Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI

TENTANG EMOSI,STRESS DAN DEPRESI

Nama : Dewi Candra Rahmawati

Nim : 2020011385

Dosen pengampu :

AKADEMI KESEHATAN ASIH HUSADA


Jl. Mucharom No. 01 Tegalkangkung, Telp/Fax (024) 6723907/6724538

Web. www.asih-husada.ac.id , Email : asihhusada@yahoo.co.id

SEMARANG
LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN

Stres adalah suatu keadaan yang muncul akibat ketidaksesuaian antara


tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Daya
tahan stres setiap orang dapat berbeda tergantung pada keadaan somato
psikososial (Fitri dkk, 2012). Stres merupakan pengalaman yang subjektif,
sehingga setiap individu dapat memiliki respon yang berbeda-beda terhadap
stres. Stres dapat berdampak secara fisik Maupun psikologis. Stres yang
dialami oleh individu biasanya disertai dengan ketegangan emosi dan
ketegangan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan (Ekasari dan
Suhertin, 2012). Menurut Maramis stres adalah segala masalah

Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau
emosi negatif. pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
seseorang yang cakap secara emosi akan mampu mengetahui dan menangani
perasaan mereka sendiri dengan baik, kecakapan mengelola emosi akan
mempunyai andil yang lebih besar dalam kesuksesan seseorang lebih dari
mengandalkan kecerdasan interlektual. hubungan personal membutuhkan
pengelolaan emosi yang baik, pengelolaan emosi disini menyangkut
bagaimana individu mampu memahami perasaan orang lain dan mampu
mengatur diri sendiri sehingga bisa menempatkan diri dalam posisi yang
tepat dan bersikap baik terhadap diri sendiri dan orang lain. menurut walton
(islamia, 2005) masalah-masalah yang menjadi sumber

Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan pada alam perasaan (mood)
yang ditandai dengan kemurungan, lesu, ketiadaan gairah hidup, perasaan
tidak berguna, putus asa, dan disertai komponen somatik berupa konstipasi,
anoreksia, kulit lembab, hipotensi dan penurunan nadi (hawari, 2004;
maramis, 2009).

Tujuan Pembahasan

~ Tujuan yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengertian dan pembahasan secara mendalam dari stress, emosi
dan depresi.

 Emosi

Pengertian Emosi
emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan
intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir)
manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.Sudah lama diketahui bahwa
emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia.
Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif
(psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan
penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia.
Menurut James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah
satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh
Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita menangis,
marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”.
Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu
Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke
luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:

1. kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,


2. kita bereaksi ke situasi tersebut,
3. kita memperhatikan reaksi kita.

Macam-macam Emosi
Secara garis besarnya emosi digolongkan menjadi dua golongan yaitu emosi
positif dan emosi negative. Emosi positif seperti bahagia, senang, gembira, dan
cinta. Sedangkan emosi negatif seperti takut, marah, sedihEmosi dasar
digolongkan menjadi empat golongan, yakni:

1. Emosi senang
2. Emosi sedih
3. Emosi takut
4. Emosi marah

Karakteristik Emosi
Emosi memiliki karakteristik yaitu:

1. emosi berasal dari proses bio-evolusi,


2. emosi biasanya tanggap terhadap rangsangan ekologis yang berlaku,
tetapi emosi mungkin dipengaruhi oleh temperamen / kepribadian,
evolusi budaya, dan proses epigenetik lainnya;
3. emosi biasanya diaktifkan oleh sebuah proses persepsi yang sederhana
(misalnya, melihat ular di jalan anda) yang tidak memerlukan penilaian
yang kompleks atau kognisi orde tinggi, dan mereka sering beroperasi
dengan pesat dan lebih atau kurang secara otomatis;
4. perasaan yang unik / komponen motivasi adalah fase dari proses
neurobiologis evolusi berasal (ch. Langer, 1967/1982);
5. setiap emosi urutan pertama memiliki fungsi regulasi yang unik yang
memodulasi kognisi dan tindakan;
6. berbeda dengan negara afektif siklus atau proses seperti lapar, haus, dan
gairah seksual, emosi menyediakan sumber terus-menerus motivasi dan
informasi yang memandu kognisi dan tindakan. (Izard, 2011:373).

Bentuk-Bentuk Emosi
Suatu fungsi psikis, seperti halnya emosi, selain diperoleh dari lahir, juga
dipengaruhi oleh lingkungan (Sobur, 2003:428). Emosi merupakan sesuatu
yang berkembang. Pada anak kecil terdapat bebrapa emosi dasar yang
kemudian akan berkembang menjadi macam-macam emosi yang lain. Watson
(Sobur, 2003:428) menyatakan manusia pada dasarnya mempunyai tiga emosi
dasar, yaitu:

 fear, yang nantinya berkembang menjadi anxiety (cemas)


  rage, yang akan berkembang antara lain menjadi anger (marah)
 love, yang akan berkembang menjadi simpati.

Syamsudin (2004:114) menggolongkan bentuk-bentuk emosi sebagai


berikut:

Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,


terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali
yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

1. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,


kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
2. Rasa rakut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai patologi, fobia
dan panik.

3. Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur,


bangga, kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi,
kegirangan luar biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.
4. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
5. Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
6. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
7. Malu : rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati
hancur lebur.

Fungsi Emosi dalam Kehidupan


Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa dan emosi.Hidup manusia
diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan.Manusia sulit
menghadapi hidup secara optimal tanpa memiliki emosi.Manusia bukanlah
manusia, jika tanpa emosi.Emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri
dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh. Emosi setiap orang adalah
mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada
perubahan jasmaninya. Sebagai contoh ketika seseorang diliputi emosi marah,
wajahnya memerah, napasnya menjadi sesak, otot-otot tangannya akan
menegang, dan energy tubuhnya memuncak.
Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk Survival atau sekedar untuk
mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi
sebagai Energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam
kehidupan manusia. 
Faktor-Faktor Mempengaruhi Emosi
Menurut Hurlock (1997:6) “faktor yang memainkan peranan penting
dalam perkembangan adalah kematangan dan belajar.” Kematangan adalah
terbukanya sifat-sifat bawaan individu (Hurlock, 1997:6). Menurut Syamsudin
(2004:79) “kematangan menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang
merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak
kesiapan dari suatu fungsi psikofisik untuk menjalankan fungsinya.”

Faktornya yaitu

1. Pertama, spontanitas dan Pengendalian. 


2. Kedua, karena faktor kebudayaan tidak semua rangsangan
emosional dapat dinyatakan sebagaimana keinginan individu.
3. Ketiga, ekspresi langsung atau tersembunyi. Emosi-emosi yang
dimiliki intensitas tinggi seperti benci, permusuhan dan
sebagainya

1. STRES

Pengertian Stres

Stress yang berasal dari bahasa latin strictus, merupakan konsep yang komplikatif
dan terkadang membingungkan. Sekitar tahun 1600-an, Robert Hooke membuat konsep
stres berdasarkan prinsip mekanika dan beban (tenaga eksternal), stres (daerah yang
mendapat tenaga), dan ketegangan (strain,kerusakan sebagai hasil beban dan stres).
Penelitian ilmiah tentang stres semula dilakukan untuk menguji bagaimana reaksi
makhluk hidup menggunakan sumber dayanya untuk melawan atau lari dari stimulus
yang mengancam, baik menghadapi ketegangan fisik (seperti beban yang di luar
kemampuannya), atau ketegangan psikologis (seperti kesulitan atau emosi negatif yang
dihasilkan dari konflik hubungan sosial).

Kata stress berasal dari kosakata Bahasa Inggris. Menurut Kamus Oxford, stress memiliki
paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidang-bidang yang berbeda.
Disana stress diterjemahkan sebagai:

(1) tekananatau kecemasan yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam kehidupan


seseorang;
(2) tekanan yang diberikan ke suatu benda yang bisa merusak benda ituatau
menghilangkan bentuknya;
(3) kepentingan khusus yang diarahkan kepadasesuatu
(4) suatu kekuatan extra yang dikerahkan ketika mengucapkan suatukata khusus
(5) suatu kekuatan ekstra yang digunakan untuk membuat suarakhusus dalam musik;
(6) penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi fisik yangterganggu.2

Penggolongan Stres
a. Distress (stres negatif)
Distres merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak menyenangkan keadaan
dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah.

b. Eustress (stres positif)

Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman


yang memuaskan. Hanson mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan
hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres. Eustress juga dapat
meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan
karya seni.

 Sumber Stres ( Stresor )

Stress reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada
seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik
dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari.
Kerentanan dan kemampuan
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stres dapat
berupa biologik/fisiologik, kimia, psikologik, sosial dan spiritual, terjadinya stres
karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu
ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari
gangguan kesehatan fisik dan psikologis contohnya:
Stressor biologik dapat berupa; mikroba; bakteri; virus dan jasad renik lainnya, hewan,
binatang, bermacam tumbuhan dan mahluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi
kesehatan misalnya : tumbuhnya jerawat (acne),demam, digigit binatangdll.
Yang dipersepsikan dapat mengancam konsep diri individu:

a. Stressor fisik dapat berupa; perubahan iklim, alam, suhu, cuaca,


geografi; yang meliputi letak tempat tinggal, domisili, demografi;
berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi kepadatan
penduduk, imigrasi, kebisingan dll.
b. Stressor kimia; dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan
glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat berupa obat, pengobatan,
pemakaian alkohol, nikotin, cafein, polusi udara, gas beracun,
insektisoda, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika,
bahan-bahan pengawet, pewarna dan lain-lain.
c. Stressor sosial psikologik, yaitu labeling (penamaan) dan
prasangka, ketidakpuasan terhadap diri sendiri, kekejaman
(aniaya, perkosaan) konflik peran, percaya diri yang rendah,
perubahan ekonomi, emosi yang negatif, dan kehamilan.
d. Stressor spirital; yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai
keTuhanan.
Ada beberapa jenis-jenis stressor psikologis yaitu:
1. Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu maupun tuntutan tingkah lauk tertentu.
2. Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hail yang diinginkan seperto:
marah.
3. Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap
dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu:

a. Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu


diantara dua alternatif yang sama-sama disukai,
b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua
pilihan yang sama-sama tidak disenanngi
2. Approach-avoidance conflict,
addalah situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau
ingi menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama
3. Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak.

Tanda dan Gejala Stres

 Keluhan Somatik (sakit)

Keluhan Somatik antara lain adalah sebagai berikut:

a. Gangguan cerna.
b. Nyeri dada atau debar jantung (palpitasi).
c. Insomnia berupa sulit tidur atau tidur tapi mudah terbangun.
d. Gangguan yang tidak spesifik seperti sakit kepala atau tidak nafsu
makan.
e. Nyeri otot, letih, lesu, tidak bergairah.

 Keluhan Psikis
Keluhan psikis antara lain adalah sebagai berikut:

a. Putus asa, merasa masa depan suram.


b. Sedih dan merasa bersalah.
c. Impulsif dan mudah marah.
d. Selalu tegang dan suka menyendiri.

 Gangguan psikomotor
Gangguan psikomotor antara lain adalah sebagai berikut:

a. Gairah kerja/belajar menurun.


b. Mudah lupa dan konsentrasi berkurang.

Sedangkan menurut Kozier, mengemukakan bahwa gejala psikologis individu yang


mengalami stres, antara lain:
a. Kecemasan
b. Marah
Tahapan Stres
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan
perasaan-perasaan sebagai berikut:
a. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa
disadari cadangan energi semakin menipis.

2. Stres tahap II

a. Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar


b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang
c. Lekas merasa lelah menjelang sore hari
d. Sering mengeluh lambung/perut tidak nyaman (bowel discomfort)
e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang tidak bisa santai.

3. Stres Tahap III

a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag,


buang air besar tidak teratur (diare)
b. Ketegangan otot-otot semakin terasa
c. Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
d. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur
(early insomnia) atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur
(middle insomnia) atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat
kembali tidur (late insomnia)
e. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa akan jatuh dan serasa mau
pingsan).
Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh
terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh
kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.

3). Stres Tahap iiii

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang

ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan psychological
exhaustion)
b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana
c. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)
Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.

 Jadi Bentuk reaksi stres adalah bentuk reaksi individu terhadap keadaan yang

disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun eksternal (stimulus) yang

dapat membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu akan

bereaksi baik secara fisiologis maupun secara psikologis (respon). Bentuk reaksi

psikologis di bagi menjadi 3 yaitu bentuk reaksi kognitif, emosi dan juga

perilaku sosial.

 Depresi
Pengertian Depresi

Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan

yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan

tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan

dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison, 2006: 372).


Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik

(kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala- gejala lain, seperti gangguan

tidur dan menurunnya selera makan. Depresi biasanya terjadi saat stres yang dialami

oleh sesorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian

dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa sesorang (Lubis, 2009:13).

Gejala-Gejala Depresi
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik

dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga

segi, yaitu dari segi fisik, psikis, dan sosial.

~ Gejala Fisik

a. Gangguan pola tidur


b. Menurunnya tingkat aktifitas
c. Menurunnya efisiensi kerja
d. Menurunnya produktivitas kerja
e. Mudah merasa letih dan sakit

Gejala Psikis

a. Kehilangan rasa percaya diri


b. Sensitif
c. Merasa diri tidak berguna

Lingkungan akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut pada
umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri,Perasaan bersalah sensitif,
mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk
konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada
diantara kelompok dan merasa tida nyaman untuk berkomunikasi secara normal.

Penyebab Depresi

Gangguan depresi umumnya dicetuskan oleh peristiwa hidup tertentu. Seperti halnya

penyakit lain, penyebab depresi yang sesungguhnya tidak dapat diketahui secara pasti

namun telah ditemukan sejumlah faktor yang dapat memengaruhinya. Seperti halnya

dengan gangguan lain, ada penyebab biogenetis dan sosial lingkungan yang diajukan
(Santrock, 2003: 529).

1. Faktor Fisik
Faktor genetik

a. Susunan kimia otak dan tubuh


b. Faktor usia
c. Gender
d. Gaya hidup
e. Penyakit fisik
f. Obat-obatan

Faktor Psikologis

a. Kepribadian
b. Pola pikir
c. Harga diri
d. Lingkungan keluarga
e. Perasaan terbebani
f. Gejala Sosial

Anda mungkin juga menyukai