Anda di halaman 1dari 24

Makalah Metodologi Penelitian

MUHAJIRIN
171050801018
KELAS 02

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang
merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa
sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis
recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.Definisi tentang
penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup
terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan
bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh,
khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan
menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”. Dalam buku
berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian
adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran
bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan
critical thinking (berpikir kritis)”.
Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan
dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Beberapa ahli dan peneliti telah menggolongkan penelitian
ke dalam berbagai jenis ragam penelitian sesuai kriteria yang diterapkan menurut
kepentingan penelitian. Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa
jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan fungsi dan
tujuan, berdasarkan metode, dan berdasarkan teknik dan analisis data.
Judul dari makalah ini adalah “Jenis-jenis Penelitian” maka yang akan
diulas dalam makalah ini adalah jenis dari penelitian. Karena mata kulah ini
metodologi penelitian maka makalah ini merupakan pengenalan. Disini akan
dijelaskan jenis-jenis penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain
berdasarkan fungsi dan tujuan, berdasarkan metode, dan berdasarkan teknik dan
analisis data.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis penelitian berdasarkan fungsi dan tujuan?
2. Apa saja jenis penelitian berdasarkan metode?
3. Apa saja jenis penelitian berdasarkan teknik dan analisis data?

C. Tujuan
Bertolak dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan jenis penelitian berdasarkan fungsi dan tujuan.
2. Mampu menjelaskan jenis penelitian berdasarkan metode.
3. Mampu menjelaskan jenis penelitian berdasarkan teknik dan analisis data.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penelitian Berdasarkan Fungsi dan Tujuan


1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni
(puere research) atau penelitian pokok (fundamental research) adalah
penelitian yang diperuntukkan bagi pengembangan suatu ilmu
pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan teori-teori yang ada
atau menemukan teori baru. Penelitian ini lebih diarahkan untuk
mengetahui, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena–fenomena
alam dan sosial. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah
pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah, serta
untuk meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah.
Karena penelitian murni lebih banyak digunakan di lingkungan
akademik, penelitian tersebut memiliki karakteristik yaitu penggunaan
konsep-konsep yang abstrak. Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar
bersifat abstrak dan umum serta berlaku secara universal Penelitian dasar
biasanya dilakukan dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Umumnya hasil penelitian murni memberikan dasar untuk pengetahuan
dan pemahaman yang dapat dijadikan sumber metode, teori dan gagasan
yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya. Karena penelitian
murni lebih banyak ditujukan bagi pemenuhan keinginan atau kebutuhan
peneliti, umumnya peneliti memiliki kebebasan untuk menentukan
permasalahan apa yang akan ia teliti. Fokus peneliti ada pada logika dan
rancangan peneliti yang dibuat oleh peneliti sendiri.
Penelitian murni biasanya digunakan pada ilmu-ilmu murni pula,
seperti ilmu ekonomi, antropologi, sosiologi. Contoh penelitian dasar
yang terkait erat dengan bidang pendidikan adalah penelitian dalam
bidang psikologi, misalnya penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Hasil penelitian tersebut
sering digunakan sebagai landasan dalam pengembangan sikap untuk
merubah perilaku melalui proses pembelajaran/pendidikan.
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan
umum serta berlaku secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan
untuk memecahkan masalah praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori
yang dihasilkannya dapat mendasari pemecahan masalah praktis. Dengan
kata lain, hasil penelitian dasar dapat mempengaruhi kehidupan praktis.
Contoh penelitian dasar yang terkait erat dengan bidang pendidikan
adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia. Hasil
penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam
pengembangan sikap untuk merubah perilaku melalui proses
pembelajaran/pendidikan.
2. Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan adalah penelitian untuk menerapkan teori atau
menguji teori dalam kaitannya dengan pemanfaatan bidang tertentu.
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui
hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi
dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan bersifat umum, bukan
rekomendasi berupa tindakan langsung. Setelah sejumlah studi
dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu,
pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para
praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada pengetahuan teoretis
dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan yang
bersifat universal misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau
teknologi. Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut,
menyarankan teori dan praktek baru serta pengembangan metodologi
untuk kepentingan praktis.
Menurut Nasir penelitian terapan dapat dilakukan dengan lima
langkah. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa
kelemahannya.
2) Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk penelitian.
3) Kelemahan yang dipilih dipecahkan dalam laboratorium.
4) Setelah kelemahan dipecahkan kemudian dilakukan modifikasi
sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan.
5) Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan
sehingga ia menjadi bagian permanen dari satu sistem.

3. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan
namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan
manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu
unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang
kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta
membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005).
Penelitian evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau
membuktikan hipotesis.
Penelitian evaluatif pada umumnya dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari sebuah program kebijakan, yaitu mengetahui hasil akhir dari adanya
kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang
pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Partini
(1995) dalam Traviari (2011) mengungkapkan bahwa evaluatif berguna untuk
mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan pada awal program sudah
tercapai. Misalnya penelitian sosial untuk mengetahui daya serap siswa SMA
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.
Secara umum tujuan dari penelitian evaluatif adalah untuk merancang,
menyempurnakan, dan menguji pelaksanaan suatu program. Secara terperinci
tujuan penelitian evaluatif menurut Sukmadinata (2009)adalah sebagai berikut:
1) Membantu perencanaan pelaksanaan program,
2) Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program,
3) Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian
program,
4) Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhdap program, dan
5) Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan
politik dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi. Jadi
tujuan utama dari penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia informasi
berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah dilaksanakan.

 Langkah-langkah penelitian evaluasi menurut Sukmadinata (2012:133)

1) Klarifikasi alasan melakukan evaluasi, menjelaskan alasan-alasan mengapa


evaluasi diadakan.
2) Memilih model evaluasi
3) Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait
4) Penentuan komponen yang akan di evaluasi
5) Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi
6) Menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan
7) Pengumpulan dan analisis data
8) Pelaporan hasil evaluasi

 Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Teknik probability sampling ini ada bermacam-macam yaitu simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified
random, sampling area (cluster) sampling (Sugiyono, 2010:120).
 Teknik analisis data
Menurut Sukmadinata (2012:135) data yang diperoleh dianalisis secara
kuantitatif maupun kualitatif. Analisis kuantitatif mengguanakan statistic
deskriptif maupun statistic inferensial, analisis kualitatif mengguanakan
analisis naratif kualitatif. Hasil analisis kuantitatif berbentuk tabel, grafik,
profil, bagan, peta (analisis deskriptif), atau berbentuk skor rata-rata,
koefisien korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, dsb. Hasil kualitatif
berupa deskripsi naratif kualitatif tentang hal-hal yang esensial.

