Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH BIOPSIKOLOGI


“Emosi”

KELAS E - 2019
KELOMPOK 7
1.Arthur Persada Heryana (201910230311263)
2.Qary aminah amin as 252
3. Faizah Rifky Andani 286
4. Febri Dwi Syahputra 260
5. Danny Shevario

Dosen Pengampu :

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah kami yang berjudul “Emosi”
dapat selesai sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.makalah ini tidak dapat
terwujud tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dorongan dan semangat.
3. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan tambahan ilmu
pengetahuan bagi penulis maupun bagi setiap pihak yang membaca. Apabila dalam
penuliasan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan yang kurang berkenan,
penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis dapat
membangun yang lebih baik untuk kedepannya.

Malang, 10 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita
adalah munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah
sesuatu hal yang buruk, sesuatu yang diidentikan dengan amarah.Namun pada
kenyataannya emosi itu tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal
kebaikan.Lalu dari mana emosi itu muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh,
agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan itu
merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi, ada yang mengemukakan
emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.
Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah
dimiliki oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi
psikologi tentang psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri
sehingga kita dapat mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian
di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita.
Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan
fisiologis ini memunculkan emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi,
emosi yang berbeda diasosiasikan dengan keadaan identik psikofisiologis yang terjadi
dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat sensitif. Karena tidak selalu bisa
memilah informasi yang berbeda ketika seseorang butuh pengalaman untuk
mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang. Perkembangan perubahan
dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus
normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang
mekorespondasi reaksi fisik. B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan emosi.
2. Untuk mengetahui macam-macam emosi.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktaor yang menyebabkan emosi.
4. Untuk memahami fungsi dan teori-teori emosi
5. Untuk memahami dasar biologis dan pertumbuhan emosi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.
Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam
emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak.Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam
diri individu.Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati
seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang
berperilaku menangis.
Menurut Williams James (Amerika serikat) dan Carl Large (Denmark)emosi adalah
hasil presepsi seseorang terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai
respons terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar[1]. Emosi terkadang
juga diidentikan dengan perasaan, yaitu suatu keadaan kerohanian atau peristiwa
kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungannya dengan
peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.
Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai
suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang
disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan
emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan
baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
Pertumbuhan dan perkembangan emosi seperti juga pada tingkah laku lainnya
ditentukan oleh pematangan dan proses belajar seorang bayi yang baru lahir dapat
menangis tetapi ia harus mencapai ringkas kematangan tertentu untuk dapat tertawa
setelah anak itu sudah besar maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa
digunakan untuk maksud-maksud tertentu atau untuk situasi tertentu.
B. Macam-macam Emosi
Emosi ada dua macam yaitu emosi positif dan emosi negatif.Emosi positif (emosi
yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang
mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan
sebagainya.Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang
menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah
sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.Emosi positif adalah emosi yang harus
dipupuk dan dikembangkan, sedangkan emosi negatif hendaklah diminimalkan atau
dikendalikan sehingga ekspresinya tidak meledak-ledak.
1) Emosi marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk
mencapai tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu
tidak mereda, bahkan bertambah untuk menyalurkan ketegangan itu seseorang
mengekpresikannya dengan marah karena tujuannya tidak tercapai dan tidak sesuai
dengan apa yang ia inginkan.
2) Emosi Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan
sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu
3) Emosi Cinta
Emosi ini merupakan gambaran kesenangan bagi si pelaku, tentunya mereka akan
mendekatinya. Lalu apa itu definisi cinta sendiri? Tentunya sama halnya jika kita
dsisuruh untuk mendefinisikan ihwal dalam kebahagiaan. Dalam bukunya The Art of
Loving, erich Fromm sedemikian jauh telah berbicara mengenai cinta sebagai alat untk
mengatasi keterpisahan manusia, sebagai pemenuhan kerinduan akan kesatuan.
4) Emosi Depresi
Seseorang mulai menutup ekspresi terbuka daripada emosi-emosinya, dan akan
meluapkan dalam dirinya saja.
5) Emosi Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kalangan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan.
Biasanya kegembiran itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba(surprise) dan
kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain disekitar orang
yang gembira tersebut,
6) Emosi cemburu
Cemburu adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya
keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih [2]sayang dari
seseorang. Seseorang yang mempunyai rasa cemburu selalu mempunyai sikap benci
terhadap saingannya.
7) Emosi khawatir
Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas
atau atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak
senang,gelisah,tidak tenang,tidak aman.
Bila dilihat dari sebab dan reaksi yang ditimbulkannya, emosi dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu berikut ini:
1. Emosi yang berkaitan dengan perasaan, misalnya perasaan dingin, panas,
hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak
dirasakan karena faktor fisik di luar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan,
dan tempat dimana individu itu berbeda.
2. Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang, dan
sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor
kesehatan.
3. Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang,
benci dan sejenisnya.
C. Ciri-ciri Emosi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan empat ciri emosi, yaitu:
Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorang
memegang peranan penting dalam pertumbuhan rasa takut, sayang dan jenis-jenis emosi
lainnya. Pengalaman emosional ini kadang–kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak
dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang
sesungguhnya tidak perlu ditakuti.
Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu emosi,
maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah.Perubahan-tersebut tidak selalu terjadi
serempak, mungkin yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah maka
perubahan yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain adalah pada
pernafasannya, dan sebagainya.
Emosi diekspresikan dalam perilaku. Emosi yang dihayati oleh seseorang
diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan
suara/bahasa.Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajar dan
kematangan.
Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang
untuk melakukan kegiatan.Demikian juga dengan emosi, dapat mendorong sesuatu
kegiatan, kendati demikian di antara keduanya merupakan konsep yang berbeda.
D. Fungsi Emosi
Emosi selalu hadir dalam keseharian kita ketika menjumpai suatu pengalaman atau
peristiwa. Kita akan merasa senang mendapat bantuan dari orang lain saat mengerjakan
tugas yang banyak sedang kita tidak mampu untuk menyelesaikannya sendiri. Juga akan
merasa bersalah ketika tidak mampu menepati janji yang telah dibuat bersama sang
kekasih. Maka dari itu, kita dapat membayangkan apa yang akan terjadi dalam
keseharian kita tanpa hadirnya emosi, hidup akan terasa hampa ibaratkan sayur tanpa
garam. Kita tidak akan pernah merasakan yang namanya marah, gelisah, cemas, jijik,
takut, hingga mungkin bahagia, nyaman, bangga, dan cinta.
Psikolog telah mendefinisikan beberapa fungsi penting dari emosi bagi kehidupan
kita sehari hari ( Frederickson & Branigan, 2005; Fridja, 2005; Gross, 2006; Siemer,
Mauss, & Gross, 2007 ).Diantaranya yang penting adalah pertama, emosi
mempersiapkan kita untuk bertindak. Emosi berperan sebagai penghubung antara
sensasi dengan persepsi. Contohnya bila kita bertemu melihat seekor anjing penjaga
yang lari ke arah kita, kemudian pesan sensorik dikirimkan dari mata ke sistem saraf
pusat, emosi “takut” yang kita rasakan akan memberi pesan untuk “lari”, sebagai respon
atau persepsi atas pesan sensoris dari mata tersebut. Kedua, emosi membentuk perilaku
kita di masa depan. Suatu emosi yang kita rasakan dimasa lampau semisal perasaan
tidak nyaman makan di “angkringan”, akan merangsang kita untuk menghindarinya
( makan di angkringan ) dimasa yang akan datang. Ketiga, emosi membantu kita untuk
bisa berkomunikasi dengan orang lain secara lebih efektif. Emosi memiliki elemen
fisiologis yang dapat membantu kita mengetahui suasana hati atau perasaan yang
sedang dirasakan oleh orang lain, sehingga kita tahu bagaimana cara yang sesuai untuk
berinteraksi dengan orang tersebut.
E. Teori-Teori Emosi
1) Teori Sentral
Menurut teori ini gejala kejasmanian merupakan satu akibat dari emosi yang dialami
oleh individu, jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami
perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya.Karena itu teori atau pendapat ini dikenal
dengan teori sentral, yang dikemukakan oleh Canon.Jadi menurut teori ini, gejala
kejasmanian merupakan akibat datangnya emosi pada individu.
2) Teori Perifir
Uraian teori ini merupakan kebalikan dari teori diatas, bahwasanya gejala jasmani
justru penyebab dari emosi tersebut. Menurut teori ini orang menangis bukan karena ia
susah, tetapi ia susah karena menangis. Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange,
sehingga sering disebut sebagai teori James-Lange dalam emosi.Sementara ahli
mengadakan eksperimen-eksperimen tentang sejauh mana kebenaran teori ini, dan pada
umunya menyatakan teori ini tidak tepat.
3) Teori kepribadian
Menurut pendapat ini bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, di mana
pribadi ini tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis dalam substansi yang
terpisah.Jadi setiap emosi dalam perasaan memang secara otomatis mempengaruh ke
jasmaninya.Teori ini dikemukakan oleh J. Linchoten.
4) Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori
paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William
James: “Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut
mereka gemetar”.Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog
Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam
ke luar. Di usulkan serangkaian kejadian disaat kita emosi : Kita menerima situasi yang
akan menghasilkan emosi. Kita bereaksi ke situasi tersebut,Kita memperhatikan reaksi
kita. Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami.
Sehingga pengalaman emosi-emosi yang dirasakan terjadi setelah perubahan tubuh,
perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari
tubuh memunculkan pengalaman emosi. Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu
perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan
individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon
tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens,
persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
F. Dasar Biologis Emosi
Dalam susunan system rumit yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dalam
diri setiap manusia, terdapat salah satunya adalah system syaraf otonom. System syaraf
ini berguna untuk mengawasi proses proses dalam diri setiap manusia tanpa disadari
oleh manusia tersebut, misalnya adalah proses bernafas, perncernaan, dan denyut
jantung. System syaraf otonom ini dibagi menjadi dua bagian menurut fungsinya, yaitu
system syaraf simpatetis dan parasimpatetis.
System syaraf simpatetis adalah system syaraf yang bekerja merangsang tubuh,
dengan meningkatkan denyut jantung, aliran darah ke otak, dan pernafasan. Semua
perubahan ini menyiapkan kita untuk suatu tindakan.[9] Namun, system syaraf
simpatetis ini melambatkan proses pencernaan, karena memang bukan suatu tindakan
yang diperlukan pada saat itu.
System syaraf parasimpatetis adalah system syaraf yang berkebalikan dari system
syaraf parasimpatetis, yaitu menenangkan tubuh dengan melambatkan ( merelaksasi )
denyut jantung, aliran darah ke otak, dan pernafasan, serta meningkatkan lagi kerja
system pencernaan.
Emosi seperti marah dan rasa takut diasosiasikan dengan meningkatnya aktivitas
saraf simpatetis seperti yang terjadi pada peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
yang semakin cepat.[10] Sedangkan perasaan bahagia dan puas diasosiasikan dengan
meningkatnya aktivitas system syaraf parasimpatetis seperti memperlambat denyut
jantung, dan pernafasan yang kembali normal.
Beberapa perubahan perubahan pada tubuh pada saat emosi dapat kita rasakan.
Terutama pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan perubahan pada
tubuh kita antara lain :
1) Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona.
2) Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
3) Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
4) Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
5) Liur : mongering kalau takut atau tegang.
6) Buluroma : berdiri kalau takut.
7) Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan
menegang atau bergetar ( tremor ).
G. Pertumbuhan Emosi
Emosi mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang ditentukan oleh proses
pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis,
tetapi ia harus mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa.Pada saat
bayi lahir,satu satunya emosi yang nampak adalah kegelisahan yang di tunjukkan
dengan menangis bahkan sampai meronta ronta. Pada keadaan tenang, sang bayi tidak
menunjukkan emosi apa apa.
Tiga bulan kemudian baru nampak pembedaan. Sekarang terdapat dua ekstrimitas,
yaitu rasa tertekan atau terganggu dan rasa senang atau gembira. Semakin sang bayi
bertambah besar, emoi ikut melakukan perkembangan. Di usia lima bulan, marah dan
benci mulai dipisahkan dari perasaan tertekan dan terganggu. Usia 7 bulanmulai
nampak perasaan takut. Kemudian dilanjutkan pada usia sekitar 10 – 12 bulan perasaan
bersemangat mulai berdpisah dari perasaan senang..
Setelah itu emosi bayi tersebut akan berkembang dari proses belajarnya. Faktor
kebudayaan dilingkungannya akan sangat berpengaruh pada proses belajar bayi ini
tentang emosi dan cara menyatakannya. Sehingga ekspresi tersebut dapat dipahami oleh
orang orang yang berada dalam satu kebudayaan.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan bahwa emosi adalah kecenderungan untuk memiliki perasaan
tertentu apabila berhadapan dengan objek yang dituju dalam lingkungan, dengan
beberapa pencetus emosi seperti rasa senang. ketakutan, dan marah.
Apa yang dirasakan manusia dalam varian emosi dan ekspresinya telah
dipelajari oleh para ilmuan, khususnya yang berkecimpung di bidang tingkah laku
manusia. Beberapa diantaranya yang dibahas secara ringkas dalam tulisan ini ialah teori
James-Lange, teori Cannon-Bard, teori Schachter-Singer, dan lainnya, juga perubahan
fisilogis dalam emosi pada tubuh manusia ada 5, yaitu galvanic skin response, peredaran
darah, ekspresi fisilogis, gerakan dan isyarat tubuh, dan juga tinakan-tindakan
emosional.
Dalam pengertian emosi, setiap orang memberi definisi yang berbeda beda,
namun menurut pengertian umum, emosi adalah perasaan yang secara umum memiliki
elemen fisiologis dan kognitif serta mempengaruhi perilaku. Kebanyakan membagi
emosi menjadi dua bagian yaitu emosi positif ( senang, bahagia, cinta, dll ) dan emosi
negatif ( marah, sedih, takut, kecewa, dll ). Fungsi emosi diantaranya adalah pertama,
emosi mempersiapkan kita untuk bertindak. Kedua, emosi membentuk perilaku kita di
masa depan. Ketiga, emosi membantu kita untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain
secara lebih efektif. Secara biologis emosi dekendalikan oleh system syaraf otonom
yang dibagi menjadi system syaraf simpatetis dan parasimpatetis.
DAFTAR PUSTAKA

Feldman, Robert S.(2012). Pengantar psikologi:understanding psychology. Jakarta:


Salemba Humanika.
Sarwon, Sarlito Wirawan.(1982). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Ekman, Paul. (2013). Pedoman Membaca Emosi Orang. Yogyakarta: THINK.
Sarlito W Sarwono,(2010).Pengantar Psikologi Umum, Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada
Ahmadi Abu.(2003).Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. (1991). Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali
Syukur, Abdul. (2011). Beragam Cara Terapi Gangguan Emosi Sehari-hari.
Yogyakarta: DIVA press.
King, Laura.A. (2010). Psikologi Umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika.
Sarwono W Sarwito.(2010). Pengantar Psikologi Umum,PT.Raja Grafindo
Persada:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai