Robert Roger McCrae lahir pada 28 April 1949 di Maryville, Missouri, suatu kota dengan
penduduk 13 000 orang.yang terletak 100 mil di bagian utara Kansas City Maryville adalah asal
dari Northwest Missouri State, pemberi pekerjaan yang terbesar di kota tersebut McCrae, anak
bungsu dari tiga bersaudara, pasangan Andrew McCrae dan Eloise Elaine McCrae, tumbuh
dengan minat yang besar pada ilmu pengetahuan dan matematika Pada saat masuk ke Michigan
State University, ia telah memutuskan untuk mempelajari filsafat Walaupun meraih beasiswa
National Merit Scholar, ia ternyata tidak terlalu senang dengan sifat dasar filsafat yang tidak
empiris dan terbuka atas jawaban apa yun. Setelah memperoleh gelar sarjananya, ia kemudian
memasuki program pascasarjana di Boston University dengan jurusan psikolog. Dengan
ketertarikan dan bakatnya pada bidang matematika dan ilmu pengetahuan. McCrae menemukan
bahwa dirinya merasa tertantang dengan pskonetri Raymond Cattell. ta menad sanat penasaran
dalam senggunakan analisis faktor untuk menemukan metode sederhana dalam mengidentifikasi
sifat struktural yang ditemukan dalam karus. Protesor jurusan psikologi di Boston University
adalah Henry inberg psikolog klinis yang tidak ferlalu berminat terhadap sitat kepribadian karena
itu, minat M.Crac atas sifat sifat harus dikembangkan secara internal daripada secara eksternal.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Walter Mischel sedang mempertanyakan gagasan bahwa
sifat kepribadian benar benar kunsisten, dan menyatakan bahwa situasi lebuh penting daripada
sitat kepribadian mana pun. Walaupun Mischet telah merevisi pendiriannya atas konsistensi dari
kepribadlian. pandangannya telah diterima oleh banyak psikolog pada masa tersebut. Pada suatu
kommunikasi personal tanggal 4 Mei 1999. McCrac menulis "Saya mengiknti program
pascasarjana pada tahun-tahun setelah kritik Mischel (1968) crhadap sifat kepribadian. Pada saat
itu, banyak psikolog telah siap untuk memercayai bahwa sifat adalah sesuatu yang tidak lebih
dari sekadar suatu set respon stereotip atau fiksi kognitif. Bagi saya, hal tersebut tidak masuk
akal, dan penelitian awal saya menunjukkan suatu stabilitas yang luar biasa dalam studi
longitudinal, mendorong saya untuk percaya bahwa sifat- sifat adalah sesuatu yang nyata dan
bertahan" Akan tetap stundi M.Crac atas sifat-sifat selama berada dalam program pascasarjana,
secara relatif merupakan suatu usaha yang dilakukan sendiri. diam-diam, dar. tanpa banyak
dukungan. Ternyata pendekatan tersebut cukup sesuai dengan kepribadiannya yang cenderung
diam dan introver.
PaulT. Costa. Fr. lahir pada 16 November 1942 di Franklin, New Hampshire, sebagai anak laki
laki dan Paal T.Costa, Sr. dan Esther Vasil Costa. Ia mendapatkan gelar sarjana psikologinya dari
Clark University pada tahun 1964 serta gelar master (1968) dan Ph.D. 70 dalam perkembangan
manusia dari University f Chicaga. Ketertarikannya perbedaan individu dan sifat dasar
kepribadian meningkat cukup signifikan dalam lingkungan yang menstimulasi secara intelektual
di University of Chicage. Selama berada di Chicago, ta bekeria dengan Salvatore R. Maddi ㅡ-
rekannys dalam menerbitkan buku teori keprnibadian humanistik (Maddi & Costa, 1972),
Sctelah menerima gelar PhD, ja mengajar di Harverd selama 2 tahun dan dari tahun 1973-1978
di University of Massachusetts Boston, Pada tahun 1978, fa mulai bekerja di National Institute
on Agings Gerontology Research Center sebagai kepala dari bagian mengenai stres dan
penanganannya dan pada tahun 1985, menjadi kepala dari Divisi 20 (Adult Devefopment and
Aging) Americin PsychologicalAssociation. Beberapa kesuksesan yang telah diraihnya antara
lain menjadi tekanan akademisi di American Psychological Association pada tahun 1977 dan
Ketua International Socety tor the Study of Individual Ditierences pada tahun 1995. Costa dan
Istrinya, Karol Sandra Costa, memiliki tiga orang anak, yailu Nina. Lors dan Nicholas
Kolaborasi antara Costa dan MeCrae telah menadi kerja sama yang secara unik sangat produktif,
dengan hampir 200 artikel peneitian dan bab dalam buku yang dituts Sersama, serta beberapa
buku, termasuk Emerging Lnes, Enduring Dispastion (MiCrie & Costa 1984), Prserality in
Adulthood A Fie- Factor Theory Perspective, 2nded. (McCrae & Costa , 2003 ), dan Revised
NEO Personality Inventory (Costa & McCRae, 1992).
Sampai tahun 1983, Costa dan McCrae masih berargumentasi mengenai model tiga faktor
kepribadian. Baru pada tahun 1985, mereka mulai melaporkan studi pada lima faktor
kepribadian. Studi ini dimasukkan dalam inventri kepribadian lima faktr mereka yang baru:
NEO-PI (Costa & McCrae, 1985). Inventori NEO-PI adalah revisi dari inventori kepribadian
sebelumnya yang tidak diterbitkan yang hanya mengukur tiga dimensi awal, yaitu N, E, dan O.
Pada inventori tahun 1985, dua dimensi terakhir—keramahan dan kesadaran—masih merupakan
skala yang belum terlalu dikembangkan dengan baik, dan tidak mempunyai subskala yang
diasosiasikan dengan mereka. Costa dan McCrae (1992) tidak sepenuhnya mengembangkan
skala A dan C sampai versi revisi dari NEO-PI muncul pada tahun 1992.
Selama tahun 1980-an, Costa dan McCrae (1985, 1989) meneruskan studi mereka dalam
menganalisis faktor dari hampir semua inventori kepribadian utama lainnya, termasuk Myers-
Briggs Type Indicator (Myers, 1962) dan Eysenck Persnality Inventory (H. Eysenck & S.
Eysenck, 1975, 1993). Sebagai contoh, dalam perbandingan langsung dari model yang mereka
kembangkan dan inventori Eysenck, Costa dan McCrae melaporkan bahwa dua faktor pertama
Eysenck (N dan E) konsisten secara penuh dengan dua faktor pertama mereka. Pengukuran
Eysenck atas faktor psikotik terletak pada sisi bawah dari keramahan dan kesadaran, tetapi tidak
termasuk dalam keterbukkaan (Costa & McCrae, 1985).
Pada saat itu, terdapat dua pertanyaan besar yang saling terkait dalam penelitian tentang
kepribadian. Pertanyaan pertama, dengan lusinan inventori kepribadian yang berbeda-beda dan
ratusan skala yang berbeda pula, bagaimana dapat muncul suatu bahasa yang umum untuk
digunakan? Setiap orang mempunyai serangkaian variabel kepribadian yang unik untuk dirinya,
yang membuat perbandingan antara penelitian dan kemajuan secara kumulatif menjadi sulit.
Bahkan, Eysenck (1991a) menulis:
Ketika kita memiliki ratusan inventori yang menghasilkan ribuan sifat, dan saling
bertumpukan, tetapi juga meliputi varians yang spesifik, setiap temuan empiris secara
ketat hanya relevan atas sifat sifat spesifik. Hal ini bukanlah cara untuk membangun
disiplin ilmu terpadu (hlm. 786).
Pertanyaan kedua, apakah struktur dari kepribadian? Cattell berargumen terdapat 16 faktor,
Eysenck berargumen tiga, dan banyak pula yang mulai berargumen untuk lima faktor.
Pencapaian utama dari model lima faktor adalah menyediakan jawaban untuk kedua pertanyaan
tersebut.
Selama akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, kebanyakan psiklog kepribadian mulai
condong pada Model Lima Faktor (Digman, 1990; John & Srivastava, 1999). Kelima faktor
tersebut telah ditemukan diantara beragam budaya, dan menggunakan banyak bahasa (McCrae &
Alik, 2002). Selain itu, kelima faktor tersebut terlihat bertahan seiring dengan pertambahan usia;
yaitu orang dewasa—apabila tidak ada penyakit yang merusak seperti Alzheimer—cenderung
mempertahankan struktur kepribadian yang sama saat mereka bertambah tua (Costa & McCrae,
2003). Temuan ini mendorong McCrae dan Costa (1996) untuk menulis bahwa “fakta
kepribadian mulai menempati tempat-tempatnya” (hlm.78). Atau, seperti yang ditekankan
McCrae dan Oliver John (1992), keberadaan kelima faktor “adalah sebuah fakta empiris, seperti
fakta bahwa ada tujuh benua atau delapan presiden Amerika yang berasal dari Virginia”
(hlm.194) (pernyataan bahwa bumi mempunyai tujuh benua bukanlah sebuah akta empiris;
kebanyakan ahli geografi mengatakan bahwa hanya ada enam).
McCrae dan Costa setuju dengan Eysenck bahwa sifat dari kepribadian adalah bipolar dan
mengikuti distribusi lonceng. Artinya, kebanyakan orang akan memiliki skor yang berada dekat
dengan titik tengah dari setiap sifat, dan hanya sedikit orang yang memiliki skor pada titik
ekstrem. Bagaimana orang-orang yang berada pada sisi ekstrem dapat dideskripsikan?
Neurotisme (N) dan ekstraversi (E) adalah dua sifat kepribadian yang paling kuat dan
terjadi dimana-mana, serta McCrae dan Costa mengonsepkan dalam cara yang hampir sama
dengan bagaimana Eysenck mendeskripsikan mereka. Orang-orang yang memiliki skor tinggi
pada neurotism cenderung penuh kecemasan, tempramental, mengasihani diri sendiri, sangat
sadar akan dirinya senddiri, emsional, dan rentan terhadap gangguan yang berhubungan dengan
stres. Mereka yang memiliki skor N yang rendah biasanya tenang, tidak tempramental, puas
terhadap dirinya sendiri, dan tidak emosional.
TABEL 13.1
aktif pasif
rentan kuat
imajinatif realistis
inovatif konvensional
bebas konservatif
Keramahan berhati lembut keras hati
dermawan pelit
ramah bermusuhan
toleran kritis
Orang dengan skor tinggi pada ekstraversi cenderung penuh kasih sayang, ceria, senang
berbicara, senang berkumpul, dan menyenangkan. Sebaliknya, mereka yang memiliki skor E
yang rendah biasanya tertutup, pendiam, penyendiri, pasif, dan tidak mempunyai cukup
kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang kuat (lihat Tabel 13.1).
Skala Keramahan membedakan antara orang-orang yang berhati lembut dengan mereka
yang kejam. Orang-orang yang memiliki skor yang mengarah pada keramahan cenderung muda
percaya, murah hati, pengalah, mudah menerima, dan memiliki perilaku yang baik. Mereka yang
memiliki skor dengan arah sebaliknya, cenderung penuh curiga, pelit, tidak ramah, mudah kesal,
dan penuh kritik terhadap orang lain.
Dalam teori kepribadian McCrae dan Costa (1996, 1999, 2003), perilaku memahami tiga
komponen inti atau sentral dan tiga komponen sekunder. Ketiga komponen sentral meliputi (1)
keecenderungan dasar, (2) karakteristik adaptasi, dan (3) konsep diri.
- Kecenderungan Dasar Seperti yang telah didefinisikan oleh McCrae dan Costa (1996).
kecenderungan dasar (basic tendencies) adalah salah satu komponen dasar kepribadan
seiring dengan karakteristik adaptasi Konsep diri, dasar biologis , biografi objekif dan
pengaruh eksternal.
Pada versi terawal teori mereka, McCrae dan Costa (1996) memperjelas bahwa banyak
elemen yang berbeda yang membentuk kecenderungan dasar. Sebagai tambahan dari lima
sifat personal yang stabil, kecendurangan dasar ini meliputi kognitif, bakat, arsitik,
orientasi seksual, dan proses psiologi yang melandasi pembelajaran bahasa.
Dalam sebagian besar publikasi mereka berikutnya, McCrae dan Costa (1996-
2003) terfokus secara keseluruhan pada sifat-sifat kepribadian: lebih spesifiknya, pada
lima dimensi (N, E, O, A, dan C) yang dideskripsikan secara terperinci. Esensi dari
kecenderungan dasar adalah basic mereka di biologis serta stabilitas mereka di antara
waktu dan kondisi.
- Karakteristik adaptasi
Karakteristik Adaptasi Komponen inti dari teori Iima faktor mencakup karakteristik
adaptasi (characteristic adaptations), yaitu struktur kepribadian yang dipelajari yang
berkembang saat manusia beradaptasi dengan lingkungannya. Perbedaan mendasar antara
kecenderungan dasar dan karakteristik adaptasi terletak pada fleksibilitasnya.
Kecenderungan dasar cukup stabil sementara karakteristik adaptasi dapat dipengaruhi
oleh pengaruh eksternal, seperti keterampilan yang dipelajari, kebiasaan, sikap. Dan
hubungan yang dihasilkan dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. McCrae dan
Costa (2003) menjelaskan bahwa hubungan antara kecenderungan dasar dan karakteristik
adaptasi dengan mengatakan bahwa inti dari teori mereka "adalah perbedaan antara
kecenderungan dasar dan karakteristik adaptasi, tepatnya perbedaan yang kita butuhkan
untuk menjelaskan kestabilan dari kepribadian" .
- Konsep diri
McCrae dan Costa (2003) menjelaskan bahwa konsep diri (self – concept) adalah
karakteristik adaptasi , tetapi konsep diri mendapatkan mendapatkan tempatnya sendiri
karena merupakan adaptasi yang penting. McCrae dan Costa (1996) menuliskan bahwa
konsep diri “terdiri dari pengetahuan, pandangan, dan evaluasi tentang diri, dengan
cakupan dari beragam fakta atau sejarah personal sampai identifikasi yang memberikan
suatu perasaan memiliki tujuan dan kesatuan dalam hidup”. Keyakinan, sikap, dan
perasaan yang memiliki sesorang terhadap dirinya adalah adaptasi karakteristik karena
memengaruhi bagaimana seseorang bertindak dalam suatu kondisi tertentu. Sebagai
contoh, menyakini bahwa dirinya adalah yang intelek akan membuat orang tersebut lebih
mau untuk menarik dirinya pada situasi yang menantang secara intelektual.
2. Komponen Sekunder
Tiga komponen sekunder adalah ( 1) dasar biologis, (2) biografi objektif, dan (3)
pengaruh
Eksternal.
Dasar Biologis Teori lima faktor berada di atas suatu pengaruh kausal dalam sifat-sifat
kepribadian, yaitu biologi. Mekanisme biologis yang utama yang memengaruhi
kecenderungan dasar adalah gen, hormon, dan struktur otak. McCrae dan Costa belum
dapat memberikan detail spesifik mengenai gen, hormon, atau struktur otak yang
mempunyai peranan dalam memengaruhi kepribadian. Perkembangan bidang genetika
yang berkaitan dengan perilaku dan pengindaian otak, telah berjalan dan akan terus
mengisi detail-detail tersebut Posisi dasar biologis tersebut mengeliminasi peranan
lingkungan apa pun dalam pembentukan kecenderungan dasar. Hal ini tidak
mengindikasikan bahwa lingkungan tidak mempunyai pengaruh lansung pada
kecenderungan dasar. Lingkungan memengaruhi beberapa komponen dalam kepribadian.
Hal tersebut menekankan kebutuhan untuk membedakan antara kedua komponen utama
dan model Iima faktor- kecenderungan dasar dan Karakterstik adaptasi (M.Crae & Costa
1996.him.187).
Biografi objektif
Komponen sekunder yang kedua adalah biograti objektif (objective biography), yaitu “
apa pun yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan seseorang sepanjang hidupya”
(M.Crar & Costa 2003). Biagrafi objektif menekankan pada apa yang terjadi dalam hidup
seseorang (objektif) daripada pandangan atau persepsi mereka mengenai pengalaman
mereka (subjektif). Setiap perilalku atau respon menjadi bagian dari catatan akumulatif.
Ketika pakar teori seperti Alfred Adler (gaya hidup) atau Dan McAdams (narasi
personal ) menekankan pada interpretasi subjektif dari cerita hidup seseorang. McCrae
dan costa terfokus pada pengalaman objektif-kejadian dan pegalaman yang dimiliki
seseorang selama hidupnya.
Pengaruh eksternal
Manusia terus menemukan dirinya dalam suatu situasi fisik atau sosial yang mempunyai
pengaruh terhadap sistem kepribadiannya. Cara-cara kita merespon kesempatan dan
tuntutan dari kontes merupakan sesuatu yang dibahas dalam pengaruh eksternal).
( external influence). Menurut McCrae dan Costa (1996-2003), respon-respon tersebut
merupakan fungsi dari , (1) karakteristik adaptasi dan (2) interaksi mereka dengan
pengaruh eksternal.
McCrae dan Costa berasumsi bahwa perilaku adalah fungsi dari interaksi antara
karakteristk adaptasi dan pengaruh eksternal Sebagai contoh, mereka mengutip kasus
joan, yang ditawarkan tiket untuk mehihat pertunjukan opera Ia Travita (pengaruh
ekternal). Akan tetapi, joan mempunyai sejarah personal yang panjang dalam membeci
opera (karakteristik adaptasi) sehingga menolak tawaran tersebut (biografis objek). untuk
menguraikan hal tersebut, joan mungkin mempuyai kecenderungan dasar untuk menjadi
lebih tertutup (daripada keterbukaan) pada pengalaman baru , dan pada saat masa kanak-
kanak , ia tidak pernah berada di sekitar opera atau ia mungkin hanya membentuk opini
berdasarkan reputasi. Apa pun kasusnya, ia lebih nyaman dengan kejadian yang tidak
asing dan pengalaman yang biasa dihadapinya. Latar belakang tersebut memprediksikan
kemungkinan respons joan saat ditawarkan untuk menghadirin pertunjukan opera.
Keputusan untuk menghindari pengalaman seperti itu akan mempertahankan selama
ketidaksukaannya terhadap opera terus berkembang.