Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP DENGAN REMAJA

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA (PPKK)

Pembimbing Akademik
Izma Daud, Ns.,M.Kep

Pembimbing Klinik
Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns

Disusun oleh

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KESIAPAN KEHAMILAN

A. Konsep Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan pada manusia berkisar 40
minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir
sampai melahirkan (Walyani, 2015)
Primigravida adalah perempuan yang mengandung untuk pertama kali
(Evi & lyndon, 2014).

2. Perubahan Pada Masa Kehamilan


a. Perubahan fisiologis
Menurut Hutahaean (2013; p.44) perubahan fisiologis yang terjadi
pada masa kehamilan diantaranya:
1) Berat Badan
a) Peningkatan berat badan sekitar 25% dari sebelum hamil
(rata-rata 12,5 kg),
b) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu.
c) Pengaruh dari pertumbuhan janin, pembesaran organ
maternal, penyimpanan lemak dan protein, serta
peningkatan volume darah dan cairan intestisial pada
maternal.
2) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Perubahan uterus pada perabaan tinggi fundus uteri ibu
hamil, dapat ditafsirkan secara kasar seperti berikut ini.
(1) Tidak hamil/normal sebesar telur ayam (±30 g)
(2) 8 minggu : telur bebek
(3) 12 minggu : telur angsa
(4) 16 minggu : pertengahan simfisis ke pusat
(5) 20 minggu : pinggir Bawah Pusat
(6) 24 minggu : pinggir atas pusat
(7) 28 minggu : sepertiga pusat ke xyphoid
(8) 32 minggu : pertengahan pusat ke xyphoid
(9) 36-42 minggu : 3 jari di bawah xyphoid

b) Serviks
(1) Serviks terdapat tanda-tanda chadwick, goodell, dan
mucus plug
(2) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan
pelunakan (tanda heger)
(3) Lendir serviks meningkat seperti gejala
keputihan.
c) Ovarium
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi
reproduksi progesteron dan estrogen pada usia kehamilan
16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama
kehamilan.
d) Payudara
(1) Payudara menjadi lebih besar, kenyal, dan tegang.
(2) Areola mengalami hiperpigmentasi
(3) Glandula montgomeri makin tampak
(4) Papila mamae makin membesar/menonjol.
(5) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena
prolaktin belum berfungsi
3) Sistem muskuloskeletal
a) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul
memungkinkan untuk terjadinya lordosis
b) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan
pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban
meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae.
4) Sistem Endokrin
a) Kelenjar tiroid
(1) Pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat
hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan
vaskularitas.
(2) Konsumsi oksigen (O2) dan peningkatan basal
metabolic rate (BMR) merupakan akibat aktivitas
metabolisme janin.
b) Kelenjar paratiroid
(1) Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder
ringan, suatu refleks peningkatan kebutuhan kalsium
(Ca) dan vitamiin D.
(2) Saat kebutuhan rangka janin mencapai puncak
(pertengahan kedua kehamilan), kadar paratiroid
hormon plasma meningkat, kadar meningkat antara
minggu ke-15 dan ke-35 gestasi.
c) Prolaktin hipofisis
(1) Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat
secara progresif pada trimester I
(2) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur
hormonal (esterogen, progesteron, tiroid, insulin, dan
kortisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan
payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang
meningkat selama kehamilan, kadar esterogen yang
tinggi menghambat sekresi alveolar aktif dengan
menghambat peningkat prolaktin pada jaringan
payudara, sehingga menghambat efek prolaktin pada
epitel target.
(3) Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam
jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi, baik pada
masa hamil maupun menyusui.
(4) Sistem Integumen
Perubahan pada sistem integumen selama hamil disebabkan
oleh perubahan keseimbangan hormon dan peregangan
mekanis yang ditandai dengan beberapa kondisi berikut.

d) Peningkatan aktivitas melanophore mengakibatkan


hiperpigemntasi wajah (kloasma gravidarum), payudara
linea alba, dan striae gravidarum. Jaringan elastis kulit
meningkat. Kelenjar sebaseus, keringat, dan folikel rambut
lebih aktif. Pigmentasi timbul akibat peingkatan hormon
hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil, contoh
pigmentasi pada wajah (kloasma). Striae gravidarum atau
tanda regangan terlihat di bawah abdomen disebabkan kerja
adenokortikosteroid.

e) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan


ketebalan kulit dan lemak subdural, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas
kelenjar keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi
dan aktivitas vasomotor.

5) Sistem Gastrointestinal
Selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus
berkurang, fungsi hati berubah, dan absorbsi nutrien meningkat.
Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun, akibatnya bising usus
menghilang, sehingga menyebabkan konstipasi, mual, serta
muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat,
sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir
kehamilan

6) Sistem Perkemihan
Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal
(esterogen dan progesteron), tekanan yang timbul akibat
pembesaran uters, dan peningkatan volume darah. Sejak
minggu ke-10 kehamilan, oleh karena ureter terkompresi antara
uterus dan PAP, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Perubahan
ini membuat pelvis dan ureter tidak mampu menampung urine
dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju
aliran urine. Iritabilitas kandung kemih, nokturia, dan sering
berkemih dan urgensi (tanpa disuria) umum dilaporkan pada
awal kehamilan.
b. Perubahan psikologis
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses
psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan
dengan perubahan fisiologi. Berikut merupakan perubahan
psikologi yang terjadi disetiap trimester menurut varney (2006)
1) Trimester pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan adalah terhadap
kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap
kehamilannya dan arti kehamilannya merupakan tugas yang
paling penting pada trimester pertama kehamilan. Bagi seorang
wanita yang kurang bisa menerima kehamilannya akan
mengalami beberapa gangguan psikologis seperti kekecewaan,
penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan.

2) Trimester kedua
Trimester kedua terbagi menjadi dua fase yaitu, fase pra-
quickening dan pasca- quickening. Quickening merupakan
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologi
utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan
identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari
ibunya.

Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra-


quickening trimester kedua berlangsung wanita tersebut akan
mengevaluasi kembali semua aspek hubungan interpersonal
yang ia jalani dengan ibunya sendiri. Keadaan tersebut
memerlukan kajian lebih mendalam. Untuk mengetahui
kualitas yang dimiliki ibu, yakni kualitas yang ia hargai dan
hormati. Kualitas lain, yakni kualitas yang negatif dan tidak
diinginkan atau tidak dihargai, dapat ia tolak. Penolakan ini
dapat menimbulkan perasaan bersalah dan konflik personal
apabila tidak mampu memahami bahwa proses ini normal.
Hal lain yang terdapat dalam proses ini ialah evolusi wanita
tersebut mulai memposisikan diri sebagai pemberi kasih
sayang (persiapan untuk menjadi seorang ibu). Pada masa
evolusi ini dapat terjadi konflik berupa kompetisi dengan
ibunya agar dapat terlihat sebagai calon ibu yang “baik”. Pada
saat yang sama ia juga menjadi penerima kasih sayang dimana
ia menuntut perhatian dan cinta kasih.

3) Trimester ketiga
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia
menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi ada perasaan
was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun.

Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin


merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri,
seperti apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan
dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, dan hal-hal lain yang tidak
diketahui), apakah ia menyadari apakah ia akan bersalin, atau
apakah bayinya dapat keluar karena perutnya sudah membesar.
Berbagai pikiran, mimpi-mimpi yang dialaminya merefleksikan rasa
penasaran dan ketakutan.

Selain itu juga akan merasakan ketidaknyamanan fisik yang


semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung,
jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan
konsisten dari pasangan. Karena abdomen yang semakin membesar
mengakibatkan menurunnya hasrat seksual. Dengan menurunnya
hasrat seksual ini sering menimbulkan rasa bersalah karena tidak
mampu memberikan kepuasan.

B. Konsep Kesiapan Meningkatkan Proses Kehamilan


Kesiapan meningkatkan proses kehamilan melahirkan merupakan suatu pola
dan mempertahankan kehamilan, proses kelahiran bayi, dan perawatan bayi
baru lahir yang sehat untuk menjamin kesejahteraan, dan dapat ditingkatkan
(NANDA, 2015).
1) Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Persalinan
Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan adalah “dukungan Suami, kunjungan ANC, dan
persiapan Ekonomi” (Sumiati, Sunarti Dode, & Syafaraenan, 2015).

Seorang ibu hamil baik primigravida maupun multigravida membutuhkan


dukungan dari suami serta keluarganya. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa “kesiapan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan terjadi pada ibu hamil yang suaminya mampu berperan dengan
baik selama kehamilannya ” (Mardiyaningsih, Ratna Puspita & Rini Susanti,
tanpa tahun).

Sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa “kesiapan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan terjadi pada ibu hamil yang suaminya mampu
berperan dengan baik selama kehamilannya ” (Mardiyaningsih, Ratna
Puspita & Rini Susanti, tanpa tahun).

Adapun peran yang dapat dilakukan suami untuk memberikan dukungan


pada ibu hamil salah satunya yaitu dengan menemani ibu hamil setiap
kunjungan antenatal care. Antenatal care merupakan sebuah langkah awal
yang dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada masa
persalinan.

2. Persiapan Pra Persalinan


Menurut Depkes (2009) salah satu jenis kegiatan dalam P4K (Program
Perencanaan Persalinan dan Perencanaan Komplikasi) yaitu membuat
perencanaan persalinan. Sehingga baik ibu hamil, suami ataupun keluarga
diharapkan sudah mempersiapkan diri untuk menyambut persalinan.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menyambut persalinan Menurut
Kemenkes RI yaitu :
a. Mengetahui hari perkiraan lahir
b. Suami atau keluarga mendampingi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan
c. Persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya persalinan dan
biaya lainnya
d. Rencanakan penolong dalam melahirkan (Dokter/Bidan)
e. Siapkan KTP, Kartu Keluarga (KK), dan keperluan lain untuk ibu dan
bayi yang akan dilahirkan
f. Siapkan pendonor darah jika diperlukan
g. Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-
waktu diperlukan
h. Pasang stiker P4K di depan rumah ibu hamil
i. Rencanakan ikut keluarga berencana (KB) setelah bersalin

C. Pengelolaan Kesiapan meningkatkan proses kehamilan melahirkan


Adapun persiapan sebelum persalinan :
1. Membuat rencana persalinan
Adapun perencanaan persalinan diantaranya merencanakan tempat
persalinan dan tenaga penolong persalinan.
2. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
3. Membuat rencana/pola menabung
4. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
Menurut Megasari (2015) “seorang ibu dapat mempersiapkan segala
sesuatunya untuk persalinan, seperti pakaian ibu setelah bersalin, pakaian
bayi, dll”.

D. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Menurut Tamher (2015) “Pengkajian (assessment) merupakan fase awal
dari keseluruhan proses keperawatan yang meliputi penghimpunan data
klien agar dapat mengidentifikasi masalah”. Pengkajian dilakukan dengan
teknik wawancara (auto- anamnesa atau alloanamnesa) dan observasi. Yang
perlu dikaji diantaranya :
a. Data Subjektif
1) Biodata ibu hamil dan suami
2) Riwayat Kesehatan (Keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat
penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga)
3) Riwayat Kehamilan
4) Pola fungsional gordon
5) Keadaan psikologi

b. Data Objektif
1) Berat badan
2) Lila
3) TFU
4) Tanda-tanda vital (TD, N, RR, S)

2. Diagnosa
Kesiapan meningkatkan proses kehamilan melahirkan merupakan suatu pola
dan mempertahankan kehamilan, proses kelahiran bayi, dan perawatan bayi
baru lahir yang sehat untuk menjamin kesejahteraan, dan dapat
ditingkatkan” (NANDA, 2015).

Batasan Karakteristik diagnosa kesiapan meningkatkan proses kehamilan


melahirkan selama masa kehamilan yaitu :
a. Ibu menyatakan keinginannya untuk meningkatkan pengetahuan dan
cara mencegah komplikasi kehamilan
b. Ibu menyatakan keinginannya untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan selama kehamilan.
3. Intervensi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien memiliki
pengetahuan tentang kesehatan selama kehamilan dan tahu tentang tanda
komplikasi kehamilan.
NOC : Knowledge Pregnancy
Tabel 2.a
Kriteria hasil dalam perencanaan kesiapan meningkatkan kehamilan
melahirkan
Skala
NO Kriteria hasil

Awal Tujuan Akhir


1 Pengetahuan sebelum melahirkan - 4 -

2 Tanda komplikasi kehamilan - 4 -

Keterangan skala :
1 = tidak ada pengetahuan 2 = pengetahuan terbatas 3 = pengetahuan
sedang
4 = Pengetahuan banyak
NIC : Chilbirth Preparation
a. Kaji pengetahuan tentang kesehatan ibu hamil
b. Kaji status kehamilan
c. Kaji kesiapan persalinan
d. Motivasi keluarga dan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur
e. Berikan dan atau demonstrasikan cara perawatan ibu hamil
f. Berikan informasi kepada ibu hamil dan pasangan mengenai tanda-
tanda bahaya kehamilan dan melahirkan.
g. Ajarkan kepada ibu hamil dan pasangan tekhnik pernafasaan yang
digunakan saat persalinan
h. Bantu keluarga melakukan perencanaan melahirkan

4. Implementasi
a. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang kesehatan ibu hamil
Pengkajian dilakukan dengan memberikan soal yang dapat dijadikan
alat ukur pengetahuan tentang kesehatan ibu hamil.

b. Mengkaji kesiapan menghadapi persalinan melalui pemberian


beberapa pertanyaan diantaranya:
1) Siapa yang akan menolong persalinan?
Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.
2) Dimana akan bersalin?
Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah
sakit.
3) Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga
terdekat. Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan
bidan dilibatkan untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam
menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan obstetri dan neonal
4) Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi
pendarahan?
Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah
yang sewaktu-waktu dapat menyumbangkan darahnya untuk
keselamatan ibu melahirkan.
5) Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus
dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.
Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda,
tandu, perahu, dsb.
6) Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?
Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu
kelak. Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu
bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat
dipergunakan untuk membantu pembiayaan mulai antenatal,
persalinan dan kegawatdaruratan.

c. Berikan motivasi kepada keluarga dan ibu hamil untuk melakukan


pemeriksaan kehamilan secara teratur.
Pemeriksaan antenata care/ Pemeriksaan sebelum melahirkan
dilakukan selama masa kehamilan yaitu “kontak 4 dilakukan sebagai
berikut: minimal 1 kali pada masa trimester I (0-12 minggu), minimal
1 kali pada masa trimester ke-II (>12-24 minggu), dan minimal 2 kali
pada masa trimester ke-III (.24 minggu sampai dengan kelahiran).
Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika
ada keluhan penyakit atau gangguan kehamilan.

Dikatakan pemeriksaan kehamilan teratur apabila ≥4 kali kunjungan.


Kunjungan sedang 2-3 kali kunjungan, tidak teratur <2 kali
kunjungan.

d. Berikan informasi dan atau demonstrasikan perawatan ibu hamil


Perawatan yang dilakukan selama kehamilan diantaranya:
1) Memperbaiki nutrisi wanita hamil
2) Melakukan imunisasi tetanus
3) Melakukan skrining dan mengatasi infeksi, terutama penyakit
sifilis dan malaria
4) Meningkatkan komunikasi dan konseling: kesiapan persalinan,
kewaspadaan terhadap tanda bahaya, dan pemberian ASI segera
dan eksklusif.
5) Pemantauan dan pengobatan komplikasi kehamilan seperti:
anemia, preeklamsi, dan perdarahan.
6) Peningkatan kesadaran diri untuk mengikuti konseling dan uji
HIV.
7) Pengurangan resiko penularan HIV dari ibu ke anak (Varney,
2006)

e. Memberikan informasi kepada ibu hamil dan pasangan mengenai tanda


bahaya kehamilan dan melahirkan.
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada
hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir
saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu
hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan apabila
mengalami kejadian tersebut.
f. Membantu keluarga melakukan perencanaan melahirkan.

5. Evaluasi
Menurut Sutejo dan Siti (2012) “Evaluasi adalah suatu proses yang kontinu
karena setiap intervensi dikaji efektivitasnya dan intervensi alternatif
digunakan sesuai kebutuhan”.

Adapun hasil yang diharapkan menurut kriteria hasil yang dapat diukur
yaitu:
Tabel
Kriteria hasil dalam evaluasi kesiapan meningkatkan
kehamilan melahirkan

Skala
NO Kriteria hasil

Awal Tujuan Akhir


1 Pengetahuan komplikasi kehamilan - 4 -

2 Pengetahuan persiapan persalinan - 4 -

3 Kesiapan persalinan - 4 -

Keterangan skala kriteria hasil:


1 = Tidak ada pengetahuan:
sama sekali tidak dapat menjawab/menyebutkan objek yang di
maksudkan
2 = Pengetahuan terbatas:
Dapat menyebutkan sebagian objek yang dimaksud
3 = Pengetahuan sedang:
Dapat menyebutkan, memberikan contoh, dan menyimpulkan
tetapi perlu dipancing oleh petugas
4 = Pengetahuan banyak:
Dapat menyebutkan, memberi contoh, dan dapat menyimpulkan
secara mandiri dan benar
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G.M. & Wagner, C.M. (2016). Nursing intervention classification (NIC).
Edisi 6. Singapore: Elsevier.

Evi & lyndon, S. (2014). Ilustrasi berwarna kamus keperawatan & kebidanan.
Tangerang: Binarupa Aksara

Fatmawati, S & wahyu. (2010). Asuhan keperawatan maternitas. Yogyakarta: Nuha


medika

Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosa keperawatan: Definisi & klasifikasi 2015-


2017. Jakarta: EGC

Hutahaean, S. (2013). Perawatan antenatal/serri hutahaean. Jakarta: Salemba


Medika

Kemenkes RI. (2015). Buku kesehatan ibu dan anak. Cetakan tahun 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency

Megasari, Miratu dkk. (2015). Panduan asuhan kebidanan I. Yogyakarta: Depublish


CV Budi Utama

NANDA International Inc. (2015). Diagnosa keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-
2017. Terjemahan oleh Budi Ana Keliat dkk. 2015. Jakarta: EGC

Nirwana, A.B. (2011). Psikologi ibu, bayi, dan anak. Yogyakarta: Nuha Medika Ratna,
D. (2010). Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Panji Pustaka

Sutejo & Siti F. (2012). Buku ajar keperawatan maternitas kehamilan vol. 1.
Jakarta: Kencana

Banjarmasin, April 2023


Perseptor Akademik Preseptor Klinik

(Izma Daud, Ns.,M.Kep) (Nor Ella Dayani, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai