dan Contohnya
9
Simpan
Variabel Penelitian, Bebas dan Terkait – Penelitian adalah sebuah proses ilmiah dan
sistematis untuk mengetahui segala sesuatu yang diinginkan. Hasil dari kegiatan ini bisa
dimanfaatkan untuk masyarakat atau dijadikan acuan untuk proses selanjutnya. Banyak
komponen yang harus diperhatikan. Salah satunya mengenai objek yang akan diteliti yang lebih
sering disebut dengan variabel penelitian. Jika tanpa ini maka proses penelitian tidak berjalan.
Karena tahap awal yang harus dikerjakan adalah menentukan variabel yang akan diobservasi.
Secara umum variabel adalah objek yang akan dijadikan penelitian baik yang berbentuk abstrak
maupun real. Pelaksanaan kegiatan ini harus sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Jadi
hasil dari bisa observasi dipertanggungjawabkan kebenarannya. Landasan teori yang dipakai
juga mempengaruhi hasil yang didapatkan. Jumlah Variabel tidak ditentukan bergantung pada
jenis penelitian yang akan dilakukan. Setelah mengetahui pengertian variabel penelitian, langkah
selanjutnya adalah mempelajari ragamnya. Beberapa jenis variable yang harus diketahui adalah.
Dengan mengetahui pengertian variabel maka akan didapatkan banyak kemudahan untuk
mendapatkan data yang diinginkan. Setelah diolah kemudian bisa dilakukan sebuah evaluasi
mengenai metode yang digunakan. Apakah akan dilanjutkan atau menggunakan cara lain.
Hipotesa menjadi bagian penting dalam observasi. Ini bisa didapatkan dengan pemilihan variabel
yang baik. Ada beberapa ciri yang dimiliki. Yaitu bersifat relevan dengan tujuan penelitian, bisa
dinilai dan diamati, mudah diidentifikasi, klarifikasi, dan definisinya jelas.
Variabel adalah objek penting dalam penelitian. Pemilihannya harus sesuai agar bisa mencapai
tujuan yang diinginkan. Proses dan landasan teori yang digunakan juga mempengaruhi hasil
observasi. Semakin bagus variabel yang dipilih maka hasil penelitian bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Semoga dengan adanya info mengenai objek penelitian
ini bisa memberi pengetahuan kepada Anda mengenai dunia ilmu pengetahuan.
Beranda
Kepo
Tanaman
Variabel Penelitian (Pengertian, Jenis, Ciri,
dan Contoh)
Oleh alihamdan
Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang
peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan
ditariklah sebuah kesimpulan.
Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena sangat tidak
memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan penelitian tanpa variabel.
Akan tetapi, terkadang banyak sekali hal juga yang menyebabkan kita kurang pemahaman
mengenai apa dan seperti apa variabel, serta ada berapakah variabel dalam sebuah penelitian itu?
Banyak sekali yang harus kita jadikan sebagai (PR), tapi jangan risau karena jawaban sudah
tersedia lengkap di bawah ini.
Seumber: eurekapendidikan.
Variabel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti dapat berubah-ubah,
bermacam-macam, berbeda-beda (tentang harga, mutu, dan sebagainya).
Sebagian besar ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang telah
dimanipulasi, dikontrol, atau diobservasi oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitiannya.
Sebagian ahli juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian. Dari dua pengertian di atas, bisa
diartikan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan ketika proses penelitian
itu sendiri.
Variabel penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, jika landasan teori dalam suatu penelitian berbeda,
maka akan berbeda pula hasil variabelnya.
Kemudian variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan, klasifikasi dan identifikasi.
Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat menentukan jumlah variabel yang akan
digunakan.
Terdapat perbedaan variabel antara ilmu ekstrak dan ilmu sosial. Pada ilmu ekstrak variabel yang
dipakai biasanya mudah diketahui karena bisa dilihat dan divisualisasikan.
Sedangkan variabel dalam ilmu sosial itu bersifat abstrak sehingga susah dijamah secara realita.
Variabel-variabel ilmu sosial lahir dari suatu konsep yang perlu dijelaskan dan diubah bentuknya
sehingga bisa diukur dan dipergunakan secara operasional.
Sudigdo Sastroasmoro
Varibel merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek
lainnya.
Menurut pendapat ini variabel diartikan sebagai atribut atau objek yang memiliki variasi antara
objek dengan objek lainnya.
Menurut Bhisma, definisi variabel yaitu fenomena yang mempunyai variasi nilai dan variasi
nilainya dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif.
Kidder (1981)
Menurut pendapat Kidder, variabel adalah suatu kualitas di mana peneliti mempelajari dan
menarik sebuah kesimpulan dari proses penelitian tersebut.
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu
kelompok yang berbeda dengan apa-apa yang dimiliki oleh kelompok lain juga.
Variabel adalah sesuatu yang dipakai sebagai ciri, sifat, maupun sifat yang didapatkan dari
penelitian tentang konsep pengetian tertentu. Contoh, Pendidikan, umur, gen, pekerjaan,
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Menurut Dr. Watik, variabel adalah sebuah konsep yang memilki variabilitas. Sedangkan konsep
merupakan gambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu.
Kerlinger (1973)
Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Contoh, Pendidikan, penghasilan, jenis
kelamin, produktifitas kerja, tingkat apresiasi, dan sebagainya.
Variabel juga bisa dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda.
Dengan demikian, variabel itu adalah sesuatu yang bervariasi.
Sumber: YouTube.com
Menurut sifatnya, variabel ini dapat dibedakan menjadi 5 yaitu: Sifat variabel, hubungan antar
variabel, urgensi pembukaan instrumen, dan tipe skala pengukuran. Berikut penjelasannya.
Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel
lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan
mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain.
Contoh, jika dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha mengungkap “pengaruh
motivasi belajar terhadap prestasi mahasiswa” maka variabel bebasnya adalah “motivasi
belajar”. Disebut variabel bebas karena variabel ini tidak bergantung pada variabel lain.
Sedangkan variabel “prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh variabel “motivasi
belajar”.
Variabel bebas atau independent ini juga biasa disebut sebagai variabel stimulus, pengaruh dab
prediktor. Di dalam pemodalan persamaan struktural, variabel bebas disebut sebagai variabel
eksogen.
Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat
dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau variasinya
terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.
Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya tergantung pada
variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel output, kriteria, respon, dan
indogen.
Contoh variabel dependent: Aapabila seorang peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa” maka yang menjadi variabel terikatnya
adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi
dan rendahnya prestasi siswa itu tergantung variabel motivasi belajarnya.
Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya sehingga
tidak berpengaruh pada gejala yang sedang diteliti, dengan kata lain yaitu dampak dari variabel
bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih ke
penelitian yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang sifatnya
sangat penting.
Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas permasalahan
yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental, variabel kontrol juga
sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian yang sifatnya membandingkan.
Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel bebas dalam
variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya adalah pretasi belajar sisiwa.
Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang sama misal, pelajaran kimia. Dengan
adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka dampak besarnya pengaruh mengajar terhadap
prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih pasti
2. Sifat Variabel
Pengertian variabel dinamais yaitu suatu variabel yang bisa diubah naik keadaan maupun
karakteristiknya. Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi atau perubahan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan peneliti.
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan. Seperti contoh, prestasi belajar,
motivasi belajar, kinerja pegawai, dan lain-lain
Variabel statis adalah variabel yang mempunyai sifat yang tetap dan tidak dapat diubah, baik
keberadaan maupun karakteristiknya. Dalam kondisi normal sifat-sifat tersebut sulit untuk
diubah.
Contoh seperti, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin, dan lain-lain.
3. Urgensi Faktual
Bedasarkan penting atau tidaknya sebuah instrumen dalam mengumpulkan data, maka dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu variabel konseptual dan faktual, berikut penjelasannya:
Variabel Konseptual
Dinamakan variabel konseptual karena variabel ini tidak terlihat secara fakta dan tersembunyi
dalam suatu konsep. Variabel konsep hanya bisa diketahui berdasarkan indikator yang tampak.
Contoh variabel konsep adalah, motivasi belajar, minat, konsep diri, bakat, kinerja, dan lain-lain.
Karena tersembunyi di dalam konsep, maka keakuratan data yang terdapat pada variabel konsep
tergantung keakuratan indikator dari beberapa konsep yang sudah dikembangkan oleh peneliti.
Variabel Faktual
Berbeda dengan yang di atas, variabel ini merupakan variabel yang ada di dalam faktanya.
Contoh yang dapat kamu lihat dalam variabel ini adalah, gen, usia, asal daerah/sekolah, agama,
pendidikan, dan lain-lain.
Karena sifatnya yang faktual, maka apabila terjadi kesalahan dalam pengumpulan data itu
bukanlah kesalahan instrumen akan tetapi respondennya, misal si responden tidak jujur atau
terdapat sifat-sifat buruk pada responden itu sendiri.
Ada sekitar 4 tingkatan dalam variabel ini yaitu: Nominal, interval, dan rasio, berikut
penjelasannya:
Variabel Nominal
Variabel nominal adalah, variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara kategori dan
diskrit. Variabel nominal bisa disebut juga dengan variabel diskrit. Dilihat dari namanya nominal
atau nomi mempunyai arti nama, hal ini menunjukkan bahwa tanda atau label hanya digunakan
untuk membedakan antar variabel.
Contoh dari variabel ini yaitu: Gender, agama, wilayah, dan lain-lain. Variabel nominal juga
merupakan variabel yang memiliki variasi paling sedikit.
Variabel Ordinal
Variabel ordinal yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan, namun tidak
memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan. Pada urutan ini tergambar
adanya gradasi atau sebuah tingkatan, namun itu semua tidak bisa diketahui secara pasti.
Contohnya yaitu peringkat dalam kejujuran, di mana selisih yang menggambarkan jarak
pencapaian skor/pretasi juara 1, 2, 3, dan seterusnya tidak dipermasalahkan.
Variabel Interval
Berbeda lagi dengan variabel-variabel di atas, skala variabel jenis ini dapat dibedakan, bertingkat
dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, namun kesamaan tersebut sifatnya
tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak.’
Contoh interval, penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9, 10 dan
seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 – 10 memiliki satuan 1 per unit. Jarak angka 4 ke 5
sama saja dengan jarak 5 ke 6…. dan seterusnya.
Namun angka tersebut tidak memiliki arti perbandingan, dalam artian bahwa angka 4 yang
didapatkan oleh seorang siswa itu tidak berarti bahwa kepintaran siswa setengah lebih baik dari
siswa yang mendapat angka 8.
Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan, adanya
persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan.
Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 cm adalah setengah dari orang
yang tinggi badannya 100 cm.
Dalam waktu pengukuran variabel dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: Variabel maksimalis
dan tipikalis. Simak di bawah ini.
Variabel Maksimalis
Variabel maksimalis adalah, variabel yang ketika proses pengumpulan data, ada dorongan
terhadap responden agar menunjukkan penampilan maksimal. Contohnya, kreativitas, bakat,
pretasi dll.
Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis adalah variabel yang ketika peroses pengumpulan data tidak ada dorongan
terhadap responden dalam menunjukkan penampilan secara maksimal, namun lebih kepada jujur
diri terhadap variabel yang diukur.
Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian. Variabel-variabel dimaksud antara lain: variabel bebas dan
variabel terikat, variabel aktif dan variabel atribut, variabel kontinu dan variabel kategori termasuk juga
variabel laten. Selain itu kriteria atau syarat suatu variabel yang baik dalam pengembangannya harus
dipahami dan dimengerti dengan baik sehingga menjadi dasar identifikasi dan pengembangan variabel-
variabel penelitian.
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut sebagai
faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Menurut Kerlinger (2006: 49),
variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kerlinger
juga mengatakan bahwa variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakan sebarang nilai atau
bilangan. Menurut Sugiyono (2009: 60), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99), variabel penelitian adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Bertolak dari
pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan
sifat atau nilai orang, faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan (“dimainkan”) oleh
pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti di bidang pendidikan mengkaji akibat dari berbagai
metode pengajaran, peneliti dapat memanipulasi metode sebagai (variabel bebasnya) dengan
mengggunakan berbagai metode. Dalam penelitian yang bersifat tidak eksperimental, yang dijadikan
variabel bebas ialah yang “secara logis” menimbulkan akibat tertentu terhadap suatu variabel terikat.
Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan kanker paru-paru, merokok (yang memang telah
dilakukan oleh banyak subyek) merupakan variable bebas, sementara kangker paru-paru merupakan
akibat dari merokok atau sebagai variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel penyebab,
sadangkan variabel terikat yang menjadi akibatnya. Dalam bidang pendidikan variabel terikat yang
paling lazim adalah, misalnya prestasi, atau “hasil belajar”. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta
didik, peneliti memiliki sejumlah besar kemungkinan variabel bebasnya, antara lain: kecerdasan, kelas
sosial, metode pembelajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah dan hukuman), sikap
terhadap sekolah, suasana kelas dan seterusnya. Untuk lebih mudah dipahami berikut ini ditampilkan
skema mengenai penjelasan di atas.
Variabel aktif dan variabel atribut
Variabel aktif adalah variabel bebas yang dimanipulasi. Sebarang variabel yang dimanipulasikan
merupakan variabel aktif. Misalnya peneliti memberikan penguatan positif untuk jenis kelakuan tertentu
dan melakukan hal yang berbeda terhadap kelompok lain atau memberikan instruksi yang berlainan
pada kedua kelompok tersebut atau peneliti menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, atau
memberikan imbalan kepada subyek-subyek dalam kelompok lain, atau menciptakan kecemasan dengan
instruksi-instruksi yang meresahkan, maka peneliti secara aktif memanipulasi variabel metode,
penguatan, dan kecemasan.
Variabel atribut adalah yang tidak dapat dimanipulasi atau kata lain variabel yang sudah melekat dan
merupakan ciri dari subyek penelitian. Misalnya: Intelegensi, bakat jenis kelamin, status sosial-ekonomi,
sikap, daerah geografis suatu wilayah, dan seterusnya. Ketika kita melakukan penelitian atau kajian
subyek-subyek penelitian kita sudah membawa variabel-variabel (atribut-atribut) itu. Yang membentuk
individu atau subyek penelitian tersebut adalah lingkungan, keturunan, dan situasi-situasi lainnya.
Perbedaan variabel aktif dan variabel atribut ini bersifat umum. Akan tetapi variabel atribut dapat pula
menjadi variabel aktif. Ciri ini memungkinkan untuk penelitian relasi “yang sama” dengan cara berbeda.
Misalnya kita dapat mengukur kecemasan subyek. Jelas bahwa dalam hal ini kecemasan merupakan
atribut. Akan tetapi kita dapat pula memenipulasi kecemasan. Kita dapat menumbuhkan kecemasan
dengan tingkat yang berbeda, dengan mengatakan kepada subyek-subyek yang termasuk dalam
kelompok eksperimen (kelompok yang diteliti) bahwa yang harus mereka kerjakan sulit, maka tingkat
kecerdasan mereka akan diukur dan masa depan mereka tergantung pada skor tes itu. Sedangkan
kepada subyek lainya dipesan bahwa kerja sebaik-baiknya tetapi santai saja; hasil tes tidak terlalu
penting dan sama sekali tidak mempengaruhi hari depan mereka.
Secara teoritis terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga banyaknya dalam range itu.
Demikianlah maka skor seseorang individu mungkin sekali adalah 4,72 dan bukan 4 atau 5.
Variabel kategori variabel yang berkaitan dengan suatu jenis pengukuran yang dinamakan pengukuran
nominal. Dalam pengukuran nominal terdapat dua himpunan bagian (subset) atau lebih yang
merupakan bagian dari himpunan (set) obyek yang diukur. Individu-individu dikategorisasikan
berdasarkan pemilikan ciri-ciri tertentu yang merupakan penentu suatu himpunan bagian. Jadi
persoalah variabel ini adalah antara “ya” atau “tidak”. Contoh paling mudah adalah variabel kategori
dikotomis: jenis kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit hitam, dan sebagainya. Politomi, yakni
pilihan (partisi) cukup lazim terdapat khususnya dalam sosiologi dan ilmu ekonomi: anutan agama,
pendidikan, kewarganegaraan, pilihan pekerjaan, dan seterusnya.
Syarat-syarat yang dituntut variabel kategori dan variabel nominal, adalah semua anggota himpunan
bagian dipandang sama. Misalnya, kalau variabel itu adalah anutan agama, semua penganut protestan
adalah sama; semua penganut katolik adalah sama; dan semua penganut “lain-lain” pun sama. Jika
seorang agama katolik, dia dimasukkan dalam kategori “katolik” dan diberi angka (nomor) “1” dalam
kategori tersebut. Variabel ini bersifat “demokratis” artinya, tidak mengenal tatanan peringkat atau
ungkapan “lebih besar” maupun “lebih kecil” daripada di antara kategorinya. Semua anggota kategori
memiliki nilai atau harga sama, yakni:
Ungkapan variabel kualitatif kadang-kadang digunakan untuk menunjuk variabel-variabel kategori ini,
khusunya dikotomi, barangkali juga untuk mengkontraskanya dengan variabel kuatitatif (variabel
kontinu). Penggunaan ungkapan itu mencerminkan adanya gagasan yang agak menyimpang mengenai
hakikat variabel. Variabel selalu dapat dikuantisasikan; jika tidak demikian, tentunya bukanlah variabel.
Sebelummnya dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak teramati (non observable) sedangkan
defenisi variabel secara operasional adalah hal-hal yang teramati (observable). Kerlinger (2006: 66)
menambahkan bahwa hal yang dimaksud adalah “variabel laten”. Variabel laten adalah suatu utuhan
obyek (entity) tak teramati yang diduga melandasi variabel amatan. Peneliti cenderung lebih berminat
pada variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabel-variabel amatan; sebab peneliti berupaya
menjelaskan fenomena dan relasinya.
Istilah-istilah lain untuk mengungkapkan gagasan yang kira-kira sama misalnya konstruk disebut dengan
variabel intervensi (intervening variabel). Variabel intervensi adalah istilah yang dibuat untuk menunjuk
pada proses-proses psikologis yang internal dan tak teramati, yang pada gilirannya mengacu pada
perilaku. suatu variabel intervensi ini “hanya ada di otak peneliti” tidak dapat dilihat, didengar, atau
diraba; disimpulkan dari perilaku.
1. Kegunaan Variabel
Motivasi Kerja
(VariabelIndependen)
Apa yang kita duga memiliki dampak inilah kita identifikasi sebagai variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang tidak pernah diamati dan hanya disimpulkan
berdasarkan pada variabel terikat dan bebas.
Hipotesis: Para siswa yang memiliki minat meningkat terhadap tugas yang diberikan, unjuk kerja terhadap
tugas yang diukur meningkat.
Variabel bebas : minat belajar.
Variabel intervening : belajar.
Variabel terikat : unjuk kerja tugas.
Hipotesis: Para siswa yang sering diberi latihan pemecahan masalah menunjukkan sikap lebih kritis daripada
siswa yang tidak diberikan latihan pemecahan masalah.
Variabel bebas : pembelajaran latihan pemecahan masalah.
Variabel intervening : kepercayaan diri.
Variabel terikat : sikap kritis.[7]
5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
memabandingkan.
Contoh: Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel independennya
pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya, adalah naskah
yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama, mesin tik yang
digunakan sama, dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh jenis
pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dependen, moderator,
intervening, atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis
yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris. Untuk itu sebelum peneliti memilih
variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan
terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai membuat rancangan penelitian
dilakukan di belakang meja dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di
objek penelitian. Seringdibuat rumusan masalah penelitian tanpa melalui studi pendahuluan ke
objek penelitian, sehingga setelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada
objek penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis maka
peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya.
Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling
terkait secara simultan baik variabel inependen, dependen moderator dan intervening, sehingga
penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Tetapi karena adanya keterbatasan
dalam berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa variabel penelitian
saja, yaitu pada variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kualitatif hubungan antara
semua variabel tersebut akan diamati, karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu
tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
(holistik).[8]
PENYEBAB
HASIL
HUBUNGAN
C. Memahami Variabel
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap
peneliti. Mengidentifikasikan variabel dan sub variabel ini tidak mudah karenanya membutuhkan
kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.
Memecah variabel menjadi sub variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah
variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh oeneliti. Kategori-kategori
ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh lesadaran bermasyarakat, jika akan
mengukur apakah seseorang cukup besar atau tidak kesadaran bermasyarakatnya, maka perlu
dicari tanda-tandanya, indikatornya dan bukti-buktinya.
Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam meruuskan hipotesis
minor, menyususn instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang ain.
Sedikitnya sub variabel atau kategori, akan menghasilkan kesimpulan yang besar (jika
variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).
Adakalanya peneliti memilih sedikit variabel teapi besar-besar, ini menunjukkan bahwa
peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian
variabel, datanya semakin luas dan gambaran hasil penelitian semakin jelas.
Berhubung pentingnya kategorisasi variabel penelitian, maka berikut ini dasajikan contoh
penjabaran variabel dan dilengkapi dengan cara memperoleh datanya.
Contoh:
Sebuah penelitian dengan judul:
“Pengaruh Kualitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Murid”
Variabel bebas : kualitas guru.
Variabel terikat : prestasi belajar murid.
Yang ditulis di dalam kurung adalah cara atau metode bagaimana data diperoleh.
No. Variabel bebas: Variabel terikat:
Kualitas Guru Prestasi belajar murid
1. Pendidikan guru (dokumen) 1. Nilai harian (dokumen)
2. Pengalaman mengajar (dokumen)2. Nilai ulangan umum (dokumen)
3. Banyaknya penataran (dokumen)3. Nilai tugas-tugas (dokumen)
4. Usia (dokumen) 4. Cara menjawab pertanyaan di kelas
5. Minat menjadi guru (kuesiner (observasi)
kepada guru) 5. Cara menyusun laporan (dokumen)
6. Penguasaan terhadap materi
6. Nilai ketelitian catatan (dokumen)
pengajaran (kuesioner murid) 7. Ketekunan, keuletan (observasi)
7. Pendekatan atau cara mengajar
8. Usaha (observasi) dan sebagainya.
(observasi atau kursioner murid)
8. Hubungan guru-murid (kuesioner
murid) dan sebagainya.
Ketika menentukan sub-variabel ini peneliti harus berfikir, bagaimana selalu sambil
berpikir bagaimana cara mengumpulkan datanya. Apabila hal ini tidak diperhatikan maka
variabel yang telah ditemukan dan kelihatan menarik mungkin tidak ada datanya.
Tujuan kategorisasi variabel adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan
yang sedang diteliti. Makin terperinci kita memahami permasalahan kita, maka makin bermutu
pemecahannya. Oleh karena itu, hipotesis mayor dapat dipecah menjadi hipotesis minor sesuai
dengan penjabaran variabelnya.[11]
Pengertian Variabel
Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian kuantitatif adalah penentuan variabel atau ubahan
penelitian. Dalam tahap ini seorang peneliti harus memutuskan variabel-variabel apa saja yang akan
dijadikan objek atau titik perhatian dalam penelitiannya. Oleh karena itu istilah “variabel” merupakan
istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap penelitian.
Secara teoritis variabel bisa didefinisikan sebagi atribut atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang dengan orang yang lainnya ataupun satu objek dengan objek yang lainnya (Hatch & Farhady,
1981). Sugiyono (2010:38) menyatakan, variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai atau sifat
orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari
dan selanjutnya ditarik kesimpulannya. Menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009:169), variabel merupakan
suatu konsep yang bisa diukur dan memiliki variasi nilai. Menurut Kerlingger (1973), variabel bisa
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai tidak sama atau berbeda. Dengan begitu
variabel dapat dikatakan variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi, dinamakan variabel
dikarenakan terdapat variasinya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, variabel adalah suatu
konsep yang mempunyai variasi nilai. Konsep apapun itu asalkan mempunyai nilai bisa disebut sebagai
variabel, dan sebaliknya jika tidak ada variasi nilainya dalam konsep tersebut maka bukan termasuk
pada kategori variabel. Jadi, konsep siswa bukan termasuk variabel, dikarenakan tidak mengandung
unsur nilai yang bervariasi. Sedangkan untuk status siswa dan prestasi siswa termasuk kedalam variabel
karena mempunyai nilai yang berbeda-beda. Begitu pula pendidikan, bukan tergolong variabel,
akantetapi untuk jenis pendidikan dan jenjang pendidikan merupakan variabel karena mengandung
adanya variasi nilai. Umur, Status sosial, berat badan, tinggi badan, status perkawinan, motivasi belajar,
kinerja guru semuanya termasuk kedalam konsep variabel.
Konsep – konsep yang tidak mengandung variasi nilai bisa diubah menjadi variabel dengan
menitikberatkan pada aspek tertentu atau dengan menambahkan atribut tertentu dari konsep tersebut.
Misalnya: konsep belajar bisa diubah menjadi variabel dengan mengubahnya menjadi hasil belajar, cara
belajar, prestasi belajar, teori berlajar dan lain sebagainya.
Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki variasi nilai, membedakan
satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu populasi, dan bisa diukur.
Variabel mimiliki nilai yang bervariasi. Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain
dalam satu populasi , maka variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai berikut:
dari suatu populasi yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi atau IP hanya akan menjadi
variabel bila terdapat variasi nilai dalam IP pada populasi tersebut. Dan sebaliknya, jika dari 40 orang
mahasiswa tersebut tidak terdapat variasi nilai dalam IP karena memiliki nilai IP yang sama, maka IP
bukan termasuk dalam konsep variabel dari populasi kelompok tersebut. Contoh yang lainnya, dari
suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi bukanlah merupaka
variabel jika seluruh orang dalam populasi itu mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.
Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya. Objek – objek bisa menjadi anggota populasi
karena memiliki suatu karakteristik yang sama. Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih
bisa dibedakan satu sama lainnya dalam suatu variabel. Contohnya, populasi mahasiswa terdiri dari
anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik, yaitu mahasiswa. Selain dari kesamaan
tersebut, diantara mahasiswa tersebut memiiliki perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin,
motivasi belajar, cara belajar, prestasi, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan
sebagainya. Perbedaan – perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan memiliki sifat
membedakan di antara objek yang ada di dalam populasi mahasiswa tersebut.
Variabel harus bisa diukur. Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif,
terukur dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum tentu
dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah operasionalisasi konsep (Bouma, 1993:38).
Contohnya sebagai berikut, belajar adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, mahasiswa adalah
konsep dan jumlah mahasiswa adalah variabel. Dengan demikian data dari variabel penelitian harus
stampak dalam perilaku yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya prestasi belajar adalah jumlah
jawaban yang benar dihasilkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan sebuah tes.
Suatu penelitian di dalamnya selalu terdapat variabel, baik yang berupa variabel tunggal ataupun
variabel jamak yang harus dinyatakan secara eksplisit oleh seorang peneliti. Variabel tersebut di
dalamnya juga selalu mengandung beberapa gejala yang membedakannya satu dengan yang lainnya.
Berikutnya juga di dalam setiap gejala bisa juga ditemuai berbagai unsur atau aspek atau faktor yang
perlu diidentifikasi secara cermat.
Dalam suatu kegiatan penelitian dikenal berbagai macam penamaan variabel. Dari berbagai maca
penamaan itu, paling tidak bisa diklasifikasikan berdasarkan lima aspek. Kelima aspek tesebut adalah:
1. Sifat Variabel
Berdasarkan sifatnya, variabel penelitian bisa dikelompokan menjadi dua, yaitu variabel statis dan
variabel dinamis.
a. Variabel Statis
Variabel statis adalah variabel yang memiliki sifat yang tetap, tidak bisa diubah keberadaan maupun
karakteristiknya. Dalam kondisi yang normal dan wajar sifat-sifat tersebut sukar untuk diubah, misalnya
seperti jenis kelamin, jenis status sosial ekonomi, jenis pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya.
Variabel statis ini juga ada yang menyebutnya dengan variabel atributif (Sudjarwo dan Basrowi,
2009:198). Sifat yang ada padanya adalah tetap, untuk itu penelitian hanya mampu untuk memilih atau
menyeleksi. Oleh sebab itu variabel ini juga dikenal juga dengan nama variabel selektif. Menurut
Suharsimi (2006:124), selain menggunakan istilah variabel statis, juga menggunakan istilah variabel tidak
berdaya untuk masud yang sama, dikarenakan peneliti tidak mampu mengubah ataupun mengusulkan
untuk merubah variabel ini.
b. Variabel Dinamis
Variabel dinamis adalah suatu variabel yang bisa diubah keberadaannya ataupun karakteristiknya.
Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi maupun diubah sesuai dengan ktujuan yang
dikehendaki oleh peneliti. Pengubahan tersebut bisa berupa peningkatan ataupun penurunan.
Contohnya seperti berikut; motivasi belajar, kinerja pegawai,prestasi belajar, dan sebagainya. Selain
memakai istilah variabel dinamis, untuk maksud yang sama Suharsimi (2006:124), memakai istilah
variabel berubah. Sedangkan Sudjarwo dan Basrowi (2009:197) memakai istilah variabel aktif, untuk
menyebut variabel dinamis ini.
Contoh berikut akan lebih memudahkan untuk memahami variabel bebas dalam sebuat penelitian. Bila
dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa”, maka variabel bebasnya adalah “motivasi belajar”. Variabel ini disebut
variabel bebas karena adanya variabel ini tidak bergantung pada variabel lain, sedangkan variabel
“prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh variabel “motivasi belajar”.
Variabel bebas sering juga dikenal sebagai variabel stimulus, pengaruh dan prediktor. Dalam structural
Equation Modelling (SEM) atau permodelan persamaan struktural, variabel bebas ini disebut sebagai
variabel eksogen.
Contoh: jika peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa”,
maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini disebut sebagai
variabel terikat karena tinggi ataupun rendahnya prestasi beljar siswa tergantung dan dipengaruhi oleh
variabel motivasi belajar.
c. Variabel Kontrol (Control Variable)
Varibael ini merupakan variabel yang di dalam hal tertentu dibatasi atau dikendalikan pengaruhnya
sehingga tidak berpengaruh atau tidak meimiliki efek terhadap gejala yang sedang diteliti, ataupun
dengan kata lain pengaruh varibael bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak secara eksplisit dinyatakan, akan tetapi
pada penelitian yang lebih bersifat eksperimental pengendalian variabel ini merupakan hal sangat
penting sekali. Hal ini dilakukan guna mengurangi kompleksitas atau kerumitan permasalahan yang
sedang diteliti. Selain dipakai dalam penelitian eksperimental, variabel kontrol juga sering dipakai oleh
peneliti, jika hendak melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contohnya sebagai berikut: Pengaruh motode mengajar terhadap prestasi belajar siswa. Varibel bebas
pada penelitian ini adalah metode mengajar, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah prestasi
belajar siswa, variabel kontrol yang ditetapkan sama adalah mata pelajaran yang sama misalnya pada
pelajaran fisika. Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh metode
mengajar terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui lebih pasti.
Contoh: hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar akan semakin kuat bila ditopang dengan IQ
yang baik, dan hubungan semakin rendah jika IQ kurang baik.
Contohnya: Pengaruh pendapatan terhadap harapan hidup seseorang. Tinggi rendahnya pendapatan
seseorang secara tidak langsung akan mempengaruhi usia harapn hidup. Dikatakan tidak langsung
karena tingkat pendapatan seseorang sebenarnya berpengaruh langusng terhdapa gaya hidup,
sedangkan gaya hidup akan mempengaruhi secara langsung terhadap usia harapan hidup. Dengan
demikian diantara variabel pengaruh tingkat pendapatan terhadap usia harapan hidup ada variabel
antara, yaitu variabel gaya hidup, sedangkan antara variabel tingkat pendapatan dengan variabel gaya
hidup terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal (sugiyono, 2010:40).
Supaya dapat menentukan keudukan variabel bebas, terikat, control, moderator, variabel antara atau
variabel yang lainnya, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari
maupun dari hasil pengamatan empiris. Oleh karena itu, sebelum peneliti mimilih variabel apa yang
akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada
objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi menyusun rancangan penelitian dibelakang meja, dan
tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian. Tidak jarang terjadi,
rumusan masalah tersebut dibuat tanpa melalui studi pendahuluan ke objek penelitian, sehingga setelah
dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian. Setelah masalah bisa
dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka penelitian bisa menentukan variabel-variabel
penelitiannya.
a. Variabel Faktual
Variabel ini meruakan variabel yang ada di dalam fakta-faktanya. Contoh variabeel faktual antara lain,
agama, jenis kelami, pendidikan, usia, asal sekolah, status perkawinan, asal sekolah, asal tempat tinggal,
dan sebagainya. Karena sifatnya yang faktual, maka jika terdapat kesalahan dalam pengumpulan data,
kesalahan bukan terletak pada instrumen akan tetapi pada responden, misalnya memberi jawaban yang
tidak jujur. Instrumen untuk mengumpulkan data variabel faktual tidak perlu dibakukan. Tidak perlu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
b. Variabel Konseptual
Variabel konseptual adalah variabel yang tidak terlihat dalam fakta akan tetapi tersembunyi dala suatu
konsep. Variabel konsep hanya diketahui berdasarkan indikator yang nampak. Contoh variabel konsep
yiatu prestasi belajar, minat, kecerdasan, motivasi belajar, bakat, konsep diri, kinerja, dan lain
sebagainya. Karena tersembunyi dalam konsep, maka keakuratan data dari variabel konsep tergantung
pada keakuratan indikator dari konsep-konsep yang dikembangkan oleh peneliti.
Kesalahan data dalam pengukuran bisa disebabkan oleh kesalahan konsep beserta indikator pada
instrumen yang dikembangakan oleh peneliti. Kesalahan data dari variabel prestasi belajar, contohnya
kemungkinan disebabkan oleh instrumen pengumpulan data prestasi, baik melalui tes maupun dengan
non tes yang salah konsep. Untuk memastikan instrumen tidak salah konsep maka sebelum digunakan
untuk mengumpulkan data variabel konsep, instrumen harus diuji validitas dan reliabitilitasnya.
a. Variabel Nominal
Variabel ini dikenal juga dengan vaiabel diskrit. Sesuai dengan namanya nominal atau nomi yang berarti
nama, menunjukkan label atau tanda yang hanya untuk membedakan atara variabel satu dengan
variabel yang lainnya. Variabel nominal adalah variabel yang hanya dapat digolongkan secara terpisah,
secara diskrit, secara kategori. Contohnya jenis kelamin, jenis sekolah, wilayah, agama dan lain
sebagainya. Variabel nominal adalah variaebl yang mempunyai variasi yang paling sedikit, yaitu
perbedaan.
Sekala pengukuran dari variabel nominal merupakan skala yang paling sederhana di mana angka yang
diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan tersebut terhadap katergori yang
lainnya akan tetapi hanya sekedar kode atau label. Misalnya variabel jenis kelamin dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Selanjutnya kategori laki-laki diberi label 1 dan
kategori perempuan diberi label 2, disini tidak berarti kategori wanita bernilai lebih tinggi dibandingkan
dengan kategori laki-laki. Karena pada variabel ini angka yang diberikan tidak memiliki nilai intrinsik.
Skala nominal hanya menunjukkan perbedaan, tidak menunjukkan jarak perbedaan, kedudukan maupun
perbandingan.
Penelitian terhadap variabel nominal memiliki kegunaan yang terbatas. Dalam penelitian yang bersifat
terbatas, hanya bisa diketahui adanya suatu hubungan atau pengaruh, tetapi tidak bisa mengetahui
tingkat pengaruh antar variabel yang sedang diteliti.
b. Variabel Ordinal
Variabel ini merupakan variaebl yang mempunyai variasi perbedaan, urutan atau tingkatan (order),
tetapi tidak mempunyai kesamaan jarak perbedaan serta tidak dapat diperbandingkan. Urutan ini
menggambarkan adanya gradasi atau peringkat, tetapi jarak tingkat yang satu dengan tingkat yang
lainnya tidak bisa diketahui dengan pasti.
