ANTENATAL CARE
Konsep Dasar Medis
A. Defenisi
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa
Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2008).
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Mary nolan,
2004). Menurut Kushartanti (2004), kehamilan adalah dikandungnya janin hasil
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
(Bobak, 2005).
4. Indung telur (ovarium)
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak hamil. Pada
saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tempat ovum berasal mulai
menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk dengan
baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk
steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin (hCG), human
placental lactogen (hPL) juga disebut chorionic somatomotropin (hCS), dan human
chorionic thyrotropin (hCT).
5. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa
kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami
pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplay darah.
Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar
cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih
gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar
Psikologis
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan
peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa syok
dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari, tapi tidak sekarang”.
Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode awal ketidaknyamanan
adalah hal yang umum terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang
bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang kemampuannya memberikan
keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan untuk menerima peran sebagai bapak
dan memberikan nafkah pada keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung
dan preocupation dengan masalah yang mengganggu, selama periode ini, berbagai
alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi
legal, moral dan ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan
dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya tinggal
rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi dan
diterima. Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan ditinjau ulang,
terjadi proses belajar.
2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya sendiri
tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini dari
ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan.
Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Beberapa
wanita berpikir kehamilan sebagai cara untuk melestarikan alam suatu penghargaan
atau emansipasi dari kontrol parental. Mereka mungkin menyamakan kehamilan
dengan penyakit, kejelekan, memalukan, atau mereka mungkin memandang
kehamilan sebagai suatu periode kreatifitas dan pemenuhan tugas.
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti
apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari bapaknya, pengalaman
hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi
bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak-anaknya. Banyak pria menjadi sangat
khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam
memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala-gejala
seperti wanita seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa
ahli sejarah medis disebut midleiden atau menderita bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh karenanya nama dan
jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting. Untuk banyak orang, secara ideal
harapan dari kehamilan, khususnya yang pertama adalah lahirnya anak laki-laki. Bagi
orang yang demikian, lahirnya anak permepuan pada kehamilan pertama adalah
suatu kegagalan untuk meneruskan nama keluarga. Sehingg setiap anggota keluarga
mempunyai pandagan yang berlainan tentang kehamilan. Persepsi tersebut
mempengaruhi resolusi krisis.
3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah
dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan orang-orang
dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan keluarga atau penggantinya,
seringkali memenuhi peran yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam menyelesaikan
krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki seseorang. Keterampilan koping
tersebut merupakan kekuatan dan keterampilan seseorang untuk menyelesaikan
masalah dan mengatasi stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti
“menceritakannya” pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan
musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri (seperti
menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi kecemasan
untuk sementara waktu. Metode koping tersebut dapat digunakan oleh calon
orang tua dan anggota keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas
kehamilan dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu
D. Patofiologis
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur,
waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani
(sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel
telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel
makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba
pallofi.
4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
E. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat 1 bulan.
2. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
Pemeriksaan Ibu Hamil
Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu
untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa
kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang
dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah
konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini
dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai
laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi
(Ganong 1989 dalam Bobak, 2005).
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d Desember
b. Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006) kunjungan antenatal
untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali
pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif.
berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
d. Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalianan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa
yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras,
bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut,
tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung
akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke
pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk
ke dalam rongga panggul.
Lakukan penentuan TPP adalah taksiran perkiraan partus.
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya
faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama
pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter
mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke
atas simpisis (normal : 80-90 cm).
Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, tinggi fundus uteri.
Bln/mgg Besar uterus Tinggi fundus uteri
1/ Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
2/ Telur bebek Di belakang simfisis
3/12 Telur angsa 1 – 2 jari di atas simpisis
4/16 Kepala bayi Pertengahan simpisis – pusat
5/20 Kepala dewasa 2 – 3 jari di bawah pusat
6/24 Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
7/28 Kepala dewasa 2 – 3 jari di atas pusat
8/32 Kepala dewasa Pertengahan pusat - processus
xypoideus
9/36 Kepala dewasa 3 jari di bawah perut atau sampai
setinggi px
10/40 Kepala dewasa sama dengan kehamilan 3 bulan
namun melebar ke samping
Cara lain untuk menentukan hanya kehamilan dan berat badan janin dalam
kandungan.
1) Dihitung dengan tanggal haid terakhir
2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “ feeling life”
(quickening).
3) Mur sprelgelberg dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis di
peroleh.
22 – 28 minggu 24 – 26 cm diatas simfisis
28 minggu 26,7 dm diatas simfisis
30 minggu 29,5 – 30 cm diatas simfisis
32 minggu 29,5 – 30 cm diatas simfisis
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm di atas simfisis
38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis