Anda di halaman 1dari 6

Fenomenologi dalam kaitannya dengan dunia penelitian dipandang sebagai salah satu bentuk

penelitian kualitatif. Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena (fenomenologis) tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik. Fenomenologi ini
berasal dari filsafat yang mengelilingi kesadaran manusia yang dicetuskan oleh Edmund Husserl
(1859-1938) seorang filsuf Jerman. Pada awalnya teori ini digunakan pada ilmu-ilmu sosial.
Menurut Husserl dalam Afandi (2007), ada beberapa definisi fenomenologi, yaitu: (1)
pengalaman subjektif atau fenomenologikal, dan (2) suatu studi tentang kesadaran dari perspektif
pokok dari seseorang. Teori ini merupakan hasil dari perlawanan teori sebelumnya yang
memandang sesuatu dari paradigma ketuhanan. Jadi secara sederhana, fenomenologi diartikan
sebagai sebuah studi yang berupaya untuk memahami dan mendeskripikan sebuah fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.

Karakteristik Penelitian Fenomenologi


Berikut karakteristik dari penelitian fenomenologis, diantaranya:

1. Tidak berasumsi mengetahui apa makna sesuatu bagi manusia yang akan diteliti, mereka
mempelajari sesuatu itu (Douglas, 1976).
2. Memulai penelitian dengan keheningan/diam untuk menangka makna yang sesungguhnya
dari apa yang diteliti (Psathas,1973).
3. Menekankan aspek-aspek subjektif dari tingkahlaku manusia, peneliti mencoba masuk di
dalam dunia konseptual subjek agar mengerti bagaimana dan apa makna yang mereka
konstruk di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mereka (Gerrtz, 1973).
4. Ahli fenomenologi memercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang dapat
digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman manusia,melalui interaksi
seseorangdengan orang lain danini merupakan makna pengalaman realitas (Greene, 1978).
5. Semua cabang penelitian kualitatifmeyakini bahwa untuk memahami subjek adalah
dengan melihatnya dari sudut pandang mereka sendiri. Walaupun demikian, fenomenologi
tidak seradikal itu (Blumer, 1980) (Dalam Bogdan dan Biklen, 1982).
Langkah-langkah penelitian fenomenologi:
Desain penelitian fenomenologi juga sama dengan penelitin kualitatif yang lain yang tidaklah
sekaku penelitian kuantitatif. Desain lebih fleksibel dan mungkin juga berubah pada waktu
dilapangan seandainya ditemukan hal-hal baru dan prinsipiel. Berikut langkah-langkah yang
perlu mendapatkan perhatian menurut yusuf, (2014) sebagai berikut:

1. Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui penelitian kualitatif.


2. Analisis fenomena tersebut apakah cocok diungkap melalui fenomenologi. Apakah
fenomena tersebut berkaitan dengan interaksi manusia., baik sebagai individu maupun
kelompok yang mengunakan alat, tanda, atau simbol dalam berkomunikasi? Andai
jawabannya ya dan tujuan penelitian adalah untuk memerikan dan menggambarkan interksi
tersebut, maka fenomenologi wajar digunakan.
3. Tentukan subjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya
4. Pengumpulan data kelapangan
5. Pembuatan catatan, termasuk foto
6. Analisis data
7. Penulisan laporan
Analisis data telah berlangsung sejak awal penelitian, redyksi data dan triangulasi data(termasuk
di dalam reduksi fenoomenologis, reduksi eidetis, dan reduksi transendental), sehingga
penggambaran fenomena yang sesungguhnya dilakukan secara teliti dan hati-hati.

Sumber: https://penalaran-unm.org/penelitian-fenomenologi/

Penelitian Fenomenologi
Fenomenologi merupakan studi tentang berbagai struktur kesadaran yang dialami dari sudut
pandang orang pertama. Fenomenologi sebagai suatu disiplin ilmu berbeda dengan cabang-
cabang filsafat lainnya, seperti ontologi, epistemologi, logika dan etika, tetapi pada saat yang
sama berkaitan dengan disiplin-disiplin ilmu tersebut.

Sehingga apa yang dipelajari dalam fenomenologi dianggap sebagai metode kajian tidak
menampik unsur-unsur yang pada umumnya tidak berkaitan dengan fakta atau tidak
diperhitungkan sejak awal karena dianggap salah. Studi ini bersifat penelitian deduktif dan
dimulai dari hubungan dengan lingkungan, dengan yang baik, yang buruk, yang benar dan yang
salah.

Pengertian Penelitian Fenomenologi


Penelitian fenomenologis adalah riset yang senantisa memungkinkan si peneliti untuk
mengeksplorasi pengalaman dan persepsi sensorik yang berbeda dengan
persepsi abstrak dari topik penelitian tentang fenomena yang diteliti serta pembentukan
pemahaman berdasarkan pengalaman dan persepsi ini.

Pengertian Penelitian Fenomenologi Menurut Para Ahli


Adapun definisi penelitian fenomenologi menurut para ahli, antara lain:

1. Edmund Husserl (1859-1938)

Pada dasarnya istilah feomenologi diperkenalkan oleh Johann Heinrickh Lambert pada tahun
1764. Akan tetapi, Edmund Husserl-lah yang dipandang sebagai bapak fenomenologi, karena
intensitas kajiannya dalam ranah filsafat. Menurut pandangan Husserl, fenomenologi adalah ilmu
tentang fenomena.

Fenomenologi yang dirintis Edmund Husserl memiliki semboyan: zuruck zu den sachen


selbst (kembali ke hal-hal itu sendiri), yang berarti bahwa fenomenologi merupakan metode
untuk menjelaskan fenomena dalam kemurniannya. Menurut Husserl, fenomena itu sendiri bisa
diartikan sebagai segala sesuatu yang dengan suatu cara tertentu tampil dalam kesadaran
manusia.

2. Littlejohn (1996:204)

Littlejohn mengemukakan bahwa “phenomenology makes actual lived experience the basic data
of reality” sehingga arti ini menunjukkan bahwa dalam fenomenologi, pengalaman hidup yang
sesungguhnya sebagai data dasar dari realita.

3. David Woodruff Smith (2018)

Arti penelitian fenomenologi adalah riset yang digambarkan sebagai studi kasus tentang


fenomena yang terwujud dalam pengalaman kita, cara kita memandang dan memahami
fenomena, dan makna fenomena dalam pengalaman subjektif.

Ciri Penelitian Fenomenologi


Karakteristik utama dalam penelitian fenomenologi diantaranya;

1. Menggambarkan makna dari pengalaman yang telah dijalani oleh seseorang atau
beberapa orang sehubungan dengan konsep tertentu
2. Fenomenologi tidak tertarik pada suatu penjelasan, melainkan berkaitan dengan aspek
esensial dari pengalaman hidup
3. Fenomenologi merupakan studi sistematis tentang subjektivitas
4. Fenomenologi berupaya untuk menggambarkan apa yang mendasari cara orang biasanya
menggambarkan pengalaman
5. Fenomenologi mempelajari koeksistensi antara seseorang dalam suatu kelompok
6. Fenomenologi memiliki reduksi transendental
7. Fenomenologi secara metodis mengarah pada penemuan dan analisis hal-hal atau objek
penelitian di dunia
8. Fenomenologi berusaha untuk memahami bagaimana orang membangun makna sesuatu
9. Kebenaran kritis tentang realitas didasarkan pada pengalaman orang-orang
10. Peneliti dan informan penelitian seringkali dianggap sebagai partisipan sekunder

Jenis Penelitian Fenomenologi


Penelitian yang mempergunakan metode fenomenologi berupaya untuk mempelajari dan
memperoleh pengetahuan maksimum tentang semua aspek fundamental dan juga hal-hal yang
tidak penting untuk proses yang mengalami fenomena tertentu. Oleh karena itulah dalam
penerapannya terbagi dalam 3 macam. Yakni;

1. Fenomenologi Realis
Formulasi awal Edmund Husserl, berdasarkan edisi pertama penelitiannya tentang logika,
memiliki tujuan untuk menganalisis struktur dari tindakan mental yang disengaja, karena bagi
Husserl hal tersebut diarahkan pada objek nyata dan ideal. Ini adalah versi yang disukai
Universitas Munich pada awal abad ke-20.

2. Fenomenologi transendental/konstitutif
Jenis fenomenologi yang satu ini adalah rumusan Husserl selanjutnya, berdasarkan ide-idenya
pada tahun 1913, di mana ia mengambil pengalaman intuitif terhadap suatu fenomena sebagai
titik awal dan mencoba mengekstrak karakteristik umum yang esensial dari pengalaman dan
esensi dari apa yang ia alami, dengan mengesampingkan pertanyaan tentang hubungan apa pun
dengan alam di sekitar kita.

3. Fenomenologi eksistensial
Jenis fenomenologi yang satu ini adalah formulasi Heidegger yang diperluas, seperti yang
diungkapkan dalam “Being and Time” -nya tahun 1927, bahwa pengamat tidak dapat
memisahkan dari dunia dan, oleh karena itu, merupakan kombinasi dari metode fenomenologis
dengan kepentingan memahami manusia di dunia eksistensinya.

Kelebihan Penelitian Fenomenologi


Kelebihan mempergunakan metode penelitian fenomenologi diantaranya;

1. Perspektif Unik, Ada beberapa nilai yang dapat ditemukan dalam memfokuskan


penelitian pada bagaimana orang memandang suatu peristiwa atau fenomena, daripada
hanya bagaimana fenomena itu ada dalam ruang hampa.
2. Pemahaman , Mungkin manfaat terbesar dari penelitian fenomenologi adalah kenyataan
bahwa hal itu dapat memberi kita pemahaman yang mendalam dan terperinci tentang satu
fenomena.
3. Kaya Data, Karena data diperoleh dari cukup banyak individu, maka data yang dapat
diterima seseorang melalui penelitian fenomenologi lebih kaya dan mengesankan. Hal
tersebut merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan pendekatan yang benar-benar
unik untuk memahami fenomena.

Kekurangan Penelitian Fenomenologi


Kekurangan mempergunakan metode penelitian fenomenologi diantaranya;

1. Subjektivitas, Menetapkan reliabilitas dan validitas dalam penelitian fenomenologi dapat


menjadi tantangan tersendiri, sehingga ada kecenderungan penelitian bersifat subjektif.
2. Bias, Bias yang ditimbulkan peneliti dapat mempengaruhi penelitian, dan ini terutama
berlaku pada penelitian fenomenologis.
3. Presentasi hasil, Mempresentasikan temuan penelitian ini lebih sulit karena hasil
penelitian dapat terbukti sangat kualitatif, yang membuatnya sulit untuk menyajikan
temuan dengan cara yang dianggap berguna oleh praktisi.

Contoh Penelitian Fenomenologi


Sebagai penjelasan yang memahamkan. Berikut ini merupakan contoh penggunaan dengan
penelitian fenomenologi misalnya;

1. Fenomenologi Pendidikan
Tema utamanya yang menjadi judul dalam riset ini adalah

Lingkungan Belajar Di Luar Sekolah dalam Pendidikan Ilmu Sosial: Penelitian Fenomenologis
dengan Calon Guru (Out of School Learning Environments in Social Studies Education: A
Phenomenological Research with Teacher Candidates)

Dimana penjelasan tentang penelitian ini dilakukan oleh Ersin dari Fakultas Pendidikan
Universitas Kastamonu pada tahun 2017, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat calon guru
tentang tempat dan pentingnya lingkungan belajar di luar sekolah dalam pendidikan IPS.

Metode fenomenologi yang merupakan salah satu desain penelitian kualitatif digunakan dalam
penelitian ini. Kelompok kerja penelitian terdiri dari 73 calon guru yang melaksanakan kegiatan
di luar sekolah (43 calon guru IPS dan 31 calon guru Kelas).

Ketika hasil penelitian dievaluasi, disimpulkan bahwa calon guru percaya bahwa kegiatan


pembelajaran di luar sekolah mengandung pengetahuan dan meningkatkan daya ingat dengan
mengintegrasikan pembelajaran ke dalam kehidupan. Selain itu menurut calon guru masih
banyak kendala menjelang kegiatan keluar sekolah terutama alasan ekonomi dan keengganan
guru serta struktur/isi mata pelajaran IPS sangat sesuai untuk kegiatan tersebut.

2. Fenomenologi Kualitatif
Prihal ini misalnya saja seperti penggunaan tema tentang contoh proposal penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Topik yang diangkat;

Membangun Identitas Profesional Asisten Peneliti: Sebuah Riset Fenomenologi (Building the
Professional Identity of Research Assistants: A Phenomenological Research)

Penjelasan terkait penelitian ini dilakukan oleh Hilal Buyukgoze dan Feyza Gun dari Hacettepe
University pada tahun 2017, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan
bagaimana asisten peneliti membangun identitas profesionalnya.

Dalam penelitian yang merupakan metode penelitian kualitatif berpola fenomenologi ini, teknik


pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan formulir wawancara semi terstruktur.
Wawancara terstruktur dilakukan dengan tujuh asisten peneliti yang dipilih dari fakultas
pendidikan di sebuah universitas negeri di Ankara dengan menggunakan metode sampling
kriteria.

Berdasarkan hasil penelitian, para asisten peneliti bertekad lebih memilih menjadikan dosen
sebagai panutan dalam membangun identitas profesionalnya. Mereka melihat proses ini sebagai
kesempatan untuk mengkhususkan diri di bidangnya dan meningkatkan diri, merasa bahwa
bekerja di universitas perintis dengan prestise di bidangnya meningkatkan tanggung jawab
mereka, dan lebih bersemangat untuk meningkatkan diri ke arah itu.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa penelitian fenomenologi bertujuan
untuk menggunakan pengalaman langsung si peneliti selama proses penelitian untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, sehingga menghasilkan pengetahuan mendalam
tentang fenomena tersebut.

Meski bisa riset ini juga bisa menggunakan pengalaman orang lain yang diperoleh untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, sehingga menghasilkan pengetahuan yang
mendalam tentang fenomena tersebut. Titik awal kita dalam memilih variasi strategi yang tepat,
bergantung pada kemampuan untuk mendekati fenomena tanpa memiliki asumsi, definisi, atau
kerangka teoretis apriori.

Tetapi yang pasti, strategi penelitian fenomenologi didasarkan pada pengalaman dan persepsi
sensorik sendiri sebagai peneliti atau orang lain.
Sumber: https://penelitianilmiah.com/penelitian-fenomenologi/

Anda mungkin juga menyukai