Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI EMOSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pengantar Psikologi


Dosen Pengampu : Ibu Asma’ul Husna, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok:


Nia Wijayanti (23106012128)
Laely Zahra Puspitasari (23106011158)
Ali Murtadlo (23106011181)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun makalah ini dapat diselesai kan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikologi.

Shalawat serta salam kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi tercinta
Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum
muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau. Dan semoga kita semua diakui
sebagai umat yang layak untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW.
Aamiin…

Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam


memenuhi kriteria mata kuliah. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca, baik dikalangan mahasiswa maupun di kalangan
masyarakat nantinya yang diajukan sebagai bahan diskusi pada perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih


banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak, khususnya kepada dosen pembimbing guna menyempurnakan
makalah ini dan pada akhirnya bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 1 November 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………… ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2
C. Tujuan ……………………………………………………….. 2

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Emosi……………………………… …………….. 3


B. Fungsi Emosi…………………………………………………. 4
C. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Emosi …………………………. 5
D. Teori-Teori Tentang Emosi…………………………………… 9
E. Ekspresi dan Reaksi Saat Terjadi Emosi………………..…… 11

BAB III Penutup


A. Kesimpulan …………………………………………………. 14

Daftar Pustaka……………………………...…………...…………….. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan
sehari-hari kita adalah munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan
bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal yang buruk, sesuatu yang
diidentikan dengan amarah. Namun pada kenyataannya emosi itu tidaklah
hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan. Lalu dari mana
emosi itu muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, Agaknya tak
seorangpun dapat menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan itu
merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi, ada yang
mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar
yang sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu
mempelajari materi psikologi tentang psikologi agar kita dapat mengenali
emosi pada diri kita sendiri sehingga kita dapat mengendalikan dan
mengembangkan emosi kita dengan baik.
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami
suatu kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk
emosi dalam diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai
respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan emosi. Bukan
sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan
dengan keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ
dalam tubuh tidaklah sangat sensitif. Karena tidak selalu bisa memilah
informasi yang berbeda ketika seseorang butuh pengalaman untuk
mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang.
Perkembangan perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan
pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus normal yang terbangkitkan,
individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi reaksi fisik.
Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai
emosi khususnya tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan emosi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan emosi ?
2. Apa fungsi emosi?
3. Apa saja macam-macam dan ciri-ciri emosi?
4. Apa saja teori-teori emosi?
5. Bagaimana Ekspresi dan Reaksi Saat Terjadi Emosi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan emosi.
2. Untuk mengetahui fungsi emosi.
3. Untuk mengetahui macam-macam dan ciri-ciri emosi.
4. Untuk mengetahui apa saja teori – teori tentang emosi.
5. Untuk mengetahui ekspresi dan reaksi saat terjadi emosi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi

Secara bahasa atau etimologis emosi berasal dari kata Prancis


emotion, yang berasal lagi dari emouvoir, ‘exicte’ yang berdasarkan kata
Latin emovere, artinya keluar atau bergerak menjauh. Dengan demikian
secara etimologis emosi berati “bergerak keluar”.

Emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga tidak


dapat satu pun definisi yang diterima secara universal. Emosi sebagai reaksi
penilaian(positif atau negatif) yang kompleks dari sistem saraf seseorang
terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam diri sendiri.1

Menurut William James, emosi cenderung memiliki perasaan yang


unik saat menghadapi objek tertentu di lingkungannya. Crow dan Crow
mendefinisikan emosi sebagai keadaan fluktuasi individu, yang berfungsi
sebagai pengaturan internal (dalam diri) atau pengaturan lingkungan untuk
mencapai keamanan, kemakmuran atau kesejahteraan pribadi.2

Menurut Zuhairini mendefinisikan emosi sebagai suatu perasaan


yang timbul melebihi batas yang kadang tidak dapat dikuasai oleh diri
sendiri dan berakibat putusnya hubungan pribadi dengan dunia luar.
Sedanglan Damsimo berpendapat bahwa emosi adalah reaksi positif
ataupun negatif terhadap objek, peristiwa, atau situasi-situasi yang diterima
atau dirasakan individu.3

Menurut Darwis, emosi adalah gejala psikofisik yang


mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku, serta memanifestasikan dirinya
dalam ekspresi tertentu. Emosi adalah sensasi psikologis karena
berhubungan langsung dengan jiwa dan tubuh. Ketika emosi bahagia

1
Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada,2010) hlm 124-125.
2
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2016), hlm. 45.
3
Rosyidah, “Dinamika Emosi Pecandu Narkotika Dalam Masa Pemulihan”, Jurnal Insan
Media Psikologi (2011) Vol 12. No 2, 113-118.

3
meletus, itu memuaskan secara psikologis, tetapi secara fisik, membuat hati
atau langkah kaki terasa ringan, dan tidak terasa saat berteriak bahagia,
tetapi ini tidak semua orang memiliki atau merasakannya. Terkadang
orang senang, tapi meneteskan air mata, atau kesedihan yang sama tidak
membawa rasa sakit yang sama.4

Berdasarkan pemaparan diatas dapat di tarik kesimpulan terkait


emosi, merupakan suatu kondisi yang mencangkup perubahan jiwa dan
tubuh secara kompleks dan sadar, yang memiliki signifikansi yang luas
dalam perubahan perilaku individu, baik itu reaksi positif maupun negatif
yang dirasakan oleh seseorang.

B. Fungsi Emosi

Menurut Coleman dan Hammen, emosi bagi individu atau manusia


tidak hanya berguna untuk pertahanan diri atau sebagai cara
mempertahankan diri untuk hidup. Emosi seseorang seperti yang
dikemukakan oleh Martin bahwa emosi juga mempunyai kegunaan
untuk pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam hidup
manusia. Emosi juga digunakan sebagai pesan, jadi emosi dalam diri
seseorang bisa membawa informasi. Emosi memberikan seseorang
bagaimana keadaan orang-orang disekitar, utamanya orang-orang yang
tercinta dan yang kita sayang sehingga seseorang bisa memahami dan
bertidak dalam situasi atau kondisi tersebut.5

Emosi juga bermanfaat untuk manusia dalam menjaga diri dan


kelangsungan hidupnya, namun emosi yang berlebihan akan
membahayakan kesehatan fisik manusia dan psikis manusia, misalnya
bermanfaat bagi manusia karena dengan adanya rasa takut itu akan
menjadi sebab mendorong manusia atau seseorang untuk menjauhi
bahaya yang sedang mengancam kehidupannya.6

4
M.Darwis Hude, Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
Dalam Al Qu’an, (Jakarta : Erlangga, 2006), hlm. 19.
5
Misran Simanungkalit, “Emosi Positif Keluarga”, Jurnal Fitrah, (Juli-Desember 2014)
Vol 2. No 8, 312.
6
Opcit, hlm. 177.

4
C. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Emosi
1. Macam-Macam Emosi
Emosi dapat diamati dan dibagi menjadi dua macam yakni emosi
positif dan negatif.
a. Emosi Positif
Emosi positif adalah emosi yang selalu diinginkan oleh
semua orang, seperti rela (eagness), lucu atau humor,
kegembiraan (joy), kenyamanan atau senang (pleasure), rasa ingin
tau (curiosity), kebahagiaan (happiness), kesukaan (delight), cinta
sayang (love), ketertarikan (excitement).
b. Emosi Negatif

Emosi negatif merupakan emosi yang tidak diharapkan


muncul didalam kehidupan seseorang, seperti tidak sabaran
(impatience), kebimbangan (uncertainty), rasa marah (anger),
kecurangan (suspicion), kecemas (axienty), bersalah (guilt),
cemburu (jelouse), jengkel (annoyance), ketakutan (fear), depresi
(depression), sedih (sadness), serta kebencian (hate).7

2. Ciri-Ciri Emosi

Semua orang punya bentuk emosional yang berbeda antara satu


dengan yang lainnya yang berupa karaktersitik dari sebuah reaksi
perilaku seseorang. Terdapat individu yang bisa menunjukkan emosi
dengan stabil dan di tunjukkan dengan keadaan kontrol emosi yang baik
dan punya kondisi hati yang tidak beragam, tetapi beda halnya dengan
individu yang tidak mempunyai stabilitas emosi yang baik, dan
cenderung menunjukkan emosi yang berubah dengan spontan sehingga
kurang bisa dikontrol. Menurut Syamsu ciri-ciri emosi, yakni :

a. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya,


seperti pengamatan dan berfikir.
b. Bersifat fluktuatif (tidak tetap).

7
Yahdini Firda Nadhiroh, ”Pengendalian Emosi (Kajian Relio-Psikologis tentang
Psikologi Manusia”, Jurnal Saintifika Islamica, (Januari-Juni, 2015) Vol 2. No 1, 55.

5
c. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

Emosi dapat di kelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi


sensoris dan emosi kejiwaan atau psikis.

a. Emosi sensoris, yakni emosi yang disebabkan oleh stimulus yang


ada di bagian luar terhadap tubuh, misalnya : keingintahuan,
manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.
b. Emosi Psikis, yakni emosi yang memiliki sebab kejiwaan.
Sebagai berikut :
1) Perasaan intelektual, mempunyai hubungan dengan kenyataan.
Perasaan ini ditampakan dengan bentuk keyakinan, gembira dan
kepuasaan.
2) Perasaan sosial, perasaan yang terkait dengan kelompok,
ditampilkan dengan bentuk solidaritas, rasa simpati, dan
persahabatan.
3) Perasaan susila, terkait dengan nilai moral dalam beretika,
contohnya tanggung jawab dan perasaan bersalah atau menyesal.
4) Perasaan keindahan, yakni perasaan yang berkaitan dengan
keberhargaan, baik itu fisik maupun rohani.
5) Perasaan ketuhanan, terkait dengan kepercayaan jadi setiap
manusia memiliki dan dibekali insting oleh Tuhan.8

Berdasarkan ciri-ciri emosi yang sudah dipaparkan diatas, emosi


memiliki karakteristik yang bersifat tidak tetap, karena emosi banyak
terpaut dengan kejadian atau peristiwa pengenalan panca indera. Dan
dari penjelasan diatas pula terdapat menjadi dua, yakni emosi
sensoris serta psikis.

8
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Rosda, 2008),
hlm. 116-117.

6
3. Berbagai Emosi Yang Dirasakan Manusia
Emosi yang dirasakan manusia diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Senang
Senang di definisikan sebagai segala sesuatu yang membuat
kesenangan dalam hidup. Menurut Davidoff, perasaan senang
meliputi cinta, puas, gembira, dan bahagia adalah kondisi-kondisi
yang senantiasa didambakan manusia, apa saja diupayakan untuk
mendapatkan kesenangan. Seseorang mempersepsikan kesenagan
mungkin berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya, karena itu
maka kesenangan seseorang tidak bisa digeneralisasikan untuk
semua orang.
b. Benci

Mekanisme pertahanan hidup manusia melahirkan


berbagai tingkah laku dan jenis emosi. Emosi benci, seperti halnya
emosi takut membuat manusia melestarikan hidupnya hanya saja
emosi benci terkadang tidak tepat sasaran. Ada hal yang sering
dibenci malah mendatangkan manfaat atau sebaliknya, disenangi
tapi membawa kesengsaraan.

c. Heran dan Kaget

Emosi heran dan kaget berada pada garis kontinum yang


sama. Heran berawal dari terjadinya sesuatu di luar apa yang
dibayangkan. Sedangkan kaget bermula dari sesuatu yang terjadi
secara tiba-tiba. Intensitas kaget lebih dalam dibandingkan dengan
heran. Emosi ini diperlukan dalam kehidupan, karena keduanya
membawa peringatan terhadap sesuatu hal yang bisa mengancam
kehidupan.

7
d. Takut

Emosi takut meruapakan emosi yang penting dalam


kehidupan manusia, sebab sebagaimana telah kami tunjukkan
sebelumnya takut akan membantu manusia agar waspada dalam
segala bahaya yang mengancam.

e. Marah

Marah merupakan emosi penting yang akan melaksankan


fungsi penting bagi manusia. Marah akan membantu manusia
dalam menjaga dirinya. Ketika manusia marah, kekuatannya
bertambah dalam melakukan pekerjaan berat dan keras.

f. Cinta

Cinta memainkan peranan penting dalam kehidupan


manusia, cinta merupakan dasar kasih sayang di antara manusia dan
pembentukan hubungan persahabatan sesama manusia. Cinta
merupakan pengikat erat yang menghubungkan manusia dengan
Rabb-nya serta membuatnya ikhlas dalam beribadah kepada-Nya,
mengikuti manhaj-Nya, dan berpegang teguh pada syari’at-Nya.9

g. Sedih

Sedih adalah emosi yang bertolak belakang dengan senang


dan gembira. Sedih terjadi manakala manusia kehilangan orang yang
disayangi, sesuatu yang sangat berharga, tertimpa musibah, atau
gagal mewujudkan urusan yang penting.

h. Sesal

Sesal merupakan keadaan emosional yang timbul karena


perasaan berdosa, kesedihan atas dosa yang telah dilakukan, celaan

9
Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Al Qur’an (Terapi Qur’ani dalam
Penyembuhan Gangguan Kejiwaan), (Bandung : CV Pustaka Setia, 2005), hal 114-115.

8
terhadap diri sendiri atas apa yang telah dikerjakan, dan angan-
angan seandainya tidak melakukan itu.10

D. Teori-Teori Tentang Emosi

Para ahli mengemukakan beberapa teori, dalam upayanya


menjelaskan bagaimana gejala emosi timbul. Ada beberapa teori yang
umumnya terkenal yang diajukan oleh :

1. Teori Emosi Dua-Faktor Shachter-Singer

Teori ini dikenal sebagai teori paling klasik yang berorientasi


pada rangsangan, reaksi fisiologis yang dirasakan dapat dikatakan sama,
seperti hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat,
adrenalion dilairkan dalam darah, dan lain sebagainya. Namun yang
membedakan adalah ketika seseorang mendapat stimulus yang
menyenangkan (seperti diterima bekerja di perusahaan yang diidam-
idamkan), maka emosi yang dihasilkan bisa disebut kebahagiaan. Jika
seseorang dirangsang dalam bentuk hal yang berbahaya, seperti
melihat hewan liar di hadapannya, maka emosi tersebut disebut
ketakutan.

Dalam teori ini begini, ketika seseorang menghadapi kejadian


yang membangkitkan emosinya, pada umumnya awalnya ia akan
mengalami gangguan fisiologis yang netral dan tidak jelas. Secara
teoritis, yang terjadi kemudian bergantung apakah ia mengetahui
mengapa ia merasa jengkel, dan bagaimana perasaannya jika ia tidak
yakin mengenai emosi apa yang dirasakannya. Ia bertanya pada dirinya
sendiri tanpa sadar. “Apakah saya takut, terkejut atau marah, atau apa?”
Ia mencari jawabannya. Namun, jika dari awal ia sudah menyadari apa
yang menganggu di pikirannya dan perasaannya yang tengah
dialaminya, ia tidak harus mencari informasi tentang apa yang sedang
terjadi, ia sudah tahu. Bagaimanapun terjadinya, menurut Schachter dan
Singer, orang yang jengkel itu kemudian akan membentuk keyakinan

10
Ibid, hlm. 158-159

9
tentang apa yang dirasakannya, dan kognisi ini akan membentuk
kejengkelan umum yang tidak jelas menjadi suasana emosional tertentu

2. Teori Emosi James-Lange

Teori ini disebutkan bahwa emosi muncul setelah terjadinya


reaksi psikologis. William James dari Amerika Serikat dan Carl Lange
dari Denmark, telah mengemukakan suatu teori yang sangat mirip antara
satu dengan yang lainnya. Menurut teori ini, emosi adalah hasil dari
persepsi seseorang terhadap berbagai rangsangan dari dunia luar. Jadi,
misalnya seseorang melihat Harimau, lalu karena denyut nadinya
menjadi lebih cepat, orang tersebut mengalami gejala peningkatan
sirkulasi darah. Kemudian, reaksi fisik orang tersebut dianggap sebagai
ketakutan. Karena berdasarkan pengalaman, orang yang sudah
mengenal harimau adalah makhluk yang berbahaya.

Menurut kedua ahli tersebut, emosi disebabkan oleh perubahan


pada sistem vasomotor atau otot. Peristiwa dianggap menyebabkan
perubahan fisik dan psikologis, yang disebut emosi Secara ringkas,
James melihat terdapat empat langkah dalam proses terjadinya suasana
emosional, yakni:

a. Kejadian itu dipahami


b. Impuls bergerak dari sistem saraf pusat ke otot, kulit, dan organ
dalam
c. Sensasi yang disebabkan perubahan bagian-bagian tubuh tersebut
yang disalurkan kembali ke otak
d. Impuls balik itu kemudian dipahami oleh otak, dan setelah
dikombinasikan dengan persepsi stimulus pertama, menghasilkan
objek yang dirasakan secara emosional.

