Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NUR AINUN HAFIZAH

KELAS : B
NIM : 4520091038

TUGAS MERANGKUM EMOSI,STRESS DAN KESEHATAN


 Sifat emosi

Emosi berevolusi untuk mengikat manusia memotivasi mereka untuk mencapai tujuan, dan
membantu mereka membuat keputusan dan rencana. Pengalaman emosi melibatkan perubahan
fisiologis pada wajah, otak ,dan sistem saraf otonom; proses kognitif seperti penilaian dan
interpretasi, kecenderungan tindakan dan perasaan subjektif. Nantinya, emosi dan ekspresi emosi
dipengaruhi dan dibentuk oleh norma budaya dan peraturan.

Beberapa ekspresi wajah marah takut sedih bahagia,Jijik, terkejut, terhina dan mungkin juga bangga
diakui secara luas di seluruh kebudayaan. Mereka membina komunikasi dengan orang lain,
menunjukkan niat kita kepada orang lain, meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bayi dan seperti
yang ditunjukkan oleh penelitian umpan balik raut wajah membantu kita untuk mengidentifikasi
kondisi emosi kita sendiri.

Banyak aspek emosi yang berhubungan dengan bagian-bagian otak tertentu. Amigdala bertanggung
jawab untuk memberikan penilaian awal mengenai pentingnya informasi sensoris emosional yang
masuk dan terutama terlibat di dalam rasa takut. Korteks serebral memberikan kemampuan kognitif
untuk membuktikan penilaian awal ini emosi umumnya melibatkan motivasi untuk mendekatkan atau
menjauhkan diri ; daerah korteks prefrontal kiri tampaknya dikhususkan untuk memotivasi seseorang
guna mendekati orang lain seperti dalam kebahagiaan dan amarah sedangkan daerah korteks
prefrontal kanan dikhususkan untuk penarikan atau melarikan diri seperti dalam rasa jijik dan takut.

Pendekatan kognitif terhadap emosi berfokus pada persepsi dan penilaian yang terlibat di dalam
emosi yang berbeda. Pikiran dan emosi beroperasi secara resiprokal, masing-masing mempengaruhi
yang lain beberapa emosi seperti rasa malu dan rasa bersalah membutuhkan kapasitas kognitif yang
kompleks.

 Emosi dan Budaya

Banyak psikologi yang percaya bahwa semua manusia memiliki kemampuan untuk merasakan emosi
dasar tertentu pandangan yang didukung oleh penelitian mengenai prototipe emosi. Namun,
perbedaan budaya pada nilai norma dan penilaian menciptakan campuran emosi dan perasaan
emosional yang hanya dipengaruhi masyarakat suatu budaya tertentu. Budaya mempengaruhi hampir
setiap aspek pengalaman emosional termasuk promosi manakah yang dianggap pantas tidak pantas
dan apa yang membuat seseorang emosional.
Budaya sangat mempengaruhi aturan tampilan termasuk mereka yang mengatur bahasa tubuh
nonverbal yang mengatur bagaimana dan apakah seorang mengekspresikan emosi mereka. Emosional
word adalah upaya seseorang untuk menampilkan suatu emosi yang harus ditunjukkan tapi ia tidak
merasa berkewajiban untuk menyampaikan emosi tersebut.

wanita dan pria sama-sama merasakan semua jenis emosi meskipun perbedaan aturan gender
menciptakan perbedaan di dalam ekspresi emosional wanita Amerika rata-rata lebih ekspresif
dibandingkan dengan pria Amerika kecuali ketika mengekspresikan kemarahan pada orang asing.
Namun, keduanya tidak begitu ekspresif kepada seseorang yang memiliki status yang lebih tinggi
daripada mereka. Baik wanita maupun pria akan mengaktifkan emotion work yang dibutuhkan di
dalam pekerjaan mereka dan beberapa situasi menumbuhkan ekspresivitas di dalam diri semua orang
Perbedaan gender juga bervariasi di setiap kebudayaan.

 Sifat stress

Hubungan yang tercipta diantara emosi dan stres bersifat fisiologis dan psikologis. Emosi negatif
kronis yang dapat sangat menekan dan stres kronis dapat menciptakan emosi negative.

Psikologi kesehatan dan peneliti di dalam suatu bidang interdisiplin (PNI) sedang mempelajari
interaksi di antara faktor psikologis sistem saraf dan sistem endokrin . Serta sistem imun terutama sel
darah putih yang menghancurkan benda asing berbahaya yang disebut antigen. Stres kronis bahkan
dapat memperpendek telomere, protein di ujung kromosom yang menentukan masa hidup suatu sel.

faktor-faktor psikologis mempengaruhi respon seseorang terhadap stress. Optimisme yang realistis
kesadaran dan memiliki lokus kontrol internal meningkatkan fungsi imun dan juga kemampuan
seseorang untuk menoleransi rasa sakit, hidup dengan masalah yang belum terselesaikan, dan
sembuh dari penyakit. Hal itu mungkin karena ketiga hal tersebut memotivasi seseorang untuk
menjaga diri mereka dengan lebih baik seperti yang telah dibahas pada kebudayaan dan kontrol
budaya memiliki perbedaan dalam jenis control yang mereka tekan kan dan hargai kontrol utama
yang mencoba untuk mengubah situasi yang menekan atau kontrol sekunder yaitu belajar untuk
menerima dan mengakomodasi situasi yang menekan.

 Stress dan emosi


Para peneliti telah berusaha mencari hubungan di antara emosi stres dan penyakit. Tidak ada
kepribadian yang rentan terhadap kanker. Tetapi, kemarahan kronis terutama yang berbentuk sifat
sinis satu kekejaman antagonistis merupakan faktor risiko yang kuat pada penyakit jantung. Depresi
Mayor juga meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

Orang yang secara sadar menekan emosi mereka yang disebabkan oleh hal-hal serius. Memiliki risiko
yang lebih besar untuk terserang penyakit daripada orang yang mengakui dan mengatasi emosi-emosi
negative. Upaya untuk menekan kekhawatiran memendam rahasia dan Kenangan dari pengalaman
menjengkelkan bisa saja membuat tubuh stress. 2 cara melepaskan emosi negatif adalah pengakuan
dan memaafkan, Tujuannya adalah untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman memberi jarak
dari pengalaman buruk dan melampiaskan dan memaafkan tentunya bisa membahayakan jika itu
membuat seseorang terus berada di dalam suatu hubungan yang dipenuhi kekerasan dan merusak.

 Mengatasi stress
Langkah pertama untuk mengatasi stres dan emosi negatif adalah mengurangi efek fisiknya seperti
melalui mindfulness meditation, dan berolahraga. Kedua kegiatan ini memiliki manfaat fisik dan
mental yang sangat besar. Langkah ke-2 Adalah fokus kepada pemecahan masalah penanganan stres
yang berfokus pada masalah alih-alih meluapkan emosi karena timbulnya suatu masalah penanganan
stres yang berfokus pada emosi. Pendekatan ketiga adalah memikirkan kembali masalah tersebut
pendekatan ini melibatkan penilaian kembali belajar dari pengalaman dan membandingkan diri
sendiri dengan orang lain.

Dukungan sosial sangat penting dalam menjaga kesehatan fisik dan kesejahteraan. Emosional
dukungan sosial bahkan memperpanjang hidup dan mempercepat pemulihan seseorang dari penyakit
, sebuah sentuhan atau pelukan dari pasangan yang seperti menenangkan sirkuit peringatan di otak
dan meningkatkan kadar oksitosin yang mengakibatkan penurunan denyut jantung dan tekanan
darah. Namun, teman dan keluarga juga dapat menjadi sumber stres pada suatu hubungan yang
dekat pasangan yang bertengkar dengan cara yang merusak dan negatif menunjukkan gangguan
fungsi imun memberikan dukungan kepada orang lain juga dikaitkan dengan kesehatan dan
mempercepat pemulihan dari pengalaman-pengalaman traumatis.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai