DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
DOSEN PENGAMPU:
KELAS:
3D PSIKOLOGI
Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu: (a) sistem ingatan
sensorik (sensory memory), (b) sistem ingatan jangka pendek atau short term
memory (STM), dan (c) sistem ingatan jangka panjang atau long term memory
(LTM). Sistem ingatantersebut dikenal sebagai model paradigma Atkinson dan
Shiffrin yang telah disempur‐ nakan oleh Tulving dan Madigan (Solso, 1995).
Dari perspektif psikologi kognitif, memori adalah daya jiwa manusia dalam menerima,
meyimpan, dan memproduksikan kesan atau impresi. Ada tiga hal dalam membangun
ingatan yaitu menerima impresi atau kesan, menyimpan , dan mereproduksikan.
Kemampuan dalam mengingat ini menandakan adanya suatu tanda bahwa manusia dapat
untuk menyimpan dan memicu kembali pengalaman yang pernah terjadi. Hal ini tidak
menjamin bahwa semua yang sudah pernah di lewati atau dialami akan tetap ada di dalam
ingatan manusia karena ada banyak faktor yang mempengaruhi cara kerja memori seperti
kondisi jasmani dan emosi (Elita, 2004)
A. Sensory Memory
Sensory memory adalah jenis memori yang pertama kali menerima informasi
melalui panca indera (indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra
perabaan, dan indra perasaan) dan hanya bertahan selama beberapa detik. Menurut
buku "Sensation and Perception" oleh E. Goldstein (2014), Sistem memori sensori
terdiri dari dua bagian, yaitu:
B. Short-Term Memory
Short-term memory (STM) adalah jenis memori yang berfungsi untuk
menyimpan informasi secara sementara dalam rentang waktu yang singkat, biasanya
beberapa detik hingga beberapa menit. STM sering juga disebut dengan memori kerja
(working memory), karena memainkan peran penting dalam pengolahan informasi
yang terjadi saat seseorang sedang mengerjakan tugas kognitif tertentu, seperti
membaca, menulis, dan menghitung.
1. Kapasitas Terbatas: STM memiliki kapasitas terbatas yang terbatas pada sekitar 7 +/-
2 item atau kira-kira 4-5 kata (Eysenck & Keane, 2020)
2. Durasi yang Singkat: STM hanya dapat menyimpan informasi untuk jangka waktu yang
singkat, biasanya beberapa detik atau hingga beberapa menit saja, sebelum akhirnya hilang
atau dipindahkan ke dalam memori jangka panjang (Eysenck & Keane, 2020).
3. Komposisi Modular: STM terdiri dari beberapa komponen atau modul, seperti memori
verbal, visual, dan spasial, yang masing-masing mengolah informasi dari jenis modalitas
sensoris tertentu (Eysenck & Keane, 2020)
4. Interaksi dengan Memori Jangka Panjang: STM dan memori jangka panjang saling
berinteraksi satu sama lain. STM berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
informasi yang kemudian dapat dipindahkan ke dalam memori jangka Panjang (Eysenck &
Keane, 2020).
Dalam jurnal "What has the reversibility test told us about working memory
capacity?" oleh Nelson Cowan (2010), juga menjelaskan bahwa STM memiliki
kemampuan pengolahan aktif dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengulangan
(rehearsal), perhatian, dan tugas kognitif yang sedang dikerjakan (Cowan, 2010).
Penyimpanan Short-term memory (working memory) terdiri dari beberapa komponen, yaitu
central executive, phonological loop, visuospatial sketchpad, dan episodic buffer.
Komponen-komponen ini bekerja sama untuk menyimpan informasi dalam jangka pendek
dan memprosesnya secara aktif untuk melaksanakan tugas kognitif tertentu.
Menurut buku "Cognitive Psychology: A Student's Handbook" oleh Michael W.
Eysenck dan Mark T. Keane (2015), central executive merupakan pusat pengendali yang
bertugas mengawasi dan mengatur aktivitas dari sisa komponen penyimpanan STM,
termasuk mengendalikan atensi dan pengalihan perhatian. Phonological loop merupakan
komponen yang berfungsi untuk menyimpan informasi verbal dengan menggunakan sistem
loop (pengulangan terus-menerus), sedangkan visuospatial sketchpad membantu
memelihara dan memanipulasi informasi visual dan spasial. Terakhir, episodic buffer
berfungsi untuk mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber penyimpanan dan
memfasilitasi keterkaitan dan penghubungannya (Eysenck & Keane, Cognitive Psychology:
A Student's Handbook , 2015). Dalam jurnal "Updating working memory: a review of
working memory updating mechanisms and their modulation by adaptive and non-adaptive
cognitive factors" oleh Lina K. Kompus dan Kenneth Hugdahl (2013), juga dijelaskan
bahwa penyimpanan short-term memory melibatkan proses pengulangan (rehearsal) dan
pengelompokan (chunking) yang dapat memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas
penyimpanan informasi dalam STM (Kompus & Hugdahl, 2013).
Sensory Memory dan Short-Term Memory adalah dua jenis memori yang berbeda
dalam cara mereka menyimpan informasi dan durasi retensi informasi tersebut. Sensory
Memory adalah memori yang pertama kali diterima melalui panca indera dan hanya
bertahan selama beberapa detik. Menurut buku "Cognition: Exploring the Science of the
Mind" oleh Daniel Reisberg (2013), “Sensory memori adalah memori yang sangat singkat
yang memungkinkan pikiran manusia untuk mempertahankan rasa atau detail visual dalam
beberapa detik sebelum menghilang atau dilewati ke memori jangka pendek”. Misalnya,
ketika kita melihat sebuah benda, gambar benda itu akan disimpan dalam memori sensory
selama beberapa detik sebelum menghilang. Sementara itu, short-term memory adalah
memori jangka pendek yang dapat disimpan dalam waktu yang sedikit lebih lama daripada
sensory memory, yaitu sekitar 30 detik. Menurut jurnal "Short-term memory" oleh Alan
Baddeley (2012), “Short-term memory adalah kemampuan untuk mengingat informasi
untuk waktu yang singkat (beberapa detik sampai beberapa menit) ataupun sementara”.
Contohnya, ketika kita mengingat nomor telepon yang baru kita ketahui sebelum
mencatatnya (Reisberg, 2009) (Baddeley, 2012).
Memory Span task adalah pengujian kapasitas memori seseorang. Tugasnya meliputi
mempresentasikan serangkaian item suara atau visual kepada peserta yang diminta
mengingat item tersebut dalam urutan yang sama persis. Jumlah item yang benar ingat
dalam urutan yang benar dapat dihitung sebagai ukuran kapasitas memori jangka pendek
seseorang (Eysenck & Keane, Cognitive Psychology: A Student's Handbook , 2015).
Serial Position task merupakan pengujian efek posisi seri dalam memori jangka
pendek. Pengujian meliputi presentasi sebuah daftar item dan memberi tahu peserta untuk
mengingat sebanyak mungkin isi dari daftar tersebut dalam urutan tertentu. Peserta lebih
mudah mengingat informasi yang berada di awal dan di akhir daftar, fenomena yang
dikenal sebagai efek primasi dan efek rekensi (Eysenck & Keane, Cognitive Psychology:
A Student's Handbook , 2015).
Sternberg Task adalah tes kognitif yang melibatkan pengujian memori kerja dan waktu
reaksi. Tugasnya meliputi mempresentasikan serangkaian item kepada peserta, kemudian
menunjukkan satu item dan meminta peserta untuk memberikan jawaban cepat dan akurat
terkait apakah item tersebut ada dalam serangkaian item sebelumnya. Menurut buku
"Cognitive Psychology: A Student's Handbook" oleh Michael W. Eysenck dan Mark T.
Keane (2015), keempat tugas ini berkontribusi dalam pemahaman kita terhadap memori
manusia dan masing-masing mengeksplorasi aspek yang berbeda dari memori jangka
pendek dan kinerjanya. Melalui tugas ini, kita dapat memahami lebih lanjut masalah-
masalah yang terkait dengan masalah pemrosesan dan penyimpanan informasi dalam
memori manusia (Eysenck & Keane, Cognitive Psychology: A Student's Handbook ,
2015).
DAFTAR PUSTAKA