada jam pertama berlangsung. Setelah selesai mengerjakan soal-soal ulangan
umum yang ada, seperti halnya siswa pada kelompok eskperimen, kelompok
kontrol juga akan diberikan kuesioner untuk mengetahui konsentrasi ketika

6
mengerjakan soal- soal yang ada namun tanpa diberikannya aromaterapi di
dalam ruang kelas.

D. Proses pengambilan data


Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu
menentukan kelas yang dijadikan kelompok eksperimen dan juga kelompok
kontrol secara acak Setelah menentukan kedua kelompok, kemudian diberikan
perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Sebelum siswa masuk ke dalam kelas, peneliti menyalakan
aromaterapi.
2. Menyiapkan aromaterapi dengan membakar lilin terlebih dahulu, lalu
meletakannya ke dalam tungku. Ketika lilin sudah menyala kemudian
cawan ditempatkan di atas tungku. Cawan kemudian dituangi air
hangat yang selanjutnya ditetesi 10-12 tetes aroma peppermint.
3. Sesudah aroma menyebar secara merata keseluruh ruangan kelas,
siswa kemudian masuk.
4. Guru membagikan lembar soal serta lembar jawaban kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan.

Setelah kurang lebih selama 120 menit waktu yang diberikan untuk
mengerjakan soal selesai, kemudian siswa baik pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol akan diberikan kuesioner.

E. Metode untuk pengolahan data


Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis parametrik
dengan independent-sample t test. Independent-sample t-tes digunakan untuk
menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini biasanya digunakan
untuk menguji pengaruh satu variabel independent terhadap satu atau lebih
variabel dependent (Trihendradi, 2011). Dalam penelitian ini, analisis data
menggunakan SPSS versi 17 untuk melihat perbedaan antara kedua kelompok.
Sebelum melakukan uji ini, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu: uji
homogenitas dan uji normalitas. Uji normalitas dan homogenitas yang

7
dilakukan dengan batuan SPSS versi 17. Uji distribusi normal adalah uji untuk
mengukur data memiliki distribusi normal atau tidak, sehingga dapat dipakai
dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Uji normalitas digunakan
untuk menguji apakah variabel tergantung, variabel bebas, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini
uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnov menggunakan
SPSS versi 17.

3) HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian dan analisis yang telah dilakukan, menyatakan bahwa
tidak ada pengaruh pemberian aromaterapi terhadap konsentrasi siswa kelas V
sekolah dasar ketika mengerjakan soal ulangan pada saat ulangan umum
berlangsung. Sehingga tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
B. Perbandingan antara analisis hasil penelitian dengan teori yang sudah
ada
Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa pemberian aromaterapi tidak
memiliki pengaruh terhadap konsentrasi siswa pada saat menjalani ulangan
umum, Hal ini tidak sesuai dengan teori mengenai aromaterapi yang selama
ini dikaitkan dengan peningkatan fungsi fisiologis dan psikis termasuk pula
meningkatkan konsentrasi serta perhatian pada manusia. Masalah ini telah
menarik dan diteliti oleh para ilmuan sebelumnya. Salah satunya Degel dan
Koster (1999) yang menemukan bahwa menghirup aroma lavender dapat
meningkatkan penghitungan huruf dan tugas matematika, lebih lanjut, Degel
menjelaskan bahwa terdapat efek yang menguntungkan dari aroma lavender
dan jeruk pada pengukuran memori implisit.
Hal ini sejalan dengan penelitian Warm dkk, (1991) yang melaporkan
esensi peppermint dan muguet berdampak pada peningkatan kinerja pada
tugas perhatian visual yang berkelanjutan. Ia menyatakan bahwa paparan bau
udara beraroma wangi Peppermint dan Muguet dapat meningkatkan laju
deteksi sinyal dalam tugas kewaspadaan tanpa yang berarti stimulasi

8
wewangian dapat berfungsi sebagai bentuk stimulasi tambahan yang efektif
dalam tugas yang menuntut perhatian.
Penelitian serupa yang diselenggarakan oleh Fitrah (2016) yang meneliti
tentang Pengaruh pemberian aroma terapi Jeruk Pontianak (Citrus Nobilis
Lour) terhadap konsentrasi belajar pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah III Pontanak menunjukkan bahwa aromaterapi jeruk
pontianak (citrus nobilis lour) berpengaruh pada perubahan tingkat konsentrasi
belajar, perubahan yang terjadi berupa peningkatan konsentrasi belajar yang
signifikan serta efektif pada kelompok eksperimen.
Meskipun tidak sesuai dengan sebagian dari hasil penelitian di atas,
ketidak efektifan dari pemberian aromaterapi dalam meningkatkan konsentrasi
siswa juga dapat dijelaskan dengan teori bahwa konsentrasi tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor eksternal, melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor
internal. Wewangian hanyalah satu dari faktor eksternal atau yang berasal dari
luar individu di antara banyaknya faktor internal yang berpengaruh terhadap
konsentrasi siswa, yaitu: gangguan kesehatan jasmani seperti, (a) kurang tidur
dan kelelahan setelah berolahraga dan sedang dalam keadaan lapar sangat
berpengaruh pada konsentrasi belajar siswa, (b) timbulnya perasaan negatif
yang berupa perasaan tidak enak yang ditimbulkan oleh adanya rasa khawatir
karena suatu hal sehingga menyita sebagian besar perhatian siswa, (c)
lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran berupa cara mengajar guru yang
membosankan dan guru yang jarang mengajar di kelas membuat siswa kurang
bersemangat untuk mengikuti pelajaran membuat siswa mudah terpengaruh
pada hal-hal lain yang lebih menarik perhatian ketika proses belajar
berlangsung, (d) bersifat pasif dalam belajar, artinya siswa bersifat pasif dalam
belajar, tidak pernah bertanya ketika ada bagian materi pelajaran yang tidak
dimengerti (Setiani, 2014).
Kedua faktor ini sama-sama berperan penting terhadap tingkat konsentrasi
siswa, oleh karena itu dalam meningkatkan konsentrasi siswa diperlukan
tindakan yang lebih komprehensif yang sama-sama memperhatikan baik
faktor internal maupun eksternal dalam meningkatkan konsentrasi pada siswa

9
agar diperoleh hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran dan juga
terlihat dari hasil ulangan.
4) DISKUSI
A. Kelebihan Penelitian
Beberapa kelebihan yang terdapat di dalam penelitian ini antara lain:
1. Informasi mengenai variabel bebas maupun terikat secara jelas
dipaparkan dan disertai pula dengan definisi operasional yang spesifik.
2. Peneliti dengan terang menjelaskan tentang metode yang digunakan
serta prosedur pemberian perilaku
3. Dalam melengkapi data kuantitatif berupa kuisioner, peneliti juga
mengumpulkan data kualitatif dengan mewawancarai subjek.
4. Sebelum digunakan, instrumen yang akan dipakai untuk mengukur
variabel terikat diuji terlebih dahulu reliabilitas dan validitasnya.
B. Kekurangan Penelitian
Beberapa kekurangan yang terdapat di dalam penelitian ini antara lain:
1. Tidak menyebutkan kriteria inklusi yang digunakan dalam memilih
subjek
2. Pemberian perlakuan yang cukup singkat yakni empat hari, sehingga
subjek dirasa belum beradaptasi dengan aromaterapi
3. Penjelasan mengenai indikator konsentrasi siswa kurang memadai
C. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
Untuk peneliti yang hendak melaksanakan penelitian dengan tema serupa
diharapkan:
1. Menyertakan kriteria inklusi agar diketahui karakteristik sampel yang
digunakan dalam penelitian
2. Menambah waktu pemberian perlakuan sehingga siswa memiliki
waktu untuk melakukan penyesuaian terhadap aromaterapi yang
diberikan
3. Melakukan observasi agar dapat mengetahui apa saja yang tejadi
ketika pemberian aromaterapi di dalam kelas.

10
4. Menggunakan aroma yang lebih familiar dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat di Bali, khususnya pada anak-anak

11
12

Anda mungkin juga menyukai