Nim : 2020011385
Dosen pengampu :
SEMARANG
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau
emosi negatif. pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
seseorang yang cakap secara emosi akan mampu mengetahui dan menangani
perasaan mereka sendiri dengan baik, kecakapan mengelola emosi akan
mempunyai andil yang lebih besar dalam kesuksesan seseorang lebih dari
mengandalkan kecerdasan interlektual. hubungan personal membutuhkan
pengelolaan emosi yang baik, pengelolaan emosi disini menyangkut
bagaimana individu mampu memahami perasaan orang lain dan mampu
mengatur diri sendiri sehingga bisa menempatkan diri dalam posisi yang
tepat dan bersikap baik terhadap diri sendiri dan orang lain. menurut walton
(islamia, 2005) masalah-masalah yang menjadi sumber
Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan pada alam perasaan (mood)
yang ditandai dengan kemurungan, lesu, ketiadaan gairah hidup, perasaan
tidak berguna, putus asa, dan disertai komponen somatik berupa konstipasi,
anoreksia, kulit lembab, hipotensi dan penurunan nadi (hawari, 2004;
maramis, 2009).
Tujuan Pembahasan
Emosi
Pengertian Emosi
emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan
intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir)
manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.Sudah lama diketahui bahwa
emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia.
Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif
(psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan
penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia.
Menurut James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah
satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh
Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita menangis,
marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”.
Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu
Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke
luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:
Macam-macam Emosi
Secara garis besarnya emosi digolongkan menjadi dua golongan yaitu emosi
positif dan emosi negative. Emosi positif seperti bahagia, senang, gembira, dan
cinta. Sedangkan emosi negatif seperti takut, marah, sedihEmosi dasar
digolongkan menjadi empat golongan, yakni:
1. Emosi senang
2. Emosi sedih
3. Emosi takut
4. Emosi marah
Karakteristik Emosi
Emosi memiliki karakteristik yaitu:
Bentuk-Bentuk Emosi
Suatu fungsi psikis, seperti halnya emosi, selain diperoleh dari lahir, juga
dipengaruhi oleh lingkungan (Sobur, 2003:428). Emosi merupakan sesuatu
yang berkembang. Pada anak kecil terdapat bebrapa emosi dasar yang
kemudian akan berkembang menjadi macam-macam emosi yang lain. Watson
(Sobur, 2003:428) menyatakan manusia pada dasarnya mempunyai tiga emosi
dasar, yaitu:
Faktornya yaitu
1. STRES
Pengertian Stres
Stress yang berasal dari bahasa latin strictus, merupakan konsep yang komplikatif
dan terkadang membingungkan. Sekitar tahun 1600-an, Robert Hooke membuat konsep
stres berdasarkan prinsip mekanika dan beban (tenaga eksternal), stres (daerah yang
mendapat tenaga), dan ketegangan (strain,kerusakan sebagai hasil beban dan stres).
Penelitian ilmiah tentang stres semula dilakukan untuk menguji bagaimana reaksi
makhluk hidup menggunakan sumber dayanya untuk melawan atau lari dari stimulus
yang mengancam, baik menghadapi ketegangan fisik (seperti beban yang di luar
kemampuannya), atau ketegangan psikologis (seperti kesulitan atau emosi negatif yang
dihasilkan dari konflik hubungan sosial).
Kata stress berasal dari kosakata Bahasa Inggris. Menurut Kamus Oxford, stress memiliki
paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidang-bidang yang berbeda.
Disana stress diterjemahkan sebagai:
Penggolongan Stres
a. Distress (stres negatif)
Distres merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan keadaan
dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah.
Stress reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada
seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik
dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari.
Kerentanan dan kemampuan
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stres dapat
berupa biologik/fisiologik, kimia, psikologik, sosial dan spiritual, terjadinya stres
karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu
ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari
gangguan kesehatan fisik dan psikologis contohnya:
Stressor biologik dapat berupa; mikroba; bakteri; virus dan jasad renik lainnya, hewan,
binatang, bermacam tumbuhan dan mahluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi
kesehatan misalnya : tumbuhnya jerawat (acne),demam, digigit binatangdll.
Yang dipersepsikan dapat mengancam konsep diri individu:
a. Gangguan cerna.
b. Nyeri dada atau debar jantung (palpitasi).
c. Insomnia berupa sulit tidur atau tidur tapi mudah terbangun.
d. Gangguan yang tidak spesifik seperti sakit kepala atau tidak nafsu
makan.
e. Nyeri otot, letih, lesu, tidak bergairah.
Keluhan Psikis
Keluhan psikis antara lain adalah sebagai berikut:
Gangguan psikomotor
Gangguan psikomotor antara lain adalah sebagai berikut:
2. Stres tahap II
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang
a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological
exhaustion)
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana
c. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)
Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
Jadi Bentuk reaksi stres adalah bentuk reaksi individu terhadap keadaan yang
bereaksi baik secara fisiologis maupun secara psikologis (respon). Bentuk reaksi
psikologis di bagi menjadi 3 yaitu bentuk reaksi kognitif, emosi dan juga
perilaku sosial.
Depresi
Pengertian Depresi
yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan
tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan
tidur dan menurunnya selera makan. Depresi biasanya terjadi saat stres yang dialami
oleh sesorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian
dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa sesorang (Lubis, 2009:13).
Gejala-Gejala Depresi
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik
dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga
~ Gejala Fisik
Gejala Psikis
Lingkungan akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut pada
umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri,Perasaan bersalah sensitif,
mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk
konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada
diantara kelompok dan merasa tida nyaman untuk berkomunikasi secara normal.
Penyebab Depresi
Gangguan depresi umumnya dicetuskan oleh peristiwa hidup tertentu. Seperti halnya
penyakit lain, penyebab depresi yang sesungguhnya tidak dapat diketahui secara pasti
namun telah ditemukan sejumlah faktor yang dapat memengaruhinya. Seperti halnya
dengan gangguan lain, ada penyebab biogenetis dan sosial lingkungan yang diajukan
(Santrock, 2003: 529).
1. Faktor Fisik
Faktor genetik
Faktor Psikologis
a. Kepribadian
b. Pola pikir
c. Harga diri
d. Lingkungan keluarga
e. Perasaan terbebani
f. Gejala Sosial