Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

JIWA KOMUNITAS PADA REMAJA


A. Pengertian Remaja
Remaja merupakan suatu periode pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, dari
usia 10 sampai dengan 19 tahun. Remaja akan melalui tahapan usia yang
dimulai dengan remaja awal mulai usia 12-15 tahun, remaja pertengahan
berusia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun
(Desmita, 2017). Menurut Erickson dalam (Desmita, 2017) mengatakan
bahwa remaja memiliki tugas perkembangan yaitu mencapai identitas diri
versus bingung peran. Kemampuan dalam mencapai identitas diri
dilakukan melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus
diselesaikan oleh remaja. Beberapa tugas perkembangan yang penting ada
masa remaja yaitu mampu menerima keadaan fisiknya, mampu menerima
dan memahami peran seusai dewasa, mamp membina hubungan baik
dengan anggota kelompok, mencapai kemandirian emosional,
mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual, memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa, serta mengembangkan
perilaku tangguang jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.

B. Batasan Karakteristik Perilaku Remaja


Menurut (Hidayat, 2019) Batasan Karakteristik Perilaku Remaja adalah :
1. Perkembangan yang normal: Pembentukan identitas diri
a) Menilai diri secara objektif
b) Merencanakan masa depannya
c) Dapat mengambil keputusan
d) Menyukai dirinya
e) Berinteraksi dengan lingkungannya
f) Bertanggung jawab
g) Mulai memperlihatkan kemandirian dalam keluarga
h) Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang lain yang
menurutnya mampu

2. Penyimpangan perkembangan : Bingung peran


a) Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan kelemahan) dirinya
b) Merasa bingung, bimbang
c) Tidak mempunyai rencana untuk masa depan
d) Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
e) Memiliki perilaku antisosial
f) Tidak menyukai dirinya
g) Sulit mengambil keputusan
h) Tidak mempunyai minat
i) Tidak mandiri
C. Proses Terjadinya Masalah
Penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang
berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai
kemampuan dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan
lingkungan disekitarnya (Diananda, 2019)
Terdapat empat masalah yang mempengaruhi sebagian besar remaja adalah:
1. Masalah penyalahgunaan obat.
2. Masalah kenakalan remaja.
3. Masalah seksual.
4. Masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah.

Remaja yang paling beresiko adalah remaja yang memiliki masalah lebih
dari satu masalah tersebut. Lambat laun para peneliti menemukan bahwa
perilaku perilaku bermasalah yang dialami dimasa remaja saling berkaitan.
Sebagai contoh, penyalahgunaan obat terlarang yang parah berkaitan dengan
aktivitas sexual dini, rendahnya nilai sekolah, putus sekolah, dan kenakalan.
Aktivitas sexual dini berkaitan dengan penggunaan rokok dan alkohol,
penggunaan meriyuana dan obat-obatan narkotika lainnya. Meskipun tidak
seluruhnya, sebagian anak-anak muda berisiko tinggi “melakukan semua hal
tersebut”. Gejala perilaku yang menyimpang itu juga dialami oleh negara-
negara berkembang seperti Indonesia.

D. Faktor Predisiposisi dan Presipitasi Perkembangan Remaja


Menurut (Hasanah, 2017) antara lain :
Faktor Predisposisi
1. Biologis
a) Imunisasi lengkap
b) Tidak pernah sakit fisik berat
c) Tidak pernah merokok
2. Psikologis
a) Punya cita-cita sejak kecil
b) Tidak mengalami kehilangan orang terdekat
c) Tidak mengalami kekerasan dalam rumah tangga
d) Belum pernah putus sekolah
e) Tidak enggan menceritakan pengalamannya
3. Sosiokultural
a) Mudah bergaul
b) Mempunyai hobby yang sama dengan teman
c) Mempunyai teman lebih dari 2 orang
d) Mematuhi aturan dalam rumah atau sekolah
e) Mau menerima tugas dan tanggung jawab
f) Tidak ada labeling negative di lingkungan keluarga atau masyarakat
Faktor Presipitasi
1. Biologis
a) Memiliki tubuh ideal
b) Sehat fisik
c) Tidak merokok
d) Menyenangi kegiatan olahraga
e) Melakukan perawatan tubuh
2. Psikologis
a) Menerima arahan akan rencana kedepan
b) Menerima perubahan fisiknya
c) Diberikan kepercayaan menerima tugas dan tanggung jawab
d) Diberikan kesempatan menyukai tokoh idola
e) Diberikan kesempatan berpendapat
f) Dilibatkan dalam mengambil keputusan
3. Sosiokultural
a) Diberi kesempatan berteman
b) Diberikan kesempatan menjalankan hobby yang sama dengan
temannya
c) Bebas menentukan pilihan tanpa campur tangan orang tua
A. Penilaian Terhadap Stressor
1. Kognitif
a. Remaja Awal (11-14 tahun) Menggali kemampuan baru untuk pikiran
abstrak yang terbatas, mencari-cari nilai dan energi baru, perbandingan
terhadap normalitas dengan sebaya yang jenis kelaminnya sama
b. Remaja Tengah (14-17 tahun) Remaja mampu berfikir tentang pikiran
sendiri dan pikiran orang lain. Remaja mulai mampu membedakan
pikiran orang lain dan pikiran sendiri dan mengintreprestasikan pikiran
orang lain lebih akurat.
c. Remaja akhir (17-20 tahun) Remaja dapat menerima dan bertindak
pada pelaksanaan jangka panjang, mampu memandang masalah secara
komperhensif, identitas intelektual dan fungsional terbentuk.
2. Afektif
a. Menunjukkan perasaan gembira dan senang
b. Menunjukan keberanian yang berlebih
c. Banyak murung dan tidak dapat diterka
d. Mulai mengamati orang tua dan guru secara objektif
e. Mulai sering melamun memikirkan masa depan

3. Fisiologi
Kumalalasari dan Andhyantoro (2012) menyatakan terdapat
beberapa tanda perubahan fisik yang dialami oleh remaja:
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu perubahan dengan organ seks. Ada
beberapa ciri-ciri seks primer pada remaja:
a) Remaja laki-laki: Dapat melakukan fungsi reproduksi yaitu
mengalami mimpi basah. Mimpi basah yaitu salah satu cara
tubuh laki-laki ejakulasi. Ejakulasi merupakan proses
pengeluaran sperma saat sperma diproduksi secara terus-
menerus mimpi basah biasanya dialami saat remaja laki-laki
berumur 10-15 tahun.
b) Remaja wanita: Salah satu tanda kematangan organ reproduksi
wanita adalah di tandai oleh menstruasi (menarche). Menstruasi
merupakan proses peluruhan lapisan dalam (endometrium) yang
banyak terdapat pembuluh darah dari uterus melalui vagina.
Menstruasi berlangsung terus menerus sampai masa menopause
yaitu sekitar umur 40-50 tahun.
2. Tanda-tanda seks sekunder: Berikut adalah ciri-ciri perubahan seks
sekunder pada remaja:
a) Remaja laki-laki:
1. Lengan dan tungkai bertambah panjang dan besar.
2. Bahu melebar, pundak serta dada bertambah besar dan
membidang, pinggul menyempit.
3. Pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, dada, ketiak,
tangan serta kaki.
4. Tulang wajah memanjang dan membesar.
5. Tumbuh jakun dan suara terdengar besar.
6. Penis dan buah zakar membesar.
7. Kulit menjadi lebih kasar, tebal dan berminyak.
8. Produksi keringat menjadi lebih banyak.
b) Remaja wanita:
1. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan
kaki bertambah besar.
2. Pinggul melebar, bulat serta membesar.
3. Mulai tumbuh bulu-bulu pada ketiak dan alat reproduksi.
4. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.
5. Pertumbuhan payudara, putih menjadi lebih besar dan
menonjol, serta kelenjar susu berkembang.
6. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang
pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar
keringat akan lebih aktif.
7. Otot semakin besar dan kuat, terutapa pada saat
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.
8. Suara terdengar lebih merdu.
4. Behaviour
a. Pra Remaja (11 - 14 tahun). Dikatakan juga fase ini adalah fase
negatif, karena terlihat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase yang
sukar untuk hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua,
perubahan suasana hati yang tak terduga.
b. Remaja Awal (14 - 17 tahun) perubahan-perubahan terjadi sangat pesat
dan mencapai puncaknya, Ketidakseimbangan emosional, mencari
identitas diri.
c. Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun) ingin menjadi pusat perhatian, ia
ingin menonjolkan dirinya, idealis, mempunyai cita-cita tinggi,
bersemangat dan mempunyai energi yang besar, berusaha
memantapkana identitas diri, dan ingin mencapai ketidaktergantungan
emosional.
5. Sosial
a. menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang
sebelumnya belum pernah ada.
b. Harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga
dan sekolah
c. Remaja diharapkan memiliki hubungan sosial yang matang dengan
teman sebaya dalam kelompok-kelompok mereka.
d. Mendapat penerimaan dalam hubungan sosial.

B. Sumber Koping
1. Personal ability
a. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang terjadi pada
dirinya.
b. Mampu mencapai pembentukan identitas diri positif
c. Dapat mencari sumber-sumber informasi yang dapat membantunya
menjadi lebih mengerti tentang perubahan pada dirinya
2. Sosial support
a. Dukungan keluarga dalam menstimulasi tumbuh kembang remaja
b. Dukungan keluarga dalam memotivasi remaja dan menumbuhkan
rasa percaya diri dengan pujian yang realistis
c. Teman sebaya
d. Asuransi kesehatan
e. Pelayanan kesehatan terdekat di lingkungannya seperti puskesmas,
klinik pengobatan, praktek dokter
3. Material asset
a. Orang tua bekerja
b. Aset pribadi seperti rumah
c. Tabungan
d. Tanah/kebun sebagai pegangan keluarga yang sewaktu-waktu
kiranya dapat digunakan untuk kepentingan remaja
4. Positif belief
a. Keyakinan positif terhadap pelayanan kesehatan
b. Orang tua/keluarga melakukan reward dan punishment sesuain usia
perkembangan
c. Orang tua/keluarga memahami perbedanaan cara berkomunikasi
sesuai dengan usia perkembangan
d. Orang tua dan keluarga memahami kesehatan anak akan
mempengaruhi tumbang anak
e. Keyakinan orang tua/keluarga bahwa anak adalah anugrah dan
titipan Tuhan

C. Mekanisme Koping
a. Konstruktif: Berusaha kompromi dengan pendekatan dan penghindaran-
penghindaran seperti berusaha tetap tenang, berusaha membari tahu dan
mengalihkan perhatian
b. Dektruktif: Kesulitan dalam beradaptasi, tidak mampu menghadapi
stressor

E. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial (normal) : kesiapan peningkatan konsep diri
2. Risiko (penyimpangan) : risiko bingung peran.
F. Intervensi
Tujuan tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial remaja :
1. Remaja mampu meyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang
normal dan menyimpang
2. Remaja mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal
3. Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal
Intervensi Diagnosa 1
1. Diskusikan ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan
menyimpang.
2. Diskusikan cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal.
3. Anjurkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain yang membuatnya
nyaman mencurahkan perasaan, perhatian dan kekhawatiran.
4. Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan
positif (olahraga, seni, bela diri, pramuka, keagamaan).
5. Anjurkan remaja untuk melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan
perannya.
6. Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat rencana kegiatan dan
melaksanakan rencana yang telah dibuatnya
Intervensi Diagnosa 2
1. Diskusikan aspek positif atau kelebihan yang dimiliki remaja
2. Bantu mengidentifikasi berbagai peran yang dapat ditampilkan remaja
dalam kehidupannya
3. Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja
4. Bantu remaja mengidentifikasi perannya di keluarga
G. Daftar Pustaka

Desmita. 2017. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Hasanah, U. (2017) ‘Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Remaja Dan


Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro Email :
Emailnyauus@Gmail.Com’, Jurnal Keperawatan, 9(1).

Hidayat, A. (2019) ‘Penerapan Stimulasi Psikososial Pada Remaja Dalam


Pencapaian Identitas Diri’, 22, Pp. 16–17.
Kumalalasari, I. Andhyantoro. (2012) Kesehatan Reproduksi. Jakarta Selatan:
Salemba Medika.
Rahmi Dwi Yanti 2017 Studi Fenomenologi Pengalaman Koping Remaja
Yang Memiliki Saudara Kandung Dengan Autisme Di Sekolah Luar
Biasa Kota Padang. Jurnal Akademika Baiturrahim

Anda mungkin juga menyukai