PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan pemimpin masa depan. Berbagai upaya pendidikan
dilakukan agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, mempunyai sopan santun,
agama dan peka terhadap lingkungan, serta mampu mengebangkan potensi agar
bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian remaja yang telah
memperoleh pendidikan yang baik diharapkan akan mengembangkan diri secara
mantap dan mampu mewujudkan perilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Erikson dalam Makmun (2000 : 84) mengemukakan bahwa pada tahap remaja
(adolence) berada pda keadaan identity vs identity confusion. Keadaan ini lazim
dikenal dengan masa strum and drang (angin dan topan), dimana remaja dihadapkan
kepada sejumlah pertanyaan: siapa sebenarnya aku ini? Akan menjadi apa nanti?
Apakah peranku sebagai anggota masyarakat? dan sebagainya. Jika remaja mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan bekal kepercayaan pada lingkungan,
kemandirian, inisiatif, kepercayaan atas kemampuan dan kecakapannya, maka remaja
akan mampu mengingrasikan seluruh unsure-unsure kepribadiannya. Dengan kata
lain, remaja akan menemukan identitas/ jati dirinya, dan sebaliknya jika tidak remaja
akan berada dalam kebingungan dan kekacauan (confusion).
Witherington dalam Makmum (2000 : 84) mengemukakan bahwa pada usia
12-15 tahun merupakan tahap awal penyesuaian social; setelah usia 15-18 tahun
merupakan tahap awal pilihan kecenderungan pola hidup yang akan diikuti sampai
dewasa.
Havighurst (Makmum , 2000 : 112) menyusun fase-fase perkembangan
berdasarkan kebutuhan secara hipotesis yang harus dipenuhi atau dikuasai remaja agar
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tugas-tugas perkembangan itu
tersusun sebagai berikut :
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita .
2. Mencapai peran social pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efekstif.
4. Mengharapkan dan mencapai prilaku social yang bertanggung jawab.
5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya.
6. Mempersiapkan karir ekonomi.
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8. Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideology.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan tahap perkembangan remaja
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dalam tahap perembangan remaja
serta tugas-tugas dari remaja dalam melewati tahap perkebangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Remaja
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari
masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan
(Narendra, 2005).
Monks, dkk (2004) mendefinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10-18
tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki, sementara itu
WHO mendefinisikan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun. Menurut
Undang-undang No. 4179 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang
belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Adapun Menurut UU Perburuan
anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah
dan mempunyai tempat tinggal sendiri.
Sarwono (2011) menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana
individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta
terjadi peralihan dari ketergatungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relative mandiri.
E. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Remaja
F. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi Generalis
a. Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan bermanfaat
b. Tidak membatasi atau mengekang remaja melainkan membimbingnya
c. Menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk pengembangan bakat dan
kepribadian diri
d. Menyediakan waktu untuk diskusi, mendengarkan keluhan, harapan dan cita-
cita
e. Tidak menganggap remaja sebagai junior yang tidak memiliki kemampuan
apapun
2. Intervensi Spesialis
a. Terapi kelompok terapeutik : remaja
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan merupakan perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan.
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis
dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa
anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra,
2005).
Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing-masing ditandai
dengan isu-isu biologik, psikologik dan sosial, menurut Aryani (2010) yaitu :
1) Masa remaja awal (10-13 tahun)
2) Menengah (14-16 tahun)
3) Akhir (17-19 tahun).
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Hurlock, 2001) antara
lain :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita .
b. Mencapai peran social pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efekstif.
d. Mengharapkan dan mencapai prilaku social yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideology.
DAFTAR PUSTAKA