4. Penelitian Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development
(R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-
langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research
and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras(hardware), seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat
lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran
di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah suatu jenis penelitian
yang bertujuan mengembangkan suatu produk pendidikan dan/atau pembelajaran
sains serta menvalidasi efektivitas, efisiensi, dan/atau daya tarik produk yang
dihasilkan. Contoh produk: materi pelatihan guru sains, metode pembelajaran
sains, metode pembelajaran sains, paket pembelajaran sains tercetak, paket
pembelajaran sains berbentuk CD (Soekardjo, 2008).
Menurut Reski (2012) tujuan dari penelitian pengembangan adalah:
1) Menghasilkan rancangan produk digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, dilakukan melalui uji-ahli.
2) Menguji keefektifan produk sebagai fungsi validasi, dilakukan melalui uji
coba terbatas, pada target di mana produk akan digunakan untuk
pembelajaran
3) Menguji efisiensi, kemenarikan, dan kemudahan produk, di ujicoba
lapangan, pada target yang lebih luas dimana produk akan digunakan
untuk pembelajaran
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang
ditempuh oleh peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur
pengembangan berbeda dengan model pengembangan dalam memaparkan
komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, peneliti
menyebutkan sifat-sifat komponen
pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis
fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan
menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.
Sebagai contoh Prosedur pengembangan
yang dilakukan Borg dan Gall (1983) mengembangkan pembelajaran mini
(mini course) melalui 10 langkah:
1) Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk
mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum
permasalahan.
2) Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan
tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala
kecil, atau expert judgement.
3) Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
4) Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah
menggunakan 6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis
data.
5) Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-
saran dari hasil uji lapangan awal
6) Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan
30-80 subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum
dan sesudah proses pembelajaran.
7) Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan
saran-saran hasil uji lapangan utama.
8) Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah,
melibatkan 40-200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi,
dan kuesioner.
9) Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba
lapangan
10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan
menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama
dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau
distribusi dan kontrol kualitas.
5. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian untuk mengembangkan keterampilan
atau kemampuan dan pendekatan baru dalam memecahkan persoalan-persoalan
yang ada melalui penggunaan metode ilmiah. Penelitian tindakan menuntut
adanya perkembangan. Menurut Arikunto (2002: 18), penelitian tindakan adalah
penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan
hasinya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.
Karakteristik utama penelitian ini adalah partisipasi dan kolaborasi antara peneliti
dengan anggota sasaran. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan
inovatif yang ‘dicoba sambil jalan’ dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Arikunto (2002: 82) mengemukakan bahwa penelitian tindakan yang
dilakukan harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Permasalahan yang dipilih harus memenuhi criteria, yaitu benar-benar
nyatadan penting, menarik perhatian, mampu ditangani dan berada dalam
jangkauankewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2) Kegiatan penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau
menghambat kegiatan utama
3) Jenis intervensi yang dicobakan yang harus efektif dan efisien, yaitu tepat
sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4) Metodologi yang digunakan harus jelas, rnci dan terbuka.
5) Kegiatan penelitian diharapkan merupakan proses kegiatan proses kegiatan
yang berkelanjutan, mengingat pengembangan dan pengembangan dan
perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat terhenti tetapi
menjadi tantangan sepanjang waktu.
Penelitian tindakan memiliki lima kategori fungsi menurut Cohen dan Manion
(1989), yaitu:
1) Alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan diagnosis dalam
situasi tertentu.
2) Alat pelatihan dalam aktivitas
3) Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau yang inovatif
4) Alat untuk meningkatkan komunikasi dan memperbaiki kegagalan penelitian
sebelumnya.
5) Alat untuk menyediakan alternative atau pilihan yang lebih baik untuk
mengantisipasi pendekatan yang lebih subyektif dalam memecehkan masalah.

B. Penelitian Berdasarkan Metode


1. Penelitian Survei
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-
masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan.
Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari
sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek)
disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan
sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap
permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan
diterima di suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa
banyak guru yang telah memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-
pertanyaan kuantitatif sepertiitu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan
pemecahan masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula
dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut.
Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untuk memecahkan
masalah-masalah praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan
pendidikan bahkan juga untuk studi pendidikan dalam hubungannya dengan
pembangunan. Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual
dan mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,
membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan,
atau menilai efektivitas suatu program.
Hal yang perlu dihindari dalam Penelitian Survei
1) Hindari penggunaan jargon (contoh : sosialisasi, demokrasi), kata-kata slank
(contoh : gaptek, cupu, geje) , dan penggunaan singkatan.
2) Hindari ambiguitas atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan
pertanyaan yang kabur.
3) Hindari bahasa yang emosional dan bias prestise (gelar) à gunakan bahasa
yang netral.
4) Hindari pertanyaan yang di dalam satu kalimat terdapat 2 pertanyaan
sekaligus (double barraled).
5) Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden (leading question).
6) Hindari pertanyaan yang di luar kemampuan responden untuk menjawabnya.
7) Hindari pertanyaan yang dimulai dengan premis yang salah.
8) Hindari pertanyaan mengenai masa depan.
9) Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif (double
negative).
10) Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih.
11) Hindari pertanyaan bodoh.
2. Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah yaitu penelitian yang menjelaskan kejadian-kejadian
pada masa lampau sehingga bisa disimpulkan mengenai penyebab, pengaruh,
dan kecenderungan kejadian-kejadian masa lalu. Metode penelitian sejarah
adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain, metode
penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah
(history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written).
Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode
sejarah.
Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya
bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan
elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where
(dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Pertanyaanpertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang
terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam
peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya
peristiwa itu?
Dalam proses penulisan sejarah sebagai kisah, pertanyaan-pertanyaan
dasar itu dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang perlu diungkap dan
dibahas. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus menjadi
sasaran penelitian sejarah, karena penulisan sejarah dituntut untuk
menghasilkan eksplanasi (kejelasan) mengenai signifikansi (arti penting) dan
makna peristiwa.
Dalam penelitian sejarah dapat juga diajukan hipotesis meskipun
hipotesis tersebut tidak selalu dinyatakan secara eksplisit. Biasanya
sejarahwan menyimpulkan bukti-bukti dan secara cermat menilai
kepercayaannya. Jika buktinya ternyata cocok dengan hipotesisnya, maka
hipotesis tersebut teruji. Sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian
ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a) Sumber primer, (a.1) sumber yang diperoleh secara langsung dari
objek peninggalan masa lampau, seperti : candi, istana, senjata, dsb.
(a.2) cerita, penuturan, dan catatan dari para saksi mata ketika
peristiwa tersebut terjadi, seperti : undang-undang, piagam,
otobiografi, dsb.
b) Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui bahan-bahan/dokumen tertulis, seperti :
ensiklopedia, buku, majalah, koran, dsb.
Sumber informasi dalam penelitian sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian :

1) dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk buku, majalah, koran, dsb.
2) Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat
bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus, dsb.
3) Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan orang yang
merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari
penelitian sejarah yang disebut oral history.
4) Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa
informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya, monumen, peralatan,
pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang ada, terutama dalam data
sekunder perlu diadakan external critism maupun internal critism. Dalam external
critism dikaji tentang siapa yang menulis dokumen, apa tujuan penulisan
dokumen tersebut, kapan dan dimana dokumen itu dibuat, dalam kondisi yang
bagaimana dokumen itu ditulis, apakah dokumen tersebut merupakan naskah asli,
dan seterusnya. Untuk menetapkan umur satu dokumen, peneliti dapat meibatkan
unsur-unsur penting, seperti pengujian tnda tangan, bentuk huruf, penggunaan
bahasa dan termasuk juga uji fisik dan kimiawi atas tinta, cat, kertas, dsb. Dalam
internal critism dikaji, misalnya apa yang dimaksudkan oleh pengarang dalam
pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut dapat dipercaya, apakah terlihat
konsistensi antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, dsb. Peneliti sejarah
harus benar-benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga dapat
memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk ditelaah
secara serius.
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu :
a) Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh orang lain.
b) Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak dilakukan ekstra hati-
hati, informasi tersebut kurang valid dan reliabel, berat sebelah dan bias.
c) Selain data sekunder, ada juga data primer yang dikumpulkan melalui
pengamatan melalui pengamatan secara langsung. Diantara kedua data
tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas yang kuat sebagai bukti
tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
d) Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot
data yakni: kritik eksternal dan kritik internal.
e) Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan, pendekatan sejarah lebih
tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada empat langkah pokok dalam
penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah, menemukan sumber-sumber
informasi sejarah yang relevan, meringkas dan mengevaluasi informasi yang
diperoleh dari sumber-sumber tersebut, serta mempresentasikan dan
menginterpretasikan informasi-informasi tersebut yang dihubungkan dengan
masalah atau pertanyaan dalam penelitian. Langkah-langkah ini dapat diuraikan
lagi menjadi beberapa tahap, dan setiap tahap terdiri atas langkah-langkah
operasional sebagai berikut :
Tahap pertama : persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti menyusun desain penelitian, yang meliputi:
memilih dan merumuskan masalah, menetapkan tujuan penelitian, menjelaskan
manfaat hasil penelitian, merumuskan asumsi, memilih pendekatan penelitian,
menentukan langkah-langkah kegiatan penelitian, menyusun instrumen dan
pedoman analisis data.
Tahap kedua : pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian sejarah dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
 Heuristik (pengumpulan data)
 Kritik (verifikasi)
 Interpretasi (penafsiran)
 Histiriograf (penulisan sejarah)
Tahap ketiga : penyusunan laporan hasil penelitian

3. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen : penelitian dimana terdapat kelompok yang
diberikan perlakuan dan juga terdapat kelompok yang tidak diberikan perlakuan.
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
Karakteristik penelitian eksperimen yaitu:
 Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.
 Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi
 Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :

1) Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat


(rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi
langsung, maupun random (acak).
2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan
dengan kelompok eksperimen.
3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk
memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian,
meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi
hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu,
penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan
pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta
penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan
penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang
dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang
secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding
dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya,
suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi
matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan
sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan
dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak
terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang
dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya
(kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan
kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

4. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga
sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
Penelitian kualtatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-
model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan
menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam
penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya
peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam
memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to
understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada
gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya
menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan
sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka
prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga berbeda.
Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari
mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan
Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
1) Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari
suatu keutuhan (enity)
2) Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain
3) Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
4) penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
5) Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori
subtantif yang berasal dari data
6) Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)
bukan angka-angka
7) Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
8) Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
9) Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas
dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam
penelitian klasik
10) Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus
disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
11) Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi
yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan
sumber data.

C. Penelitian Berdasarkan Teknik dan Analisis Data


1. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional yaitu penelitian untuk membandingkan atau melihat,
apakah diantara dua variabel atau lebih terdapat hubungan atau tidak.
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya
untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi
variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat
variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis
penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang
disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan
Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk
menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua
variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
 Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
1) Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang
diteliti rumit dan atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental
atau tak dapat dimanipulasi.
2) Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3) Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4) Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan
variabel bebas. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-
kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan
dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental,
penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang
melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling
hubungan itu sering tak menentu dan kabur , sering merangsang
penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap
interpretasi yang berguna atau bermakna.
 Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak
mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
dalam penelitian eksperimen.
2) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting
(lingkungan) nyata.
3) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
 Tujuan penelitian korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010)
adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain
berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam
Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan
hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya
menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak
mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
 Macam Penelitian Korelasional
1) Penelitian Hubungan
2) Penelitian Prediktif
3) Korelasi Multivariat
2. Penelitian Kausal Komparatif
Peneltian kausal komparatif (ex-post facto) penelitian yang dilakukan
untuk mencari hubungan sebab akibat yang mungkin terjadi melalui
pengamatan sebab akibat yang ada dan melihat kembali ke belakang untuk
melihat faktor-faktor penyebabnya. Dalam bidang pendidikan penelitian kausal
komparatif ini tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat dan pengaruh antara dua variable. Nilai penelitian
kausal komparatif terletak pada upaya menggambarkan hubungan sebab akibat
dan pengaruh tertentu berdasarkan kerangka teori pendidikan tertentu.
Contohnya penelitian pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap
prestasi belajar siswa dapat menggunakan metode ini.
 Tujuan dari Metode Penelitian Kausal Komparatif
Tujuan penelitian kausal-komperatif adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara : berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang
mungkin terjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan degan
metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini
dalam kondisi yang dikontrol.
 Ciri-ciri Metode Penelitian Kusal Komparatif
Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung
(lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent
variable”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa
lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penelitian berdasarkan fungsi dan tujuan
a) Penelitian dasar
b) Penelitian terapan
c) Penelitian evaluasi
d) Penelitian pengembangan
e) Penelitian tindakan
2. Penelitian berdasarkan metode
a) Penelitian survei
b) Penelitian sejarah
c) Penelitian eksperimen
d) Penelitian kualitatif
3. Penelitian berdasarkan teknik dan analisis data
a) Penelitian korelasional
b) Penelitian kausal komparatif (expost facto)

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangannya. Namun penulis tetap berharap makalah ini tetap memberikan
manfaat bagi pembaca. Dibalik kekurangan tersebut penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk kelengkapan dan lebih sempurnanya
pambuatan makalah dimasa akan datang. Atas kritik dan saran yang diberikan
penulis haturkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimin. 2007. Manajemen Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta


Arikunto Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:PT Rineka Cipta
Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Sujadi. 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Sukardjo. 2008. Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: PPs UNY
Suryabrata Sumadi. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai