Anda di halaman 1dari 5

Emosi diartikan sebagai dari reaksi terhadap situasi tertentu yang dilakukan oleh tubuh.

Hal
yang biasanya memiliki kaitan dengan aktivitas berpikir (kognitif) seseorang, yaitu sifat
dan intensitas dari emosi, yang dikarenakan hasil dari persepsi akan situasi yang terjadi.
Emosi menjadi salah satu aspek yang memiliki pengaruh besar atas sikap manusia selama
ini. Hal itu dibarengi dengan dua aspek yang lain, yaitu adanya daya pikir (kognitif) dan
psikomotorik (konatif), biasanya emosi sering dikenal dengan aspek afektif, hal ini
merupakan dari penentuan sikap, yang menjadi salah satu predisposisi dari perilaku
manusia.
Sejak datangnya Daniel Goleman (1997) yang mengangkat tulisan dengan topik utama
adanya aspek emosi. Lalu mulai banyak orang yang membicarakan hal ini. Dalam dunia
psikologi, kecerdasan emosi bukan merupakan konsep yang baru.

2.4.1 Sumber-Sumber Emosi


Dalam pemahamannya, ada beberapa sumber emosi. Emosi memiliki sumber dari beberapa
hal, yaitu:
a. Kualitas tidur
b. Kepribadian
c. Olahraga
d. Suasana hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
e. Stress
f. Gender
g. Usia
h. Aktivitas sosial

2.4.2 Macam-macam Emosi


Sebenarnya secara keseluruhan emosi digolongkan dalam dua golongan, yaitu emosi positif
dan emosi negatif. Emosi positif ini seperti perasaan bahagia, gembira, senang, dan cinta.
Berbanding terbalik dengan emosi negatif, yang seperti perasaan takut, sedih, cemas, dan
marah.
Emosi yang menggambarkan perasaan sedih, kaget, marah, dan gembira merupakan emosi
yang mendekati kesamaan yang lebih universal atau umum. Akan tetapi perasaan emosi,
takut, cinta, muak, dan jijik, merupakan emosi yang lebih bersifat khas atau khusus dan hal
ini tergantung budaya, pendapat ini dikemukakan oleh Heider (1990).
Awalnya  Ekman (1972), emosi dapat digolongkan menjadi enam golongan, yaitu muak,
bahagia, marah, takut, kaget dan sedih. Di tahun 1999 beliau kembali menggolongkan
emosi menjadi tujuh belas golongan, yakni: terkejut, malu, puas, senang, sedih, lega,
bangga, bahagia, perasaan bersalah, senang, takut, memalukan, muak, suka, jijik, marah,
dan girang
Sedangkan menurut Silvan Tomkins, beliau menggolongkan emosi ke dalam hal yang
cukup sederhana. Menjadi delapan golongan emosi, iaitu malu, khawatir, sedih, jijik,
marah, terkejut, gembira, dan senang. Dan The Li Chi pun menggolongkan emosi yang
lebih rinci, hal ini pun diungkapkan oleh Prinz (2004). Menggolongkan emosi ke dalam
sembilan golongan, yaitu kasih sayang, rangsangan, jijik, menderita, cemas, panik, dan
enggan puas.
Memang menurut ahli adanya perbedaan dalam penggolongan emosi, akan tetapi ada
beberapa persamaan dalam bentuk-bentuk emosi yang dijelaskan, hal itu antara lain, takut,
sedih, jijik, bahagia, dan senang. Hal yang lebih khusus terletak pada perasaan kaget, dan
perasaan bersalah.
Bahkan, Lovenheim (2011) telah mengajukan bahwa kombinasi spesifik dengan tingkat-
tingkat adanya sinyal zat noradrenalin, dopamine, serotonin dikombinasikan dengan
delapan emosi dasar pembentukan hubungan langsung.
Hal ini menjadi sebuah model kubus tiga dimensi beliau tentang emosi, yang mana, yang 
Lovenheim ungkapkan menjadi sumbu sistem koordinat dan emosi dasar yang telah
diungkapkan Tomkins Sylvan menjadi delapan titik sudut. Menurut model ini, masalah
kemarahan diakibatkan oleh adanya kombinasi dari adanya serotonin rendah, adanya
dopamine tinggi, dan adanya nor-adrenalin yang tinggi.

2.4.3 Fungsi emosi


Emosi dan rasa yang dimiliki oleh manusia, memiliki kegunaan untuk mewarnai hidupnya
dengan berbagai macam emosi dan perasaan. Akan sulit bagi manusia untuk hidup secara
maksimal dengan tanpa adanya emosi. Tanpa emosi, manusia bukan menjadi manusia, jika
tanpa hal tersebut. Emosi dan perasaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia, karena sejatinya manusia memiliki emosi dan rasa.
Makhluk secara alamiah memiliki yang namanya emosi menurut ahli psikologi ketika
memandang manusia. Menyadur dari James (Purwanto dan Mulyono, 2006), emosi
dikatakan sebagai keadaan jiwa yang dalam hal ini menampakkan suatu perubahan yang
jelas pada tubuh manusia.
Dalam setiap orang emosi menjadi cerminan bagi keadaan jiwanya, yang akan secara nyata
terlihat pada perubahan jasmaninya. Contoh apabila seseorang sedang diliputi perasaan
emosi yang berwujud marah, maka perubahan dalam jasmaninya, yaitu wajah mereka akan
berubah merah, nafasnya terburu-buru, otot pada tangan akan menegang, dan energi yang
ada di dalam tubuh memuncak.
Dalam mempertahankan hidup, emosi manusia tidak hanya memiliki fungsi untuk bertahan
hidup seperti hewan. Namun, emosi juga dapat sebagai pembangkit energi yang mampu
memberikan kekuatan untuk bergairah dalam kehidupan manusia. Emosi juga merupakan
suatu pembawa pesan dalam kehidupan.

Hal-hal tersebut akan dijelaskan di bawah ini:


1. Pertama, bertahan hidup atau survival, yaitu emosi dijadikan sebagai sebagai sarana
untuk mempertahankan hidup. Dalam hal ini emosi dapat memberikan kekuatan
manusia untuk mempertahankan dirinya dari gangguan atau rintangan di hidupnya.
Munculnya perasaan sayang, cinta, marah, cemburu, dan benci, membuat manusia
akan lebih menikmati dinamika kehidupannya bersama orang lain.
2. Kedua, emosi sebagai pembangkit energi. Dalam kehidupan, emosi mampu
memberikan semangat atau motivasi dalam kehidupan kita. Misalnya, perasaan
kasih sayang dan cinta. Akan tetapi, emosi dapat pula memberikan dampak negatif
yang akan berdampak pada suramnya kehidupan sehari-hari dan hilangnya
semangat. Misalnya, perasaan benci dan sedih.
3. Ketiga, emosi sebagai pembawa pesan. Biasanya, emosi mampu memberitahu
bagaimana kondisi orang-orang yang berada di sekitar kita terutama untuk orang-
orang yang kita sayangi dan cintai, sehingga mampu melakukan apa yang sesuai
dengan perasaan yang dirasakan mereka saat itu, baik dalam kondisi bahagia
dengan ikut bahagia, maupun kondisi sedih dengan ikut berempati.
 
Dari penjelasan mengenai fungsi emosi tersebut, maka bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa
emosi sangat penting bagi kehidupan, yang sangat memiliki peran dalam mendukung
segala aktivitas yang dilakukan manusia. Menggunakan emosi dalam situasi yang tepat
akan mempengaruhi hasil dari situasi tersebut. Jadi, ayo kita memahami tentang emosi dan
fungsinya pada diri kita.

2.4.4 Penggolongan emosi


Dalam memahami emosi, ada empat penggolongan emosi dasar, yaitu:
1. Emosi Senang
Hal ini merupakan emosi yang memberikan gambaran tentang rasa senang yang dialami
oleh seseorang, hal ini terjadi dari bermacam-macam jenis perasaan senang, yaitu: bahagia,
gembira, cinta, dan riang.
2. Emosi Sedih
Emosi ini memiliki gambaran mengenai perasaan yang tidak senang yang dialami oleh
seseorang dalam menghadapi suatu kondisi tertentu. Macam-macam perasaan dalam
kondisi ini, yaitu malu, hampa, kecewa, dan duka.
3. Emosi Takut
Hal ini merupakan kondisi yang mana ada gambaran rasa tidak senang yang dijalani oleh
seseorang, baik itu terhadap hal yang berasal dari luar diri maupun yang ada di dalam diri
sendiri. Untuk emosi rasa takut yang berasal dari hal di luar diri misalnya takut akan
perampok, takut pada hewan buas, dan begal. Sedangkan, untuk perasaan takut yang
berasal dari hal yang ada dalam diri sendiri, misalnya takut tidak naik kelas, takut untuk
mencoba dan lain-lain..
4. Emosi Marah.
Dalam emosi marah terdapat gambaran mengenai perasaan terhadap sesuatu suatu objek,
misalnya keadaan lingkungan, hubungan sosial, perilaku orang, dan peristiwa. Berbagai
emosi yang sejenis ini berasal dari masing-masing emosi dasar dan hal ini tidak yang
bersifat universal, tidak bersifat khusus, yang dalam pengertiannya bahwa katas emosi
hanya ada di dalam suatu golongan atau kelompok tertentu saja yang sesuai dengan budaya
golongan atau kelompok tertentu.

2.4.5 Karakteristik emosi


Dalam bentuknya emosi mempunyai suatu karakteristik. Karakteristik tersebut antara lain,
yaitu:
1. Temperamen atau kepribadian, proses epigenetik, evolusi budaya merupakan hal-
hal yang dapat mempengaruhi emosi. Dalam hal ini membuat emosi tanggap akan
rangsangan yang berlaku.
2. Proses bio-evolusi merupakan asal muasal dari emosi.
3. Awalnya emosi diaktifkan oleh sebuah rangkaian dari proses persepsi yang
sederhana.
4. Apabila emosi merupakan urutan yang pertama, maka emosi memiliki regulasi
yang khas untuk memandu tindakan dan kognisi.
5. Fase dari proses neurobiologis merupakan komponen dari motivasi dan komponen
perasaan yang unik dan khas.
6. Emosi pada dasarnya menyiapkan sumber untuk terus-menerus memotivasi dan
memberikan informasi yang menjadi panduan dalam kognisi dan tindakan bekerja.

2.4.6 Bentuk bentuk emosi


Emosi merupakan suatu hal yang mampu berkembang pada diri. Dari kalian anak-anak
hingga tumbuh dewasa. Ketika masih anak-anak kita memiliki 3 emosi dasar. Menurut
Watson (Sobur, 2003:428), dia mengungkapkan bahwa sebenarnya pada dasarnya, manusia
memiliki tiga bentuk emosi dasar, yaitu:
a. Fear, emosi ini akan berkembang menjadi kecemasan atau anxiety.
b. Rage, emosi ini kelak akan berkembang menjadi emosi marah atau anger.
c. Love, emosi ini yang kedepannya akan berkembang menjadi emosi simpati.
Nah, dalam penjabaran lebih mendalamnya, Syamsudin (2004:114) telah menggolongkan
bentuk-bentuk emosi ke dalam beberapa golongan sebagai berikut, antara lain:
1. Malu dengan adanya perasaan hancur lebur, adanya aib, hina, kesal hati, malu hati,
bersalah, dan sesal.Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
2. Jengkel memiliki perasaan di dalamnya seperti perasaan mau muntah, tidak suka, benci,
mual, jijik, hina, dan muak. Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
3. Terkejut dengan adanya perasaan terpana, takjub, terkesiap di dalamnya.
4. Cinta ada perasaan kasih, kasmaran, hormat, bakti, kedekatan, kebaikan hati,
kepercayaan, persahabatan, dan penerimaan.
5. Kenikmatan dengan perasaan kegirangan luar biasa, rasa puas, rasa terpenuhi,  rasa
terpesona, terhibur, gembira, bangga, gembira, puas, riang, bahagia ringan, dan senang.
6. Rasa takut di dalamnya terdapat adanya perasaan panik, fobia, ngeri, sedih, waspada,
tidak tenang, was-was, gugup, takut, dan cemas.
7. Kesedihan dengan adanya perasaan depresi, ditolak, kesepian, melankolis, muram, dan
pedih.
8. Marah, di dalamnya terdapat perasaan bermusuhan, tersinggung, rasa pahit, berang,
terganggu, kesal hati, jengkel, marah besar, benci, mengamuk dan beringas.

2.4.7 Dampak Emosi Positif dan Negatif


Emosi memiliki dampak positif (baik) dan negatif (buruk) pada diri manusia. Berikut
adalah keterangan mengenai penjelasan dampak emosi positif dan dampak emosi negatif,
yaitu:
a. Dampak Emosi Positif 
Dalam dampak ini yang biasanya terjadi pada diri manusia berwujud pada perasaan
bahagia, ceria, damai, senang, dan adanya rasa syukur. Hal ini biasanya menjelaskan
sebuah evaluasi diri atau perasaan yang menyenangkan dan menguntungkan.
b. Dampak Emosi Negatif 
Dampak dari emosi negatif biasanya perasaan menangis, marah, kecewa, sedih, benci, dan
lain-lain. Biasanya emosi ini menunjukkan sebuah evaluasi diri atau adanya perasaan yang
merugikan.

Anda mungkin juga menyukai