Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PSIKOLOGIS REMAJA

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA (PPKK)

Pembimbing Akademik
Izma Daud, Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik
Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns

Disusun oleh

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PSIKOLOGIS REMAJA

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Menurut Setiadi, 2008. Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada
saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19- 20
tahun.

Pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas
anak remaja dan memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.

Berdasarkan tumbuh Kembang Adolescense (anak remaja):


a. Pertumbuhan Fisik:
- Pertumbuhan yang pesat ( growth sprut ) TB 25%, BB 50%
- Semua sistem berubah, paling banyak perubahan endokrin
- Bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya: tangan, kaki, proporsi tubuh
memanjang
b. Sosial Emosional
 Kemampuan bersosialisasi meningkat.
 Relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan kawan sejenis.
 Penampilan fisik adolescense sangat penting, karena supaya di terima oleh
 kawan dan di samping itu persepsi terhadap badannya mempengaruhi konsep
diri.
 Peranan orangtua/keluarga sudah tidak dianggap penting, tetapi sudah beralih
 pada teman sebaya
B. Pengertian Remaja
Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang
ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis & psikososial.
• Remaja awal (13-14 thn)
• Remaja Tengah (15-17 Thn)
• Remaja akhir (18-21 Thn)

C. PERKEMBANGAN
1. Perkembangan Kognitif Remaja
- Abstrak. (teoritis) menghubungkan ide, pemikiran atau konsep pengertian
guna menganalisa dan memecahkan masalah.
- Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun
masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
- Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untuk memecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara
pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis.
2. Perkembangan Psikososial Remaja
Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
- Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
- Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
- Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lain
- Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
- Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis

3. Perkembangan Identitas Diri


- Konsep diri
- Evaluasi diri
- Harga diri
- Efikasi diri
- Kepercayaan diri
- Tanggung jawab
- Komitmen
- Ketekunan
- Kemandirian

D. Remaja Dalam Keluarga


Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan
generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi dibidang
norma-norma sosial).Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga adalah :
- Standart perilaku
- Metode disiplin
- Hubungan dengan saudara kandung
- Merasa jadi korban
- Sikap yang sangat kritis
- Besarnya kelurga
- Perilaku yang kurang matang
- Memberontak terhadap sanak keluarga

Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga (Dariyo, 2004)


1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.
- Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan
sampai terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)
- Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada
2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung (Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau
konflik antara anak yang satu dengan yang lain)
E. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial pada remaja menurut Erikson adalah identitas dan
kebingungan peran yang terjadi pada usia 12-20 tahun. Pembentukan identitas
selama masa remaja merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian
yang diharapkan tercapai pada masa remaja akhir.Selama masa remaja ini
kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat karena itu ia berusaha mencari identitas
dan mendefinisikan kembali “siapakah”ia saat ini dan akan menjadi “siapakah” atau
menjadi “apakah” ia dimasa mendatang.Perkembangan identitas selama masa
remaja ini juga sangat penting karena ia memberikan suatu landasan bagi
perkembangan psikososial dan relasi interpersonalpada masa dewasa. Tahap
perkembangan identitas(Desmita, 2005) meliputi:
1. Tahap diferensiasi (12-14 tahun)
Karakteristik tahap ini adalah remaja menyadari bahawa ia berbeda secara
psikologis dari orang tuanya. Kesadaran ini sering membuatnya
mempertanyakan dan menolak nilai- nilai dan nasehat orang tuanya, sekalipun
nilai dan nasehat tersebut masuk akal.

2. Tahap praktis (14 – 15 tahun)


Karakteristik tahap ini adalah remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-
galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal kebutuhan
akan peringatan atau nasehat dan menantang orangtuanya pada setiap
kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah.

3. Tahap penyesuaian (15-18 tahun)


Karakteristik tahap ini adalah karena kesedihan dan kekhawatiran yang
dialaminya mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas orang
tuanya tetapi dengan syarat. Tingkah lakunya sering silih berganti antara
eksperimentasi dan penyesuaian, kadang mereka menantang dan kadang
berdamai dan bekerjasama dengan orang tua mereka. Disatu sisi ia menerima
tanggung jawab di sekitar rumah namun disisi lain ia akan mendongkol ketika
orang tuanya selalu mengontrol, membatasi gerak gerik dan aktifitasnya diluar
rumah.

4. Tahap konsolidasi (18-21 tahun)


Karakteristik pada tahap ini adalah remaja mengembangkan kesadaran akan
identitas personal yang menjadi dasar pemahaman dirinya dan orang lainserta
untuk mempertahankan otonomi, independen dan invidualitas. Selama masa ini
remaja mulai memiliki suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, suatu
perasaan bahwa dia adalah manusia yang unik dengan sifat-sifat yang melekat
pada dirinya, seperti kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan yang ingin dicapai
pada masa mendatang, kekuatan dan hasrat untuk mengontrol kehidupannya
sendiri.ini merupakan saat yang sulit bagi remaja karena masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa di satu pihak dan kepekaaan terhadap
perubahan sosiial dan historis dipihak lain sehingga seorang remaja merasakan
penderitaan paling dalamdibandingkan dengan masa-masa lain akibat kekacauan
peranan atau kekacauan identitas (identity confusion). Kondisi ini menyebabkan
remaja merasa terisolasi, hampa, cemas, dan bimbang. Remaja juga menjadi
mudah tersinggung dan merasa malu.Selama masa ini tingkah laku remaja tidak
konsisten dan tidak dapat diprediksi kadang tertutup terhadap siapapun karena
takut ditolak atau dikecewakan namun pada saat lain mungkin ingin jadi
pengikut atau pecinta dengan tidak memperdulikan konsekwensi – konsekwensi
dari komitmennya (Davdson G C, 2006). Remaja yang berhasil mencapai suatu
identitas diri yang stabil akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang
dirinya, memahami perbedaan dan persamaannya dengan orang lain, menyadari
kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap
berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi
tantangan masa depan serta mengenal perannya dimasyarakat (Desmita, 2005).

5. Perkembangan Psikososial Remaja Awal (10 – 14 Tahun) Perkembangan


psikososial remaja awal diantaranya:
5.1 Cemas terhadap penampilan badan/fisik;
5.2 Perubahan hormonal;
5.3 Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya
sebagai anggota keluarga;
5.4 Perilaku memberontak dan melawan;
5.5 Kawan menjadi lebih penting;
5.6 Perasaan memiliki terhadap teman sebaya, anak laki-laki membentuk gang,
kelompok, anak perempuan mempunyai sahabat;
5.7 Sangat menuntut keadilan tapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam
putih serta dari sisi pandang mereka sendiri. Dampak terhadap anak
diantaranya:
5.7.1 Kesadaran diri meningkat (self consciousness);
5.7.2 Menjadi pemarah, anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi
agresif;
5.7.3 Bereksperimen dengan cara berpakaian, berbicara dan cara
penampilan diri sebagai suatu usaha untuk mendapatkan identitas
baru;
5.7.4 Kasar dan menuntut memperoleh kebebasan;
5.7.5 Ingin tampak sama dengan teman dalam cara berpakaian, gaya
rambut, mendengarkan musik;
5.7.6 Pengaruh teman menjadi sangat besar, remaja tidak mau berbeda
dengan dari teman sebaya;
5.7.7 Tampak tidak toleransi dan sulit berkompromi, timbul iri hati dengan
saudara kandung.

6. Perkembangan Psikososial Remaja Pertengahan (15-16 Tahun)


Perkembangan psikososial remaja awal diantaranya:
6.1 Lebih mampu berkompromi;
6.2 Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri;
6.3 Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang
dirasakan nyaman bagi mereka;
6.4 Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya walaupun
beresiko;
6.5 Tidak lagi terfokus pada diri sendiri;
6.6 Membangun norma/nilai dan mengembangkan realitas;
6.7 Membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan;
6.8 Mulai membina hubungan lawan jenis;
6.9 Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu banyak hal,berfikir abstrak;
6.10 Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus;
6.11 Mengembangkan minat yang besar terhadap bidang seni dan olah raga;
6.12 Senang berpetualang,ingin bepergian sendiri. Dampak terhadap anak
diantaranya:
6.12.1 Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi. dapat menerima pendapat
orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri;
6.12.2 Menolak campur tangan orang tua;
6.12.3 Baju, gaya rambut , sikap dan pendapat mereka sering berubah-
ubah;
6.12.4 Mulai bereksperiman dengan rokok, alkohol dan NAPZA;
6.12.5 Lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu;
6.12.6 Mempertanyakan nilai , norma yang diterima dari keluarga;
6.12.7 Menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman, mulai pacaran;
6.12.8 Mulai mempertanyakan sesuatu yang sebelumnya tidak berkesan.
ingin mengikuti debat dan diskusi;
6.12.9 Mungkin mengabaikan pelajaran sekolah karena adanya minat
yang baru.

7. Perkembangan Psikososial Remaja Akhir (17-19 Tahun)


Diantaranya:
7.1 Ideal;
7.2 Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga;
7.3 Harus belajar untuk mencapaikemandirian baik dalam bidang finansial
maupun emosional;
7.4 Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis;
7.5 Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota keluarga lainnya;
7.6 Hampir siap untuk menjadi arang dewasa yang mandiri. Dampak terhadap
anak diantaranya:
7.6.1 Cenderung menggeluti masalah sosial politik,nilai – nilai agama;
7.6.2 Mulai belajar mengatasi stress yang dihadapinya;
7.6.3 Kecemasan dan ketidakpastian masa depan dapat merusak harga diri
remaja;
7.6.4 Mempunyai pasangan yang lebih serius;
7.6.5 Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang tua

F. Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja


1.Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
3. Status sosial ekonomi orang tua rendah
4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat

G.Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja


1. Penguasaan Kognitif
- Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
- Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi.
2. Conformity (penyesuaian)
- pengakuan kelompok
3. Perilaku terkontrol
- Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
- Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4. Fantasi
- Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5. Aktivitas gerak

ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA


1. Pengkajian
5.1 Identitas
5.2 Riwayat & tahap perkmbangan keluarga
5.3 Lingkungan
5.4 Struktur keluarga
5.5 Fungsi keluarga
5.6 Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
5.7 Status kesehatan sekarang dan masalalu
5.8 Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
5.9 Pola aktivitas dan latihan
5.10 Pola nutrisi
5.11 Pola eliminasi
5.12 Pola istirahat
5.13 Pola kognitif persepsual
5.14 Pola toleransi stress/koping
5.15 Pola seksualitas dan reproduksi
5.16 Pola peran dan hubungan
5.17 Pola nilai dan kenyakinan
5.18 Penampilan umum
5.19 Perilaku selama wawancara
5.20 Pola komunikasi & Pola asuh orang tua
5.21 Kemampuan interaksi
5.22 Stresor jangka pendek & jangka panjang

2. Masalah keperawatan yang muncul


2.1 Koping individu tidak efektif
2.2 Perilaku destruktif
2.3 Depresi
2.4 Nutrisi kurang/lebih
2.5 Resiko terjadi cedera
2.6 Resiko terjadi penyimpangan seksual
2.7 Kurang perawatan diri
2.8 Distress spritual
2.9 Resiko penyalahgunaan obat
2.10 Potensial peningkatan kebugaran fisik
2.11 Potensial peningkatan aktualitasi diri.
2.12 Konflik keluarga
2.13 Gangguan citra tubuh
3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga
Resiko Tinggi Konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis)
berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang terjadi pada
remaja. Perencanaan rencana askep meliputi :
3.1 Diskusikan faktor penyebab
3.2 Diskusikan tugas perkembangan keluarga
3.3 Diskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
3.4 Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
3.5 Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
3.6 Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
3.7 Berikan pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membuat alternatif

4. Implementasi
4.1 Mendiskusikan faktor penyebab
4.2 Mendiskusikan tugas perkembangan keluarga
4.3 Mendiskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
4.4 Mendiskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja

5. Evaluasi
5.1 Koping individu efektif
5.2 Perilaku konstruktif
5.3 Tidak terjadi depresi
5.4 Nutrisi terpenuhi
5.5 Tidak terjadi cedera
DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, L. N., & Astuti, R. D. 2018. Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. In Universitas muria Kudus (Issue January 2019).
Chandra, I., & Pattiruhu, S. 2019. Fungsi Afektif Keluarga Dan FungsiSosialisasi
Keluarga Dengan Perilaku Seksual Remaja. Jurnal.Keperawatan,
7(2), 1–9
Yayan Mahendroyoko. (2016). Hubungan Antara Dukungan sosial Keluarga dengan
Kesehatan Jiwa Remaja Awal SMP 3 Pengadegan Kecamatan
Pengadegan Kabupaten Purbalingga. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga (Pertama.). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Banjarmasin, April 2023

Perseptor Akademik Preseptor Klinik

(Izma Daud, Ns.,M.Kep) (Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai