A. Latar belakang
Menurut Arief Mansjoer, hipertensi adalah suatu tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan tekanan diastolic ≥ 90 mmHg dan atau apabila klien menggunakan obat anti
hipertensi. Menurut Bustan M. N, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang
memberikan gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk
otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah), dan left ventricle hypertrophy
(untuk otot jantung). Menurut Mantik, hipertensi adalah nilai tekanan darah yang naik
dan melebihi batas normal, dimana tekanan diastole (tekanan terjadi saat pengisian
jantung pada relaksasi ventrikel) lebih dari 90 mmHg dan tekanan systole (tekanan
maksimum yang terjadi selama pemompaan darah ventrikel kiri ke aorta) lebih dari 140
mmHg. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
suatu penyakit regulasi yang terjadi karena malfungsi mekanisme control tekanan arterial
(system syaraf pusat, system renin angiontensin aldosteron, volume cairan ekstra selular)
yang ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 90
mmHg dengan memberikan gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti
stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah), dan left ventricle
hypertrophy (untuk otot jantung).
Di Amerika Serikat, hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab kematian
terbesar. Sekitar seperempat jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi dan
insidennya lebih tinggi terjadi dikalangan kulit hitam setelah usia remaja. Mereka
yang ,menderita hipertensi mempunyai resiko yang lebih besar terhadap penyakit lainnya.
Maka, makin tinggi tekanan darah, makin besar resiko terhadap penyakit.
Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi
hanya 4% yang controlled hypertension. Hipertensi terkontrol berarti mereka yang
menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat
untuk itu.
Sebagai gambaran umum untuk masalah hipertensi :
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Sebagai suatu proses degenaratif, hipertensi
tentu hanya ditemukan pada golongan dewasa. Kecenderungan peningkatan
prevalensi diduga menurut peningkatan usia.
50% penderita tidak menyadari dirinya sebagai penderita hipertensi. Karena itu, maka
cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih berat karena tidak berubah dan
menghindari factor resiko.
70% adalah penderita hipertensi ringan, karena itu hipertensi banyak diacuhkan atau
terabaikan sampai saat menjadi ganas.
90% hipertensi essensial, mereka dengan hipertensi yang tidak diketahui seluk beluk
penyebabnya. Artinya sulit untuk mencari bentuk intervensi dan pengobatannya.
Harapan tentang penyakit hipertensi dapat diminimalkan angka kejadiannya
dengan melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun hal ini
tidak mudah, karena minimnya tingkat kesadaran tentang akibat dari hipertensi yang
tidak ditangani sedini mungkin.
B. Tujuan umum
C. Tujuan khusus
D. Metode
E. Media
F. Kisi-kisi materi
Pengertian Hipertensi
Penyebab Hipertensi
Tanda dan gejala Hipertensi
Makanan yang boleh dan tidak boleh untuk penderita Hipertensi
Akibat Hipertensi
Cara pencegahan Hipertensi
Cara perawatan
G. Pembagian
I. Evaluasi
HIPERTENSI
Pengertian :
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang
menetap melebihi 140 / 90 mmHg.
Penyebab :
a) Factor keturunan
b) Obesitas (kegemukan)
c) Kurang Olah Raga
d) Strees
e) Minum Alkohol dan merokok
f) Banyak makan garam
g) Terlalu banyak minum kopi
Pencegahan :
Perawatan :
Semua makanan yang pengolahannya tanpa garam dapur, tanpa soda kue, tanpa MSG
(Vetsin), rendah kolesterol dan tanpa pengawet.
Daging / Dendeng, ikan asin, telur asin, kopi, MSG (Vetsin), jeroan, kecap asin, dan
acar.
Komplikasi :
1. Penyakit ginjal
2. Jantung koroner
3. Kelumpuhan
4. Payah jantung / Gagal jantung
5. Penyumbatan pembuluh darah otak (STROKE)