PENDAHULUAN
e. Studi dokumentasi
Yaitu suatu cara untuk memperoleh data yang melihat data yang sudah ada dalam status klien,
catatan medik.
A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan matur berlangsung 40
minggu dan tidak boleh lebih dari 42 minggu (Wiknjosastro, 2000).
B. Patofisologi
Ovum dilepaskan dalam proses ovulasi, ditangkap oleh fibrae dan berjalan
menuju ke pers ampula tuba. Setelah proses ejakulasi, sperma masuk melalui kanalis
servikalis menuju ke ampula tuba dengan kekuatannya sendiri. Terjadi proses konsepsi
yaitu bertemunya ovum dan sperma pada pars ampula tuba. Kemudian kedua inti ovum
dan sperma bersatu membentuk zigot terus membelah hingga membentuk morula dan
terus berjalan menuju uterus.
Terjadi pertemuan sel di bagian luar morula menjadi sel trofoblas,
pembentukan terus berjalan dan didalam morula terjadi ruangan yang mengandung
cairan yang disebut blastula. Kemudian akan berimplantasi pada hari ke 6 sampai ke 7
setelah konsepsi.
Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang
berhadapan dengan korean frandusum yang berkembang menjadi plasenta. Desidua
kapsularis yang menutupi hasil dan desidua kapsularis disebut desidua parietalis. Di dalam
desidua kapsularis janin tumbuh dan berkembang hingga mencapai usia aterem 40 minggu.
b. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut teori Reva Rubin dibedakan menjadi :
m Trimester I : Ambivalen, takut, fantasi dan khawatir
m Trimester II : Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tentang
pertumbuhan dan perkembangan janin, kadang kelihatan egosentrik dan sel
centered
m Trimester III : Berperasaan aneh, sembrono, menjadi lebih introvert, merefleksikan terhadap
pengalaman masa lalu.
C. Pembagian Usia Kehamilan
Usia kehamilan di bagi dalam 3 Trimaster, yaitu :
a. Trimaster I : 0-12 minggu
b. Trimaster II : 13-27 minggu
c. Trimaster III : 28-40 minggu
Tuanya kehamilan diperiksa atau ditentukan berdasarkan :
Lamanya amenorhoe
Tingginya fundus uteri (hanya berguna untuk letak kepala)
12 minggu : 3 jari diatas symphisis
16 minggu : symphisis pusat
20 minggu : 3 jari di bawah pusat
24 minggu : setinggi pusat
28 minggu : 3 jari diatas pusat
32 minggu : pusat dengan px
36 minggu : 3 jari dibawah px
Rumus mencari usia kehamilan menurut Mc. Donald
20 cm 5 bulan
23 cm 6 bulan
26 cm 7 bulan
30 cm 8 bulan
33 cm 9 bulan
D. Pertumbuhan Janin
Perubahan-perubahan dan organogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan :
Umur kehamilan 4 minggu
Panjang fetus 7,5-10 cm, rudimental mata, telinga, dan hidung, kepalanya dari
seluruh mudigah. Saluran yang akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut.
Dasar-dasar traktus digestivus sudah nampak, permulaan kaki dan tangan berbentuk
tonjolan.
Umur kehamilan 8 minggu
Panjang fetus 2,5 cm, hidung, telinga, jemari, kepala menengkur ke dada. Mukanya
sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan tungkai dengan
jari tangan. Alat kelamin sudah nampak, walau belum dapat ditentukan jenisnya.
Umur kehamilan 12 minggu
Panjang fetus 9 cm. Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat, leher mulai
berbentuk alat kandungan luar berbentuk namun belum terdiferensiasi. Sudah ada
pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada, ginjal sudah berbentuk sedikit air seni.
Umur kehamilan 16 minggu
Panjang fetus 16-18 cm. Genetalia eskterna terbentuk dan dapat dikenal kulit tipis dan
warna merah dibubuhi rambut halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin sudah dapat
dirasakan oleh ibu.
Umur kehamilan 20 minggu
Panjang fetus 25 cm. Kulit lebih tebal, rambut mulai tambah di kepala bunyi jantung
sudah dapat didengarkan
Umur kehamilan 24 minggu
Panjang fetus 30-32 cm, kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata, kulit keriput
kepala besar. Bila lahir dapat bernafas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja.
Umur kehamilan 28 minggu
Panjang fetus 35 cm, kulit berwarna kemerahan ditutupi verniks kaseosa bila lahir dapat
bernafas, menangis pelan dan lemah, bayi imatur.
Umur kehamilan 32 minggu
Panjang fetus 40-32 cm, kulit merah dan keriput. Bila lahir kelihatan seperti orang tua kecil.
Umur kehamilan 36 minggu
Panjang fetus 46 cm, muka berseri tidak keriput, bayi prematur.
Umur kehamilan 40 minggu
Panjang fetus 50-55 cm, bayi cukup bulan, kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala
tumbuh baik, pada bayi laki-laki testis sudah turun dalam skrotum, sedangkan pada wanita
labia mayora berkembang baik.
E Letak Anak
a. Situs
Menentukan letak membujur / melintang
b. Habitus
Menentukan apakah anak fleksi/defleksi
c. Posito
Menentukan letak kepala
d. Praesentatio
Menentukan bagian terendah anak (letak kepala, letak bokong dan sebagainya)
Letak belakang kepala 95 %, sebab :
- Sesuai dengan sumbu uterus
- Fundus merupakan tempat yang luas sehingga sesuai dengan bokong
- Kepala merupakan bagian yang berat sehingga berada dibawah
- Kepala bayi pas untuk pintu atas panggul
Letak sungsang 3,5 %
Letak lintang 0,5 %
Punggung kiri 2x lebih banyak dari pada punggung kanan
F. Diagnosis Banding Nulipara dan Multipara
Nulipara Multipara
- Perut tegang - Perut longgar, perut gantung,
- Pusat menonjol banyak striae
- Rahim tegang - Tidak begitu menonjol
- Payudara tegang - Agak lunak
- Labia mayora tampak bersatu - Kurang tegang, tergantung ada
- Himen koyak pada beberapa striae
tempat - Terbuka
- Vagina sempit dengan rugea yang- Kurunkula himenalis
utuh - Lebih besar, rugae kurang
- Serviks licin, bulat dan tidak- Bisa terbuka satu jari, kadang
dapat dilalui oleh satu jari / satu kala ada bekas robekan
ujung jari persalinan yang lalu
- Perineum utuh dan baik - Bekas robek atau bekas
- Pembukaan serviks mendatar episiotomi
dulu baru membuka - Mendatar sambil membuka
- Pembukaan rata-rata 1 cm dalam hampir bersamaan / sekaligus
2 jam - Pembukaan 2 cm dalam 1 jam
- Bagian terbawah janin turun pada- Biasanya tidak terfiksir pada
4-6 minggu hingga akhir PAP sampai persalinan mulai
kehamilan - Tidak / tanpa episiotomi
- Persalinan hampir selalu dengan
episiotomi
G. Diagnosis Anak hidup atau Mati
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu petugas untuk mengetahui keadaan janin
masih hidup atau sudah mati adalah :
1. Bunyi jantung anak terdengar atau tidak
2. Rahim tidak membesar, fundus uteri turun
3. Palpasi anak kurang jelas
4. Reaksi biologis menjadi negatif
5. Pada gambar rontgen terlihat
- Tanda spalding
- Tulang punggung sangat melengkung
- Adanya gelembung-gelembung gas dalam rahim
6. Ibu tidak merasa lagi pergerakan
H. Diagnosis anak tunggal atau kembar
Tanda anak kembar antara lain :
1. Perut lebih besar dari usia kehamilan
2. Meraba 3 bagian besar/lebih, bokong/kepala
3. Meraba 2 bagian besar berdampingan
4. Merasa banyak bagian kecil
5. Terdengar DJJ di 2 tempat
6. Pada X photo terlihat 2 kerangka janin
7. VT teraba maserasi
I. Diagnosis atau Tanda kehamilan Ekstra Uterin
Kehamilan ekstra uterin biasanya tidak sampai aterm, pada bulan I, bulan II dan III
terganggu. Tanda-tanda kehamilan ekstra uterin yang lanjut :
1. Bagian anak mudah sekali di palpasi
2. Cortonen lebih jelas
3. Biasanya ada kelainan letak anak
4. Ligamental rotundum tidak berbeda
5. Di samping bayi teraba tumor uterus
6. Oksitosin test negatif disuntik 2 unit pitosin 5 % IV uterus tidak berkontraksi
7. Vaginal toucher uterus pembesaran biasa
8. Bila perlu rontgen foto
J. Asuhan Antenatal
Tujuan dari asuhan antenatal pada ibu hamil adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan / komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat (ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin)
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
dan berkembang secara normal.
Kebijakan-kebijakan
1. Kebijakan program
2. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4x selama hamil TM I 1x, TM II 1x, TM
III 2x.
Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 7 T
- Timbang BB
- Ukur tekanan darah
- Ukur tinggi fundus uteri
- Pemeberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap
- Pemberian tablet zat besi
- Test terhadap PMS
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
3. Kebijakan Teknis
Penatalaksanaan ibu hamil secara teknis / keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
- Mengupayakan kehamilan yang sehat
- Melakukan deteksi dini komplikasi, melaksanakan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan
- Persiapan persalinan yang bersih dan aman
- Perencanaan antispasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
K. Gangguan yang dialami ibu hamil
Trimaster I
Data psikologis dan perubahan-perubahan yang perlu dikaji adalah :
- Penerimaan keluarga khususnya psutri terhadap kehamilannya
- Bagaimana perubahan kehidupan sehari-hari
- Bagaimana reaksi keluarga terhadap perubahan tersebut
- Bagaimana cara keluarga memberikan dorongan pada ibu hamil
- Siapa yang bertanggung jawab terhadap perawatan bayi
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada masa ini adalah :
- Mual muntah
- Pengaruh obat terhadap janin
- Perubahan body image / citra tubuh (khususnya bagi ibu hamil yang masih muda / remaja
usia 12-19 tahun)
- Kebutuhan nutrisi
Trimester II
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi yang massa menerima
kehamilan ke massa menyiapkan kelahiran dan menerima bayi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah :
- Peningkatan BB dan tekanan darah
- Rasa tidak nyaman
- Aktivitas seksual
Trimaster III
Pada masa ini perhatian bidan lebih diarahkan pada
- Persiapan untuk kelahiran
- Persiapan menyusui
- Rencana perawatan bayi
- Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul
L. Nasehat-nasehat untuk Ibu Hamil
a. Diet
- Dianjurkan makan 4 sehat 5 sempurna, sebagai pengawasan gizi ibu dan kandungan dapat
diukur berdasarkan kenaikan berat badan rata-rata 6,5-16 kg selama hamil. Kenaikan berat
badan yang berlebihan atau bila BB ibu turun 5 tahun kehamilan TM II, haruslah menjadi
perhatian.
b. Palpasi yaitu periksa raba / sentuhan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.
Kepala : Ada benjolan / tidak.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran vena jugularis/tidak.
Dada : Teraba benjolan abnormal, ada pengeluaran colustrum/tidak.
Perut : L I : Untuk menentukan bagian apa yang ada di fundus, beberapa TFUnya (bokong,
TFU 22 cm).
L II : Untuk menentukan dimana letak punggung dan bagian kecil janin. Punggung teraba
lurus seperti papan, dan bagian kecil janin teraba tangan dan kaki (punggung kiri).
L III : Untuk menentukan apa yang terdapat pada bagian bawah uterus dan apakah masih
dapat digoyang (letak kepala, dapat digoyang).
L IV: Untuk menentukan seberapa jauh bagian janin masuk PAP (kepala belum masuk PAP).
Eks. Atas : Tidak oedem
Eks. Bawah : Tidak oedem.
c. Auskultasi
Metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran.
Dada : terdengar bunyi wheezing dan ronchi atau tidak.
Peru t: terdengar DJJ apa tidak, berapa frekuensinya tiap menit.
d. Perkusi
Metode pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan menggunakan alat atau jari tangan.
Perut : tidak kembung.
Eks. Bawah : reflek patela negatif / positif.
4. Pemeriksaan penunjang
Merupakan data yang diperlukan untuk menunjang diagnosa berupa pemeriksaan urine, dan
darah, meliputi : PP test, albumin, reduksi, HB, pemeriksaan tersebut dilakukan / tidak, bila
ya hasilnya bagaimana.
5. Pemeriksaan panggul luar
Alat yang digunakan adalah jangka panggul, pengeluaran dilakukan terutama pada ibu
dengan TB < 145 atau primigravida.
Distansia spinarum : 23 26 cm
Distansia cristarum : 26 29 cm
Konjugata eksterna : 18 20 cm
Lingkar panggul : 80 90 cm
F. Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengolahan dan perwujudan dari
perencanaan, pelaksanaan dapat terealisasi dengan baik apabila diterapkan berdasarkan
hakikat masalah.
Beberapa prinsip dalam pelaksanaan tindakan meliputi :
Tindakan kebidanan yang dapat dikerjakan sendiri, dibantu atau dilimpahkan pada staf lain,
pada klien atau keluarga.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan tentang tindakan yang dilakukan.
Mengamati hasil tindakan yang diberikan petugas kesehatan.
Mencatat dan mengadakan konsultasi jika perlu dilakukan rujukan.
G. Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria. Guna evaluasi ini adalah untuk menilai
kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan, menilai efektivitas, serta sebagai umpan
balik untuk memperbaiki, menyusun langkah baru dalam asuhan kebidanan, menunjang
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan kebidanan.
Dalam evaluasi menggunakan SOAP, yaitu :
S : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
O : Menggambarkan pendokumentasian hasil dari implementasi apakah asuhan sudah sesuai
dengan tujuan dalam implementasi.
A : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan
obyektif dalam suatu identifikasi.
P : Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan hamil 6 bulan dan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular, seperti hepatitis, paru-
paru, tidak sedang menderita penyakit menurun seperti : asma, kencing manis dan tidak
sedang menderita penyakit menahun seperti : jantung, darah tinggi.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, paru-paru,
tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, kencing manis, dan tidak pernah
menderita penyakit menahun seperti : jantung, darah tinggi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada yang menderita penyakit
menular, menurun, maupun menahun dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
ama haid : 7 hari
iklus haid : 28 hari
umlah : ganti softex 3 x sehari pada pagi hari pertama dan kedua, pada
hari-hari biasa ganti 2 x sehari.
Warna : merah pada hari ke 1 sampai ke 4 kemudian flex flex
eluhan : tidak ada keluhan
lour albus : ada, sebelum menstruasi, jumlahnya sedikit, tidak bau, warna
putih jernih, tidak gatal
b. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 21 04 2005
HPL : 21 01 2006
UK : 24 minggu
TT nikah 2 x di bidan, TT hamil pertama 1 x di Puskesmas, TT WUS 1 x di desa, ANC di
bidan 3 x, TM I : 2 x dengan keluhan mual muntah di pagi hari, TM II : 1 x tidak ada
keluhan, obat-obatan yang sudah pernah didapat kalk, Fe, pasien tidak pernah mengkonsumsi
obat yang dijual bebas seperti obat flu, obat sakit kepala, dsb.
c. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu
Ka A Pe Anak Usia
Umur Part Jenis
wi na Peny no P BB P anak
n kehami us partu Nifas
k ulit lon / L B sekara
ke lan di s L L
ke g ng
I I 9 bln BPS Nor - Bi P 300 50 4 th Normal, tidak
mal da 0g cm demam,
n menyusui
sampai usia
bayi 4 bulan
II Hamil ini
d. Riwayat KB
Pasien mengatakan setelah kelahiran anak pertama menggunakan KB pil, dan tidak ada
keluhan pasien berhenti menggunakan KB pil karena ingin punya anak lagi. Rencana KB
yang akan datang masih dipikirkan.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
belum hamil : makan 3 x/hr, porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur), nafsu
makan baik.
minum 8 gelas/hr (teh, air putih).
at hamil : makan 3 x/hr, porsi sedang (nasi, lauk pauk, tempe, telur,
daging, sayur : bayam, sop), nafsu makan baik.
Minum 8 gelas/hr (teh, air putih, susu).
b. Istirahat
belum hamil : tidur siang jam 12.00 14.00, tidur malam jam 21.00
05.00, tidak ada gangguan.
at hamil : tidur siang jam 12.00 14.00, tidur malam jam 21.00
05.00, tidak ada gangguan.
c. Aktivitas
belum hamil : mengerjakan semua pekerjaan ibu rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring, menyapu
at hamil : hanya memasak, mencuci piring dan setrika.
d. Aliminasi
belum hamil : BAB 1 x/hr, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, tidak
nyeri.
BAK 6 x/hr, warna kuning jernih, bau khas, tidak nyeri.
at hamil : BAB 1 x/hr, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas, tidak
nyeri.
BAK 6 x/hr, warna kuning jernih, bau khas, tidak nyeri.
e. Seksual
belum hamil : melakukan hubungan seksual 3 x seminggu, tidak ada
keluhan.
at hamil : melakukan hubungan seksual 1 x seminggu, tidak ada
keluhan.
f. Personal hygiene
belum hamil : mandi 2 x /hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari,
keramas 3 x seminggu.
at hamil : mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari,
keramas 3 x seminggu.
8. Keadaan psikososial
Sat ini pasien merasa lebih nyaman, sudah tidak takut lagi, klien semakin ingin tau tentang
pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Hubungan pasien dengan suaminya, keluarga dan tetangganya.
9. Latar belakang sosial budaya
Tidak ada kebiasaan yang menghambat dalam keluarga pasien maupun suaminya, seperti :
kebiasaan pantangan terhadap makanan tertentu, kebiasaan minum jamu yang mengandung
alkohol, dsb.
Kebiasaan dalam keluarga yang mendukung, yaitu : selalu menganjurkan ibu untuk makan
makanan bergizi dan minum susu, menganjurkan ibu untuk periksa ke bidan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tinggi badan : 155,5 cm
BB sebelum hamil : 52 kg
BB saat hamil : 55 kg
Kenaikan berat badan : 3 kg
Lila : 24 cm
2. Tanda-tanda vital : T : 110/70 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 366 oC
RR : 20 x/mnt
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
epala : simetris, rambut hitam, tidak rontok, tidak berketombe, kulit
kepala bersih.
Muka : simetris, tidak pucat, tidak oedem.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih porselen, tidak
oedem.
idung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
Mulut : simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi
caries.
eher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis.
ada : simetris, terdapat hyperpigmentasi areola dan papilla mammae,
tidak ada striae gravidarum, tidak ada retraksi intercosta, ada pembesaran payudara, puting
susu menonjol.
bdomen : ada pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak
terdapat striae gravidarum, tidak terdapat luka bekas operasi.
enetalia : bersih, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada condiloma
matalata, tidak oedem, tidak varises, terdapat bekas luka jahitan episiotomi.
kst. atas : simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan pergerakan.
kst. bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises, tidak ada gangguan
pergerakan.
b. Palpasi
epala : tidak ada benjolan
eher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis.
ada : tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan.
men : LI : TFU 1 jari diatas pusat (22 cm), teraba bokong pada
bagian fundus.
L II : teraba punggung bayi pada bagian kiri perut ibu, teraba
bagian kecil janin pada bagian kanan perut ibu.
L III : teraba kepala pada bagian bawah perut ibu dan masih
dapat digoyangkan (kepala belum masuk PAP)
L IV : tidak dilakukan.
c. Auskultasi
ada : tidak ada wheezing, tidak ada ronchi.
bdomen : DJJ (12-12-12) : 144 x/mnt pada bagian kiri bawah pusat
perut ibu.
d. Perkusi
bdomen : tidak kembung
kst. bawah : reflek patela /
4. Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan.
5. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan.
Kesimpulan : GIIPI0001 Umur Kehamilan 24 minggu, hidup, tunggal, intra uterin, letak
kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.
Intervensi :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
R/ Dengan penjelasan diharapkan pasien dapat mengerti tentang keadaannya saat ini.
2. Anjurkan pasien untuk makan makanan dengan gizi seimbang dalam sehari, misalnya : beras 2
gelas, daging 3 x kotak korek api tebal, tempe 4 x kotak korek api tebal, sayur padat 3 gelas/daun
6 gelas, buah (pepaya) 8 x kotak korek api tebal, susu gelas.
R/ Ukuran tersebut diatas merupakan kebutuhan wanita hamil selama trimester II dan III. Gizi yang
seimbang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin,
pemeliharaan dan kesehatan ibu, persediaan untuk masa laktasi baik untuk janin maupun untuk
ibu.
3. Beri tablet Fe, anjurkan pasien untuk minum tablet Fe / zat besi setiap hari, dan ajarkan cara
minumnya, tidak boleh diminum dengan teh, sebaiknya diminum malam hari dan setelah makan.
R/ - Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah, pada saat hamil keperluan zat besi
sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan bagi bayi untuk masa laktasi
6 bulan sesudah dilahirkan, persediaan ini diperlukan karena air susu ibu tidak mengandung
garam besi. Kebutuhan zat besi sehari pada wanita hamil 17 gram.
- Fe tidak diminum dengan teh karena teh dapat mengganggu / menghambat
penyerapan Fe.
- Diminum malam hari setelah makan, karena Fe dapat meningkatkan asam lambung
dan meningkatkan peristaltik lambung sehingga dapat menyebabkan rasa mual.
4. Beri tablet kalk, anjurkan pasien untuk minum tablet kalk setiap hari
R/ Karena kalsium sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang janin, kebutuhan kalsium sehari-
hari saat hamil 1 gram.
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang berat
R/ Dengan istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang berat diharapkan keadaan umum ibu
dapat selalu dalam keadaan baik sehingga ibu tidak rentan terkena penyakit.
3.6 Implementasi
Tanggal 06 Oktober 2005
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.
2. Menganjurkan pasien untuk makan makanan dengan gizi seimbang, dalam sehari misalnya :
2 gelas, daging 3 x kotak korek api tebal, tempe 4 x kotak korek api tebal, sayur padat 3 gelas
/ daun 6 gelas, buah (pepaya) 8 x kotak korek api tebal, susu gelas.
3. Memberikan tablet Fe, menganjurkan pasien untuk minum tablet Fe / zat besi setiap hari dan
ajarkan cara minumnya, tidak boleh diminum dengan teh, sebaiknya diminum malam hari
dan setelah makan.
4. Memberikan tablet kalk, menganjurkan pasien untuk minum tablet kalk setiap hari.
5. Menganjurkan pasien untuk beristirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang berat, seperti :
mencuci, menimba air, dsb.
6. Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga personal hygiene, yaitu dengan mandi minimal 2
x sehari, gosok gigi minimal 2 x sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), ganti pakaian
minimal 2 x setelah mandi, ganti celana dalam bila lembab / basah, selalu mencuci
kemaluannya setelah BAK, keramas 2 3 x dalam seminggu.
7. Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan pada TM II, yaitu apabila :
Pergerakan janin yang dirasakan ibu kurang atau tidak bergerak sama sekali
Terjadi perdarahan
Terjadi kontraksi yang sering dan kuat
Mengeluarkan cairan ketuban
Ibu merasakan sakit kepala yang amat sangat dan pandangan menjadi kabur
Terjadi kejang pada ibu
Panas badan ibu lebih dari 38 oC
8. Menganjurkan ibu untuk senam hamil, yaitu dengan latihan :
a. Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua tangan disamping badan dan relax.
b. Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping dan relaks,
pergerakan : relaksasi seluruh tubuh, kepalkan kedua tangan dan tegangkan selama beberapa
detik, rasakan ketegangannya dan lemaskan kembali, lakukan 8 x.
c. Latihan pernafasan untuk mengatasi nyeri kala I
Sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping dan relaks.
Pergerakan : lakukan pernafasan diafragma selama 1 menit. Lakukan
pernafasan dada, frekuensi sedikit demi sedikit dipercepat, sampai max 26 28 per menit
(dilakukan 8 x dengan interval 2 menit).
Permulaan halus, lemaskan seluruh tubuh dan pernafasan diafragma, dalam his kuat
pernafasan dada, dengan frekuensi dipercepat.
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 bulan lagi.
3.7 Evaluasi
Tanggal 06 Oktober 2005 Jam 07.20 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas.
O : - pasien dapat mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas.
- Pasien dapat mengulangi penjelasan yang diberikan oleh petugas.
A : Ibu menerima dan memahami kondisi kehamilan.
P : Kontrol ulang 1 bulan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002, Yayasan BPSD. Jakarta.
Manuaba, Gde, Ida, Bagus, 1999. Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Bidan. EGC. Jakarta.
Wiknjosastro, DSOG, Prof. dr. Hanifa, 1996. Ilmu Kebidanan, Yayasan BPSD. Jakarta.