Kesimpulannya menurut James, bukan penilaian yang


menyebabkan suasana emosional, melainkan reaksi tubuh kita terhadap
interpretasi suatu peristiwa. Kita takut karena lari, dan kita marah karena
otot kita menegang

10
3. Teori “Emergency” Cannon
Teori ini menyatakan emosi timbul bersama-sama dengan reaksi
fisiologik. Teori ini dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929) seorang
fisiolog dari Harvard University, Cannon dalam teorinya menyatakan
bahwa karena gejolak emosi itu menyiapkan seseorang untuk mengatasi
keadaan yang genting, orang-orang primitif yang membuat respon
semacam itu bisa survive dalam hidupnya.
Teori Cannon kemudian diperkuat oleh Philip Bard yang
kemudian sekarang lebih dikenal dengan teori Cannon-Bard atau teori
emergency. Teori ini menjelaskan juga bahwa emosi adalah reaksi yang
diberikan oleh organisme dalam situasi darurat atau emergency. Teori
ini didasarkan pada asumsi bahwa ada antagonisme antara saraf-saraf
simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral daripada susunan
saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatif aktif, saraf otonom
nonaktif, dan begitu sebaliknya.
Secara garis besar teori ini menyebutkan bahawa emosi yaitu
sebagai pengalaman subjektif psikologis yang timbul bersama-sama
dengan dengan reaksi fisiologis seperti halnya hati berdebar, tekanan
darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah dan
sebagainya.11
E. Ekspresi dan Reaksi Saat Terjadi Emosi

Pada saat seseorang sedang merasakan emosi atau emosi itu


muncul, bisa di lihat dan dikenali dari mimik wajah, intonasi suara, atau
perilaku yang berubah. Ekspresi dan reaksi emosi dapat terlihat secara tiba-
tiba emosi ini sangat sering tidak bisa dikontrol ataupun disembunyikan.
Suatu ekspresi dan reaksi emosi bisa di turunkan dengan cara genetis,
namun dapat diperluas oleh beberapa macam interaksi dengan orang lain
dalam lingkungan. Beberapa contoh kecil yang tidak asing dijumpai, yaitu
berkacak pinggang saat marah, berteriak dan loncat kegirangan saat menang

11
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2016), hlm. 347-349.

11
dalam kontes, termasuk dalam emosi bentuk tingkah laku, selain itu ada
dalam bentuk ekspresi dan reaksi wajah, suara dan sebagiannya.12

1. Ekspresi dan reaksi wajah

Yang lebih banyak dilihat dari wajah yaitu mudahnya dilihat,


seperti wajah pucat dan memerah. Menurut Davidoff bukan mustahahil
ekspresi wajah bersifat hereditas (keturunan), karena fakta.
membuktikan bahwa bayi yang dilahirkan buta-tuli juga bisa
menunjukan emosi dengan ekspresi yang khas manusia pada umumnya.
Jadi bisa di katakan bahwa, ekspresi hanya memperbanyak pengalaman.

2. Ekspresi dan reaksi suara


Ekspresi dan reaksi suara saat emosi di kenal secara umum
dalam pergaulan sehari-hari, seperi tertawa, bersenandung,
berteriak- teriak, memaki, atau spontan terlihat dengan tatapan kosong.
Ekspresi suara mungkin tidak segampang di ketahui bila di bandingkan
dengan ekspresi wajah dalam mengomunikasikan emosi, tapi keduanya
sangat penting. Ahli komunikasi, menyampaikan bahwa Eskpresi suara
lebih gampang dilihat dipahami dari pada tulisan.
3. Ekspresi dan reaksi sikap dan tingkah laku

Sikap dan tingkah laku dapat diliat dengan sudut pandang yang
lebih luas. Sehingga dibagi menjadi dua ekspresi sikap serta perilaku
yakni: tingkah laku pelibatan diri (attachment) dan pelepasan diri
(withdrawal). Tingkah laku emosi dengan pelibatan diri adalah tingkah
laku dengan upaya bergerak maju mempertahankan suasana yang
menyenangkan pada emosi positif. Tingkah laku agresif dan eksplosif
adalah contoh pelibatan diri dalam menghadapi berbagai ancaman
sebagai upaya mekanisme pertahanan diri (self-defense mechanism),
misalnya ekspresi melepaskan diri yaitu, lari secepat mungkin, untuk
menghindar dari bahaya.

12
Yahdini Firda Nadhiroh, ”Pengendalian Emosi (Kajian Relio-Psikologis tentang
Psikologi Manusia”, Jurnal Saintifika Islamica, (Januari-Juni 2015) Vol 2. No 1, 55.

12
4. Ekspresi lain-lain

Bisa dilihat dari kasus emosi, seperti adanya orang yang syok
berat kadang pingsan. Juga dapat dilihat dari perbedaan istilah,
seperti kata latah mungkin itu ciri khas di Indonesia, namaun di
negara lain berbeda. Sehingga itu juga dimasukan ke dalam kategori
ekspresi.13

Davidof menyampaikan bahwa fisiologis yang berubah terjadi


selama munculnya emosi yang dikarenakan akibat, pengaktifan bagian
simpatis system saraf otonom secara lebih detail. Sistem saraf simpatis
bertanggung jawab atas perubahan-perubahan, yakni :

a. Detak jantung serta pernafasan lebih meningkat


b. Bulatan mata atau pupil yang membesar
c. Kelenjar keringat yang bertambah banyak
d. Kadar gula semakin banyak sehingga energi bertambah
e. Saraf yang merangsang pembekuan semakin cepat
f. Bulu ditubuh yang menegang atau biasa disebut bulu roma berdiri
g. Gerak sistem gastrointestinal (system pencernaan) yang menurun.14

13
M.Darwis Hude, Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
Dalam Al Qu’an, (Jakarta : Erlangga, 2006), hlm. 54.
14
Misran Simanungkalit, “Emosi Positif Keluarga”, Jurnal Fitrah, (Juli-Desember 2014)
Vol 2. No 8, 312.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Emosi adalah suatu kondisi yang mencangkup perubahan jiwa dan tubuh
secara kompleks dan sadar, yang memiliki signifikansi yang luas dalam
perubahan perilaku individu, baik itu reaksi positif maupun negatif yang dirasakan
oleh seseorang. Emosi berfungsi sebagai pertahanan diri, pembangkit energi atau
gairah hidup, pembawa informasi bagaimana keadaan seseorang,
Macam emosi terbagi menjadi dua, yakni emosi positif dan juga emosi
negative. Emosi positif adalah emosi yang selalu diinginkan oleh semua orang.
Emosi negatif merupakan emosi yang tidak diharapkan muncul didalam kehidupan
seseorang. Emosi memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang bersifat tidak tetap,
karena emosi banyak terpaut dengan kejadian atau peristiwa pengenalan panca
indera. Emosi yang dirasakan manusia diantaranya adalah senang, benci, heran dan
kaget, takut, marah, cinta, sedih serta sesal. Ada beberapa teori emosi yang paling
terkenal, yaitu
1. Teori Emosi Dua-Faktor Shachter-Singer
2. Teori Emosi James-Lange
3. Teori “Emergency” Cannon.
Pada saat seseorang sedang merasakan emosi atau emosi itu muncul,
bisa di lihat dan dikenali dari mimik wajah, intonasi suara, atau perilaku yang
berubah. Ekspresi dan reaksi emosi dapat terlihat secara tiba-tiba emosi ini sangat
sering tidak bisa dikontrol ataupun disembunyikan. Ekspresi dan reaksi tersebut
muncul dari wajah, suara, sikap dan tingkah laku, ekspresi lain-lain serta perubahan
dalam system syaraf simpatis dalam tubuh individu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hude, M.Darwis, Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia Dalam


Al Qu’an, Jakarta : Erlangga, 2006.

Nadhiroh, Yahdini Firda ”Pengendalian Emosi (Kajian Relio-Psikologis tentang Psikologi


Manusia”, Jurnal Saintifika Islamica, Januari-Juni, 2015.

Najati, Muhammad Utsman, Psikologi dalam Al Qur’an (Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan
Gangguan Kejiwaan). Bandung : CV Pustaka Setia, 2005.

Rosyidah, “Dinamika Emosi Pecandu Narkotika Dalam Masa Pemulihan”, Jurnal Insan Media
Psikologi. 2011.

Sarwono, Sarlito W Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,2010.

Simanungkalit, Misran, “Emosi Positif Keluarga”, Jurnal Fitrah, Juli-Desember 2014.

Sobur, Alex Psikologi Umum, Bandung : CV Pustaka Setia, 2016.

Yusuf, Syamsu Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda, 2008.

15

Anda mungkin juga menyukai