Anda di halaman 1dari 34

Pengertian Variabel Penelitian Beserta Jenis

dan Contohnya
9

Simpan

Variabel Penelitian, Bebas dan Terkait – Penelitian adalah sebuah proses ilmiah dan
sistematis untuk mengetahui segala sesuatu yang diinginkan. Hasil dari kegiatan ini bisa
dimanfaatkan untuk masyarakat atau dijadikan acuan untuk proses selanjutnya. Banyak
komponen yang harus diperhatikan. Salah satunya mengenai objek yang akan diteliti yang lebih
sering disebut dengan variabel penelitian. Jika tanpa ini maka proses penelitian tidak berjalan.
Karena tahap awal yang harus dikerjakan adalah menentukan variabel yang akan diobservasi.

Definisi dan Pengertian Variabel Penelitian

Secara umum variabel adalah objek yang akan dijadikan penelitian baik yang berbentuk abstrak
maupun real. Pelaksanaan kegiatan ini harus sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Jadi
hasil dari bisa observasi dipertanggungjawabkan kebenarannya. Landasan teori yang dipakai
juga mempengaruhi hasil yang didapatkan. Jumlah Variabel tidak ditentukan bergantung pada
jenis penelitian yang akan dilakukan. Setelah mengetahui pengertian variabel penelitian, langkah
selanjutnya adalah mempelajari ragamnya. Beberapa jenis variable yang harus diketahui adalah.

Jenis Jenis Variabel Pengertian


1. Variabel Bebas dan terikat
variabel bebas adalah objek penelitian yang mempengaruhi faktor lainnya. Sesuai dengan
namanya, variabel ini sifatnya bebas dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh apapun. Beda halnya
dengan variabel penelitian yang bersifat terikat. Hasilnya dipengaruhi oleh objek penelitian yang
lain. Contohnya pada sebuah penelitian yang berkaitan dengan hasil belajar dan minat belajar.
Yang menjadi objek bebas adalah minat belajar yang mempengaruhi hasil belajar.

2. Dinamis dan statis


Jika pada variabel bebas dan terikat lebih menekankan pada hubungan antar keduanya. Berbeda
dengan sifat objek penelitian yang satu ini. Variabel dikatakan dinamis jika karakter atau
jumlahnya bisa dirubah. Misalnya prestasi kerja, motivasi belajar, dan lain-lain. Sementara yang
bersifat statis artinya tidak bisa dirubah seperti nama, jenis kelamin, pendidikan dan sebagainya.

3. Konseptual dan faktual


Variabel adalah proses mengolah objek yang nyata maupun abstrak yang tujuannya untuk
mendapatkan hasil penelitian. Tahapan kegiatan yang meneliti objek berdasarkan konsep yang
sudah ada dinamakan Konspetual. Sementara jika variabel sudah nyata ada sejak dulu, maka
disebut faktual. Keduanya memiliki karakter yang saling berlawanan. Contoh variabel penelitian
tersebut misalnya semangat belajar dan umur. Semangat belajar bersifat konseptual sedangkan
umur adalah sesuatu yang faktual sesuai dengan keadaan sebenarnya saat tersebut.

4. Aktif dan Atribut


Ada variabel penelitian yang bisa dimanipulasi dan ada pula yang tidak. Jika menilik dari
pendapat Kidder yang menyatakan bahwa variabel penelitian adalah sebuah hasil yang
didapatkan oleh peneliti setelah menarik kesimpulan dari proses yang dilakukan. Bisa kita bagi
jenis jenis penelitian menjadi 2. Jika objeknya bisa dimanipulasi, dimasukkan dalam variabel
aktif. Namun jika sifatnya tidak bisa dirubah maka disebut dengan atribut.

Dengan mengetahui pengertian variabel maka akan didapatkan banyak kemudahan untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Setelah diolah kemudian bisa dilakukan sebuah evaluasi
mengenai metode yang digunakan. Apakah akan dilanjutkan atau menggunakan cara lain.
Hipotesa menjadi bagian penting dalam observasi. Ini bisa didapatkan dengan pemilihan variabel
yang baik. Ada beberapa ciri yang dimiliki. Yaitu bersifat relevan dengan tujuan penelitian, bisa
dinilai dan diamati, mudah diidentifikasi, klarifikasi, dan definisinya jelas.

Variabel adalah objek penting dalam penelitian. Pemilihannya harus sesuai agar bisa mencapai
tujuan yang diinginkan. Proses dan landasan teori yang digunakan juga mempengaruhi hasil
observasi. Semakin bagus variabel yang dipilih maka hasil penelitian bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Semoga dengan adanya info mengenai objek penelitian
ini bisa memberi pengetahuan kepada Anda mengenai dunia ilmu pengetahuan.

 Beranda
 Kepo
 Tanaman
Variabel Penelitian (Pengertian, Jenis, Ciri,
dan Contoh)
Oleh alihamdan

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang
peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan
ditariklah sebuah kesimpulan.
Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena sangat tidak
memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan penelitian tanpa variabel.

Akan tetapi, terkadang banyak sekali hal juga yang menyebabkan kita kurang pemahaman
mengenai apa dan seperti apa variabel, serta ada berapakah variabel dalam sebuah penelitian itu?
Banyak sekali yang harus kita jadikan sebagai (PR), tapi jangan risau karena jawaban sudah
tersedia lengkap di bawah ini.

Pengertian Variabel Penelitian

Seumber: eurekapendidikan.

Variabel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti dapat berubah-ubah,
bermacam-macam, berbeda-beda (tentang harga, mutu, dan sebagainya).
Sebagian besar ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang telah
dimanipulasi, dikontrol, atau diobservasi oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitiannya.

Sebagian ahli juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian. Dari dua pengertian di atas, bisa
diartikan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan ketika proses penelitian
itu sendiri.

Variabel penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, jika landasan teori dalam suatu penelitian berbeda,
maka akan berbeda pula hasil variabelnya.

Kemudian variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan, klasifikasi dan identifikasi.
Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat menentukan jumlah variabel yang akan
digunakan.

Terdapat perbedaan variabel antara ilmu ekstrak dan ilmu sosial. Pada ilmu ekstrak variabel yang
dipakai biasanya mudah diketahui karena bisa dilihat dan divisualisasikan.

Sedangkan variabel dalam ilmu sosial itu bersifat abstrak sehingga susah dijamah secara realita.
Variabel-variabel ilmu sosial lahir dari suatu konsep yang perlu dijelaskan dan diubah bentuknya
sehingga bisa diukur dan dipergunakan secara operasional.

Pendapat Para Ahli

Sudigdo Sastroasmoro

Varibel merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek
lainnya.

Hatch dan Farhady (1981)

Menurut pendapat ini variabel diartikan sebagai atribut atau objek yang memiliki variasi antara
objek dengan objek lainnya.

Bhisma Murti (1996)

Menurut Bhisma, definisi variabel yaitu fenomena yang mempunyai variasi nilai dan variasi
nilainya dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif.

Kidder (1981)

Menurut pendapat Kidder, variabel adalah suatu kualitas di mana peneliti mempelajari dan
menarik sebuah kesimpulan dari proses penelitian tersebut.

Dr. Soekidjo Notoatmojo (2002)


Menurut pendapat Dr. Soekidjo yaitu:

 Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu
kelompok yang berbeda dengan apa-apa yang dimiliki oleh kelompok lain juga.
 Variabel adalah sesuatu yang dipakai sebagai ciri, sifat, maupun sifat yang didapatkan dari
penelitian tentang konsep pengetian tertentu. Contoh, Pendidikan, umur, gen, pekerjaan,
pengetahuan, dan lain sebagainya.

Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)

Menurut Dr. Watik, variabel adalah sebuah konsep yang memilki variabilitas. Sedangkan konsep
merupakan gambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu.

Kerlinger (1973)

Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Contoh, Pendidikan, penghasilan, jenis
kelamin, produktifitas kerja, tingkat apresiasi, dan sebagainya.

Variabel juga bisa dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda.
Dengan demikian, variabel itu adalah sesuatu yang bervariasi.

Jenis-jenis Variabel Penelitian

Sumber: YouTube.com
Menurut sifatnya, variabel ini dapat dibedakan menjadi 5 yaitu: Sifat variabel, hubungan antar
variabel, urgensi pembukaan instrumen, dan tipe skala pengukuran. Berikut penjelasannya.

1. Hubungan antar Variabel

Jenis Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel
lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan
mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain.

Contoh, jika dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha mengungkap “pengaruh
motivasi belajar terhadap prestasi mahasiswa” maka variabel bebasnya adalah “motivasi
belajar”. Disebut variabel bebas karena variabel ini tidak bergantung pada variabel lain.

Sedangkan variabel “prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh variabel “motivasi
belajar”.

Variabel bebas atau independent ini juga biasa disebut sebagai variabel stimulus, pengaruh dab
prediktor. Di dalam pemodalan persamaan struktural, variabel bebas disebut sebagai variabel
eksogen.

Jenis Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat
dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau variasinya
terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.

Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya tergantung pada
variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel output, kriteria, respon, dan
indogen.

Contoh variabel dependent: Aapabila seorang peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa” maka yang menjadi variabel terikatnya
adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi
dan rendahnya prestasi siswa itu tergantung variabel motivasi belajarnya.

Jenis Variabel Kontrol (Control Variable)

Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya sehingga
tidak berpengaruh pada gejala yang sedang diteliti, dengan kata lain yaitu dampak dari variabel
bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih ke
penelitian yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang sifatnya
sangat penting.

Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas permasalahan
yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental, variabel kontrol juga
sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian yang sifatnya membandingkan.

Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel bebas dalam
variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya adalah pretasi belajar sisiwa.

Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang sama misal, pelajaran kimia. Dengan
adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka dampak besarnya pengaruh mengajar terhadap
prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih pasti

2. Sifat Variabel

Variabel ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

Jenis Variabel Dinamis

Pengertian variabel dinamais yaitu suatu variabel yang bisa diubah naik keadaan maupun
karakteristiknya. Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi atau perubahan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan peneliti.

Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan. Seperti contoh, prestasi belajar,
motivasi belajar, kinerja pegawai, dan lain-lain

Jenis Variabel Statis

Variabel statis adalah variabel yang mempunyai sifat yang tetap dan tidak dapat diubah, baik
keberadaan maupun karakteristiknya. Dalam kondisi normal sifat-sifat tersebut sulit untuk
diubah.

Contoh seperti, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin, dan lain-lain.

3. Urgensi Faktual

Bedasarkan penting atau tidaknya sebuah instrumen dalam mengumpulkan data, maka dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu variabel konseptual dan faktual, berikut penjelasannya:

Variabel Konseptual

Dinamakan variabel konseptual karena variabel ini tidak terlihat secara fakta dan tersembunyi
dalam suatu konsep. Variabel konsep hanya bisa diketahui berdasarkan indikator yang tampak.
Contoh variabel konsep adalah, motivasi belajar, minat, konsep diri, bakat, kinerja, dan lain-lain.
Karena tersembunyi di dalam konsep, maka keakuratan data yang terdapat pada variabel konsep
tergantung keakuratan indikator dari beberapa konsep yang sudah dikembangkan oleh peneliti.

Variabel Faktual

Berbeda dengan yang di atas, variabel ini merupakan variabel yang ada di dalam faktanya.
Contoh yang dapat kamu lihat dalam variabel ini adalah, gen, usia, asal daerah/sekolah, agama,
pendidikan, dan lain-lain.

Karena sifatnya yang faktual, maka apabila terjadi kesalahan dalam pengumpulan data itu
bukanlah kesalahan instrumen akan tetapi respondennya, misal si responden tidak jujur atau
terdapat sifat-sifat buruk pada responden itu sendiri.

4. Tips Skala Pengukur

Ada sekitar 4 tingkatan dalam variabel ini yaitu: Nominal, interval, dan rasio, berikut
penjelasannya:

Variabel Nominal

Variabel nominal adalah, variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara kategori dan
diskrit. Variabel nominal bisa disebut juga dengan variabel diskrit. Dilihat dari namanya nominal
atau nomi mempunyai arti nama, hal ini menunjukkan bahwa tanda atau label hanya digunakan
untuk membedakan antar variabel.

Contoh dari variabel ini yaitu: Gender, agama, wilayah, dan lain-lain. Variabel nominal juga
merupakan variabel yang memiliki variasi paling sedikit.

Variabel Ordinal

Variabel ordinal yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan, namun tidak
memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan. Pada urutan ini tergambar
adanya gradasi atau sebuah tingkatan, namun itu semua tidak bisa diketahui secara pasti.

Contohnya yaitu peringkat dalam kejujuran, di mana selisih yang menggambarkan jarak
pencapaian skor/pretasi juara 1, 2, 3, dan seterusnya tidak dipermasalahkan.

Variabel Interval

Berbeda lagi dengan variabel-variabel di atas, skala variabel jenis ini dapat dibedakan, bertingkat
dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, namun kesamaan tersebut sifatnya
tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak.’
Contoh interval, penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9, 10 dan
seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 – 10 memiliki satuan 1 per unit. Jarak angka 4 ke 5
sama saja dengan jarak 5 ke 6…. dan seterusnya.

Namun angka tersebut tidak memiliki arti perbandingan, dalam artian bahwa angka 4 yang
didapatkan oleh seorang siswa itu tidak berarti bahwa kepintaran siswa setengah lebih baik dari
siswa yang mendapat angka 8.

Variabel Rasio

Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan, adanya
persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan.

Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 cm adalah setengah dari orang
yang tinggi badannya 100 cm.

5. Penampilan Waktu Pengukuran

Dalam waktu pengukuran variabel dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: Variabel maksimalis
dan tipikalis. Simak di bawah ini.

Variabel Maksimalis

Variabel maksimalis adalah, variabel yang ketika proses pengumpulan data, ada dorongan
terhadap responden agar menunjukkan penampilan maksimal. Contohnya, kreativitas, bakat,
pretasi dll.

Variabel Tipikalis

Variabel tipikalis adalah variabel yang ketika peroses pengumpulan data tidak ada dorongan
terhadap responden dalam menunjukkan penampilan secara maksimal, namun lebih kepada jujur
diri terhadap variabel yang diukur.

Contohnya yaitu: Minat, kepribadian, sikap terhadap pelajaran tertentu dll.

Pengertian dan Jenis-Jenis Variabel dalam Penelitian dan Evaluasi


Eureka Pendidikan. Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu
yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Supaya proses
penelitian akan berjalan lancar, dan dapat berhasil dengan baik maka peneliti ditekankan untuk
membuat rancangan penelitian. Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu untuk diingat
adalah seluruh komponen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib.
Salah satu komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan proses studi
secara komprehensif adalah variabel penelitian. Variabel merupakan atribut sekaligus objek yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Komponen dimaksud penting dalam menarik kesimpulan atau
inferensi suatu penelitian.

Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian. Variabel-variabel dimaksud antara lain: variabel bebas dan
variabel terikat, variabel aktif dan variabel atribut, variabel kontinu dan variabel kategori termasuk juga
variabel laten. Selain itu kriteria atau syarat suatu variabel yang baik dalam pengembangannya harus
dipahami dan dimengerti dengan baik sehingga menjadi dasar identifikasi dan pengembangan variabel-
variabel penelitian.

Pengertian Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai
faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Menurut Kerlinger (2006: 49),
variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kerlinger
juga mengatakan bahwa variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakan sebarang nilai atau
bilangan. Menurut Sugiyono (2009: 60), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99), variabel penelitian adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Bertolak dari
pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan
sifat atau nilai orang, faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jenis-Jenis Variabel Penelitian


Variabel dapat dikelompokkan menurut beragam cara, namun terdapat tiga jenis tiga jenis
pengelompokkan variabel yang sangat penting dan mendapatkan penekanan. Karlinger, (2006: 58)
antara lain:

Variabel bebas dan variabel terikat


Variabel bebas sering disebut independent, variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria, konsekuen, adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak
dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas.
Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak kita jelaskan.

Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan (“dimainkan”) oleh
pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti di bidang pendidikan mengkaji akibat dari berbagai
metode pengajaran, peneliti dapat memanipulasi metode sebagai (variabel bebasnya) dengan
mengggunakan berbagai metode. Dalam penelitian yang bersifat tidak eksperimental, yang dijadikan
variabel bebas ialah yang “secara logis” menimbulkan akibat tertentu terhadap suatu variabel terikat.
Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan kanker paru-paru, merokok (yang memang telah
dilakukan oleh banyak subyek) merupakan variable bebas, sementara kangker paru-paru merupakan
akibat dari merokok atau sebagai variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel penyebab,
sadangkan variabel terikat yang menjadi akibatnya. Dalam bidang pendidikan variabel terikat yang
paling lazim adalah, misalnya prestasi, atau “hasil belajar”. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta
didik, peneliti memiliki sejumlah besar kemungkinan variabel bebasnya, antara lain: kecerdasan, kelas
sosial, metode pembelajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah dan hukuman), sikap
terhadap sekolah, suasana kelas dan seterusnya. Untuk lebih mudah dipahami berikut ini ditampilkan
skema mengenai penjelasan di atas.
Variabel aktif dan variabel atribut
Variabel aktif adalah variabel bebas yang dimanipulasi. Sebarang variabel yang dimanipulasikan
merupakan variabel aktif. Misalnya peneliti memberikan penguatan positif untuk jenis kelakuan tertentu
dan melakukan hal yang berbeda terhadap kelompok lain atau memberikan instruksi yang berlainan
pada kedua kelompok tersebut atau peneliti menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, atau
memberikan imbalan kepada subyek-subyek dalam kelompok lain, atau menciptakan kecemasan dengan
instruksi-instruksi yang meresahkan, maka peneliti secara aktif memanipulasi variabel metode,
penguatan, dan kecemasan.

Variabel atribut adalah yang tidak dapat dimanipulasi atau kata lain variabel yang sudah melekat dan
merupakan ciri dari subyek penelitian. Misalnya: Intelegensi, bakat jenis kelamin, status sosial-ekonomi,
sikap, daerah geografis suatu wilayah, dan seterusnya. Ketika kita melakukan penelitian atau kajian
subyek-subyek penelitian kita sudah membawa variabel-variabel (atribut-atribut) itu. Yang membentuk
individu atau subyek penelitian tersebut adalah lingkungan, keturunan, dan situasi-situasi lainnya.

Perbedaan variabel aktif dan variabel atribut ini bersifat umum. Akan tetapi variabel atribut dapat pula
menjadi variabel aktif. Ciri ini memungkinkan untuk penelitian relasi “yang sama” dengan cara berbeda.
Misalnya kita dapat mengukur kecemasan subyek. Jelas bahwa dalam hal ini kecemasan merupakan
atribut. Akan tetapi kita dapat pula memenipulasi kecemasan. Kita dapat menumbuhkan kecemasan
dengan tingkat yang berbeda, dengan mengatakan kepada subyek-subyek yang termasuk dalam
kelompok eksperimen (kelompok yang diteliti) bahwa yang harus mereka kerjakan sulit, maka tingkat
kecerdasan mereka akan diukur dan masa depan mereka tergantung pada skor tes itu. Sedangkan
kepada subyek lainya dipesan bahwa kerja sebaik-baiknya tetapi santai saja; hasil tes tidak terlalu
penting dan sama sekali tidak mempengaruhi hari depan mereka.

Variabel kontinu dan variabel kategori


Sebuah variabel kontinu memiliki sehimpunan harga yang teratur dalam suatu cakupan (range) tertentu.
Arti defenisi ini ialah:
 Harga-harga suatu variabel kontinu mencerminkan setidaknya suatu urutan peringkat. Harga
yang lebih besar untuk variabel itu berarti terdapatnya lebih banyak sifat tertentu (sifat yang
dikaji) yang dikandungnya, dibandingkan dengan variabel dengan harga yang lebih murah.
Misalnya, harga-harga yang diperoleh dari suatu skala untuk mengukur ketergantungan
(depedensi) mengungkapkan ketergantungan dengan kadar yang berbeda-beda, yakni mulai dari
tinggi, menengah/sedang, sampai rendah.
 Ukuran-ukuran kontinu dalam penggunaan nyata termuat dalam suatu range, dan tiap individu
mendapatkan skor yang ada dalam range tersebut. Misalnya suatu skala untuk mengukur
ketergantungan mungkin memiliki range dari 1 hingga 7.

Secara teoritis terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga banyaknya dalam range itu.
Demikianlah maka skor seseorang individu mungkin sekali adalah 4,72 dan bukan 4 atau 5.
Variabel kategori variabel yang berkaitan dengan suatu jenis pengukuran yang dinamakan pengukuran
nominal. Dalam pengukuran nominal terdapat dua himpunan bagian (subset) atau lebih yang
merupakan bagian dari himpunan (set) obyek yang diukur. Individu-individu dikategorisasikan
berdasarkan pemilikan ciri-ciri tertentu yang merupakan penentu suatu himpunan bagian. Jadi
persoalah variabel ini adalah antara “ya” atau “tidak”. Contoh paling mudah adalah variabel kategori
dikotomis: jenis kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit hitam, dan sebagainya. Politomi, yakni
pilihan (partisi) cukup lazim terdapat khususnya dalam sosiologi dan ilmu ekonomi: anutan agama,
pendidikan, kewarganegaraan, pilihan pekerjaan, dan seterusnya.

Syarat-syarat yang dituntut variabel kategori dan variabel nominal, adalah semua anggota himpunan
bagian dipandang sama. Misalnya, kalau variabel itu adalah anutan agama, semua penganut protestan
adalah sama; semua penganut katolik adalah sama; dan semua penganut “lain-lain” pun sama. Jika
seorang agama katolik, dia dimasukkan dalam kategori “katolik” dan diberi angka (nomor) “1” dalam
kategori tersebut. Variabel ini bersifat “demokratis” artinya, tidak mengenal tatanan peringkat atau
ungkapan “lebih besar” maupun “lebih kecil” daripada di antara kategorinya. Semua anggota kategori
memiliki nilai atau harga sama, yakni:

Ungkapan variabel kualitatif kadang-kadang digunakan untuk menunjuk variabel-variabel kategori ini,
khusunya dikotomi, barangkali juga untuk mengkontraskanya dengan variabel kuatitatif (variabel
kontinu). Penggunaan ungkapan itu mencerminkan adanya gagasan yang agak menyimpang mengenai
hakikat variabel. Variabel selalu dapat dikuantisasikan; jika tidak demikian, tentunya bukanlah variabel.
Sebelummnya dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak teramati (non observable) sedangkan
defenisi variabel secara operasional adalah hal-hal yang teramati (observable). Kerlinger (2006: 66)
menambahkan bahwa hal yang dimaksud adalah “variabel laten”. Variabel laten adalah suatu utuhan
obyek (entity) tak teramati yang diduga melandasi variabel amatan. Peneliti cenderung lebih berminat
pada variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabel-variabel amatan; sebab peneliti berupaya
menjelaskan fenomena dan relasinya.

Istilah-istilah lain untuk mengungkapkan gagasan yang kira-kira sama misalnya konstruk disebut dengan
variabel intervensi (intervening variabel). Variabel intervensi adalah istilah yang dibuat untuk menunjuk
pada proses-proses psikologis yang internal dan tak teramati, yang pada gilirannya mengacu pada
perilaku. suatu variabel intervensi ini “hanya ada di otak peneliti” tidak dapat dilihat, didengar, atau
diraba; disimpulkan dari perilaku.

Kegunaan dan Kriteria Variabel Penelitian

1. Kegunaan Variabel

 Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data


 Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
 Untuk pengujian hipotesis

2. Variabel penelitian yang baik

 Relevan dengan tujuan penelitian


 Dapat diamati dan dapat diukur
 Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan didefenisikan secara
operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan
pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep sepertihalnya laki-laki
dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Menurut Y. W. Best yang disunting Sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian
adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam
suatu penelitian. Sedagkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud menjelaskan
bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian.[1]
Variabel dapat diaartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran industri (kecil, sedang
dan besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang dan jauh), variabel sumber modal (modal dalam
negeri dan modal asing) dan sebagainya.[2]
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya, jenis
kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berat badan, karena
ada berat 40 kg, 45 kg dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehinggavariabel
adalahobjek penelitian yang bervariasi.[3]
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badandapat dikatakan
variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan orang
lain. Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya
persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi. jadi jika peneliti akan memilih variabel
penelitian, baik yang dimiliki orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu,
maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel.
Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau
obyek yang bervariasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel
penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.[4]
Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel
kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.[5]
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuan. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.

Gambar 1. Contoh hubungan variabel independen-dependen.


3. Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga variabel
independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau
mempunyai anak dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini
anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah
sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas
kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerja sangat baik dan
hubungan semakin rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.
4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulmya variabel dependen.
Produktivitas Kerja
(VariabelDependen)

Motivasi Kerja
(VariabelIndependen)

Gambar 2. Contoh hubungan variabel independen -dependen-moderator.

Gambar 3.Contoh hubungan variabel independen -dependen-moderator.[6]

Apa yang kita duga memiliki dampak inilah kita identifikasi sebagai variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang tidak pernah diamati dan hanya disimpulkan
berdasarkan pada variabel terikat dan bebas.
Hipotesis: Para siswa yang memiliki minat meningkat terhadap tugas yang diberikan, unjuk kerja terhadap
tugas yang diukur meningkat.
Variabel bebas : minat belajar.
Variabel intervening : belajar.
Variabel terikat : unjuk kerja tugas.
Hipotesis: Para siswa yang sering diberi latihan pemecahan masalah menunjukkan sikap lebih kritis daripada
siswa yang tidak diberikan latihan pemecahan masalah.
Variabel bebas : pembelajaran latihan pemecahan masalah.
Variabel intervening : kepercayaan diri.
Variabel terikat : sikap kritis.[7]

5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
memabandingkan.
Contoh: Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel independennya
pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya, adalah naskah
yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama, mesin tik yang
digunakan sama, dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh jenis
pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dependen, moderator,
intervening, atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis
yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris. Untuk itu sebelum peneliti memilih
variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan
terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai membuat rancangan penelitian
dilakukan di belakang meja dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di
objek penelitian. Seringdibuat rumusan masalah penelitian tanpa melalui studi pendahuluan ke
objek penelitian, sehingga setelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada
objek penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis maka
peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya.
Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling
terkait secara simultan baik variabel inependen, dependen moderator dan intervening, sehingga
penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Tetapi karena adanya keterbatasan
dalam berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa variabel penelitian
saja, yaitu pada variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kualitatif hubungan antara
semua variabel tersebut akan diamati, karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu
tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
(holistik).[8]
PENYEBAB

HASIL

HUBUNGAN

Secara visual, hubungan variabel-variabel penelitian dapat disajikan sebagaimana pada


gambar di bawah ini.

Gambar 4. hubungan variabel-variabel penelitian.[9]

B. Variabel sebagai Objek Penelitian


Apabila seorag peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan
menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang.
Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan eksperimen.
Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan kelompok kontrol atau
kelompok perbandingan adalah orang-orang yang tidak diberi minum susu. Banyaknya susu
yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar dengan ukuran liter, maka variabelnya
berbentuk variabel kontinum. Sedangkan tambah atau tidaknya berat badan, diukur dengan
ukuran kilogram, variabelnya juga variabel kontinum (ratio).
Peneliti lain ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang
mendapat p4. Dalam hal ini maka nilai penataran p4 dan kesadaran bermasyarakat merupakan
variabel penelitian. Baik nilai penataran p4 maupun kesadaran bermasyarakatdapat diukur,
digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan sebagai variabel interval.
Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama melihat
pengaruh sesuatu treatment, maka ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel
yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X),
sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikatatau
dependent variable (Y).
Dalam penelitian I, susu merupakan variabel penyebab dan berat badan merupakan
variabel akibat. Sedangkan dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel penyebab
(bebas) dan kesadaran bermasyarakat merupakan variabel akibat(terikat).
Dalam dua contoh penelitian di atas, susu dan penataran P4 sebagai independent
variables merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran bermasyarakat,
keduanya merupakan variabel tunggal. Sebagai contoh eksperimen yang lebih dari satu
variabelnya adaiah sebagai berikut:
Independent variable lebih dari satu.
Pengaruh Lingkungan BelajarTerhadap Prestasi Belajar Murid.
Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajardi
rumah sebagai satu variabel atau sub-variabel dan lingkungan belajar di sekolah sebagai variabel
(sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat rnempeihatikan lingkungan
belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai varibel (sub-variabel) ketiga. Apabila demikian,
maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti sebagai sesuatu yang mempunyai nilai luas
(ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran P4, kelihatannya
merupakan variabel yang bernilai tunggal Tetapi lingkungan belajar merupakan variabel yang
bernilai luas atau ganda.
Berikut ini adalah contoh eksperimen dengan variabel terikat lebih dari satu.
Pengaruh frekuensi mengikuti praktikum terhadap kemampuan mengajar, yang menjadi
variabel terikat di dalam penelitian ini adalah kemampuan mengajar, yang nilainya diperinci
atas: kemampuan membuat persiapan tertutis dan kemampuan mengajar di depan kelas. Jadi,
secara terpisah adadua variabel. Apabila dikehendaki lebih teliti, kemampuan mengajar di depan
kelas dapat diperinci lagi menjadi kemampuan membuka pelajaran, mengajarkan materi dalam
inti mengajar, menutup pelajaran, kemampuan menggunakan alat, kemampuan mengelola kelas,
mengevaluasi murid dan sebagainya.[10]

C. Memahami Variabel
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti. Mengidentifikasikan variabel dan sub variabel ini tidak mudah karenanya membutuhkan
kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.
Memecah variabel menjadi sub variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah
variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh oeneliti. Kategori-kategori
ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh lesadaran bermasyarakat, jika akan
mengukur apakah seseorang cukup besar atau tidak kesadaran bermasyarakatnya, maka perlu
dicari tanda-tandanya, indikatornya dan bukti-buktinya.
Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam meruuskan hipotesis
minor, menyususn instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang ain.
Sedikitnya sub variabel atau kategori, akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika
variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).
Adakalanya peneliti memilih sedikit variabel teapi besar-besar, ini menunjukkan bahwa
peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian
variabel, datanya semakin luas dan gambaran hasil penelitian semakin jelas.
Berhubung pentingnya kategorisasi variabel penelitian, maka berikut ini dasajikan contoh
penjabaran variabel dan dilengkapi dengan cara memperoleh datanya.
Contoh:
Sebuah penelitian dengan judul:
“Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid”
Variabel bebas : kualitas guru.
Variabel terikat : prestasi belajar murid.
Yang ditulis di dalam kurung adalah cara atau metode bagaimana data diperoleh.
No. Variabel bebas: Variabel terikat:
Kualitas Guru Prestasi belajar murid
1. Pendidikan guru (dokumen) 1. Nilai harian (dokumen)
2. Pengalaman mengajar (dokumen)2. Nilai ulangan umum (dokumen)
3. Banyaknya penataran (dokumen)3. Nilai tugas-tugas (dokumen)
4. Usia (dokumen) 4. Cara menjawab pertanyaan di kelas
5. Minat menjadi guru (kuesiner (observasi)
kepada guru) 5. Cara menyusun laporan (dokumen)
6. Penguasaan terhadap materi
6. Nilai ketelitian catatan (dokumen)
pengajaran (kuesioner murid) 7. Ketekunan, keuletan (observasi)
7. Pendekatan atau cara mengajar
8. Usaha (observasi) dan sebagainya.
(observasi atau kursioner murid)
8. Hubungan guru-murid (kuesioner
murid) dan sebagainya.

Ketika menentukan sub-variabel ini peneliti harus berfikir, bagaimana selalu sambil
berpikir bagaimana cara mengumpulkan datanya. Apabila hal ini tidak diperhatikan maka
variabel yang telah ditemukan dan kelihatan menarik mungkin tidak ada datanya.
Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan
yang sedang diteliti. Makin terperinci kita memahami permasalahan kita, maka makin bermutu
pemecahannya. Oleh karena itu, hipotesis mayor dapat dipecah menjadi hipotesis minor sesuai
dengan penjabaran variabelnya.[11]

Home » PENELITIAN » Variabel Penelitian - Pengertian, Ciri-ciri, dan Macam-macam

Wednesday, June 15, 2016 PENELITIAN

Variabel Penelitian - Pengertian, Ciri-ciri,


dan Macam-macam
Variabel Penelitian - Pengertian, Ciri-ciri, dan Macam-macam

Pengertian Variabel
Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian kuantitatif adalah penentuan variabel atau ubahan
penelitian. Dalam tahap ini seorang peneliti harus memutuskan variabel-variabel apa saja yang akan
dijadikan objek atau titik perhatian dalam penelitiannya. Oleh karena itu istilah “variabel” merupakan
istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitian.

Secara teoritis variabel bisa didefinisikan sebagi atribut atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan orang yang lainnya ataupun satu objek dengan objek yang lainnya (Hatch & Farhady,
1981). Sugiyono (2010:38) menyatakan, variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai atau sifat
orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari
dan selanjutnya ditarik kesimpulannya. Menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009:169), variabel merupakan
suatu konsep yang bisa diukur dan memiliki variasi nilai. Menurut Kerlingger (1973), variabel bisa
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai tidak sama atau berbeda. Dengan begitu
variabel dapat dikatakan variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi, dinamakan variabel
dikarenakan terdapat variasinya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, variabel adalah suatu
konsep yang mempunyai variasi nilai. Konsep apapun itu asalkan mempunyai nilai bisa disebut sebagai
variabel, dan sebaliknya jika tidak ada variasi nilainya dalam konsep tersebut maka bukan termasuk
pada kategori variabel. Jadi, konsep siswa bukan termasuk variabel, dikarenakan tidak mengandung
unsur nilai yang bervariasi. Sedangkan untuk status siswa dan prestasi siswa termasuk kedalam variabel
karena mempunyai nilai yang berbeda-beda. Begitu pula pendidikan, bukan tergolong variabel,
akantetapi untuk jenis pendidikan dan jenjang pendidikan merupakan variabel karena mengandung
adanya variasi nilai. Umur, Status sosial, berat badan, tinggi badan, status perkawinan, motivasi belajar,
kinerja guru semuanya termasuk kedalam konsep variabel.
Konsep – konsep yang tidak mengandung variasi nilai bisa diubah menjadi variabel dengan
menitikberatkan pada aspek tertentu atau dengan menambahkan atribut tertentu dari konsep tersebut.
Misalnya: konsep belajar bisa diubah menjadi variabel dengan mengubahnya menjadi hasil belajar, cara
belajar, prestasi belajar, teori berlajar dan lain sebagainya.

Ciri – ciri Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki variasi nilai, membedakan
satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu populasi, dan bisa diukur.
Variabel mimiliki nilai yang bervariasi. Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain
dalam satu populasi , maka variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai berikut:
dari suatu populasi yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi atau IP hanya akan menjadi
variabel bila terdapat variasi nilai dalam IP pada populasi tersebut. Dan sebaliknya, jika dari 40 orang
mahasiswa tersebut tidak terdapat variasi nilai dalam IP karena memiliki nilai IP yang sama, maka IP
bukan termasuk dalam konsep variabel dari populasi kelompok tersebut. Contoh yang lainnya, dari
suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi bukanlah merupaka
variabel jika seluruh orang dalam populasi itu mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.

Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya. Objek – objek bisa menjadi anggota populasi
karena memiliki suatu karakteristik yang sama. Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih
bisa dibedakan satu sama lainnya dalam suatu variabel. Contohnya, populasi mahasiswa terdiri dari
anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik, yaitu mahasiswa. Selain dari kesamaan
tersebut, diantara mahasiswa tersebut memiiliki perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin,
motivasi belajar, cara belajar, prestasi, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan
sebagainya. Perbedaan – perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan memiliki sifat
membedakan di antara objek yang ada di dalam populasi mahasiswa tersebut.

Variabel harus bisa diukur. Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif,
terukur dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum tentu
dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah operasionalisasi konsep (Bouma, 1993:38).
Contohnya sebagai berikut, belajar adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, mahasiswa adalah
konsep dan jumlah mahasiswa adalah variabel. Dengan demikian data dari variabel penelitian harus
stampak dalam perilaku yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya prestasi belajar adalah jumlah
jawaban yang benar dihasilkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan sebuah tes.

Macam - macam Variabel Penelitian

Suatu penelitian di dalamnya selalu terdapat variabel, baik yang berupa variabel tunggal ataupun
variabel jamak yang harus dinyatakan secara eksplisit oleh seorang peneliti. Variabel tersebut di
dalamnya juga selalu mengandung beberapa gejala yang membedakannya satu dengan yang lainnya.
Berikutnya juga di dalam setiap gejala bisa juga ditemuai berbagai unsur atau aspek atau faktor yang
perlu diidentifikasi secara cermat.

Dalam suatu kegiatan penelitian dikenal berbagai macam penamaan variabel. Dari berbagai maca
penamaan itu, paling tidak bisa diklasifikasikan berdasarkan lima aspek. Kelima aspek tesebut adalah:

1. Sifat Variabel
Berdasarkan sifatnya, variabel penelitian bisa dikelompokan menjadi dua, yaitu variabel statis dan
variabel dinamis.

a. Variabel Statis
Variabel statis adalah variabel yang memiliki sifat yang tetap, tidak bisa diubah keberadaan maupun
karakteristiknya. Dalam kondisi yang normal dan wajar sifat-sifat tersebut sukar untuk diubah, misalnya
seperti jenis kelamin, jenis status sosial ekonomi, jenis pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya.
Variabel statis ini juga ada yang menyebutnya dengan variabel atributif (Sudjarwo dan Basrowi,
2009:198). Sifat yang ada padanya adalah tetap, untuk itu penelitian hanya mampu untuk memilih atau
menyeleksi. Oleh sebab itu variabel ini juga dikenal juga dengan nama variabel selektif. Menurut
Suharsimi (2006:124), selain menggunakan istilah variabel statis, juga menggunakan istilah variabel tidak
berdaya untuk masud yang sama, dikarenakan peneliti tidak mampu mengubah ataupun mengusulkan
untuk merubah variabel ini.

b. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah suatu variabel yang bisa diubah keberadaannya ataupun karakteristiknya.
Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi maupun diubah sesuai dengan ktujuan yang
dikehendaki oleh peneliti. Pengubahan tersebut bisa berupa peningkatan ataupun penurunan.
Contohnya seperti berikut; motivasi belajar, kinerja pegawai,prestasi belajar, dan sebagainya. Selain
memakai istilah variabel dinamis, untuk maksud yang sama Suharsimi (2006:124), memakai istilah
variabel berubah. Sedangkan Sudjarwo dan Basrowi (2009:197) memakai istilah variabel aktif, untuk
menyebut variabel dinamis ini.

2. Hubungan antar Variabel


Berdasarkan hubungan antar variabel maka variabel dalam sebuah penelitian bisa dikelompokan
menjadi:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupaka variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan
pada variabel lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini
diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel yang lainnya. Variabel ini
dinamakan variabel bebas dikarenakan keberadaan variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel
yang lain atau bebas dari ada atau tidaknya variabel lain.

Contoh berikut akan lebih memudahkan untuk memahami variabel bebas dalam sebuat penelitian. Bila
dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa”, maka variabel bebasnya adalah “motivasi belajar”. Variabel ini disebut
variabel bebas karena adanya variabel ini tidak bergantung pada variabel lain, sedangkan variabel
“prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh variabel “motivasi belajar”.
Variabel bebas sering juga dikenal sebagai variabel stimulus, pengaruh dan prediktor. Dalam structural
Equation Modelling (SEM) atau permodelan persamaan struktural, variabel bebas ini disebut sebagai
variabel eksogen.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)


Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dinamakan variaabel terikat karena kondisi atau variasinya terikat atau dipengaruhi oleh
variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat ini ada juga yang
menyebutnya sebagai variabel tergantung, karena variasinya tergantung kepada variasi variabel yang
lain. Selain itu ada juga yang menamakan variabel output, kriteria ataupun respon. . Dalam structural
Equation Modelling (SEM) atau permodelan persamaan struktural, variabel bebas ini disebut sebagai
variabel indogen.

Contoh: jika peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa”,
maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini disebut sebagai
variabel terikat karena tinggi ataupun rendahnya prestasi beljar siswa tergantung dan dipengaruhi oleh
variabel motivasi belajar.
c. Variabel Kontrol (Control Variable)
Varibael ini merupakan variabel yang di dalam hal tertentu dibatasi atau dikendalikan pengaruhnya
sehingga tidak berpengaruh atau tidak meimiliki efek terhadap gejala yang sedang diteliti, ataupun
dengan kata lain pengaruh varibael bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak secara eksplisit dinyatakan, akan tetapi
pada penelitian yang lebih bersifat eksperimental pengendalian variabel ini merupakan hal sangat
penting sekali. Hal ini dilakukan guna mengurangi kompleksitas atau kerumitan permasalahan yang
sedang diteliti. Selain dipakai dalam penelitian eksperimental, variabel kontrol juga sering dipakai oleh
peneliti, jika hendak melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Contohnya sebagai berikut: Pengaruh motode mengajar terhadap prestasi belajar siswa. Varibel bebas
pada penelitian ini adalah metode mengajar, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah prestasi
belajar siswa, variabel kontrol yang ditetapkan sama adalah mata pelajaran yang sama misalnya pada
pelajaran fisika. Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh metode
mengajar terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui lebih pasti.

d. Variabel Moderator (Moderator Variabel)


Varabel moderator merupakan variabel yang memperkuat ataupun memperlemah pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Menurut Sugiyono (2010:39), variabel moderator ini disebut dengan
istilah variabel independent ke dua. Secara definisi hampir sama dengan variabel kontrol, hanya saja di
sini pengaruh variabel itu tidak ditiadakan atau dinetralisir akantetapi bahkan dianalisis atau
diperhitungkan.

Contoh: hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar akan semakin kuat bila ditopang dengan IQ
yang baik, dan hubungan semakin rendah jika IQ kurang baik.

e. Variabel Antara (Intervening Variabel)


Variabel Intervening atau variabel antara ini merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung dan
tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela yang terletak diantara varibel
bebas dan terikat, sehingga varibel bebas tidak langsung memperngaruhi berubanhya atau timbulnya
variabel terikat.

Contohnya: Pengaruh pendapatan terhadap harapan hidup seseorang. Tinggi rendahnya pendapatan
seseorang secara tidak langsung akan mempengaruhi usia harapn hidup. Dikatakan tidak langsung
karena tingkat pendapatan seseorang sebenarnya berpengaruh langusng terhdapa gaya hidup,
sedangkan gaya hidup akan mempengaruhi secara langsung terhadap usia harapan hidup. Dengan
demikian diantara variabel pengaruh tingkat pendapatan terhadap usia harapan hidup ada variabel
antara, yaitu variabel gaya hidup, sedangkan antara variabel tingkat pendapatan dengan variabel gaya
hidup terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal (sugiyono, 2010:40).
Supaya dapat menentukan keudukan variabel bebas, terikat, control, moderator, variabel antara atau
variabel yang lainnya, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari
maupun dari hasil pengamatan empiris. Oleh karena itu, sebelum peneliti mimilih variabel apa yang
akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada
objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi menyusun rancangan penelitian dibelakang meja, dan
tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian. Tidak jarang terjadi,
rumusan masalah tersebut dibuat tanpa melalui studi pendahuluan ke objek penelitian, sehingga setelah
dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian. Setelah masalah bisa
dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka penelitian bisa menentukan variabel-variabel
penelitiannya.

3. Urgensi Pembakuan Instrumen


Berdasarkan perlu atau tidaknya pembakuan instrumen untuk mengumpulkan data, maka variabel
dapat dikelompokan menjadi variabel faktual dan variabel konseptual (Purwanto, 2007:9)

a. Variabel Faktual
Variabel ini meruakan variabel yang ada di dalam fakta-faktanya. Contoh variabeel faktual antara lain,
agama, jenis kelami, pendidikan, usia, asal sekolah, status perkawinan, asal sekolah, asal tempat tinggal,
dan sebagainya. Karena sifatnya yang faktual, maka jika terdapat kesalahan dalam pengumpulan data,
kesalahan bukan terletak pada instrumen akan tetapi pada responden, misalnya memberi jawaban yang
tidak jujur. Instrumen untuk mengumpulkan data variabel faktual tidak perlu dibakukan. Tidak perlu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

b. Variabel Konseptual
Variabel konseptual adalah variabel yang tidak terlihat dalam fakta akan tetapi tersembunyi dala suatu
konsep. Variabel konsep hanya diketahui berdasarkan indikator yang nampak. Contoh variabel konsep
yiatu prestasi belajar, minat, kecerdasan, motivasi belajar, bakat, konsep diri, kinerja, dan lain
sebagainya. Karena tersembunyi dalam konsep, maka keakuratan data dari variabel konsep tergantung
pada keakuratan indikator dari konsep-konsep yang dikembangkan oleh peneliti.

Kesalahan data dalam pengukuran bisa disebabkan oleh kesalahan konsep beserta indikator pada
instrumen yang dikembangakan oleh peneliti. Kesalahan data dari variabel prestasi belajar, contohnya
kemungkinan disebabkan oleh instrumen pengumpulan data prestasi, baik melalui tes maupun dengan
non tes yang salah konsep. Untuk memastikan instrumen tidak salah konsep maka sebelum digunakan
untuk mengumpulkan data variabel konsep, instrumen harus diuji validitas dan reliabitilitasnya.

4. Tipe Skala Pengukuran


Variabel dapat dibedakan berdasarkan pada tipe skala pengukurannya. Ada empat tingkat variasi yang
dihasilkan dari hasil pengukuran terhadap variabel, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio.

a. Variabel Nominal
Variabel ini dikenal juga dengan vaiabel diskrit. Sesuai dengan namanya nominal atau nomi yang berarti
nama, menunjukkan label atau tanda yang hanya untuk membedakan atara variabel satu dengan
variabel yang lainnya. Variabel nominal adalah variabel yang hanya dapat digolongkan secara terpisah,
secara diskrit, secara kategori. Contohnya jenis kelamin, jenis sekolah, wilayah, agama dan lain
sebagainya. Variabel nominal adalah variaebl yang mempunyai variasi yang paling sedikit, yaitu
perbedaan.

