MUHAJIRIN
171050801018
KELAS 02
A. Latar Belakang
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang
merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa
sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis
recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.Definisi tentang
penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup
terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan
bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh,
khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan
menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”. Dalam buku
berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian
adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran
bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan
critical thinking (berpikir kritis)”.
Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan
dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Beberapa ahli dan peneliti telah menggolongkan penelitian
ke dalam berbagai jenis ragam penelitian sesuai kriteria yang diterapkan menurut
kepentingan penelitian. Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa
jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan fungsi dan
tujuan, berdasarkan metode, dan berdasarkan teknik dan analisis data.
Judul dari makalah ini adalah “Jenis-jenis Penelitian” maka yang akan
diulas dalam makalah ini adalah jenis dari penelitian. Karena mata kulah ini
metodologi penelitian maka makalah ini merupakan pengenalan. Disini akan
dijelaskan jenis-jenis penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain
berdasarkan fungsi dan tujuan, berdasarkan metode, dan berdasarkan teknik dan
analisis data.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis penelitian berdasarkan fungsi dan tujuan?
2. Apa saja jenis penelitian berdasarkan metode?
3. Apa saja jenis penelitian berdasarkan teknik dan analisis data?
C. Tujuan
Bertolak dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan jenis penelitian berdasarkan fungsi dan tujuan.
2. Mampu menjelaskan jenis penelitian berdasarkan metode.
3. Mampu menjelaskan jenis penelitian berdasarkan teknik dan analisis data.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan
namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan
manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu
unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang
kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta
membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005).
Penelitian evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau
membuktikan hipotesis.
Penelitian evaluatif pada umumnya dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari sebuah program kebijakan, yaitu mengetahui hasil akhir dari adanya
kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang
pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Partini
(1995) dalam Traviari (2011) mengungkapkan bahwa evaluatif berguna untuk
mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan pada awal program sudah
tercapai. Misalnya penelitian sosial untuk mengetahui daya serap siswa SMA
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Secara umum tujuan dari penelitian evaluatif adalah untuk merancang,
menyempurnakan, dan menguji pelaksanaan suatu program. Secara terperinci
tujuan penelitian evaluatif menurut Sukmadinata (2009)adalah sebagai berikut:
1) Membantu perencanaan pelaksanaan program,
2) Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program,
3) Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian
program,
4) Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhdap program, dan
5) Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan
politik dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi. Jadi
tujuan utama dari penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia informasi
berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah dilaksanakan.
Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Teknik probability sampling ini ada bermacam-macam yaitu simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified
random, sampling area (cluster) sampling (Sugiyono, 2010:120).
Teknik analisis data
Menurut Sukmadinata (2012:135) data yang diperoleh dianalisis secara
kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kuantitatif mengguanakan statistic
deskriptif maupun statistic inferensial, analisis kualitatif mengguanakan
analisis naratif kualitatif. Hasil analisis kuantitatif berbentuk tabel, grafik,
profil, bagan, peta (analisis deskriptif), atau berbentuk skor rata-rata,
koefisien korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, dsb. Hasil kualitatif
berupa deskripsi naratif kualitatif tentang hal-hal yang esensial.
4. Penelitian Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development
(R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-
langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research
and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras(hardware), seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat
lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran
di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah suatu jenis penelitian
yang bertujuan mengembangkan suatu produk pendidikan dan/atau pembelajaran
sains serta menvalidasi efektivitas, efisiensi, dan/atau daya tarik produk yang
dihasilkan. Contoh produk: materi pelatihan guru sains, metode pembelajaran
sains, metode pembelajaran sains, paket pembelajaran sains tercetak, paket
pembelajaran sains berbentuk CD (Soekardjo, 2008).
Menurut Reski (2012) tujuan dari penelitian pengembangan adalah:
1) Menghasilkan rancangan produk digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, dilakukan melalui uji-ahli.
2) Menguji keefektifan produk sebagai fungsi validasi, dilakukan melalui uji
coba terbatas, pada target di mana produk akan digunakan untuk
pembelajaran
3) Menguji efisiensi, kemenarikan, dan kemudahan produk, di ujicoba
lapangan, pada target yang lebih luas dimana produk akan digunakan
untuk pembelajaran
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang
ditempuh oleh peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur
pengembangan berbeda dengan model pengembangan dalam memaparkan
komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, peneliti
menyebutkan sifat-sifat komponen
pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis
fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan
menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Sebagai contoh Prosedur pengembangan
yang dilakukan Borg dan Gall (1983) mengembangkan pembelajaran mini
(mini course) melalui 10 langkah:
1) Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk
mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum
permasalahan.
2) Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan
tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala
kecil, atau expert judgement.
3) Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
4) Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah
menggunakan 6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis
data.
5) Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-
saran dari hasil uji lapangan awal
6) Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan
30-80 subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum
dan sesudah proses pembelajaran.
7) Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan
saran-saran hasil uji lapangan utama.
8) Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah,
melibatkan 40-200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi,
dan kuesioner.
9) Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba
lapangan
10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan
menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama
dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau
distribusi dan kontrol kualitas.
5. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian untuk mengembangkan keterampilan
atau kemampuan dan pendekatan baru dalam memecahkan persoalan-persoalan
yang ada melalui penggunaan metode ilmiah. Penelitian tindakan menuntut
adanya perkembangan. Menurut Arikunto (2002: 18), penelitian tindakan adalah
penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan
hasinya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.