Contoh variabel ordinal yaitu peringkat kejuaraan, yang mana selisih yang menggambarkan jarak
pencapaian skor atau perstasi juara I, II, dan III tidak dipermasalahkan. Contoh lain adalah rangking
prestasi belajar siswa yang diperoleh dari skor hasil ujian, sebagai misal rangking I mempunyai skor 90,
rangking II mempunyai skor 88, rangking III mempunyai skor 80, dan seterusnya. Dalam menentukan
rangking tersebut selisih jumlah skor masing – masing peringkat tidak dipermasalahkan. Jarak anatara
rangking tidak sama, jarak rangking I dengan rangking II mempunyai jarak dua skor, sedangkan rangking
II dengan rangking III mempunyai jarak delapan skor.
Ordinal merupakan angka yang menunjukkan posisi dalam suatu urutan, dalam suaru seri. Skala ordinal
yang disebut juga skala berjenjang berbentuk peringkat menggolongkan subjek menurut jenjangnya,
tanpa memperhatikan jarak antara golongan yang satu dengan yang lain. Satu –satunya syarat
penggolongan adalah adanya tingkatan atau jenjang yang berbeda, adanya order. Skala ordinal tidak
hanya mengkategorikan variabel yang menunjukkan perbedaan kalitatif antara berbagai kategori, tetapi
juga mengurutkan kategori berdasarkan suatu cara tertentu.
c. Variabel Interval
Variabel ini merupakan variabel yang skala pengukurannya bisa dibedakan, bertingkat, dan mempunyai
jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, akan tetapi tidak bersifat mutlak dan tidak bisa
diperbandingkan. Contahnya hasil belajar siswa yang diberikan angka 4,5,6,7,8 dan seterusnya. Skala
penilaian antara 1 hingga 10 mempunyai satuan 1 per unit. Jarak antara 4 dengan 5 sama dengan jarak
antara 5 dengan 6 dan seterusnya, namun angka-angka tersebut tidak mempunyai arti perbandingan.
Artinya bahwa angka 4 yang diperoleh siswa tidak berarti kepintaranya setengah dari kepintaran siswa
yang mendapatkan angka 8. Hal ini karena angka dalam skal interval tidak mempunyai sifat absolut
sehingga tidak bisa diperbandingkan.
Variasi dalam variabel interval mempunyai perbedaan, urutan, dan jarak perbedaan yang sama besar
antar variabelnya. Oleh sebab itu, skala ini lebih baik daripada skala nominal dan skala ordinal, dan hasil
pengukurannya mempunyai kecendrungan sentral, dan rata-rata. Hasil pengukuran dari dispersi adalah
mean, meidan, mode, standar deviasi, dan sebagainya.
d. Variabel Rasio
Variabel rasio merupakan variabel yang mempunyai skor yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai
kesamaan jarak perbedaan, dan bisa diperbandingkan. Dengan demikian variaebl yang mempunyai skala
rasio merupakan variabel yang mempunyai tingkat tertinggi dalam penskalaan pengukuran variabel,
karena bisa menunjukkan perbedan, tingkat, jarak, dan dapat diperbandingkan. Contohnya variabel
berat badan, seorang berat badannya 30 kg adalah setengah dari orang yang bertnya 60 kg.
Skala rasio merupakan skala yang pailng ideal, karena memiliki titik nol absolut yang berarti pencatatan
dengan bilngan nol akan menunjukkan gejala sama sekali tidak ada. Skala rasio memiliki jarak yang sama
sehingga dapat mengatakan dengan persis bahwa A dua kali berat B. Variabel rasio mempunyai variasi
paling banyak, yaitu perbedaan, urutan, tingkat, kesamaan jarak perbedaan dan perbandingan.
Variabel interval dan variabel rasio diperlakukan sama dalam statistik, karena kedua-duanya mempunyai
sifat yang serupa untuk dikenai operasi matematika, misalnya dapat dicari rata-ratnya, dipangkatkan,
dibagi dan sebagainya.
a. Variabel maksimalis
Yiatu merupakan variabel yang pada waktu pengumpulan datanya responden didorong untuk
menunjukkan penamipilan maksimalnya. Berdasarkan penampilan maksimal tersebut dapat diketahaui
keberadfaan variabel tersebut pada responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur performan
variabel maksimalis adalah berupa tes.
Contoh variabel maksimalis antara lain bakat, kreativitas, prestasi belajar dan sebagainya. Dalam
pengumpulan data variabel maksimalis, responden didorong untuk menunjukkan penampilan yang
maksimal dalam merespon tes, sehingga dapat diketahui tingkat bakat, kreativitas dan sebagainya.
Instrumen yang digunakan misalnya tes bakat, tes kreativitas dan sebagainya.
b. Variabel Tipikalis
Variabel tipikalis merupakan variabel yang pada saat pengumpulan datanya, responden tidak didorong
untuk menunjukkan penampilan yang maksimal tetapi lebih untuk melaporkan secara jujur keadaan
dirinya dalam variabel yang diukur.
Contoh variabel tipikalis yaitu minat, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, kepribadian, motivasi dan
sebagainya. Pada saat pengumpulan data responden didorong untuk merespon butir - butir pada
instrumen sesuai keadaan, pengalaman, perasaan, dan pikirannya. Isntrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data variabel tipikalis merupakan instrumen non tes, baik itu berupa observasi, angket,
wawancara, dan sebaginya.