Sekala pengukuran dari variabel nominal merupakan skala yang paling sederhana di mana angka yang
diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan tersebut terhadap katergori yang
lainnya akan tetapi hanya sekedar kode atau label. Misalnya variabel jenis kelamin dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Selanjutnya kategori laki-laki diberi label 1 dan
kategori perempuan diberi label 2, disini tidak berarti kategori wanita bernilai lebih tinggi dibandingkan
dengan kategori laki-laki. Karena pada variabel ini angka yang diberikan tidak memiliki nilai intrinsik.
Skala nominal hanya menunjukkan perbedaan, tidak menunjukkan jarak perbedaan, kedudukan maupun
perbandingan.

Penelitian terhadap variabel nominal memiliki kegunaan yang terbatas. Dalam penelitian yang bersifat
terbatas, hanya bisa diketahui adanya suatu hubungan atau pengaruh, tetapi tidak bisa mengetahui
tingkat pengaruh antar variabel yang sedang diteliti.

b. Variabel Ordinal
Variabel ini merupakan variaebl yang mempunyai variasi perbedaan, urutan atau tingkatan (order),
tetapi tidak mempunyai kesamaan jarak perbedaan serta tidak dapat diperbandingkan. Urutan ini
menggambarkan adanya gradasi atau peringkat, tetapi jarak tingkat yang satu dengan tingkat yang
lainnya tidak bisa diketahui dengan pasti.
Contoh variabel ordinal yaitu peringkat kejuaraan, yang mana selisih yang menggambarkan jarak
pencapaian skor atau perstasi juara I, II, dan III tidak dipermasalahkan. Contoh lain adalah rangking
prestasi belajar siswa yang diperoleh dari skor hasil ujian, sebagai misal rangking I mempunyai skor 90,
rangking II mempunyai skor 88, rangking III mempunyai skor 80, dan seterusnya. Dalam menentukan
rangking tersebut selisih jumlah skor masing – masing peringkat tidak dipermasalahkan. Jarak anatara
rangking tidak sama, jarak rangking I dengan rangking II mempunyai jarak dua skor, sedangkan rangking
II dengan rangking III mempunyai jarak delapan skor.

Ordinal merupakan angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan, dalam suaru seri. Skala ordinal
yang disebut juga skala berjenjang berbentuk peringkat menggolongkan subjek menurut jenjangnya,
tanpa memperhatikan jarak antara golongan yang satu dengan yang lain. Satu –satunya syarat
penggolongan adalah adanya tingkatan atau jenjang yang berbeda, adanya order. Skala ordinal tidak
hanya mengkategorikan variabel yang menunjukkan perbedaan kalitatif antara berbagai kategori, tetapi
juga mengurutkan kategori berdasarkan suatu cara tertentu.

c. Variabel Interval
Variabel ini merupakan variabel yang skala pengukurannya bisa dibedakan, bertingkat, dan mempunyai
jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, akan tetapi tidak bersifat mutlak dan tidak bisa
diperbandingkan. Contahnya hasil belajar siswa yang diberikan angka 4,5,6,7,8 dan seterusnya. Skala
penilaian antara 1 hingga 10 mempunyai satuan 1 per unit. Jarak antara 4 dengan 5 sama dengan jarak
antara 5 dengan 6 dan seterusnya, namun angka-angka tersebut tidak mempunyai arti perbandingan.
Artinya bahwa angka 4 yang diperoleh siswa tidak berarti kepintaranya setengah dari kepintaran siswa
yang mendapatkan angka 8. Hal ini karena angka dalam skal interval tidak mempunyai sifat absolut
sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Variasi dalam variabel interval mempunyai perbedaan, urutan, dan jarak perbedaan yang sama besar
antar variabelnya. Oleh sebab itu, skala ini lebih baik daripada skala nominal dan skala ordinal, dan hasil
pengukurannya mempunyai kecendrungan sentral, dan rata-rata. Hasil pengukuran dari dispersi adalah
mean, meidan, mode, standar deviasi, dan sebagainya.
d. Variabel Rasio
Variabel rasio merupakan variabel yang mempunyai skor yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai
kesamaan jarak perbedaan, dan bisa diperbandingkan. Dengan demikian variaebl yang mempunyai skala
rasio merupakan variabel yang mempunyai tingkat tertinggi dalam penskalaan pengukuran variabel,
karena bisa menunjukkan perbedan, tingkat, jarak, dan dapat diperbandingkan. Contohnya variabel
berat badan, seorang berat badannya 30 kg adalah setengah dari orang yang bertnya 60 kg.
Skala rasio merupakan skala yang pailng ideal, karena memiliki titik nol absolut yang berarti pencatatan
dengan bilngan nol akan menunjukkan gejala sama sekali tidak ada. Skala rasio memiliki jarak yang sama
sehingga dapat mengatakan dengan persis bahwa A dua kali berat B. Variabel rasio mempunyai variasi
paling banyak, yaitu perbedaan, urutan, tingkat, kesamaan jarak perbedaan dan perbandingan.

Variabel interval dan variabel rasio diperlakukan sama dalam statistik, karena kedua-duanya mempunyai
sifat yang serupa untuk dikenai operasi matematika, misalnya dapat dicari rata-ratnya, dipangkatkan,
dibagi dan sebagainya.

5. Penampilan Waktu Pengukuran


Berdasarkan penampilan atau performa saat akan diukur, variabel bisa dibedakan menjadi dua yaitu
variabel maksimalis dan variabel tipikalis.

a. Variabel maksimalis
Yiatu merupakan variabel yang pada waktu pengumpulan datanya responden didorong untuk
menunjukkan penamipilan maksimalnya. Berdasarkan penampilan maksimal tersebut dapat diketahaui
keberadfaan variabel tersebut pada responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur performan
variabel maksimalis adalah berupa tes.

Contoh variabel maksimalis antara lain bakat, kreativitas, prestasi belajar dan sebagainya. Dalam
pengumpulan data variabel maksimalis, responden didorong untuk menunjukkan penampilan yang
maksimal dalam merespon tes, sehingga dapat diketahui tingkat bakat, kreativitas dan sebagainya.
Instrumen yang digunakan misalnya tes bakat, tes kreativitas dan sebagainya.

b. Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis merupakan variabel yang pada saat pengumpulan datanya, responden tidak didorong
untuk menunjukkan penampilan yang maksimal tetapi lebih untuk melaporkan secara jujur keadaan
dirinya dalam variabel yang diukur.

Contoh variabel tipikalis yaitu minat, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, kepribadian, motivasi dan
sebagainya. Pada saat pengumpulan data responden didorong untuk merespon butir - butir pada
instrumen sesuai keadaan, pengalaman, perasaan, dan pikirannya. Isntrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data variabel tipikalis merupakan instrumen non tes, baik itu berupa observasi, angket,
wawancara, dan sebaginya.

Anda mungkin juga menyukai