Kelas : Manajemen C
NIM : 1793142041
Tiba di kota Bantaeng, kami berangkat menuju lokasi. Perjalanan dari kota
ke puncak Muntea ini menghabiskan +1 jam. Dengan ketinggian + 1200 mdpl,
jalan yang dilalui penuh dengan tanjakan dan tikungan tajam. Jika berniat untuk
berkunjung ke Muntea dengan mobil, make sure driver Anda mempunyai jam
terbang tinggi dan sudah terbiasa dengan medan berat. Begitupun mobil yang kita
gunakan sebisa mungkin dengan mobil yang ber-cc tinggi. Ini penting, karena
salah sedikit, mobil akan berhenti di tengah tanjakan yang sekaligus tikungan
tajam, dengan kanan kiri kita jurang. Dan yang tidak kalah penting, semakin
mendekati Muntea, suhu udara akan semakin dingin. So,siapkan jaket yang tebal,
dan hangatkan tubuh anda sebisa mungkin.
Sekitar jam 8 malam, akhirnya kami tiba. Karena kebetulan salah satu
anggota keluarga kami mempunyai keluarga disana, maka kami tinggal di rumah
keluarga tersebut. Walaupun sebenarnya tersedia penginapan disana. Setiba kami
disana, kami disuguhi dengan aneka makanan yang bahan-bahannya langsung
diambil dari kebun, jadi kenikmatannya bertambah. Tempat nginap kami ini
berhadapan langsung dengan laboratotium kultur jaringan. Dimana, tanaman-
taman di tempat tersebut dikembangkan dengan teknik kultur jaringan, jadi
banyak sekali bibit-bibit tanaman disana yang bisa kita beli.
Pagi harinya kami dimanjakan dengan udara pegunungan yang segar, dan
matahari pagi yang sendu, kami langsung bersiap-siap untuk ke kebun stroberi
dan apel. Kondisi di Muntea yang berbukit dengan udara yang sejuk, memang
sangat cocok bila ditanami dengan apel dan strawberry. Kedua tanaman ini selain
tanaman seperti kol, wortel, kentang dan sebagainya, telah membantu secara
langsung perekonomian masyarakat sekitar. Sertibanya kami, Tepat di depan
pintu masuk kebun, kami ‘disapa’ dengan deretan angka-angka nominal rupiah
berwarna putih. Itulah deretan harga yang harus dibayar bila ingin masuk ke
kebun strawberry, termasuk bila akan memetik dan mengambil buah. Selain, buah
tanga seperti buah stroberi dan apel, kita juga bisa membawa pulang oleh-oleh
berupa bibit-bibit tanaman bunga yang indah.
Di kawasan Muntea itu juga, kami bisa menyaksikan keindahan alam
Jeneponto, Bulukumbah, bahkan Selayar dari ketinggian. Sayangnya, kami hanya
sebentar disana, sehingga pemandangan malam harinya tidak sempat kami
nikmati, yang mana dimalam hari kita akan disuguhi keindahan lampu-lampu kota
dan perahu nelayan di perairan Bulukumba.
Sore hari, kami harus pulang. Membawa oleh-oleh serta cerita pengalaman
yang tak akan pernah terlupakan. Agrowisata Muntea, menjadi tempat wisata
untuk menghilangkan penat serta menjadi tempat eduwisata yang mengenalkan
kita jenis-jenis tanaman serta cara pemeliharaannya.