Karakteristik utama penelitian ini adalah partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
dengan anggota sasaran. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan
inovatif yang ‘dicoba sambil jalan’ dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Arikunto (2002: 82) mengemukakan bahwa penelitian tindakan yang
dilakukan harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Permasalahan yang dipilih harus memenuhi criteria, yaitu benar-benar
nyatadan penting, menarik perhatian, mampu ditangani dan berada dalam
jangkauankewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2) Kegiatan penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau
menghambat kegiatan utama
3) Jenis intervensi yang dicobakan yang harus efektif dan efisien, yaitu tepat
sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4) Metodologi yang digunakan harus jelas, rnci dan terbuka.
5) Kegiatan penelitian diharapkan merupakan proses kegiatan proses kegiatan
yang berkelanjutan, mengingat pengembangan dan pengembangan dan
perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat terhenti tetapi
menjadi tantangan sepanjang waktu.
Penelitian tindakan memiliki lima kategori fungsi menurut Cohen dan Manion
(1989), yaitu:
1) Alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan diagnosis dalam
situasi tertentu.
2) Alat pelatihan dalam aktivitas
3) Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau yang inovatif
4) Alat untuk meningkatkan komunikasi dan memperbaiki kegagalan penelitian
sebelumnya.
5) Alat untuk menyediakan alternative atau pilihan yang lebih baik untuk
mengantisipasi pendekatan yang lebih subyektif dalam memecehkan masalah.
1) dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk buku, majalah, koran, dsb.
2) Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat
bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus, dsb.
3) Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan orang yang
merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari
penelitian sejarah yang disebut oral history.
4) Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa
informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya, monumen, peralatan,
pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang ada, terutama dalam data
sekunder perlu diadakan external critism maupun internal critism. Dalam external
critism dikaji tentang siapa yang menulis dokumen, apa tujuan penulisan
dokumen tersebut, kapan dan dimana dokumen itu dibuat, dalam kondisi yang
bagaimana dokumen itu ditulis, apakah dokumen tersebut merupakan naskah asli,
dan seterusnya. Untuk menetapkan umur satu dokumen, peneliti dapat meibatkan
unsur-unsur penting, seperti pengujian tnda tangan, bentuk huruf, penggunaan
bahasa dan termasuk juga uji fisik dan kimiawi atas tinta, cat, kertas, dsb. Dalam
internal critism dikaji, misalnya apa yang dimaksudkan oleh pengarang dalam
pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut dapat dipercaya, apakah terlihat
konsistensi antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, dsb. Peneliti sejarah
harus benar-benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga dapat
memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk ditelaah
secara serius.
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu :
a) Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh orang lain.
b) Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak dilakukan ekstra hati-
hati, informasi tersebut kurang valid dan reliabel, berat sebelah dan bias.
c) Selain data sekunder, ada juga data primer yang dikumpulkan melalui
pengamatan melalui pengamatan secara langsung. Diantara kedua data
tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas yang kuat sebagai bukti
tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
d) Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot
data yakni: kritik eksternal dan kritik internal.
e) Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan, pendekatan sejarah lebih
tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada empat langkah pokok dalam
penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah, menemukan sumber-sumber
informasi sejarah yang relevan, meringkas dan mengevaluasi informasi yang
diperoleh dari sumber-sumber tersebut, serta mempresentasikan dan
menginterpretasikan informasi-informasi tersebut yang dihubungkan dengan
masalah atau pertanyaan dalam penelitian. Langkah-langkah ini dapat diuraikan
lagi menjadi beberapa tahap, dan setiap tahap terdiri atas langkah-langkah
operasional sebagai berikut :
Tahap pertama : persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti menyusun desain penelitian, yang meliputi:
memilih dan merumuskan masalah, menetapkan tujuan penelitian, menjelaskan
manfaat hasil penelitian, merumuskan asumsi, memilih pendekatan penelitian,
menentukan langkah-langkah kegiatan penelitian, menyusun instrumen dan
pedoman analisis data.
Tahap kedua : pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian sejarah dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
Heuristik (pengumpulan data)
Kritik (verifikasi)
Interpretasi (penafsiran)
Histiriograf (penulisan sejarah)
Tahap ketiga : penyusunan laporan hasil penelitian
3. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen : penelitian dimana terdapat kelompok yang
diberikan perlakuan dan juga terdapat kelompok yang tidak diberikan perlakuan.
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
Karakteristik penelitian eksperimen yaitu:
Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.
Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi
Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.
4. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga
sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
Penelitian kualtatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-
model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan
menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam
penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya
peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam
memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to
understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada
gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya
menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan
sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka
prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.
Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari
mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan
Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
1) Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari
suatu keutuhan (enity)
2) Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain
3) Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
4) penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
5) Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori
subtantif yang berasal dari data
6) Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)
bukan angka-angka
7) Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
8) Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
9) Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas
dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam
penelitian klasik
10) Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus
disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
11) Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi
yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan
sumber data.
A. Kesimpulan
1. Penelitian berdasarkan fungsi dan tujuan
a) Penelitian dasar
b) Penelitian terapan
c) Penelitian evaluasi
d) Penelitian pengembangan
e) Penelitian tindakan
2. Penelitian berdasarkan metode
a) Penelitian survei
b) Penelitian sejarah
c) Penelitian eksperimen
d) Penelitian kualitatif
3. Penelitian berdasarkan teknik dan analisis data
a) Penelitian korelasional
b) Penelitian kausal komparatif (expost facto)
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangannya. Namun penulis tetap berharap makalah ini tetap memberikan
manfaat bagi pembaca. Dibalik kekurangan tersebut penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kelengkapan dan lebih sempurnanya
pambuatan makalah dimasa akan datang. Atas kritik dan saran yang diberikan
penulis haturkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA