Anda di halaman 1dari 164

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Sulistiawati (2012, hal : 2) proses kehamilan merupakan

proses yang alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh tenaga kesehatan

khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada pasien,

pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan

promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan.

Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-

materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil.

Menurut Indrayani (2011, hal : 2) kehamilan merupakan proses

fisiologis, normal dan alamiah. Kehamilan dan persalinan merupakan

proses alamiah dan bukan proses patologis tetapi berpotensi untuk

menjadi patologis.

Menurut Muchtar, dkk (2015, hal : 48) kehamilan merupakan saat

yang menyenangkan dan dinanti-nantikan setiap perempuan. Setiap

kehamilan adalah peristiwa kehidupan yang besar maknanya. Ini adalah

masa kewaspadaan dan terjadinya perubahan besar.

8
9

2. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut Sulistyawati (2012, hal : 4) tujuan asuhan kebidanan

adalah sebagai berikut :

a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan

tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu dan bayi.

c. Memukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.

d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu

maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI ekslusif

berjalan normal.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat berperan baik dalam

memelihara bagi adar dapat mudah dan berkembang secara normal.

3. Sasaran Pelayanan

Menurut Asmujeni Muchtar, dkk(2015) semua ibu hamil dan suami

atau keluarga diharapkan ikut serta mnimal 1 kali pertemuan. Untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar

minimal 4 kali selama kehamilan. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut :

a. 1 kali pada trimester pertama, yaitu sebelum usia kehamilan 14

minggu.

b. 1 kali pada trimester kedua, yaitu selama umur kehamilan 14-28

minggu.
10

c. 2 kali pada trimester ketiga, yaitu selama kehamilan 28-36 minggu

dan setelah umur kehamilan 36 minggu.

Pelayanan antenatal bisa lebih dari 4 kali bergantung pada kondisi

ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil

tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas

dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan antenatal

yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya,

ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas.

Setiap kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal

harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan

antenatal yang berkualitas seperti.

a. Memberikan peayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar

kehamilan berlangsung sehat.

b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi

kehamilan.

c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman.

d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan

jika terjadi penyulit/komplikasi.

e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujuan cepat dan tepat

waktu bila diperlukan.

f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga gizi

ibu hami, menyiapkan persalinan dan kesiagaan apanila terjadi

penylit/komplikasi.
11

4. Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Indrayani (2011, hal :138) untuk dapat menegakkan

diagnosis kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap

beberapa tanda gejala hamil. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu

hamil menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang menjadi

tanda-tanda kehamilan.

a. Tanda tidak pasti

1) Amenorrhea

Merupakan salah satu gejala presumtive yang dapat mengarah

kepada kehamilan. Penting diketahui hari pertama haid terakhir

untuk menentukan tuanya kehamilan dan perkiraan tanggal

persalinan. Kadang-kadang amenorrhoe juga disebabkan oleh

hal-hal lain diantarannya penyakit berat seperti TBC, typus,

anemia, kehilangan berat badan yang drastis eating disorders,

penggunaan kontrasepsi, menaupouse atau karena pengaruh

psikis.

2) Perubahan pada payudara

Keadaan ini juga dapat mengarah kepada kehamilan yang

disebabkab oleh hormon estrogen dan progesteron yang

merangsang duktuli dan alveoli mammae.biasannya mulai terjadi

minggu ke-3 atau ke-4 kehamilan. Dadi minggu ke 8-12, vena

subkutan pada payudara mulai tampak serta terjadi perubahan

pada ukuran dan mulai terjadipigmentasi pada puting dan areola.

Glandula Montgomery pada areola juga akan tampak lebih jelas.


12

Pada minggu ke 16 kolostrum mulai disekresi. Tetapi hal ini juga

ditemui pada kondisi pyperprolactemia.

3) Mual dan muntah

Perubahan hormon pada kehamilan (peningkatan kadar HCG dan

estrogen) perpengaruh terhadap sistem gastrointensinal yang

dapat menyebabkan mual dan muntah. Lebih dari 50-70% wanita

hamil mengalami ini. Sering terjadi pada pagi hari sehingga

disebut morning sickness. Tetapi dapat juga terjadi sepanjang

hari, kedaan mual dan muntah ini biasanya terjadi pada bulan-

bulan awal kehamilan antara minggu ke 4-14 kehamilan. Dalam

batas batas tertentu hal ini masi fisiologis,bila terlampau sering

dapat mengakibatkan hiperemesis gravidarum. Hal ini juga dapat

terjadi pada kodisi-kondisi stress dan grastrointestinal viruses.

4) Hyperpigmentasi pada kulit

Peningkatan pigmentasi pada kulit terjadi pada kehamilan 12

minggu keatas. Pada muka disebut melasma atau cloasma

gravidarum (mask of pregnancy). Areola dan papila mamae juga

menjadi lebih hitam karena didapatkan diposit pigmen yang

berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam (linea grisea).

Hyperpingmentasi linea alba (putih) menjadi linea fusca (coklat)

atau linea nigra (hitam). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh

hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanefor dan

kulit. Tetapi keadaan ini juga dapat ditemui pada kondisi-kondisi

seperti pada penggunaan kontasepsi oral, strectcihing pada kulit

karena kenaikan berat badan atau penyakit-penyakit tertentu.


13

5) Merasakan pergerakan janin oleh ibu

Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu primigravida pada

kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada multigravida sudah

dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu. Keadaan seperti

gerakan janin juga dapat dirasakan karena peningkatan peristaltic

usus, flatus atau kontaksi otot abdominal. Bagian anak dapat

diraba jika anak sudah agak besar. Tetapi kadang-kadang tumor

padat seperti myoma, fibroma dapat menyerupai bentuk anak.

6) Merasa lelah

Perasaan lelah mulai terasa pada sekitar minggu ke 6. Hal ini

dapat timbul disebabkan oleh ketidaknyamanan yang dirasakan

ibu, tetapi hal ini juga dapat dirasakan pada perubahan kebiasaan

tidur akibat stres, perubahan life style ataupun karena kondisi

sakit.

7) Peningkatan suhu basal

Suhu tubuh akan meningkat ketika terjadi ovulasi dan akan

kembali normal setelah 10 hari pasca ovulasi. Dapat diobservasi

juga mulai kehamilan 4 minggu. Terjadi peningkatan suhu di


0
daerah payudara sekitar 0,7 C jika dibandingkan suhu tubuh

diatas strenum. Hal ini kemungkinan disebabkan karena

peningkatan vaskularisasi pada payudara, peningkatan suhu

tersebut dapat diobservasi dengan menggunakan sensitiv infraret

thermometer. Keadaan ini dapat disebabkan kerena infeksi atau

peningkatan aktivitas tubuh.


14

b. Tanda mungkin kehamilan

1) Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim

Uterus pada wanita hamil semakin besar dan semakin bundar

bentuknya. Pada kehamilan muda pembesaran rahim dapat

diraba dengan melakukan pemeriksaan dalam. Apabilla dilakukan

pemeriksaan dalam dengan meletakkan 2 jari didalam forniks

posterior dan tangan yang lain diletakan pada pinggir atas simpisis

maka sthimus ini tidak teraba, seolah olah korpus uteri sama

sekali terpisah dari servik. Tanda ini disebut dengan tanda hegar

dan dapat dideteksi pada wal kehamilan sekitar 12 minggu.

2) Perubahan pada mucosa vagina dan vulva

Adanya vaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina menjadi

tampak lebih kebiru-biruan. Tanda ini disebut dengan Chandwick

atau Jacquemer’s sign. Biasanya mulai dari minggu ke-8 akibat

vaskularisasi yang meningkat. Kondisi ini juga dapat ditemukan

pada kondisi vasokongesti.

3) Perubahan pada servik

Dalam kehamilan servik menjadi semakin linak jika dibandingkan

dengan sebelum hamil, tanda ini disebut Godell’s sign. Hal

tersebut dapat mulai terjadi dari minggu ke 12 sampai aterm

sebagai persiapan untuk mendukung proses persalinan.

4) Kontaksi Baraxton hicks

Kontaksi ini dapat dirasakan ataupun tudak oleh ibu. Pemeriksaan

mungkin dapat merasakan kontaksi ini pada saat melakukan


15

palpasi pada abdomen. Kontaksi ini dapat terjadi mulai usia

kehamilan 16-20 minggu.

5) Ballotemen

Pada bulan ke 4 dan 5 janin lebih kecik dengan jumlah banyaknya

air ketuban, sehingga jika rahim didorong atau digoyangkan maka

janin akan melenting didalam rahim, ini dikenal dengan istilah

ballotemen , ballotemen dapat ditentukan dengan pemeriksaan

dalam maupun pemeriksaan luar.

6) Pembesaran perut

Sebelum 12 minggu kehamilan, uterus masih berada dalam

rongga panggul dan untuk melihat pembesaran dapat dilakukan

dengan pemeriksaan bimanual. Setelah 12 minggu, uterus dapat

dipalpasi dari luar. Dari 12-20 minggu, pemeriksaan usia

kehamilan dapat dilakukan dengan palpasi pada uterus. Dari 20-

36 minggu usia kehamilan dapat diperkirakan dengan

menggunakan pengukuran tinggi fundus uteri dengan

menggunakan pita pengukur (± 2cm). Dari 36 sampai persalinan

hasilnya bervariasi sesuai dengan berat badan janin dan karena

terjadi penurunan bagian terendah janin.

7) Pemeriksaan biologis

Tidak dimasukan kedalam tanda pasti kehamilan karena pada

keadaan lain seperti pada penyakit tropoblastik dapat

menimbulkan reaksi positif. Reaksi kehamilan ini tergantung dari

kada HCG beredar dan 0.5 satuan internasional HCG per ml air

kencing addalah kadar terendah untuk menimbulkan hasil positif.


16

Kadar 500 satuan internasional HCG sehari baru didapatkan pada

8 hari sesudah haid atau 20 hari sesudah terjadinnya pembuahan.

Jika reaksi positif, maka kemungkinan adanya kehamilan besar

sekali (95-98%). Jika reaksinya negatif, maka reaksinya sebaiknya

diulang seminggu kemudian.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Mendengar bunyi jantung anak

Bunyi Jantung Anak (BJA) atau Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat

dideteksi dengan fetoskop atau doptone. Pada kehamilan, denyut

jantung janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan

transvaginal ultrasound pada kehamilan 6 minggu. Sedangkan

dengan USG transabdominal dapat dideteksi mulai usia kehamilan

8 minggu. Denyut jantung janin juga terdengar pada usia

kehamilan 10-12 minggu denggan menggunakan doptone

sedangkan apabila menggunakan pinard’s fetal stethoscope baru

dapat didengar mulai usia kehamilan 20-24 minggu.

2) Melihat dan meraba pergerakan janin dan bagian janin

Pergerakan janin dapat dirasakan mulai usia kehamilan 20-24

minggu. Sedangkan bagaian janin dapat dipalpasi mulai

kehamilan 24 minggu.

3) Melihat rangka janin dengan sinar rontgen atau dengan ultrasound

Pemeriksaan dengan rontgen khususnya pada kehamilan muda

akan berpengaruh terhadap janin sehingga rontgen ini dianjurkan

setelah kehamilan lebih dari 18 minggu (bulan ke-4). Sedangkan

USG relative lebih aman jika dibandingkan dengan penggunaan


17

rontgen. Dengan menggunakan USG, kantung kehamilan sudah

dapat dilihat pada kehamilan 5 minggu.

5. Standar Asuhan Kehamilan

Menurut Nurjasmi (2016, hal : 51) dalam melakukan pemeriksaan

antenatal, tenaga kesehatab harus memberikan pelayanan yang

berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kiligramselama

kehamilan atau berkurang 1 kilogram setiap bulannya menunjukan

adanya gangguan pertumbuhan. Penggukuran tinggi badan pada

pertama kali kunjunagn dilakukan untuk menapis adanya faktor pada

ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm mengkatkan

risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).

b. Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah

≥140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai

edema wajah dan atau tungkai bawah dan proteinuria).

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga

kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko KEK.

Kurang energi kronis disini mekasudnya ibu hamil yang mengalami


18

kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)

dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat

melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

d. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur

kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar

pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24

minggu.

Tabel 2.1
Pengukuran tinggi fundus uteri
No Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu

1 12 cm 12

2 16 cm 16

3 20 cm 20

4 24 cm 24

5 28 cm 28

6 32 cm 32

7 36 cm 36

8 40 cm 40

Sumber : Elisabeth (2015, hal : 80)

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III


19

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke

panggul bearti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah

lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan ulang antenatal. DJJ lambatkurang dari 120 kali/

menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukan adanya

gawat janin.

f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

toksoid (TT) bila diperlukan

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamilharus

mendapat imunisasi TT, pada saat kintak pertama, ibu hamil

diskrining status imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT disesuai

dengan status imunisasi TT ibu saat hamil ini. Ibu hamil minimal

memiliki status imunisasi agar mendapatkan perlindungan

terhadapinfeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT

Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi

Tabel 2.2
Pemberian Imunisasi
% Masa
Imunisasi Interval
perlindungan perlindungan

Pada kunjungan ANC


TT 1 0% Tidak ada
pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 % 5 tahun

TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 % 10 tahun

25 tahun/seumur
TT 5 1 tahun setelah TT 4 100 %
hidup
Sumber : Elisabeth (2015, hal : 81)
20

g. Beri tablet tambah darah (tablet besi

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet

selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

h. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah

pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemerikaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin

darah, protein urine, dan pemeriksaan spesifik daerah

endemis/epidemi (malaria, IMS, HIV, dll). Sementara pemeriksaan

laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang

dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal.

i. Tatalaksana/penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan.

j. Temu wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal

yang meliputi :

1) Kesehatan ibu

2) Perilaku hidup bersih dan sehat


21

3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

5) Asupan gizi seimbang

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular

7) Penawaran untuk melakukan te HIV dan konseling di daerah

meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di

daerah epidemic rendah.

8) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

9) KB paska persalinan

10) Imunisasi

11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain

booster).

6. Menentukan usia kehamilan

Menurut Indrayani (2011, hal : 147) menentukan usia kehamilan

dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

a. Lamanya Amenorrhea (Haid Pertama Haid Terakhir / HPHT)

Perhitungan usia kehamilan tersebut dapat dilakukan dengan

menannyakan pada ibu hamil tersebut kapan hari pertama haid

terakhir, kemudian dihitung perminggu secara manual.

b. Dari tinggi fundus uteri

Beberapa cara menghitung usia kehamilan dari fundus uteri:


22

1) Pengukuran tinggi fundus menggunakan pita ukur yang diukur dari

tulang simpisis ke fundus uteri.

2) Pengukuran tinggi fundus dengan cara mengkombinasi

pengetahuan. Memperkirakan dimana tinggi fundus uteri berada

pada setiap minggu dihubungkan dengan simpisis, umbilikus dan

ujung dari prosesus ximpordeus dengan menggunakan lebar jari

sebagai alat pengukur.

3) Rumus kehamilan, dihubungkan tinggi fundus dengan tuannya

kehamilan Hubungan tinggi fundus uteri dengan tuannya

kehamilan :

Tinggi Fundus Uteri (cm) = tuannya kehamilan (bulan)

3,5 cm

Atau dapat juga dikemukakan dengan usia kehamilan :

20 minggu TFU = 20 cm (± 2cm)

24 minggu TFU = 24 cm (± 2cm)

28 minggu TFU = 28 cm (± 2cm)

Tinggi fundus yang diukur dengan centimeter adalh sama dengan

usia kehamilan (± 2cm).

7. Perubahan perubahan selama kehamilan

Menurut Sukarni,Margareta (2013, hal ; 66) perubahan perubahan

pada masa kehamilan adalah sebagai berikut:


23

a. Uterus

Tumbuh membesar primer maupun sekunder akbibat pertumbuhan isi

konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan

progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus.

Taksiran kasar pembesaran uterus pada perubahan tinggi fundus :

1) Tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

2) Kehamilan 8 minggu : telur bebek

3) Kehamilan 12 minggu : telur angsa

4) 16 minggu : pertengahan simpisis-pusat

5) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

6) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

7) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

8) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

9) 36-42 minggu : 1-3 jari bawah xypoid

Ismus uteri, bagian dari servik, batas anatomik menjadi sulit

ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat.

Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus,

dan pada kehamilan akhir diatas 32 minggu menjadi segmen

bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah

ruptur, berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa

janin dan ibu. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat

stimulasi estrogen dan perlunakan progesteron, warna menjadi

kebiruan, sekresi lendir servik meningkat pada kehamilan dapat

memberikan gejala keputihan.

b. Vagina / vulva
24

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron,

warna merah kebiruan (tanda chadwick).

c. Ovarium

Sejak kehamilan 6 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama

fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium

tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan

folikel baru, tidak terjaddi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal

menstrusi.

d. Payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan

jaringan interstisial [ayudara. Hormon laktogenik plasenta

(diantarannya somatomamotropin) menyebabkan hipertrofi dan

pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi

zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum.

Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta

hipertrofi kelenjar montgomery, terutama daerah areola dan papilla

akibat pengaruh melanofor, puting susu membesar dan menonjor.

e. Sistem respirasi

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga

terdorong ke kranial, terjadi hoperventilasi dangkal (20-24x/menit)

akibat komplikasi dada (chest cpmpliance) menurun. Volume tidal

meningkat volume residu paru (finctional residual capacity) menurun.

Kapasitas vital menurut.

f. Sistem gastrointestinal
25

Estrogen dan HCG meningkat dengan efeksamping mual dan

muntah-munta, selain itu terjadi juga perubhan peristaltik dengan

gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin

makan terus( mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung.

Pada kedaan patologi tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak

sampai 10 kali per hari ( hiperemesis gravidarum).

g. Sistem kardiovaskuler

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah

perubahan hemodinamik maternal, meliputi:

1) Rentsi cairan, bertambahnya beban volume dan curang jantung

2) Anemia relative

3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun

4) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I,

menetap sampai akhir kehamilan.

5) Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

6) Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,

kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

i. Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15% terjadi juga hipertrofi

tiroid. Kebutuhan karbohidtrat meningkat sampai 2300 kal/hari untuk

ibu hamil dan 2800 kal/hari untuk ibu menyusui. Kebutuhan protein 1

g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolestrol

plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium fosfor

magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800

mg, untuk pembentkan haemoglobin tambahan.


26

j. Traktus urinarius

Ureter membesar, tonus otot-otot saliran kemih menurun akibat

pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria),

laju filtrasi meningkat sampai 60-50%. Dinding saluran kemih dapat

tertekan oleh pembesaran uterus, menyebabkan hodroutere dan

mungkin hidronefrosis sementar. Kadar kreatinin, ure dan asam urat

dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

k. Kulit

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan

perubahan berupa hiperpihmentasi pada wajah ( klosma gravidarum ),

payudara, linea alba (linea grisea), striae lividae pada perut dan

sebagainnya

l. Perubahan psikis

Sikap ibu terhadap keadan hamilnya, sangat mempengaruhi juga

kesehatan/keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam

kehamilannya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut

dengan sikap gemmbira, diiringi, dengan pola makan, perawatan

tubuh, dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik.

Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan

terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya, tetapi kehamilan

yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap

yang tidak mendukung, nafsu makan menurun, tidak mau

memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai

melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.


27

8. Adaptasi perubahan fisiologis dan psikologi

Menurut Muchtar,dkk (2015) secara normal ibu hamil akan

mengalami perubahan pada fisik dan psikologi.yang harus di ingat

peubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil diantaranya :

Tabel 2.3
Perubahan Fisiologi dan Psikologi
Trimester Perubahan fisik Perubahan psikologi
Trimester pertama a. Pembesaran payudara a. Penolakan
(minggu 0-13) b. Perubahan berat
badan b. Kecewa
c. Peningkatan volume
darah c. Merasa tidak sehat
d. Perubahan sistem d. Sering kali membenci
pernapasan kehamilannya.
Trimester kedua a. Pembesaran abdomen a. merasa sehat
(minggu 14-26) b. hiperpigmentasi b. bisa menerima kehamilannya
c. berpikir positif
d. sudah mulai merasakan
kehadiran janinnya sebagai
seseorang di luar dari dirinya
sendiri
Trimester ketiga a. hiperlordosis a. waspada
(minggu 27-40) b. pembesaran abdomen b. ibu berasa tidak sabar
c. perubahan frekuensi menunggu kelahiran bayinya
berkemih c. ibu merasa khawatir atau
d. perubahan ketidak takut apabila bayi yang
nyamanan tulang dan dilahirkan tidak normal.
otot d. Ibu merasa sedih akan berpisah
e. gangguan tidur dari bayinya dan kehilangan
f. perubahan sensi bayinya dan kehilangan
terhadap nyeri perhatian khusus yang
diterima selama hamil.
Sumber :Muchtar (2015, hal : 48)
28

9. Ketidaknyamanan pada kehamilan

Menurut Indriyani (2011, hal : 226) ketidaknyamanan yang

dirasakan ibu pada tiap trimester yaitu :

a. Trimester I

1) Diare : dapat dikurangi/dicegah dengan cairan pengganti, hindari

makanan berserat tinggi, makan sedikit tapi sering.

2) Nocturia : dapat dicegah dengan penjelasan tentang sebab-

sebabnya, kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK,perbanyak

minum pada siang hari, jangan kurangi minum malam kecuali

sangat mengganggu.

3) Garis-garis diperut : dapat dicegah dengan menggunakan emolien

atau indikasi, gunakan pakaian yang menompang payudara dan

abdomen

4) Gatal-gatal : dapat dikurangi/dicegah dengan gunakan kompres,

mandi siram air jeruk, gunakan cara mandi oatmeal.

5) Hidung tersumbat/berdarah : dapat dikurangi/dicegah dengan

mendidik tentang gunakan vaporizer udara dingin

6) Mengidam : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari makanan

yang mengandung makanan yang tidak baik.

7) Kelelahan : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari makanan

yang mengandung gas, mengunyah makanan secara sempurna,

senam harian secara teratur, pertahankan saat kebiasaan buang

air kecil.

8) Kemerahan ditelapak tangan :


29

9) Keputihan : dapat dikurangi/dicegah dengan

tingkatkankebersihan, pakaian dalam terbuat dari katun.

10) Keringat bertambah : dapat dikurangi/dicegah dengan

menggunakan pakaian yang tipis dan longgar, banyak minum,

mandi secara teratur.

11) Ptyalism (ludah berlebihan)

12) Mual dan muntah : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari bau

/faktor penyebab, makan biskuit sebelum bangkit dipagi hari,

makan sedikit tapi sering, duduk tegak setiap selesai makan,

hindari makan-makanan yang berminyak, makan makanan yang

kering dan minum diantara waktu makan, minum cairan

berkarbohidrat, bangun secara perlaahan. Jangan gosok gigi

segera setelah makan, minum teh herbal, istirahat cukup.

13) Sakit kepala : dapat dikurangi/dicegah dengan biofeedback, tekni

relaksasi memasase leher dan otot bahu, penggunaan bungkusan

panas atau es keleher, istirahat, mandi air hangat.

14) Spider nevi (pembuluh sarang laba-laba) : dapat dikurangi/dicegah

dengan meyakinkan ibu bahwa itu akan hilang setelah selesai

kehamilan.

b. Trimester II

1) Cloasma : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari sinar matahari

berlebihan, gunakan bahan pelindung non alergi.

2) Diare

3) Edema dependen : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari posisi

berbaring, hindari posisi tegak untuk waktu lama, masa istirahat


30

dalam posisi terlentang samping kiri dengan kaki agak diangkat,

angkat kaki ketika duduk atau istirahat, latuhan kaki ditekuk,

hindari kaos kaki ketat.

4) Gatal-gatal

5) Gusi berdarah : dapat dikurangi/dicagah dengan berkumur dengan

air hangat, memeriksakan gusi secara teratur, menjaga kesehatan

gigi.

6) Hemorroid : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari konstipasi

gunakan kompres panas dan dingin, mandi sitz, dengan perlahan

masukan kembali ke dalam rektum sepperlunya.

7) Sulit tidur : dapat dikurangi/dicegah dengan gunakan teknik

relaksasi progresif, mandi air hangat, minum minuman hangat,

hindari kegiatan yang merangsang sebelum tidur.

8) Kemerahan ditelapak tangan

9) Keputihan

10) Keringat bertambah

11) Konstipasi : dapat dikurangi/ dicegah dengan tingkatkan intake

cairan dan serat didalam diet, minum cairan dingin, istirahat yang

cukup, senam, buang air teratur, BAB setelah ada dorongan.

12) Kram pada kaki : dapat dikurangi/dicegah dengan kurang

konsumsi susu (fosfor tinggi), panaskan otot kaki.

13) Mati rasa dan rasa geli dan gatal pada jari tangan dan kaki : dapat

dikurangi/dicegah dengan jelaskan kemudian penyebab,

perhatikan postut tubuh yang benar, rebahkan diri.


31

14) Hiperventilasi/sesak napas : dapat dikurangi/dicegah dengan

jelaskan penyebab, atur pernapasan sehingga tetap dalam

keadaan normal, berdiri dengan tangan direntangkan diatas

kepala kemudian ambil napas panjang, berusaha bernafas

diantara rusuk.

15) Nyeri ligamentum : dapat dikurangi/dicegah tekuk lutut ke arah

abdoment, mandi air hangat, pakai bantal pemanas pada daerah

yang sakit, topang uterus dengan bantal di bawahnya.

16) Panas dalam : dapat dikurangi/dicegah dengan makan sedikit tapi

sering, hindari makan banyak, kinyah permen karet.

17) Perut kembung : dapat dikurangi/dicegah dengan hindari makanan

yang menghasilkan gas, mengunyah secara sempurna, senam

secara teratur, pertahankan kebiasaan BAB.

18) Pusing : dapat dicegah dengan bangun perlahan, hindari berdiri

terlalu lama, hindari berbaring dalam posisi supine.

19) Sakit kepala

20) Sakit pungguh atas dan bawah : dapat dicegah dengan

menggunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat

benda, gunakan BH yang pas dengan menompang, berlatih

dengan mengangkat panggul, hindari menggunakan sepatu

barhak tinggi, gunakan kasur keras untuk tidur, gunakan bantal

untuk meluruskan punggung.

21) Varicositas pada kaki dan vulva : dapat dicegah dengan

meninggikan kaki, berbaring pada posisi tegak lurus, kaki tidak


32

bersilang, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, istirahat dalam

posisi berbaring miring kiri, senam, hindari pakaian ketat.

c. Trimester III

1) Diare

2) Edema dependen

3) Nocturia

4) Gatal-gatal

5) Haemoroid

6) Keputihan

7) Keringat berlebihan

8) Konstipasi

9) Mati rasa dan geli pada jari tangan dan kaki

10) Nyeri ligamentum bundar

11) Panas dalam

12) Perut kembung

13) Pusing

14) Sakit kepala

15) Sakit punggung atas dab bawah

10. Penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan

Menurut Nurjasmi,(2016) deteksi dini masalah,

penyakit/komplikasi kehamilan, yaitu dengan menanyakan tentang tanda-

tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang

kemungkinan diderita ibu hamil.


33

a. Mual muntah berlebihan

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama

pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang, stelah kehamilan

berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu di khawatrkan, kecualikalau

memang cukup berat, hinggatidak dapat makan dan berat badan

menurun terus

b. Pusing

Pusing bisa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai

mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.

c. Sakit kepala

Sakit kepala yang hebat atau yang menetap timbul padaibu hamil

mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

d. Perdarahan

Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan

tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.

e. Sakit perut hebat

Nyeri perut yang habat dapat membahayakan kesehatan ibu dan

janinnya.

f. Demam

Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari

liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda

bahaya kehamilan.

g. Batuk lama

Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu pemeriksaan lebih lanjut dan

dapat dicurigai ibu hamil menderita TB.


34

h. Berdebar-debar

Jantung berdebar-debar padabu hamil merupakan salah satu

masalah pada kehamilan yang perlu diwaspadai.

i. Cepat lelah

Dalam 2 atau 3 bulan pertama kehamilan, basanya timbul rasa lelah,

mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada

sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.

j. Sesak nafas atau sukar bernafas

Pada akhir bulan kedelapan ibu hamil sering meraasa sedikit sesak

bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun bila hal ini

berlebihan harus di waspadai.

k. Keputihan yang berbau

Keputihan yang berbau merupakan tanda bahaya pada ibu hamil.

l. Gerakan janin

Gerakan janin mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan

keempat. Apabila gerakan janin bekum muncul pada usia kehamilan

ini, gerakan yang berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil

harus waspadai.

m. Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,

bicara sendiri, tidak mandi, dan sebagainya. Selama kehamilan, ibu

bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena

perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu

dan janinnya maka akan dikonsultasikan ke psikiater.


35

n. Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan

Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu

hamil sering kali sulit untuk digali. Korban kekerasan selalu mau

berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan

oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalah kepada

orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas

kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan

dukungan agar mau membuka diri.

11. Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil dan janin

Menurut Elisabeth (2015, hal : 145) tanda-tanda bahaya yang bisa

terjadi pada ibu dan janin yaitu :

a. Perdarahan perveginam

b. Sakit kepala hebat

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

e. Keluar cairan pervaginam.

f. Sakit kepala yang hebat

g. Gerakan janin tidak terasa

h. Nyeri perut yang hebat.

Faktor resiko-resiko yang perlu dikaji :

a. Tanda-tanda dini bahaya komplikasi dan janin masa kehamilan muda

Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa

kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi

gravidarum maupun nyeri perut bagian bawah.


36

1) Perdarahan pervaginam : perdarahan pervaginam pada ibu ibu

hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik

atau mola hidatidosa.

2) Hipertensi gravidarum : hipertensi yang menetap oleh sebab

apapun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang dari

20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca

persalinan.

3) Nyeri perut bagian bawah : nyeri perut pada kehamilan 22 minggu

atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama kehamilan ektopik.

b. Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan

lanjut

Komplikasi pada ibu dan janin masa kehamilan lanjut adalah sebagai

berikut :

1) Penglihatan kabur

Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengidentivikasikan

keadaan yang mengancam jiwa, adanya perubahan visual

(penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau

ada bayangan. Penyebab penglihatan kabur ini disebabkan karna

pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan ini mungkin disertai dengan sakit

kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre-eklamsia.

2) Bengkak pada wajah dan jari tangan

Edema ialah penimbiunan cairan secara umum dan berlebihan

dalam jaringan dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat

badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan


37

BB ½ kg setiap minggunya dalam keadaan hamil masih dianggap

normal, tetapi bila kenaikan 1 kg setiap minggunya, maka perlu

kewaspadaan terhadap preeklamsia. Hal ini dapat disebabkan

adanya pertanda anemia, gagal jantung dan pre-eklamsia.

3) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya caitran berupa air-air dari vagina pada trimester 3.

Cairan pervaginam adalah kehamilan normal apabila tidak berupa

perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhoreyang

patologis.penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban

pecah sebelum waktunya. Insiden ketuban pecah dini 10%

mendekati dari semua persalinan dan 4% pada kehamilan 34

minggu. Penyebabnya adalah servik inkopeten, ketegangan rahin

berlebihan(kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari

selaput ketuban, infeksi.

4) Gerakan janin tidak terasa

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia

kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan

melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru

pertama kali hamil). Jika bayi tudur gerakan akan melemah. Bayi

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10

gerakan dalam 12 jam). Gerakan akan lebih mudah terasa jika ibu

berbaring / beristrirahat dan jika ibu makan dan minum dengan

baik.
38

5) Nyeri perut yang hebat

Nyeri pada abdomen yang hebat, hal ini bearti appendicitis

(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan diluar

kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul,

persalinan preterem, gastritis (maag), penyakit kantung empedu,

solusio plasenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih

atau infeksi lain.

12. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil

Menurut Indrayani (2011) pemeriksaan pada ibu hamil meliputi :

a. General examination

1) Memperhatikan tingkat energy ibu, nilai dan catat keadaan

emosional dan psikologi ibu.

2) Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan.

3) Mengajukan tertannyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil

melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan layakan.

4) Meminta klien untuk memberikan specimen urin untuk dilakukan

pemeriksaan.

5) Mengukur tinggi dan berat badan.

b. Tanda-tanda vital

1) Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sesuai dengan

prosedur standar.

2) Meminta klien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan kain

linen penutup tubuhnya.


39

3) Perhatikan juga keadaan, kondisi dan tekstur kulitnya, rasakan

juga kulitnya (harusnya lembut dan elastis) tidak ada atau ada

sedikit oedema (50-70% wanita hamil ada sedikit oedema pada

kehamilan lanjut), tidak ada rashes/kudis/bintik merah.

c. Kepala dan leher

1) Perhatikan warna,texture dan distribusi rambutnya

2) Memeriksa apakan terjadi oedema pada awjah dan pigmentasi

3) Memeriksa mata : sclers, reaksi pupil, pengeluaran serta

konjungtiva.

4) Inspeksi juga hidungnya.

5) Memeriksa mulut : bibir, gusi, lidah, palatum, pharynk, dan gigi.

6) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui limfe atau adanya

peningkatan tekanan pada vena jugularis.

d. Payudara

1) Inspeksi keadaan dada dan payudara. Dengan posisi tangan klien

di samping, periksa bentuk, ukuran dan simetris tidak, puting,

adanya pengeluara dari puting dan benjolan.

2) Pada saat klien mengangkat tangan keatas kepala lihat apakah

ada retraksi atau dampling.

3) Lakukan palpasi secara simetris dari arah payudara ke axila untuk

mengetahui adanya massa atau pembesaran pembulu limfe.

e. Abdomen

Pemeriksaan abdomen saja tidak akurat untuk mengkaji pertumbuhan

janin. Teknik lain seperti USG dapat dilakukan jika terdapat alasan

untuk pemeriksaan lebih lanjut.


40

Tujuan pemeriksaan :

1) Mengkaji pertumbuhan janin, ukuran dan kesejahteraan janin

2) Mendeteksi posisi dan presentasi

3) Mendeteksi adanya penyimpangan dari keadaan normal

Teknik pemeriksaan abdominal terdiri dari 3 tahap meliputi :

1) Inspeksi

a) Ukuran : mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otok abdominal

yang kendur, kehamilan kembar, poli dan oligohydramnion,

ukuran dan letak janin dari gestasi.

b) Bentuk : dapat memberikan indikasi posisi dan presentasi

janin.

c) Perubahan kulit : linea, striae gravidarum, tanda-tanda bedah

abdomen/luka bekas oprasi sebelumnya.

d) Pergerakan janin atau ontraksi.

2) Palpasi

a) Mengukur tinggi fundus uteri (TFU)

Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan jari tangan

dari awal kehamilan sampai usia kehamilan 22 minggu dan

menggunakan pita ukur setelah usia kehamilan lebih dari 22

minggu.

b) Palpasi leopold

Palpasi leopold dibagi menjadi 4, yaitu leopold I, leopold II,

leopold lll, leopold IV.

Leopold I : untuk menentukan umur kehamilan dan bagian

janin yang terdapat pada fundus.


41

Tinggi fundus yang tidak konsisten dengan usia kehamilan

dapat mengidentifikasi :

1) Stuktur anatomi yang tidak reliabel, seperti abdominal yang

panjang

2) Tanggal yang tidak akurat

3) Janin lebih kecil atau lebih besar dari yang seharusnya

4) Jumlah cairan amnion lebih sedikit atau lebih banyak dari

yang seharusnya.

5) Kehamilan kembar

6) Letal abnormal

7) Ada massa di uterus seperti kista atau tumor

8) Teknik yang salah

Cara kerja : pemeriksaan menghadap ibu kemudian dengan

menggunakan kedua telapak tangan dan untuk

mengidentifikasi bagian janin yang terdapat pada fundus :

1) Bokong : teraba lebih lunak, kurang “ melenting” lebih

besar, kurang jelas bentuk.

2) Kepala : teraba lebih keras, lebih bulat dan melenting.


42

Gambar 2.1
Pemeriksaan leopold I

Sumber : kehamilan.com

Leopold II : untuk menentukan letak pinggung janin dan

bagian-bagian kecil janin

Cara kerja :

1) Pemeriksa menghadap ke arah muka pasien, minta ibu

untuk mengangkat tungkai atas dan menekik lutut

2) Tangan letakan pada kedua sisi abdominal, minta ibu

untuk mengangkat umbilikus. Tahan satu sisi uterus

sementara telapak tangan lainnya digerakan sepanjang

uterus kearah bawah. Lakukan pada sisi dengan cara yang

sama lalu membandingkan.

a) Bagian punggung , biasanya lebih keras dan lebih rata.

b) Bagian kecil janin akan teraba tidak teratur dengan

bagian uterus teraba lebih lunak.


43

Gambar 2.2
Pemeriksaan leopold II

Sumber : kehamilan.com

Leopold III : untuk menentukan presentasi janin atau bagian

janin yang berada di segmen bawah uterus bagian terbawah

janin dan apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas

panggul atau belum.

Cara kerja :

1) Pemeriksaan menghadap ke arah muka pasien, minta ibu

mengangkat tungkai atas dan menekuk lutut.

2) Menggunakan telapak tangan dengan jari-jari menghadap

kekepala ibu, pegang bagian terbawah janin yang mengisi

bagian tebrbawah abdominal (diatas sympisis pubis)

bagian yang berada diantara ibu jari dan jari-jari lain

adalah penunjuk presentasi bayi.

3) Jika bagian tebawah janin belum masuk kerongga panggul

maka tersebut masih dapat digerakan. Jika telah

memasuki rongga pangul maka bagian terbawah janin sulit

atau tidak dapat digerakan lagi


44

4) Untuk menentukan apakah presentasinnya kepala atau

bokong.

5) Tindakan ini hendaknya dilakukan dengan sangat berlahan

karena ibu dapat merasa tidak nyaman.

Gambar 2.3
Pemeriksaan leopold III

Sumber : kehamilan.com

Leopold IV : untuk menentukan seberapa jauh bagian

terbawah janin sudah masuk PAP.

Cara kerja :

1) Pemeriksaan menghadap ke arah kaki ibu

2) Kedua kaki diluruskan

3) Tentukan sejauh mana terbawah janin masuk ke pintu atas

panggul. Telurusi bagian kori dan kanan abdomen kearah

bawah dengan kedua telapak tangan. Amati pertemuan

kedua tangan tersebut. Konvergen, bila kedua telapak

tangan bertemu dan menyentuh Dibergen bila kedua

telapak tangan tidak bertemu.


45

Gambar 2.4
Pemeriksaan leopold IV

Sumber :kehamilan.com

c) Metode perlimaan

Penurunan bagian terbawah dapat diukur dengan metode lima

jari, antara lain :

1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas

simpisis.

2) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah masuk

PAP

3) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian sudah masuk rongga

panggul

4) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih

berada diatas simpisis dan 3/5 bagian telah turun melewati

bidang tengah rongga panggul (tidak dapat digerakan)

5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian

terbawah janin yang berada diatas sympisis dan 4/5

bagian telah turun ke rongga dalam panggul

6) 0/5 terbawah janin sudah masuk tidak dapat diraba dari

pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah

masuk ke rongga dalam panggul.


46

3) Auskultasi

Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ) hitung DJJ selama 1 menit

(normal : 120-160), adanya denyut jantung janin merupakan tanda

pasti hamil.

f. Tangan dan kaki

1) Memeriksa tangan dan kaki apakah terdapat oedema atau tampak

pucat pada ujung-ujung jari.

2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises

3) Memeriksa reflek patella untuk melihat apaka terjadi gerakan hipo

atau hiper.

g. Pemeriksaan pervaginam

Pemeriksaan pervaginam tidak selalu digunakan, tetapi dengan

pemeriksaan ini dapat mendeteksi tanda-tanada kehamilan. Tanda-

tandayang dapat diobservasi dengan melakukan pemeriksaan

pervaginam antara lain :

1) Melunakkan isthmus yang biasa disebut dengan tanda Hergar’s

sign yang dapat dideteksi mulai kehamilan 6 minggu.

2) Selain isthmus servik juga terasa lebih lunak jika dibandingkan

dengan wanita yang tidak hamil, yang dikenal dengan istilah

Godlle’s sign dan mulai dapat dideteksi pada usia kehamilan 8

minggu.

3) Perubahan warna pada daerah vulva dan vagina yang biasa

disebut Jacquemier’s sign atau tanda Chadwick dan mulai dapat

dideteksi pada usia kehamilan 8 minggu.


47

4) Pulsasi daru arteri uterina yang teraba di bagian lateral fornice

yang biasa disebut sebagai Osiander’s sign. Tanda ini mulai dapat

dideteksi pada usia 8 minggu.

5) Internal ballotement yang dapat dirasakan dari kehamilan 16

minggu.

6) Braxton hicks juga dapat dirasakan mulai usia kehamilan 16

minggu.

7) Pembesaran uterus dapat dirasakan melalui pemeriksaan per

vaginam, khususnya untuk mendeteksi kehamilan sebelum uterus

dapat dipalpasi dari pemeriksaan luar disebut dengan piscasek’s

sign (pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu).

h. Pemeriksaan anus

apakah ada haemoroid atau kelainan lainnya.

i. Pemeriksaan pangul

Pemeriksaan panggul yang dapat dilakukan pada usia kehamilan 36-

38 minggu jika kepala bayi belum engaged. Pada saat tersebut,

rongga panggul lebih rileks dan pemeriksaan yang dilakukan

menyebabkan sedikit ketidaknyamanan. Pada ibu yang memiliki

riwayat aborsi, penting untuk menghindari pemeriksaan pervaginam

pada awal kehamilan.


48

13. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah

Menurut Elisabeth (2015, hal 81) pemeriksaan Hb dilakukan pada

kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang

persalinan. Pemeriksaan Hb adalah satu upaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu.

b. Pemeriksaan urine

Menurut Elisabeth (2015, hal 81) untuk mengetahui adanya protein

urine ibu hamil. Protein urine untuk mendeteksi ibu hamil kearah

preeklamsi.

14. Kebutuhan fisik ibu hamil

Menurut Pantikawati,dkk(2010, hal : 89) kebutuhan fisik ibu hamil

meliputi :

a. Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara

yang bersih, tidak kotor atau polusi udara,tidak bau, dsb. Pada

prinsipnya hindari ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara

(terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok.

b. Nutrisi

Ibu yang sedang hamil bersangkutan dengan proses pertumbuhan

yaitu pertumbuhan fetus yang ada didalam kandungan dan

pertumbuhan berbagai organ ibu, pendukung proses kehamilan

seperti adneksa, mammae, dll. Makanan diperlukan untuk

pertumbuhan janin, plasnta, uterus, buah dada, organ lain.


49

c. Personal hygine

1) Mandi : diperlukan untuk kebersihan kulit terutama perawatan kulit

karena pada ibbu hamil fungsi ekskresi keringanbertambah. Dan

menggunakan sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak

iritasi. Mandi berendam air hangat tidak dianjurkan selama hamil,

karena apabila suhu tinggi akan merusak janin jika terjadi pada

waktu perkembangan yang kritis, dan trimester III mandi

berendam dihindari karena resiko jatuh lebih besar, dikarenakan

keseimbangan tubuh ibu hamil sudah berubah.

2) Perawatan gigi : pemeriksaan gigi minimal dilakukan satu

kaliselama hamil. Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan

mudah berdarah karena dipengaruhi oleh hormon kehamilanyang

menyebabkan jipotropi. Bersihkan gigi dan gusi dengan benang

gigi atau sikat gigi dan boleh memakai obat kumur.

3) Perawatan rambut : rembut harus bersih, keramas satu minggu 2-

3 kali

4) Payudara : puting harus diberihkan, persiapan menyusui dengan

perawatan puting dan kebersihan payudara.

5) Perawatan vagina/vulva : celana dalam harus kering, jangan

gunakan obat/menyemprot kedalam vagina, sesudah BAB/BAK

dilap dengan lap khusus.

6) Perawatan kuku : kuku bersih dan pendek

7) Kebersihan kulit : apabila terjadi infeksikulit segera diobati, dan

dalam pengobatan dilakukan dengan resep dokter.


50

d. Pakaian

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut dan leher. Stocking tungkai tidak dianjurkan karena

dapat menghambat sirkulasi, pakai BH yang menyokong payudara,

dan harus mempunyai tali yang besar sehingga tidak terasa sakit

pada bahu. Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi,

pakaian dalam yang selalu bersih.

e. Eliminasi

Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup

lancar.dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga

daerah kelamin menjadi basah. Situasi basah ini menyebabkan jamur

(trikomonas)kambuh sehingga anita mengeluhgatal dan

mengeluarkan keputihan.

f. Seksual

Selama kehamilan wanita tidak perlu menghindari hubungan seks.

Pada wanita yang mudah keguguran dianjurkan untuk tidak

melakukan coitu pada hamil muda. Caitus pada hamil muda harus

dilakukan dengan berhati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga

sering menimbulkan infeksi pada persalinan. Disamping itu sperma

mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontaksi uteru.

Hubungan sek harus dihindari jika ada riwayat ada riwayat keluar

ketuban sebelum waktunya, perdarahan pervagina, adanya tanda-

tanda persalinan prematur, plasenta previa, riwayat abortus. Sering

wanita/pasangannya kehilangan ketertarikan terutama dengan

bertambahnya usia kehamilan, komunikasi yang terbuka sangatlah


51

penting dan selalu memberikan perhatian satu sama lain, ungkapan

kasih sayang tidak hanya dengan hubungan seksualpasangan bisa

mencari dalam bentuk lain. Indrayani (2011, hal : 181)

g. Istirahat

Pada posisi tidur ibu hamil tidak dianjurkan tidur .dalam posisi

berbaring terlentang. Dengan membesrnya rahim, berbaring

terlentang bina menepatkan rahim diatas pembuluh darah yang

penting(vena cava inferior) yang berjalan kebagian perut. Hal ini dapat

menyebabkan peredarah darah ke bayi dan bagian-bagian tubuh ibu

berkurang, dan juga sulit untuk bernafas. Belajarlah posisi

menyamping sejak awal. Manfaatnya akan diperoleh sewaktu

kehamilan makin membesar, kadang-kadang akan membantu dengan

mengganjal beberapa bantal. Letakkan satu bantal yang lain diantara

kedua tungkai atau ganjal kaki dengan bantal.

h. Imunisasi

Imunisasi TT merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus

toksoid baik untuk wanita maupun bayinya. Oleh karena itu hal ini

sangat penting bagi wanita untuk diimunisasi sesuai jadwal. Wanita

dan keluarganya harus merencanakan untuk memilih tempat

persalina yang bersih dan aman serta tenaga kesehatan yang

terampil. Untuk mencegah tetanus neonatorum, tali pusat bayi dijaga

agar tetap bersih dan kering setelah lahir sampai lepas. Indrayani

(2010, hal : 193)


52

i. Traveling

Bagi wanita hamil yang mempunyai riwayat abortus, prematur, wanita

hamil dengan penyakit jantung disarankan untuk tidak melakukan

perjalanan jauh jika perlu untuk melakukan perjalanan jauh

diupayakan utuk tidak mengalami kelelahan dan ketidaknyamanan.

Dalam setiap perjalanan ibu harus selalu membawa kunjungan

antenatal sehingga jika terjadi sesuatu, informasi dapat

diberikandengan cepat. Indrayani (2010, hal :195).

j. Persiapan laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang

penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap

untuk menyusui bayinya. Persiapan untuk menyusui , sejak kehamilan

ibu dapat menjaga kebersihan payudara setiap hari dengan mandi,

membersihkan puting dari kerak kolostrum dengan air hangat dan

kapas/kain lembut agar saluran tidak tersumbat. Tidak boleh

menggunakan sabun karena akan menghilangkan sekresi normal dan

membuat puting kering. Gunakan bra yang menyokong karena ada

pembesaran ukuran payudara. Mengkonsumsi makanan yang

berimbang, berikan fisiologi laktasi dan menejemen laktasi agar

wanita menjadi percaya diri untuk menyusui. Indrayani (2010, hal :

196)

k Persiapan persalinan dan kelahiran bayi

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang akan dibuat oleh

ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam

bentuk tertulis, dan biasanya memang tidak tertulis.rencana ini lebih


53

hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapatmenerima

asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan

mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinandan

meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang

sesuai serta tepat waktu.

Ada 5 komponen penting dalam encana persalinan :

1) Membuat rencana persalinan

2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi

kegawat daruratan.

3) Menyiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.

4) Membuat rencana/pola menabung.

5) Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan.

l Memantau kesejahteraan janin

Keadaan kesejaheraan janin dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya faktor keturunan dan kondisi kesehatan orang tuanya.

Tujuan pengkajian kesejahteraan janin adalah untuk mengenal sedini

mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi sehingga bayi dapat

bertahidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam

kandungan.

15. Senam hamil

Menurut Indrayani (2011, hal : 184) pada masa kehamilan, ibu

harus dapat menjaga kesejahteraanya. Keadaan fisik yang bugar

merupakan bagian penting dari setiap individu yang sehat dan komplit.

Dari penelitian-penelitian diketahui bahwa senam hamil mengurangi berat


54

badan yang diperoleh selama hamil. Selain itu, wanit hamil yang senam

secara teratur menyatakan bahwa merak jarang mengalami keluhan

yang terkait dengan kehamilannya, misalnya sakit punggung, pinggang

pegal atau kejang otot. Ibu-ibu yang senam juga cenderung mendapatkan

persalinan yang lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan ibu yang

tidak melakukannya.

Yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kelahiran si buah hati,

adalafisik dan mentall serta perlengkapan bayi. Persiapan fisik, yaitu

dengan cara melakukan senam hamil sejak kehamilan 24 minggu.

Apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan gerakan yang benar

senam hamil bermanfaat untuk :

a. Membantu mengontrol tubuh dan menghilangkan rasa sakit/nyeri saat

kehamilan.

b. Memperbaiki sirkulasi darah.

c. Menghiangkan sakit pinggang.

d. Menguatkan otot-otot panggul.

e. Mencegah sembelit dan varices.

f. Memudahkan proses persalinan

g. Mengontrol berat badan ibu.

h. Membuat ibu lebih tenang,

i. Mempersiapkan fisik dan mental dalam menjalani proses persalinan.

1) Pemanasan

Sikap duduk bersila adalah sikap duduk yang baik selama kehamilan.

Dengan sikap duduk seprti ini, kedudukan janin dalam kandungan

tetap baik. Dengan posisi bersila, ibu dapat melakukan gerakan


55

pemanasan yang sangat berguna ini untuk melenturkan otot-otot

tubuh sehingga dapat melakukan gerakan-gerakan selanjutnya tanpa

khawatir mengalami kejang otot.

Gambar 2.5
Sikap duduk bersila

a) Gerakan kepala ke kanan dan kekiri (tarik nafas lewat hidung dan

keluarkan lewat mulut)

b) Tundukan kepala (tarik nafas lewat hidung ) kemudian angkat

kepala kembali (hembuskan nafas lewat mulut).

c) Menaikan bahu sambil menarik nafas dan menurunkan bahu

kembali sambil mengeluarkan nafas secara perlahan melalui

mulut.

2) Memutar lengan dan mengencangkan payudara

a. Letakkan jari-jari tangan ibu di bahu kemudian putar lengan

dengan mengarahkan kedua lengan ke depan hingga menjepit


56

kedua payudara, kemudian angkat kedua tangan payudara

denagn kedua siku tersebut.

b. Lanjutkan dengan mengangkat siku ke atas dan kembalii ke posisi

semula.

Gambar 2.6

Memutar bahu dan mengangkat siku

Sumber : hamil.co.id

c. Ulangi gerakan ini sebanyak 8x

“sebelum melakukan gerakan relaksasi, perhatikan cara pindah

posisi”. Misalnya: dari posisi duduk bersila ke posisi kaki

diluruskan, tangan harus diletakkan di belakan untuk menyanggah

utuh sebelum meluruskan kaki, memiringkan tubuh sebelum rebah

dan sebagainya.

3) Relaksasi

Gerakan relaksasi bertujuan untuk menimbulkan persaan rileks pada

ibu dalam menjalani kehamilan.

Gerakan pergelangan kaki:


57

a) Lakukan gerakan tertidur miring kekanan dengan kepala ditopang

tangan atau bantal.

b) Kaki atas lurus, sementara kaki bawah ditekuk kemudian tarik

nafas dan hembuskan lewat mulut.

c) Angkat kaki atas setinggi pinggul kemudian turunkan.

Gambar 2.7

Gerakan pergelangan kaki

Sumber : hamil.co.id

d) Lanjutkan dengan mengangkat kaki keatas, tekuk kearah perut,

luruskan dan kembali keposisi semula.

Gambar 2.8

Posisi mengangkat dan menekuk kaki

Sumber : hamil.co.id
58

e) Ulangi gerakan tadi denagan posisi miring kiri, masing-masing 8x/

4) Gerakan mengayuh

a) Lakukan gerakan mengayuh ini dengan posisi terlentang, kedua

tangan disisi samping untuk menahan.

b) Gerakan kaki seolah-olah mengayuh sepeda, lakukan pergerakn

ini sebanyak 8x hitungan.

Gambar 2.9

Gerakan mengayuh

Sumber : hamil.co.id

5) Mengangkat panggul

a) Gerakan mengangkat panggul ini dilakukan dengan posisi tidur

terlentang dengan kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan

disamping untuk menahan badan.

b) Angkat panggul sambil menarik nafas lewat hidung kemudian

tahan beberapa detik mengencangkan otot panggul lalu kembalu

ke posisi semula sambil menghembuskan nafas lewat mulut

secara perlahan.
59

Gambar 2.10

Gerakan mengangkat panggul

Sumber : hamil.co.id

6) Latihan meneran atau mengejan

a) Latihan meneran dilakukan dengan posisi miring.

b) Tangan merangkul paha kemudian tark sampai siku mengangkat

kepala.

c) Lakukan gerakan ini dengan posisi miring kiri dan kanan sebanyak

8x.

d) Lanjutkan dengan posisi terlentang dan merangkul kedua paha

dengan lengan sampai siku kemudian sambil menarik nafas,

angkat kepala dan arahkan pandangan ke perut.

e) Ulangi gerakan sebanyak 8x

f) Angkat kepala sambil menghembuskan nafas dengan memegang

pergelangan kaki.
60

Gambar 2.11

Meneran atau mengejan

Sumber : hamil.co.id

7) Melenturkan punggung

a) Lakukan gerakan melenturkan punggung ini dengan posisi seperti

merangkak, bahu sejajar dengan kedua lengan yang dibuka

sejajar dengan membuka kaki.

b) Angkat punggung dan tundukkan kepala sambil menarik nafas,

tahan beberapa detik.

c) Kembali ke posisisemula dimana otot punggung kembali rileks.

Gambar 2.12

Posisi melenturkan punggung

Sumber ; hamil.co.id
61

8) Gerakan anti sungsang

a) Gerakan antisungsang dilakukan dengan posisi menungging,

tangan rileks di samping tubuh dan kedua kaki terbuka ditekuk

sejajar bahu.

b) Atur nafas dan turunkan dada perlahan-lahan sampai menyentuh

kasur/lantai, kepala menoleh ke samping kiri atau kanan, letakkan

siku di atas kasur geser sejau mungkin dari tubuh ke samping,

ulangi gerakan sebanyak 8x.

Gerakan 2.13
Gerakan anti sungsang

Sumber : hamil.co.id

Beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak dianjurkan untuk

melakukan senam hamil, adalah:

a) Pernah mengalami inkompetensi servik.

b) Tekanan darah tinggi dari awal kehamilan.

c) Janin multiple.

d) Penyakit jantung.

e) Pre eklamsi.

f) Pernah mengalami perdarahan pervaginam.


62

g) Sesak nafas

h) Nyeri punggung.

i) Nyeri pubis.

j) Nyeri dada.

k) Tidak tahan berada ditempat panas dan lembab.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam senam hamil :

a) Dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 22 minggu.

b) Lakukan pada pagi/sore hari.

c) Pakaian yang longgar dan nyaman.

d) Lakukan secara teratur 3x seminggu selama 20-30 menit.

e) Lakukan secara bertahap dan tidak memaksa diri.

f) Lakukan pemanasan terlebih dahulu.

g) Periksa denyut nadi terlebih dahulu.

Olah raga lain yang dianjurkan ketika hamil:

a) Jalan kaki dialam terbuka.

b) Melakukan aneka kegiatan dirumah.

c) Berenang.

d) Aerobic dengan tingkat benturan rendah.

e) Bersepedah.

16. Jarak Kehamilan Terlalu Dekat

a. Pengertian Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk

menentukan kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya

(http://digilib.unimus.ac.id,2015).
63

Jarak kehamilan adalah jarak interval waktu antara dua

kehamilan yang berurutan dari seorang wanita. Jarak kehamilan

yang pendek secara langsung akan memberikan efek terhadap

kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang dikandungnya.

Seorang wanita setelah bersalin membutuhkan waktu 2 sampai 3

tahun untuk memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk

kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila jarak kehamilan terlalu

dekat, dapat cenderung menimbulkan kerusakan tertentu pada

sistem reproduksi baik secara fisiologis maupun patologis sehingga

memberi kemungkinan terjadinya anemia bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu (http://hqwb.01.BKKBN.go.id,2015).

b. Resiko dalam Menentukan Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya

akan berdampak resiko yang membahayakan baik pada ibu maupun

janinnya. Rahim yang masih belum pulih benar akibat persalinan

sebelumnya belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan

makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri. Akibatnya akan

meningkatkan resiko terkena anemia akut. Ibu hamil yang terkena

anemia akut akan meningkatkan resiko terhadap perdarahan,

komplikasi kehamilan, bayi terlahir prematur, resiko perdarahan saat

persalinan, dan resiko terburuk yaitu keguguran. Jarak kehamilan

yang berdekatan (dibawah rentang waktu 24 bulan) dapat

menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Luka jahitan yang baru

sembuh dapat teregang kembali akibat kehamilan

http://hqwb.01.BKKBN.go.id,2015).
64

Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat

berdekatan (< 2 tahun) akan mengalami resiko antara lain :

1) Resiko perdarahan trimester III

2) Plasenta previa

3) Anemia

4) Endometriosis masa nifas

5) Kematian saat melahirkan

6) Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat

menimbulkan resiko tinggi antara lain persalinan lama

Dengan adanya resiko dalam menentukan jarak kehamilan

maka diperlukan penelitian tentang hubungan umur, pendidikan

maupun ekonomi terhadap penentuan jarak kehamilan

(http://digilib.unimus.ac.id,2015).

c. Efek Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Pada Anak

Jarak kehamilan atau kelahiran yang berdekatan juga dapat

memicu pengabaian pada anak pertama secara fisik maupun psikis,

yang dapat menimbulkan rasa cemburu akibat ketidaksiapan berbagi

kasih sayang dari orang tuanya (Yolan, 2007). Banyak kakak-

beradik dengan jarak kehamilan atau kelahiran terlalu pendek

menimbulkan sikap iri atau cemburu.

Seperti kakak tidak gembira atas kehadiran si kecil, justru

sering menganggapnya musuh karena merampas jatah kasih sayang

orang tuanya (http//http://repository.usu.ac.id,2015).


65

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Persalinan ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Persalinan Spontan. Jika persalinan berlangsung dengan kekuatan

ibu sendiri dan melalui jalan lahir ibu tersebut.

b. Persalinan buatan. Jika persalinan dibantu tenaga dari luar, misalnya

ekstrasi forsep atau operasi seksio sesaria.

c. Persalinan anjuran. Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya,

tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian

pitosin atau prostagladin.

(Erawati, 2011, hal : 3).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin,

plasenta dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir

atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri

(Indrayani, 2016, hal : 20).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya seviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-

42 minggi), lahir spontan dengan prensentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin. (Sukarni,Margareth, 2013, hal :185).


66

2. 5 benang merah dalam asuhan persalinan normal

Menurut (Muchtar,dkk 2015, hal : 84) ada 5 aspek dasar, atau 5

benang merah yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan

normal yang bersih dan aman, termasuk inisiasi menyusui dini dan wajib

dilaksanakan bidan yaitu:

a. Aspek pengambilan keputusan klinik

Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir.

b. Asuhan sayang ibu dan bayi

Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budanya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Tujuan

asuhan sayang ibu dan bayi adalah memberikan rasa nyaman pada

ibu dalam proses persalinan dan pada masa pasca persalinan.

Salah satu prinsip asuhan sayang ibu adalah mengikut sertakan

suami dan keluarga untuk memberikan dukungan selama proses

persalinan dan kelahiran bayi.

c. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi mutlak dilakukan pada setiap melaksanakan

pertolongan persalinan, hal ini tidak hanya bertujuan melindungi dan

bayi dari infeksi atau sepsis namun juga melindungi penolong

persalinan dan orang sekitar atau pun yang terlibat dari terkenanya

infeksi yang tidak sengaja.


67

1) Prinsip-prinsip pencegahan infeksi

a) Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus

dianggap dapat menularkan karena penyakit yang disebabkan

infeksi dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala).

b) Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.

c) Permukaan benda disekitar kita, peralatan dan benda-benda

lainnya, yang akan dan setelah bersentuhan dengan

prmukaan kulit yang tidak utuh, lecet selaput mukosa atau

darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah

digunakan harus diproses secara benar.

d) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tapi dapat

dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan

tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar dan

konsisten.

d. Pencatatan SOAP dan Partograf

Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses menbuat

keputusan klinik dalam memberikan asuhan yang diberikan selam

proses persalinan dan kelahiran bayi.

Pendokumentasian SOAP dalam persalinan :

1) Pencatatan selama fase laten kala I persalinan.

2) Dicatat dalam SOAP pertama dilanjutkan dilembar berikutnya.

3) Observasi denyut jantung janin, his, nadi setiap 30 menit.

4) Observasi pembukaan, penurunan bagian terendah, tekanan

darah, suhu, setiap 4 jam kecuali ada indikasi.


68

Partograf merupakan alat untuk memantau kemajuan persalinan yang

dimulai sejak fase aktif.

e. Rujukan

Sistem rujukan adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dimna

terjadi pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik atas kasus

atau masalah kesehatan yang timbul secara horizontal maupun

vertikal, baik untuk kegiatan pengiriman penderita, pendidikan,

maupun penelitian.

Rujukan dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu sebagai berikut.

1) Rujukan terencana

Rujukan terencana yaitu menyiapkan dan merencanakan rujukan

kerumah sakit jauh-jauh hari bagi ibu resiko tinggi/resti. Sejak awal

diberi KIE.

2) Rujukan tepat waktu

Rujukan tepat waktu (RTW) atau Prompt timely referral untuk ibu

dengan gawat- darurat- obstetrik, pada kelompok FR III AGDO

perdarahan antepartum dan pre eklamsia berat/ eklamsia dan ibu

dengan komplikasi persalinan dini yang dapat terjadi pada semua

ibu hamil dengan atau tanpa FR.

3. Tujuan Asuhan Persalinan

Menurut Erawati (2011,hal:13),Bidan harus mampu menggunakan

pengetahuan, keterampilan, dan pengambilan keputusan yang tepat

terhadap kliennya untuk:


69

a. Memberikan dukungan, baik fisik maupun emosional kepada ibu dan

keluarganya selama persalinan dan kelahiran.

b. Melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah komplikasi,

menangani komplikasi dengan pemantauan ketat dan deteksi dini

selama persalinan dan kelahiran.

c. Melakukan rujukan pada kasus yang tidak dapat ditangani sendiri

untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.

d. Memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu dengan intervensi

minimal sesuai dengan tahap persalinannya.

e. Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi

yang aman.

f. Selalu memberitahukan ibu dan keluarganya mengenai kemajuan

persalianan, adanya penyulit, dan intervensi yang akan dilakukan

dalam persalinan.

g. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.

h. Membantu ibu dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) dini.

Prinsip umum asuhan sayang ibu yang harus diikuti oleh bidan,

adalah sebagai berikut :

a. Merawat ibu dengan penuh hormat.

b. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan ibu.

Hormati pengetahuan dan pemahaman mengenai tubuh ibu. Ingat

bahwa mendengar sama pentingnya dengan memberikan nasihat.

c. Menghargai hak-hak ibu dan memberikan asuhan yang bermutu

serta sopan.

d. Memberikan asuhan dengan memerhatikan privasi.


70

e. Selalu menjelaskan apa yang akan dikerjakan sebelum melakukannya

serta meminta izin terlebih dahulu.

f. Selalu mendiskusikan hasil temuan kepada ibu dan siapa saja yang ia

inginkan untuk berbagi informasi ini.

g. Selalu mendiskusikan bersama ibu mengenai rencana dan intervensi

serta pilihan yang sesuai dan tersedia.

h. Mengizinkan ibu untuk memilih siapa yang akan menemaninya

selama persalinan, kelahiran, dan pasca persalinan.

i. Mengizinkan ibu menggunakan posisi apa saja yang diinginkan

selama persalinan dan kelahiran.

j. Menghindari penggunaan suatu tindakan medis yang tidak perlu

(episiotomi, pencukuran, dan enema).

k. Memfasilitasi hubungan dini antara ibu dan bayi baru lahir (Bonding

and Attachment).

4. Tahap Persalinan

Menurut (Erawati, 2011), Tahap persalinan terbagi menjadi empat,

yaitu kala I, kala II, kala III, dan kala IV.

a. Kala I (Pembukaan)

Kala I dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan serviks,

kala I dibagi menjadi:

1) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat dari 0

sampai 3 cm yang membutuhkan waktu ± 8 jam.


71

2) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi

lagi menjadi:

a) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm

sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

b) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm

yang dicapai dalam 2 jam.

c) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm

sampai 10 cm selama 2 jam

b. Kala II (Pengeluaran)

Kala II atau kala pengeluaran janin adalah tahap persalinan yang

dimulai dengan pembukaan serviks lengkap sampai bayi keluar dari

uterus. Kala II pada primipara biasanya berlangsung 1,5 jam dan

pada multipara biasanya berlangsung 0,5 jam.

Perubahan yang terjadi pada Kala II, yaitu sebagai berikut:

1) Kontraksi (his). His pada kala II menjadi lebih terkoordinasi, lebih

lama (25 menit), lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Sifat

kontraksi uterus simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi.

2) Uterus. Pada saat kontraksi, otot uterus menguncup sehingga

menjadi tebal dan lebih pendek, kavum uterus lebih kecil serta

mendorong janin dan kantong amnion kearah segmen bawah

uterus dan serviks.

3) Pergeseran organ dasar panggul. Organ-organ yang ada dalam

panggul adalah vesika urinaria, dua ureter, kolon, uterus, rektum,

tuba uterina, uretra, vagiana, anus, perineum, dan labia. Pada

saat persalinan, peningkatan hormon relaksin menyebabkan


72

peningkatan mobilitas sendi, dan kolagen menjadi lunak sehingga

terjadi relaksasi panggul. Hormon relaksin dihasilkan oleh korpus

luteum. Karena adanya kontraksi, kepala janin yang sudah masuk

ruang panggul menekan otot-otot dasar panggul sehingga terjadi

tekanan pada rektum dan secara refleks menimbulkan rasa ingin

mengejan, anus membuka, labia membuka, perineum menonjol,

dan tidak lama kemudian kepala tampak di vulva pada saat his.

Gambar 2.14
Floating yaitu kepala janin belum
masuk pintu atas panggul.

(Sumber : Erawati, 2011)

4) Ekspulsi janin. Ada beberapa gerakan yang terjadi pada ekspulsi

janin, yaitu sebagai berikut:

a) Floating

Floating yaitu kepala janin belum masuk pintu atas panggul

(Gambar 1-1). Pada primigravida, floating biasa terjadi saat

usia kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu, namun pada


73

multigravida dapat terjadi pada kehamilan aterm atau bahkan

saat persalinan.

b) Engagement

Engagement yaitu kepala janin sudah masuk pintu atas

panggul (Gambar 1-2). Posisi kepala saat masuk pintu atas

panggul dapat berupa sinklitisme atau asinklitisme. Sinklitisme

yaitu sutura sagitalis janin dalam posisi sejajar dengan sumbu

panggul ibu. Asinklitisme yaitu sutura sagitalis janin tidak

sejajar dengan sumbu panggul ibu. Asinklitisme dapat

anterioratau posterior

Gambar 2.15

Engagement yaitu kepala janin sudah masuk pintu atas panggul.

(Sumber : Erawati, 2011)

c) Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam (Gambar 1-3) terjadi karena kepala janin

menyesuaikan dengan pintu tengah panggul. Sutura sagitalis

yang semula melintang menjadi posisi anterior posterior.


74

Gambar 2.16
Putaran paksi dalam

(Sumber : Erawati, 2011)

d) Ekstensi

Ekstensi dalam proses persalinan ini (Gambar 1-4) yaitu

kepala janin menyesuaikan pintu bawah panggul ketika kepala

dalam posisi ekstensi karena di pintu bawah panggul bagian

bawah terdapat os sacrum dan bagian atas terdapat os pubis.

Dengan adanya kontraksi persalinan, kepala janin terdorong

ke bawah dan tertahan oleh os sakrum sehingga kepala dalam

posisi ekstensi.
75

Gambar 2.17
Ekstensi

(Sumber : Erawati, 2011)

e) Putaran paksi luar

Putaran paksi luar (Gambar 1-5) terjadi pada saat persalinan

yaitu kepala janin sudah keluar dari panggul. Kepala janin

menyesuaikan bahunya yang mulai masuk pintu atas panggul

denganmenghadap kea rah paha ibu.

Gambar 2.18

Putaran paksi luar

(Sumber : Erawati, 2011)


76

c. Kala III

Kala III persalinan (kala uri) adalah periode waktu yang dimulai

ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta sudah dilahirkan

seluruhnya. Tiga puluh persen kematian ibu di Indonesia terjadi akibat

pendarahan setelah melahirkan. Dua pertiga dari pendarahan

pascapersalinan terjadi akibat atonia uterus.

Segera setelah bayi dan air ketuban tidak lagi berada dalam

uterus, kontraksi akan terus berlangsung, dan ukuran rongga uterus

akan mengecil. Pengurangan ukuran uterus ini akan menyebabkan

pengurangan ukuran tempat plasenta. Karena tempat melekatnya

plasenta tersebut lebih kecil, plasenta akan menjadi tebal atau

mengerut dan memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian

pembuluh darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat

melekatnya plasenta akan terus mengalami pendarahan hingga

uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus

akan kontraksi dan menekan semua pembuluh darah ini yang akan

menghentikan pendarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut.

Uterus tidak dapat sepenuhnya berkontraksi hingga plsaenta lahir

seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran yang cepat dari plasenta segera

setelah lepas dari dinding uterus merupakan tujuan manajemen

kebidanan kala tiga yang kompeten.

Pelepasan plasenta dilihat dari mulainya melepas, yaitu

sebagai berikut:
77

1) Pelepasan plasenta dapat dimulai dari tengah/sentral (menurut

Schultze) yang ditandai dengan keluarnya tali pusat semakin

memanjang dari vagina tanpa adanya perdarahan vagina.

2) Pelepasan plasenta dapat dimulai dari pinggir (menurut Duncan)

yang ditandai dengan keluarnya tali pusat semakin memanjang

dan keluarnya darah tidak melebihi 400 ml. Jika darah yang keluar

melebihi 400 ml, berarti patologis.

3) Pelepasan plasenta dapat bersamaan (menurut Ahfeld)

d. Kala IV

Kala IV adalah masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas

pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan

meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya nifas

(puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan.

5. Tanda – tanda persalinan

Menurut (Indrayani,dkk 2016,hal : 47) ada beberapa tanda –tanda

persalinan yaitu:

a. Adanya konraksi rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan

adalah mengejangnya rahim atau dikenaldengan istilah kontraksi.

Kontraksi tersebut berirama, teratur, dan involuter, umunya kontraksi

bertujuan untuk menyiapkan mulut lahir untuk menyiapkan mulut lahir

untuk membesar dan meningkatkan aliran darah didalam plasenta.

Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase, yaitu :


78

1) Increment : Ketika intensitas terbentuk

2) Acme : Puncak atau maximum

3) Deccement : Ketika otot relaksasi

Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara

teratur dengan intensitas makin lama semakin meningkat. Perut akan

mengalami kontraksi dan relaksasi, diakhir kehamilan proses

kontraksi akan lebih sering terjadi. Mulanya kontraksi terasa seperti

sakit bawah berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut mirip

dengan mules saat haid. Kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut

mulai dari bagian atas dekat saluran telur keseluruh rahim, kontraksi

rahim terus berlangsun sampai bayi lahir

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks

pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim,

sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga

menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur

darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim

yang menandakan bahwa mulut rahim yang menandakan bahwa

mulut rahim menjadi lunak dan membuka,. Lendir inilah yang

dimaksud dengan sebagai bloody slim.

Blood slim paling sering terlihat sebagai rabas lendir

bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat

dari perdarahan murni.


79

c. Keluarnya air- air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adlah pecahnya air

ketuban. Selama Sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang

dalam cairan amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak,

berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang semakin

sering terjadi. Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu sampai pada saat

persalinan. kebocoran cairan amniotic bervariasi dari yang mengalir

deras sampai yang menetes sedikit demi sedikit, sehingga dapat

ditahan dengan memakai pembalut yang bersih. Tidak ada rasa sakit

yang menyertai pemecahan ketuban dan alirannya tergantung pada

ukuran, dan kemungkinan kepala bayi telah memasuki rongga

panggul ataupun belum.

d. Pembukaan servik

Penipisan mendahului dialtasi servik, pertama-tama aktivitas

uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian

aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat. Membukanya

leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang.

Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui oleh

pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan pemeriksaan untuk

menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim.

6. Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Sukarni, margareth (2013, hal ; 200) gerakan pertama

kepala janin pada proses persalinan :


80

a. Engagenent

Pada minggu-minggu akhir kehamilan atau pada saat

persalinan dimulai kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan

presentasi biparietal (diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5-

9,5 cm) atau 70% pada panggul ginekoid.

Masuknya kepala :

1) Pada primi terjadi pada bulan terakhir kehamilan

2) Pada multi terjadi pada permulaan persalinan

Kepala masuk pintu atas panggul dengan sumbu kepala jain dapat

tegak lurus dengan pintu atas panggu (sinklitismus)atau

miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul

(asinklitismus anterior/posterior).

b. Desent

Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur

pelvis dengan hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga

penurunan kepala berlangsung lambat. Kepala turun ke dalam rongga

panggul, akibat : tekanan langsung dari his dari daerah fundus kearah

bokong, tekanan dari cairan amnion, kontraksi otot dinding perut dan

diafragma (mengejan),dan badan terjadi ekstinsi dan menegang.

c. Flexion

Pada umumnya terjadi flexi penuh/sempurna sehinggga

sumbu oanjang kepala sejajar panggul membantu penurunan kepala

selanjutnya.

Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala

berubah dari diamter oksipito-bregmatikus (belakang kepala). Dengan


81

melanjutkan majunya kepala fleksi bertambah ukuran kepala

yang melalui jalan lahir lebih kecil (diameter suboksipito brekmatika

menggantikan suboksipito frontalis).

Fleksi terjadi karena anak di dorong maju, sebaliknya juga mendapat

tahanan dari PAP, servik, dinding panggul/dasar panggul.

d. Internal rotation

Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya

kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simpisis

pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan

diametr biparietal.

Putaran kepala (penunjuk dari samping ke depan atau kearah

posterior (jarang) disebabkan :

1) Ada his selaku tenaga/gaya pemutaran

2) Ada dasar panggul beserta otot-otot dasar panggul selaku

tahanan.

Bila tidak terjadi putaran faksi dalam umumnya kepala tindak

turun lagi dan persalinan diakhir dengan tindakan vakum eksraksi.

Pemutaran bagian deoan anak sehingga bagian terendah memutar

kedepan kebawah simpisis.

1) Mutlak perlu terjadi, karena untuk menyesuaikan dengan bentuk

jalan lahir.

2) Terjadi dengan sendirinya, selalu bersama dengan majunya

kepala.

3) Tidak terjadi sebelum sampai hodge III

4) Sebab-sebab putaran paksi dalam :


82

a) Pada letak fleksi bagian belakang kepala merupakan

bagian terendah.

b) Bagian terendah mencari tahanan paling sedikit, yaitu didepan

atas (terdapat hiatus genetalis).

c) Ukuran terbesar pada bagian panggul diameter

anterioposterior.

e. Extensio

Dengan kontrksi perut yang benar dan adekuat kepala makin

turun dan menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak

kepala berada di simpisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut

yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati introitus vagina.

1) Defleksi dari kepala

2) Pada kepala bekerja 2 kekuatan, yaitu yang mendesak kepala ke

bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak ke atas

resultantenya kekuatan kedepan atas.

3) Pusat pemutaran : hipomoklion

4) Ekstensi terjadi setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi

setelah oksiput melewati bawah simpisis pubis bagian posterior.

Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.

f. External rotation (restitution)

Setelah seluruh kepala sudah lahir terjadi putaran kepala ke

posisi pada saat engagement. Dengan demikian bahu depan dan

belakang lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong, dan seluruh

tungkai.
83

1) Setelah kepala lahir memutar kembali ke arah punggung untuk

menghilangkan torsi pada leher (putaran restitusi).

2) Selanjutnya putaran dilanjutkan sampai belakang kepala

berhadapan dengan tuber ischiadikum sefihak putaran paksi

luar sebenarnya.

3) Putaran faksi luar disebabkan ukuran bahu menepatkan diri dalam

diameter anteposterior dari PAP.

4) Setelah putaran paksi luar bahu depan di bawah simpisis

menjadi hipomoklion kelahirran bahu belakang.

5) Bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak.

g. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan dibawah simpisis

menjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul

lahir, diikuti seluruh badan anak : badan (toraks, abdomen) dan

lengan, pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

7. Asuhan persalinan normal

a. Mengenali Gejala dan Tanda Kala II

1) Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II :

a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rektum dan vaginanya

c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka


84

b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan

1) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana

komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asuhan bayi baru lahir

atau resusitasi siapkan : tempat datar, rata, bersih, kering dan

hangat, 3 Handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap

lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.

Untuk ibu :

a) Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta

ganjal bahu bayi.

b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai

di dalam partus set.

2) Pakai celemek plastik yang bersih.

3) Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai,

mencuci keduatangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir

dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang kering dan

bersih.

4) Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk

pemeriksaan dalam.

5) Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan

tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat tinggi

atau steril.

c. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.


85

1) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

daridepan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa

yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.

a) Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.

b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

wadah yang tersedia.

c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,

lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah

9.

2) Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniotomi.

3) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin

0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah

sarung tangan dilepaskan.

4) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.

d. Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan

meneran

1) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya.
86

2) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran.(pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan dia merasa nyaman).

3) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

4) Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam 60 menit.

e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

1) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter

5-6 cm.

2) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu.

3) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan.

4) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

f. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

Lahirnya kepala.

1) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi

defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk

meneran perlahan-lahan saat kepala lahir.


87

2) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika terjadi lilitan tali pusat.

a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua

tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.

3) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

g. Lahirnya Bahu

1) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya

kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah

atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior. Lahirnya

badan dan tungkai.

2) Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut.

Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati

perineum, gunakan tangan bagian bawah saat menyangga tubuh

bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas)

untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi keduanya

lahir.
88

3) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di

atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga

saat punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi

dan dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.

h. Penanganan Bayi Baru Lahir

1) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut

ibu di posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali

pusat terlalu pendek, meletakan bayi di tempat yang

memungkinkan).

2) Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian

tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti

handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi

diatas perut ibu.

3) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi

dalam uterus (hamil tunggal).

4) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.

5) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit

IM (Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan

aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

6) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem

kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat

mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke dua 2 cm

dari klem pertama ke arah ibu.

7) Pemotongan dan pengikatan tali pusat


89

a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit

(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali pusat

diantara dua klem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

c) Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah

disediakan.

8) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan

bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi

menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada diantara

payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.

9) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi

dikepala bayi.

Gambar 2.19
inisiani menyusui dini

Sumber (Indrayani, 2011).


90

i. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.

Oksitosin

1) Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.

2) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat

diatas tulangpubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus, memegang tali pusat

dan klem dengan tangan yang lain.

3) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang –

atas ( dorso – kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio

uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi prosedur diatas.Jika uterus tidak segera

berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk

melakukan stimulasi puting susu.

j. Mengeluarkan Plasenta

1) Lakukan peregangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti

poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

b) Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau

steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian

gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

c) Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.


91

2) Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar plasenta hingga

selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan

plasenta pada wadah yang telah disediakan.

3) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan

Masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi ( Fundus menjadi keras). Lakukan

tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15

detik masase.

4) Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta

kedalam kantung plastik atau tempat khusus.

k. Menilai pendarahan

1) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Bila

ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan

penjahitan.

l. Melakukan Prosedur pasca persalinan

1) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

2) Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %.

m. Evaluasi

1) Pastikan kandung kemih kosong.


92

2) Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan

yangsesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.

3) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

4) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

5) Memeriksakan nadi ibu dan kandung kemih, setiap 15 menit

selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30 menit

selama jam kedua pasca persalinan.

a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2

jam pertama paska persalinan

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal.

6) Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan

bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu

tubuh normal (36,5-37,50C).

a) Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan

segera merujuk kerumah sakit.

b) Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.


93

c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan

bayi kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi

dengan satu selimut.

n. Kebersihan Dan keamanan

1) Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit), mencuci dan membilas peralatan

setelah didekontaminasi.

2) Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

3) Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk

memakai pakaian yang bersih dan kering.

4) Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% lalu

Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%

membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

5) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.

6) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

pada bayi.

7) Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri

antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri

anterolateral.

8) Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi hepatitis

B di paha kanan anterolateral. Letakan kembali bayi pada dada


94

ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama dan biarkan

sampai bayi berhasil menyusu.

9) Lepaskan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5 % Selama 10

menit.

10) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir kemudian

keringkan dengan handuk bersih.

o. Pendokumentasian

1) Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa tanda

vital dan asuhan kala IV). ( APN, 2012)

C. Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan

mencakup enam minggu berikutnya (Astuti,2015, hal :3).

Periode postnatal dimulai segera setelah kalahiran bayi samapai

enam minggu (42 hari) setelah lahir (Astuti,2015, hal :3).

Masa nifas (puerperium) adalah setelah kala IV sampai dengan

enam minggu berikutnya (pulihnya alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sbelum hamil). Akan tetapi seluruh otot genetalia baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini

merupakan periode kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka perlu

diperhatikan. (Nurjasmi, 2016, hal:114).


95

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Eka,Rimandini (2015,hal :3),tujuan dari pemberian

asuhan pada masa nifas adalah untuk :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati

atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan tentang

kesehatan diri, nutrisi,KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian

imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

e. Mendapatkan kesehatan emosi

3. Jadwal Kunjungan Masa Nifas

Menurut Muchtar, dkk (2015, hal:138) kunjungan dilakukan paling

sedikit 3 kali selama ibu dalam masa nifas.Kegiatan yang dilakukan

selama kunjungan meliputi pemeriksaan untuk deteksi dini, pencegahan,

intervensi, dan penanganan masalah-masalah yang terjadi pada saat

nifas sepertidapat dilihat.

a. Kunjungan I (KF) 6 jam s/d 3 hari pasca salin:

1) Memastikan involusi uterus

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak tanda-tanda

infeksi.
96

5) Bagaimana perawatan bayi sehari-hari.

b. Kunjungan II (KF II) hari ke 4 s/d 28 hari pasca salin :

1) Bagaimana persepsi ibu tentang persalinan dan kelahiran bayi

2) Kondisi payudara

3) Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu

4) Istirahat ibu.

c. Kunjungan III (KF III) hari ke 29 s/d 42 hari pasca salin

1) Permulaan hubungan seksual

2) Metode KB yang digunakan

3) Latihan pengencangan otot perut

4) Fungsi pencernaan, konstipasi, dan bagaimana penangannya

5) Hubungan bidan, dokter, dan RS dengan masalah yang ada

6) Mananyakan pada ibu apa sudah haid.

4. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Menurut Muchtar, dkk (2015, hal:134) perubahan fisiologis pada

masa nifas yaitu :

a. Involusi Uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 300

gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi

otot-otot polos uterus.


97

Tabel 2.4

Tinggi Fundus Uteri menurut masa involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uteri

Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah pusat 1000 gr

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr

2minggu Tidak teraba diatas simfisis 500 gr

6 minggu Bertambah kecil, normal 50 gr

8 minggu Normal tapi belum hamil 30 Gr

Sumber : Elisabeth, 2015. Asuhan kebidanan pada masa nifas.

b. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari

dalam uterus. Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna dan bau

karena lochea memiliki ciri khas yaitu bau amis atau khas darah dan

adanya bau busuk menandakan adanya infeksi. Jumlah total

pengeluaran seluruh periode lochea rata-rata kira-kira 240-270 ml.

Macam-macam Lochea diantaranya :

1) Lochea rubra (merah) terdiri dari : darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan

mekonium, selama 2 hari postpartum

2) Lochea sanguilenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir yang

keluar pada hari ke 3 sampai hari ke 7 postpartum


98

3) Lochea serosa: berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning.

Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai hari ke 14

postpartum

4) Lochea alba : dimulai dari hari ke 14 kemudian berhenti sampai

satu atau dua minggu berikutnya.

c. Proses Laktasi

Sejak masa hamil payudara sudah memproduksi air susu di bawah

kontrol beberapa hormon, tetapi volume yang diproduksi masih

sangat sedikit. Selama masa nifas payudara bagian alveolus mulai

optimal memproduksi air susu(ASI). Dari alveolus ini ASI disalurkan

ke dalam saluran kecil (duktulus), dimana beberapa saluran kecil

bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Di bawah

areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut

sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam

puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun

saluran, terdapat otot yanag apabila berkontraksi dapat memompa

ASI keluar.(Muchtar,dkk,2015, hal:135)

5. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

Menurut Elisabeth (2015, hal:78) perubahan psikologi pada masa

nifas meliputi :

a. Fase Taking In

Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya mungkin pasif dan

tergantung, berlangsung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak

dengan bayinya tetapi bukan berarti tidak memperhatikan. Dalam fase


99

ini informasi yang dibutuhkan ibu adalah keadaan bayi, bukan cara

merawat bayi. Ibu mengenang saat atau pengalaman melahirkan

yang baru dialami, untuk memulihkan perlu tidur dan makanan yang

adekuat.

b. Fase Taking Hold

Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif, mulai perhatian terhadap

kelancaran fungsi tubuhnya, misalnya defekasi, miksi, aktifitas dan

sebagainya. Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.

Pada saat ini kepercayaan ibu terhadap dirinya berkurang, hal ini

tercetus dari perkataan ibu “saya tidak mampu“.

c. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran

barunya sebagai seorang ibu. Fase ini berlangsung 10 hari setelah

melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya dan siap menjadi pelindung bagi bayinya.

Perawatan ibu terhadap diri dan bayinya semakin meningkat. Rasa

percaya diri ibu akan peran barunya mulai tumbuh, lebih mandiri

dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami

dan keluarga dapat membantu ibu untuk lebih meningkatkan rasa

percaya diri dalam merawat bayinya. Kebutuhan akan istirahat dan

nutrisi yang cukup masih sangat diperlukan ibu untuk menjaga kondisi

fisiknya. Elisabeth(2015,hal:78)
100

6. Pemeriksaan Fisik Masa Nifas

Menurut Muchtar, dkk (2015, hal :141) pemeriksaan fisik

selama masa nifas perlu dilakukan untuk memastikan kondisi ibu nifas

dalam keadaan normal. Hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut.

a. Pengukuran Tanda-Tanda Vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh, nadi, pernapasan,

dan tekanan darah. Mengukur tanda-tanda vital bertujuan untuk

memperoleh data dasar memantau perubahan status kesehatan klien.

b. Identifikasi Tanda Anemia

Tanda anemia diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan

hemoglobin.

c. Pemeriksaan Payudara.

1) Palpasi untuk memastikan keadaan payudara

a) Lakukan palpasi di sekeliling puting susu untuk mengetahui

adanya keluaran. Apabila ada keluaran, identifikasi keluaran

tersebut mengenai sumber, jumlah, warna, konsistensi, dan

kaji terhadap adanya nyeri tekan.

b) Angkat dan lipat tangan pasien palpasi daerah klavikula dan

ketiak terutama pada area limfe nodi.

c) Lakukan palpasi setiap payudara dengan teknis bimanual

terutama untuk payudara yang berukuran besar dengan cara:

Pertama tekankan telapak tangan tiga jari tengah ke

permukaan payudara pada kuadran samping atas. Lakukan

palpasi dengan gerakan memutar terhadap dinding dada dari

tepi menuju aerola dan memutar searah jarum jam.


101

d) Waspadai apabila ditemukan bendungan ASI, rasa panas,

nyeri, merah, dan bengkak.

d. Pemeriksaan Abdominal

Menurut Muchtar, dkk (2015, hal:142) tujuan pemeriksaan abdominal

sebagai berikut.

1) Memeriksa involusi uterus (lokasi fundus, ukur dengan jari tangan

dan konsistensi (keras atau lunak). Perhatikan apabila

ketidaksesuaian turunnya fundus uteri dengan lamanya masa

nifas. Pemeriksaan involusi uterus dapat dilakukan dengan cara

berikut

a) Atur posisi klien dalam kondisi telentang.

b) Lebih baik bidan menghangatkan tangan/tangan jangan

sampai dingin mencegah refleks ibu mengencangkan otot

perut sehingga menyulitkan pemeriksaan.

c) Letakkan tangan pada sisi lateral uterus, palpasi fundus uteri

dengan posisi tangan menelungkup, dengan patokan ukuran

umbilikus dan simfisis, nilai juga kontraksi uterus.

d) Salama pemeriksaan perhatikan ekspresi wajah ibu.

2) Memeriksa kendung kemih (adanya distensi yang disebabkan oleh

retensi urine) biasa terjadi setela lahir. Pemeriksaan dilakukan

dengan palpasi menggunakan 1 atau 2 tangan, akan teraba

apabila ada distensi. Jika ada distensi, lakukan perkusi untuk

mengetahui suara/tingkatan redupnya


102

3) Menentukan ukuran diastasis rektus abdominalis (derajat

pemisahan otot rektus abdominis) sebagai evaluasi denyut otot

abdominal dengan menentukan derajat diastasis.

4) Memeriksa CVA (costovertebral angle) rasa sakit pada CVA/letak

pertemuan dari iga ke 12 atau yang terbawah dari otot

paravertebral sejajar dengan kedua sisi tulang pnggung dan

disana terdapat ginjal di posterior dekat dengan permukaan kulit,

rasa sakit ditrasmisikan melalui saraf ke-10,11,12 dari rongga

dada sebagai identifikasi adanya penyakit ginjal atau ISK.

5) Dengan teknik auskultasi untuk mendengarkan bising usus

(deteksi adanya parametritis).

6) Dengan palpasi dan tekanan pada perut bagian bawah untuk

mendeteksi adanya abses pelvik,dan lain-lain.

e. Pemeriksaan Ano-Genitalia

Menurut Muchtar, dkk (2015,hal :143)Tujuan pemeriksaan ano-

genitalia sebagai berikut.

1) Untuk memeriksa perineum terhadap penyembuhan luka meliputi

(edema, inflamasi, hematoma, supurasi, debiscence,

ecbymosis/memar).

2) Memeriksa pengeluaran lochea (perubahan warna dan bau)

a) Rubra = hari ke 2 warna merah

b) Sanguilenta hari ke 3-7 warna merah kuning

c) Serosa hari ke 7-14 warna kuning

d) Alba setelah 2 minggu warna putih


103

e) Purulenta cairan seperti nanah berbau busuk bulu bila terjadi

infeksi

f) Jumlah total pengeluaran seluruh periode lochea rata-rata

kira-kira 240-270 ml.

g) Bau amis atau khas darah, bau busuk tanda infeksi

3) Pemeriksaan anus

Sebagai tindak lanjut pemeriksaan prenatal, memeriksa keadaan

anus setelah persalinan perlu dilakukan terutama kondisi

haemorhoisd, adanya lesi atau perdarahan.

4) Mengevaluasi tonus otot pelvik (dilakukan pada minggu ke 4 dan

ke 6).

f. Pemeriksaan Ekstremitas

Menurut Muchtar, dkk (2015,hal :144) pemeriksaan ekstremitas

dilakukan dengan menilai tabda homan (untuk mendeteksi adanya

tromboplebitis), edema, menilai pembesaran varises, dan mengukur

refleks patella (jika ada komplikasi menuju eklampsi postpartum).

Pemeriksaan ekstremitas dilakukan dengan cara berikut.

1) Denagn posisi kaki lurus lakukan inspeksi adakah terlihat

edema,varises, warna kemerahan, tegang.

2) Pelpasi kaki, nilai suhu kaki apakah panas, tekan tulang kering

adakah edema dan nilai derajat edema.

3) Nilai tanda homan dengan menekuk kedua kaki juka terasa nyeri

pada betis maka homan positif.


104

7. Breast Care

Menurut Sari, dkk (2014, hal 70) perawatan payudara untuk ibu

menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian

ASI bagi sang buah hati tercinta.

a. Tujuan Breast Care

perawatan payudara pacsa persalinan merupakan kelanjutan

perawatan payudara semasa hamil,yang mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1) Untuk menjaga kebersihan payudara

2) Untuk menghindari penyulit saat menyusui. Antara lainputing susu

lecet, asi tidak lancar berproduksi, pembengkakan payudara.

3) Untuk menonjolkan puting susu

4) Menjaga untuk buah dada tetap bagus.

5) Untuk memperbanyak produksi ASI.

Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini

mungkin yaitu 1-2 hari sesudah bayi dilahirkan.

b. Pelaksanaan

1) Persiapan alat

a) Bayi oli secukupnya.

b) Kapas secukupnya.

c) Waslap, 2 buah.

d) Handuk bersih, 2 buah.

e) Bengkok.

f) 2 baskom berisi air (hangat dan dingin).


105

g) BH yang bersih untuk menyokong payudara dan tebuat dari

katun.

2) Pelaksanaan perawatan payudara

a) Puting susu dikompres dengan minyak selama 3-4menit,

kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.

b) Penyelahan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari

telunjuk diputar ke dalam 20 kali dan keluar 20 kali.

c) Penonjolan puting susu yaitu :

1. Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali.

2. Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap.

d) Pengurutan payudara

1. Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian

diratakan.

2. Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke puting

susu sebanyak 30 kali.

3. Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk

mengeluarkan colostrums.

4. Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol

1 tablet setiap 4-6 jam

5. Bersihkan payudara dengan air bersih menggunakan

waslap.
106

Gambar 2.20

Teknik perawatan payudara

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/

8. Senam Nifas

Menurut Nurjasmi, dkk (2016, hal:117) bidan menjelaskan pada

ibu pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan

merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat

sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.

Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat

membantu seperti :

a. Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping,menarik otot perut

selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke

dada, tahan satu hitungan sampai lima, rileks dan ulangi sebanyak 10

kali.

b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan

kegel).
107

c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat dan

pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan

sebanyak 5 kali.

Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihn untuk setiap gerakan. Setiap

minggu naikkan jumlah latihan 5 x lebih banyak. Pada minggu ke 6

setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak

30 kali.

Gambar Senam Nifas

a. Berbaring dengan lutut di tekuk.

Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam

dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut,

kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-

paru.

Gambar 2.21
Berbaring dengan lutut di tekuk

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

b. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak

terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit. Pada waktu yang

bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga

ada regangan penuh.


108

GAMBAR 2.22
Berbaring telentang

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

c. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit

diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan

kemudian rileks.

Gambar 2.22

Kontraksi Vagina

(Sumber:http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

d. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan atau

kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan

kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik.


109

Gambar 2.23
Memiringkan panggul

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

4) Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut.

Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan

rilekskan.

Gambar 2.24
Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

6) Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di

bagian luar lutut sebelah kaki bagian kiri luar.


110

Gambar 2.25

Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

7) Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki

diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut

mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan

angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan

turunkan.

Gambar 2.26

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

7) Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan

meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung

dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan
111

pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan

ini selama setengah menit.

Gambar 2.27

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

8) Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke

dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini.

Gambar 2.28

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

9) Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke

bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan gerakan ini.


112

Gambar 2.29

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

11) Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan

gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri

dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki,

dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan

paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

Gambar 2.30

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

11) Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di

bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah

sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari


113

kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4

sampai 6 kali selama setengah menit secara perlahan.

Gambar 2.31

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).

12) Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping

badan. Kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang

kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi

perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik.

Gambar 2.32

(Sumber :http://rahayu-heri.blogspot.com-senam-nifas.html).
114

D. BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian

Menurut Vivian (2010, hal:1) bayi baru lahir disebut juga dengan

neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja

mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian

diri dari kehidupan intrauterin ke hidupan ekstrauterin.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram.

2. Ciri-ciri bayi baru lahir

Menurut Marni,Rahardjo (2015, hal: 8) ciri-ciri bayi baru lahir yaitu :

a. berat badan 2500-4000 gram

b. panjang badan 48-52 cm

c. lingkar dada 30-38 cm

d. lingkar kepala 33-35 cm

e. frekuensi jantung 120-160 kali/menit

f. pernapasan ± 40-60 kali/menit

g. kulit kemerahan dan licin subkutan cukup

h. rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanyatelah sempurna

i. kuku agak panjang dan lemas

j. ginetalia : perempuan labia mayora menutupi labia minora

laki-laki testis sudah turun skrotum sudah ada

k. reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. reflek morow atau gerak memeluk dila dikagetkan sudah baik

m. reflek graf atau menggenggam sudah baik


115

n. eliminasi baik

o. mekonium akan keluar dalam 4 jam pertama, mekonium berwarna hitam

kecoklatan

Tabel 2.5
Tanda APGAR

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2


Appearance Pucat/biru seluruh Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse
Tidak ada < 100 >100
(denyut jantung)
Grimace Ekstremitas sedikit
Tidak ada Gerakan aktif
(tonus otot) fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit bergerak
(aktifitas) menangis
Respiration
Tidak ada Lemah/tidak teratur menangis
(pernapasa)
Sumber : Vivian (2010)

Interprestasi :

1) NilaI 1-3 asfiksia berat

2) Nilai 4-6 asfiksia sedang

3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

3. Asuhan bayi baru lahir

Menurut Mucthar, dkk (2015, hal : 99) ada beberapa asuhan bayi baru

lahir.

a. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan mikro

organisme yang terpapar selam proses persalinan berlangsung


116

ataupun beberapa saat setelah lahir. Pastikan penolong persalinan

melakukan pencegahan infeksi sesuai pedoman.

b. Menilai bayi baru lahir

Penilaian bayi baru lahir dilakukan waktu 30 detik pertama. Keadaan

yang harus dinilai pada saat bayi baru lahir sebagai berikut.

1) Apakah bayi cukup bulan ?

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

3) Apakah bayi menangis atau bernapas ?

4) Apakah tonus otot baik ?

c. Menjaga bayi tetap hangat

Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi baru lahir

1) Evaforasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan

panas bisa terjadi karena penguapan cairan ketubanpada

permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri.

2) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kotak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

3) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin.

4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karna bayi

ditempatkan dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih

rendah dari suhu tubuh bayi.

d. Perawatan tali pusat

Lakukan perawatan tali pusat dengan cara mengklem dan memotong

tali pusat setelah bayi lahir, kemudian mengikat tali pusat tanpa

membumbuhi apapun.
117

e. Inisiasi menyusui dini

Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, kenakan topi pada bayi

dan bayi diletakkan secara tengkurap didada ibu, kontak langsung

antara kulit dada bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak

mencari puting susu ibu dan menyusu.

f. Pencegahan infeksi mata

Dengan memberikan salep mata antibiotik tetrasiklin 1 % pada kedua

mata, setelah 1 jam kelahiran bayi.

g. Pemberian suntikan vitamin K

semua bayi baru lahir harus diberi suntikan vitamin K1 1 mg

intramuskuler, dipaha kiri anterolateral segera setelah pemberian

salep mata.

h. Pemberian imunisasi bayi baru lahir

Imunisasi Hb0 diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1 denagn

dosis 0,5 ml intramuskuler dipaha kanan anterolateral, imunisasi ini

untuk mencegah infeksi hepatitis b

4. Kelainan – kelainan pada bayi baru lahir

Menurut Marni,Rahardjo (2015, hal: 9) asuhan kebidanan bayi baru

lahir dengan kelainan ini diberikan pada bayi-bayi yang lahir dengan

kelainan-kelainan sebagai berikut, labioskiziz dan labiopalatoskiz, atersia

esofagus, atresia anus, hirschprung, opstruksi biliaris,omfalokel, hernia

diafragmatika, atresia duodeni, atresia rekti.


118

5. Pemeriksaan fisik pada BBL

Menurut Vivian (2010) pemeriksaan fisisk bayi baru lahir adalah

pemeriksaan awal terhadap bayi setelah berawa didunia yang brtujuan

untuk mendeteksi adanya kelainan fisik dan ketidaan refleks primitif.

Pemeriksaan ini dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam

setelah lahir.

Tujuan pengkajian yang dilakukan pada byi ditunjukan untuk :

a) Mendapatkan hasil yang vilid

b) Mengetahui keadaan fisiksecara umum

c) Mengetahui kondisi normal/abnormal

Aspek yang perlu dikaji :

1) Menilai keadaan umum bayi .

a) Nilailah secara keseluruhan apakan perbandingan bagian tubuh

bayi proposional atau tidak.

b) Pemeriksaan kepala, badan, dan ekstremitas akan adanya

kelainan.

c) Pemeriksaan tonus otot dan tingkat aktivitas bayi, apakah gerakan

bayi aktif atau tidak

d) Periksa warna dan bibir, apakah warna kemerahan/kebiruan

e) Periksa tangisan bayi, apakah melengking, merintih, atau normal.

2) Tanda-tanda vital

a) Periksa laju nafas dengan melihat tarikan napas pada dada dan

gunakan petunjuk waktu. Status pernapasan yang baik dalah

napas dengan laju normal 40-60 kali per menit, tidak ada

wheezing dan ronki


119

b) Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dan petunjuk

waktu. Denyut jantung normal adalah 100-120 kali per menit dan

tidak terdengar bayi murmur.

c) Periksa suhu dengan menggunakan termometer aksila. Suhu

normal adlah 36,5-37,2 ºC.

3) Periksa bagian kepala bayi

a) Ubun-ubun

b) Sutura dan molase

c) Penonjolan atai daerah mencekung. Pemeriksaan adanya

kelainan, baik karena trauma persalinan (kaput suksedaneum,

sefa hematom) atau adanya cacat kongenital (hidrosefalus)

d) Ukuran lingkar kepala untuk mengetahui ukuran frontal oksipital

kepala bayi

4) Lakukan pemeriksaan telingan karena akan dapat memberikan

gambaran letak telingan dengan mata dan kepala serta diperiksa

adanya kelainan lain.

5) Periksa mata akan adanya tanda-tanda infeksi.

6) Pemeriksaan hidung dan mulut, langit-langit, bibir dan refleks isap,

serta rooting.

7) Periksa leher bayi, perhatikan adanya pembesaran atau benjolan

8) Periksa dada, perhatikan bentuk dada, puting susu bayi

9) Periksa bahu, lengan, dan tangan.perhatikan gerakan dan

kelengkapan jari tangan.


120

10) Periksa bagian perut. Perhatikan bagian bentuk perut apakah ada

penonjolan dan sekitar tali pusat, perdarahan tali pusat, perut teraba

lunak(pada saat bayi menangis), dan benjolan.

11) Periksa alat kelamin. Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Laki-laki: testis berada pada skrotum atau penis berlubang

b) Perempuan: vagina berlubang, uretra berlubang dan terdapat labia

minora serta labia mayora.

12) Periksa tungkai dan kaki. Perhatikan gerakan dan kelengkapan alat

gerak.

13) Periksa punggung dan anus. Perhatikan akan adanya pembengkakan

atau cekungan dan juga adanya anus.

14) Lakukan penimbangan berat badan. Berat bayi baru lahir normal

2.500-4.000 g.

6. Penanganan dan perilaku bayi baru lahir

Menurut Vivian (2010) ada beberapa perilaku bayi yang biasa dilakukan

antara lain :

a) Refleks

1) Refleks kedipan (glaberal reflex). Meripakan respons terhadap

cahaya terang yang mengidentifikasikan normalnya saraf optik.

2) Refleks menghisap (rooting reflex). Merupakan refleks bayi yang

membuka mulut atau mencari puting saat akan menyusui.

3) Sucking reflex, yang dilihat pada waktu bayi menyusui.

4) Tonick neck refleks. Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar

kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstremitas terektensi


121

pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstremitas pada sisi lain

fleksi.pada keadaan normal, bayi akan berusaha untuk

mengembalikan kepala ketika diputar kesisi pengujian saraf

asesori.

5) Grasping reflex, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat

saat pemeriksaan meletakkan jari telunjuk pada palmar yang

ditekan dengan kuat.

6) Reflek moro. Tangan pemeriksa menyangga pada punggung

dengan posisi 46 drajat, dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan

10 drajat. Normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi

lengan.

7) Walking reflex. Bayi akan menunjukan respons berupa gerakan

berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstensi.

8) Babinsky reflex. Dengan menggoren telapak kaki, dimulai dari

tumit, lalu gores pada sisi lateral telapak kaki ke arah atas

kemudian gerakan jari sepanjang telapak kaki.

b) Menangis paling banyak dilakukan bayi baru lahir, seperti ketika bayyi

mengantuk, lapar, kesepian, merassa tidak nyaman, atau bisa juga

menangis tanpa sebab.

c) Pola tidur, bayi baru lahir biasanya tidur pada sebagian besar eaktu di

antara waktu makan, namun akan waspada dan beraksi ketika terjaga,

ini adalah hal yang normal dalam 2 minggu pertama. Perlahan bayi

seiring terjaga diantar wantu menyusui.


122

7. Inisiasi menyusui dini dan ASI Ekslusif

Menurut Eka, Kurnian (2014) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah

permulaan menyusui dini atau bayi mulai menyusu sendiri segera setelah

lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the breast

crawl atau merangkak mencari payudara. Inisisasi menyusui dini akan

sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif dan

lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya

hinga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Pemerintah

indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasi

inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena

inisiasi menyusui dini dapat menyelamatkan 22% dari bayiyang

meninggal sebelum usia satu bulan.

Tahapan-tahapan dalam inisiasi imunisasi dini :

a) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak

menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi

terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang

nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusui dini.

b) Para petugas kesehatan yang menbantu ibu menjalani proses

melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti

biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.

c) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa

menghilangkan vernix (kulit putih). Vernik menyamankan kulit bayi.

d) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit

bayi melekat pada kulitibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala

bayi dapt dipakaikan topi. Kemudian jika perlu bayi dan ibu diselimuti.
123

e) Bayi yang tengkurap di dada atau perut bayi, dibiarkan untuk mencari

sendiri puting susu ibunya ( bayi tidak dipaksakan ke puting susu).

Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kulit untuk mencari puting

susu ibunya.

8. Imunisasi pada bayi

a. Pengertian

Menurut Hadiati, dkk (2014) imunisasi berasal dari kata imun,

kebal atau tesisten. Anak diimunisasi, bearti diberikan kekebalan

terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten diberikan

kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyaki

yang lain.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Tabel 2.7
Sasaran imunisasi pada bayi
Jenis imunisasi Usia pemberian Jumlah pemberian Interval minimal
Hepatitis B 0-7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio/ IPV 1,2,3,4 bulan 4 4 minggu
DPT-HB-HIB 2,3,4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -
Sumber Dian nur hadiati, dkk (2014)
124

9. Pijat bayi

a. Pengertian

pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan

otot sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh

permukaan tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan

menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau

organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang

digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari

jaringan lunak tubuh.

Waktu terbaik untuk memijat bayi ketika bayi terjaga dan

senang. Demikian pula dengan orang tua sendiri harus dalam kondisi

tenang dan santai, sehingga bayi juga merasa tenang.

b. Teknik Pemijatan

Gambar 2.33

Caress Love

CARESS LOVE :

Menggunakan seperempat ujung telapak tangan menekan pada kenng

bayi, pelipis dan pipi dengan gerakan seperti membuka buku dari tengan

ke samping.
125

Gambar 2.34

RELAX :

kedua ibu jari memijat daerah di atas alis dari tengah ke samping

Gambar 2.35

CIRCLE DOWN :

Memijat dari pangkal hidung turun sampai tulang pipi menggunakan ibu

jari telunjuk dengan gerakan memutar perlahan.


126

Gambar 2.36

SMILE :

Memijat di atas mulut bayi dengan ibu jari dari tengah ke samping, tarik

sehingga ia tersenyum dilanjutkan dengan memijat lembut rahang bawah

bayi dari tengah ke samping seolah membuat bayi tersenyum.

Gambar 2.37

CUTE :

Akhiri pijatan wajah dengan memijat secara lembut daerah di belakang

telingan ke arah dagu.


127

PIJATAN DADA

Gambar 2.38

BUTTERFLY :

Mulailah dengan meletakkan kedua telapak tangan di tengah dada bayi.

Menggerakkan kedua telapak tangan ke atas, kemudian ke sisi luar tubuh

dan kembali ke tengan tanpa mengangkat tangan seperti membentuk

kupu-kupu.

Gambar 2.39

CROSS :

Membuat pijatan menyilang dengan teapak tangan dari pinggang ke arah

bahu dan sebaliknya. Bergantian kanan dan kiri.


128

Gambar 2.40

PIJATAN TANGAN

MILKING :

a. Milking INDIA

Memegang tangan bayi dengan kedua telapak tangan seperti

memegang tongkat pemukul softball (tangan kanan menggenggam

lengan atas, tangan kiri menggenggam lengan bawah) sambil

menggenggam tangan bayi kedua tangan digerakkan dari bahu ke

pergelangan tangan seperti memerah (perahan India)

Gambar 2.41

b. Milking SWEDIA

Melakukan gerakan kebalikannya dari pergelangan tangan ke pangkal

lengan (perahan swedia).


129

Gambar 2.42

ROLLING :

Gunakan ke dua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti

menggulung dimulai dari pagkal lengan menuju pergelangan tangan.

Gambar 2.43

SQUEEZING :

Melakukan gerakan memutar / memeras dengan lembut dengan kedua

tangan dari pangkal lengan ke pergelangan tangan.


130

Gambar 2.44

THUMB AFTER THUMB :

Dengan kedua ibu jari secara bergantian, pijat seluruh permukaan telapak

tangan dan punggung tangan mulai dari pergelangan tangan

Gambar 2.45

SPIRAL :

Dengan ibu jari pijat seluruh permukaan telapak tangan dan punggung

tangan mulai dari pergelangan tangan dengan gerakan memutar.


131

Gambar 2.46

FINGER SHAKE :

Akhiri pijatan tangan dengan menggoyang dan menarik lembut setiap jari

tangan bayi.

Gambar 2.47 Pijatan Perut

MENGAYUH :

Meletakkan telapak tangan kanan di bawah tulang iga dan hati.

Menggerakkan telapak tangan kanan ke bawah dengan tekanan lembut

sampai di bawah pusar. Mengulang dengan telapak tangan kiri secara

bergantian beberpa kali.


132

Gambar 2.48

BULAN - MATAHARI :

Membuat pijatan dengan telapak tangan kanan mulai dari perut atas

sebelah kiri ke kanan searah jarum jam sampai bagian kanan perut

bawah bayi (gerakan bulan). Dengan tangan kiri lanjutkan gerakan

berputar mulai dari perut bawah sebelah kiri ke atas mengikuti arah jarum

jam membentuk lingkaran penuh (gerakan matahari). Gerakan diulang

beberapa kali.

Gambar 2.49

I LOVE YOU :

I : Memijat dengan ujung telapak tangan dari perut kiri atas lurus ke

bawah seperti membentuk huruf "I".


133

LOVE : Memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari perut kanan atas

ke kiri kemudian ke bawah membentuk huruf L terbalik.

YOU : Memijat dengan ujung telapak tangan mulai dari perut kanan

bawah ke atas membentuk setengah lingkaran ke arah perut kiri

atas kemudian ke bawah membentuk huruf U terbalik.

Gambar 2. 50

WALKING :

Menekan dinding perut dengan ujung-ujung jari telunjuk tengah dan jari

manis bergantian berjalan dari sebelah kanan ke kiri. Mengakhiri pijatan

perut dengan mengangkat kedua kaki bayi kemudian menekannkan

perlahan ke arah perut.

Gambar 2.51Pijat Kaki


134

MILKING :

a. Milking INDIA

Memegang tungkai bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang

tongkat pemukul softball (tangan kanan menggenggam tungkai atas,

tangan kiri menggenggam tungkai bawah) sambil menggenggam tangan

bayi kedua tangan digerakkan dari pangkal paha ke tumit seperti

memerah.

Gambar 2.52

b. Milking SWEDIA

Melakukan gerakan kebalikannya dengan satu cara satu tangan

memegang pergelangan kaki yang lain memijat dari pergelangan kaki ke

pangkal paha.
135

Gambar 2.53

SQUEEZING :

Melakukan gerakan menggenggam dan memutar dari pangkal paha

sampai ujung jari kaki.

Gambar 2.54

THUMB AFTER THUMB :

Menekan dengan ujung ibu jari bergantian mulai dari tumit ke arah ujung

jari kaki. Menekan tiap jari kaki menggunakan dua jari tangan kemudian

ditarik dengan lembut. Menekan punggung kaki dengan kedua ibu jari

secara bergantian ke araj ujung jari


136

PIJATAN PUNGGUNG

Gambar 2.55

GO BACK-FORWARD :S

Dengan posisi tangan tegak lurus dengan tulang punggung dilakukan

pemijatan dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak

tangan di sepanjang punggungnya dari leher sampai pantat bayi.

Gambar 2.56

SLIP :

Dengan posisi telapak tangan tegak lurus terhadap tulang punggung

dilakukan pemijatan dengan gerakan lurus ke bawah menggeincir dari

leher sampai pantat.


137

Gambar 2.57

SPIRAL :

Dengan tiga jari membuat gerakan melingkar kecil di sepanjang otot

punggung dari bahu sampai pantat sebelah kiri dan kanan. Akhiri pijatan

punggung dengan membuat beberapa kali belaian memanjang dengan

ujung ujung jari dari leher menuju pantat.

E. Keluarga Berencana

1. Pengertian

Menurut Sulistyawati (2014) keluarga berencana adalah usaha

untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan agar dapat

mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif

untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga.

Menurut Muchtar (2015, hal ; 16) KB merupakan suatu upaya

meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat, melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan


138

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia

dan sejahtera. Upaya ini juga berdampak terhadap penurunan angka

kesakitan dan kematian ibu akibat kehamilan yang tidak direncanakan.

2. Tujuan program KB

Menurut Sulistyawati, (2014) tujuan umum program KB adalah

membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi

suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya.

3. Sasaran program KB

Menurut Muchtar (2015, hal : 17) sasaran program KB terbagi atas :

a. Sasaran langsung

Pasangan usia subur (WUS) yaitu pasangan suami istri, yang

istrinya berusia antar 15-49 tahun. Sebab, kelompok ini

merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual

dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan.

b. Sasaran tidak langsung

Kelompok remaja usia 15-19 tahun, remaja ini memang bukan

merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara

langsung tapi merupakan kelompok yang beresiko untuk

melakukan hubungan sesual.


139

4. Ruang lingkup program KB

Menurut Sulistyawati (2014) ruang lingkup program KB mencakup

sebagai berikut :

a. Ibu

Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat

yang diperoleh ibu adalah sebagai berikut.

1) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu

yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara

terutama kesehatan organ reproduksi.

2) Meningkatkan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan

oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan

beristirahat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut

memang diinginkan.

b. Suami

Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal

berikut.

1) Memperbaiki kesehatan fisik.

2) Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya.

c. Seluruh keluarga

Dilaksanakan program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,

mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat

memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan

serta kasih sayang orang tuanya.


140

5. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi dan Prinsip Kerja, menurut Ulfah (2013,

hal:161)

a. Metode Amenore Laktasi (MAL)

Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI.

1. Full breast feeding (Menyusui Penuh)

2. Belum haid

3. Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Gambar 2.58
Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pasca

persalinan).

b) Sangat efektif .

c) Tidak mengganggu senggama..

d) Tidak ada efek samping secara sistemati.

e) Tidak perlu pengawasan medis.

f) Tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya

2) Keuntungan Non Kontrasepsi :


141

a) Untuk bayi

1. Mendapat kekebalan pasif (mendapat anitbodi pelindungan

lewat ASI)

2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh

kembang bayi yang optimal

3. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air,

susu, lain atau formula atau alat minum yang dipakai.

b) Untuk ibu

1. Mengurangi perdarahan pasca salin

2. Mengurangi resiko anemia

3. Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi

3) Keterbatasan :

a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui dalan 30 menit pasca persalinan

b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social

c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6

bulan

d) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus Hepatitis B/hbv

dan HIV/AIDS

b) Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

Melakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur.

Syarat :

a. Ibu harus mengetahui kapan masa suburnya berlangsung

b. Efektif bila dipakai dengan tertib

c. Tidak ada efek samping.


142

Gambar 2.59

Kontrasepsi Metode Kalender

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1. Keuntungan Kontrasepsi :

a. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan

b. Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan

kontrasepsi

c. Tidak ada efek samping sismetik

d. Murah atau tanpa biaya.

2. Keuntungan Non Kontrasepsi:

a. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana

b. Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami

dan istri

c. Memungkinkan mengeratkan relasi hubungan melalui

peningkatan komunikasi antara suami istri atau pasangan.

3. Keterbatasan :

a. Sebagai kontrasepsi sedang


143

b. Keefektivan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan

untuk mengikuti intruksi.

c. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan

kontrasepsi yang benar.

c) Senggama Terputus

Metode KB tradisional, dimana pria mengeluarkan alat

kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

Cara kerja :

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma

tidak masuk dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

1) Keuntungan kontrasepsi :

a. Efektif bila digunakan dengan benar

b. Tidak menganggu ASI

c. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya

d. Tidak ada efek samping

e. Dapat digunakan setiap waktu

f. Tidak membutuhkan biaya

2) Keuntungan Non Kontrasepsi :

a. Meningkatkan keterlibatan suami dengan keluarga berencana.

b. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan

pengertian yang sangat dalam.

3) Keterbatasan :
144

a. Efektifitas tergantung pada ketersediaan pasangan untuk

melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka

kegagalan 4-18 kehamilan/ 100 perempuan per tahun).

b. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam

sejak ejakulasi masih melekat pada penis.

c. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual

d) Kondom

Merupakan selubung yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya

lateks.

Gambar 2.60
Kondom

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Efektif bila digunakan dengan benar.

b) Tidak mengganggu produksi ASI.

c) Tidak mengganggu kesehatan klien.

d) Tidak pengaruh sistemik.

e) Murah dan dapat dibeli secara umum.

f) Tidak perlu resep dokter.


145

g) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya

harus di tunda.

2) Keuntungan Non Kontrasepsi :

a) Memberi dorongan pada suami untuk ikut ber KB.

b) Dapat mencegah penularan IMS.

c) Mencegah ejakulasi dini.

d) Membantu mencegah terjadinya kanker serviks.

e) Saling berinteraksi dengan pasangan.

f) Mencegah imuno infertilitas

3) Keterbatasan :

a) Efektifitas tidak terlalu tinggi .

b) Cara penggunaan dapat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi.

c) Agak mengganggu hubungan seksual.

d) Bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi .

e) Harus selalu bersedia setiap kali berhubungan seksual.

f) Beberapa klien malu untuk membeli di tempat umum.

e) Sevical cap

Adalah cap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks atau karet

yang dimasukkan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan

menutup servik.
146

Gambar 2.61
Servical Cap

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

Cara kerja :

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran

atau reproduksi bagian atas dan sebagai alat tempat spermisida.

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Efektif bila digunakan dengan benar .

b) Tidak menganggu produksi ASI.

c) Tidak menganggu hubungan seksual.

d) Tidak menganggu kesehatan klien.

e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

2) Keuntungan Non Kontrasepsi :

a) Salah satu perlindungan terhadap IMS khususnya apabila

digunakan dengan spermisida.

b) Bila digunakan pada saat haid menampung darah menstruasi.

f) Spermisida

Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau

membunuh sperma yang dikemas dalam bentuk tablet vagina, krim.


147

Cara kerja :

Menyebabkan sel membran terpecah, memperlambat pergerakan

sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Efektif.

b) Tidak emngganggu produksi ASI .

c) Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.

d) Tidak mengganggu kesehatan klien .

e) Tidak mengganggu pengaruh sistemik.

f) Mudah digunakan .

g) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

h) Tidak perlu resep dokter.

2) Keuntungan Non Kontrasepsi :

a) Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS .

b) Keterbatasan Efektif kurang (3-21 kehamilan /100 perempuan

pertahun pertama).

c) Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pad kepatuhan.

d) Pengguna harus menunggu 10 – 15 menit setelah aplikasi

sebelum melakukan hubungan seksual.

g) Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan Kombinasi adalah 25 mg depo metdopsi progesteron

asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan

sekali (cycloferm). Dan 50 mg neretidon enantat dan 5 mg estradiol

palerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.


148

Gambar 2.62
KB suntik

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Resiko terhadap kesehatan kecil.

b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam jangka panjang.

d) Efek samping sangat kecil.

e) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

2) Keuntungan non Kontrasepsi :

a) Mengurangi jumlah perdarahan.

b) Mengurangi nyeri haid.

c) Mencegah anemia.

d) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium.

e) Mengurangi penyakit payudara.

f) Mencegah kehamilan ektopik.

g) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu.


149

3) Kerugian :

a) Terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur,

perdarahan bercak (spoting) atau perdarahan sela 10 menit.

b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini

akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.

c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.

d) Efektifitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-

obatan epilepsi.

e) Penambahan berat badan

h) Suntikan progestin

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh usia reproduksi.

b) Dapat dipakai oleh setiap perempuan dalam usia reproduksi.

c) Cocok untuk masalah laktasi karena tidak menekan reproduksi

Terdapat 2 jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin

yaitu :

a. Depo medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengandung

150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara IM

(didaerah bokong)

b. Depo noretisperon enantat (depo noristerat) yang mengandung

200mg noretindron enantat diberikan setiap 2 bulan dengan cara

di suntik IM.
150

Cara Kerja :

a. Mencegah ovulasi

b. Mengentalkan lendir servik hingga menurunkan kemampuan

penistrasi sperma

c. Menjadi elaput lendir rahim tipis dari atrofi

d. Menghambat trasfortasi gamet oleh tuba

Keuntungan :

a. Sangat efektif (0,3 kehamilan /200 perempuan)

b. Pencegahan kehamilan jangka panjang

c. Tidak pengaruh pada hubungan suami istri

d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidk berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

f. Sedikit efek samping

g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

k. Menurunkan krisis anemia bulan sait (sickle cell).

i) Pil progestin

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB .

b) Sangat efektif pasa masa laktasi.\

c) Dosis rendah.

d) Tidak menurunkan produksi ASI.


151

j) Pil kombinasi

Gambar 2.64
KB Pil

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Efektif dan reversible.

b) Harus diminum setiap hari.

c) Pada bulan pertama, efek samping berupa mual, dan

perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan

hilang.

d) Efek samping serius dan sangat jarang terjadi.

e) Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi.

f) Diminum bila sudah yakin sedang tidak hamil.

g) Tidak dianjurkan pada ibu menyusui.

Jenis-jenis :

a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen atau progestin dalam dosis

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif


152

b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen atau progeteron dalam dua dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanda hormon aktif

c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen atau progesteron dengan tiga dosis yang

berbeda, dengan atau tablet tanpa hormon aktif

Cara kerja :

a. Menekan ovulasi

b. Mencegah implantasi

c. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui sperma

d. Pergerakan tuba terganggu

Keuntungan :

a. Efektif (1 kehamilan /1000 perempuan )

b. Resiko terhadap kesehatan kecil

c. Tidak menganggu hubungan seksual

d. Siklus haid teratur

e. Dapat digunakan sebagai jangka panjang

f. Mudah dihentikan setiap saat

g. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil berhenti

Keterbatasan :

a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap

hari

b. Mual terutama dalam 3 bulan pertama

c. Perdarahan bercak
153

d. Pusing

e. Nyeri payudara

f. BB naik sedikit

g. Tidak boleh memberikan kepada ibu menyusui

h. Tidak mencegah IMS

k) Implant

Gambar 2.65
KB Implant

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Masa efektif ada yang 3 tahun dan 5 tahun.

b) Nyaman.

c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.

d) Pemasangan dan pencabutan perlu latihan

e) Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.

f) Efek samping berupa perdarahan tidak teratur.

g) Aman dipakai pada masa laktasi.


154

l) Alat kontrasepsi dalam lahir (AKDR)

Gambar 2.66
KB IUD

Sumber : http://alatkontrasepsi.org/

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Sangat efektif, reversiblle dan berjagka panjang (dapat sampai

10 tahun).

b) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.

c) Pemasangan dan pencabutan membutuhkan pelatihan.

d) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.

2) Jenis-jenis IUD di Indonesia :

a) Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan

kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti

pembuahan) yang cukup baik.IUD bentuk T yang baru.IUD ini

melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah

selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan

efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak


155

direncanakan maupun perdarahan menstruasi.Kerugian metode

ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan

amenorhea.

b) Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang

vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu)

yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama

seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

c) Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan

kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari

ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat

tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk

menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,

small (kecil), dan mini.

d) Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral

atau huruf S bersambung.Untuk meudahkan kontrol, dipasang

benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang

berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A

berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang

hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm

(tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai

angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian


156

spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan

luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

m) Tubektomi

Merupakan prosedur bedah sukarela untuk menghentikan

fertilitass seorang permempuan secara permanen

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Sangat efektif dan permanen.

b) Tindak pembedahan yang aman dan sederhana.

c) Tidak ada efek samping.

d) Konseling dan informent consent mutlat diperlukan

n) Vasektomi

Merupakan prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi

pria dengancara mekakukan pengikatan atau memotong vas

deferensial sehingga akur transfortass sperma terhambat dan

proses vertilisaisi terjadi.

1) Keuntungan Kontrasepsi :

a) Sangat efektif dan permanen.

b) Tidak ada efeksamping jangka panjang.

c) Tindak bedah yang aman dan sederhana.

5. Jadwal Kontrol Kontrasepsi Jenis-jenis Kontrasepsi

Berikut ini adalah kapan waktu yang tepat untuk menggunakan

kontrasepsi atau jenis-jenis kontrasepsi menurut Ulfa, (2013) adalah

sebagai berikut :
157

a. Metode Amenore Laktasi (MAL)

Kunjungan ulang dapat dilakukan jika ibu mempunyai keluhan, saat

bayi telah berumur 6 bulan untuk mendapatkan metode kontrasepsi

yang lain karena MAL tidak dapat digunakan lagi jika bayi sudah

berumur 6 bulan.

b. Metode Kalender

Haid hari pertama dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur adalah hari

ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid. Seorang wanita

menentukan masa suburnya tidak teratur dengan mengurangi 18 hari

dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal masa suburnya.

Mengurangi 11 dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir

masa suburnya. Jika ibu sudah mengerti dengan metode ini,

kunjungan dapat dilakukan apabila ibu mempunyai keluhan.

c. Kondom

Jika klien mempunyai keluhan, dan jika persediaan kondom habis

dirumah, klien dapat kembali ke klinik.

d. Pil Kombinasi

Jika pil habis, klien datang ke klinik atau jika ada keluhan selama

mengguakan pil KB klien harus kembali ke klinik.

e. Pil Progestin

Jika pil habis, klien datang ke klinik atau jika ada keluhan selama

mengguakan pil KB klien harus kembali ke klinik.

f. Suntik Progestin

Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk

mendapatkan suntikan kembali setiap 3 bulan untuk Depo Medroksi


158

Progesteron Asetat (DMPA) atau setiap 2 bulan untuk Depo Noristeron

Enantat (Depo Noristerat)

g. Suntik Kombinasi

Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM. Klien

diminta datang setiap 4 minggu, suntikan ulang dapat diberika 7 hari

lebih awal, dengan kemungkinan terjadi perdarahan. Dapat juga

diberikan 7 hari jadwal yang telah ditentukan, asal saja ibu diyakini

tidak hamil.

h. Implant

Klien hanya perlu kembali 4 hari sesudah pemasangan implant untuk

melihat penyembuhan dari luka insisi, setelah itu klien tidak perlu

kembali ke klinik kecuali ada masalah kesehatan atau ingin melepas

implant.

i. AKDR

Jadwal kontrol kontrasepsi AKDR 1 bulan setelah pemasangan AKDR,

3 bulan kemudian, setiap 6 bulan berikutnya, 1 tahun sekali, bila ibu

terlambat haid 1 minggu dan bila terjadi perdarahan banyak dan tidak

teratur.

j. MOW (Metode Operasi Wanita)

Jika ada keluhan atau masalah, klien dapat kembali ke klinik.

k. MOP (Metode Operasi Pria)

Klien dapat melakukan kunjungan ulang 2 minggu setelah

pembedahan, sebulan setelah operasi, 3 bulan dan 1 tahun setelah

operasi.
159

6. Efek Samping Dari Alat Kontrasepsi

Menurut Sulistiawati (2014, hal : 155) alat kontrasepsi mempunyai efek

samping yaitu :

a. AKDR :

Pendarahan, keputihan, infeksi, nyeri saat haid, nyeri saat senggama

dan mulas-mulas.

b. Pil

Pendarahan, tekanan darah tinggi, berat badan naik, jerawat, Asi

berkurang dan mual muntah.

c. Suntikan

Gangguan haid, berat badan bertambah, rambut rontok dan pusing.

d. Kontap (kontrasepsi mantap)

Kulit membiru, kulit lecet, bengkak dan rasa nyeri


160

BAB III
TINJAUAN KASUS

A S U H A N K E B I D AN A N K O M P R E H E N S I F AN T E N ATA L C A R E

P AD A N Y. R G 4 P 3 A 0 DENG AN R ESI KO JAR AK K EH AM I L AN

YANG TERL ALU DEK AT KUR ANG D ARI 2 TAHUN

DI POLINDES YESI ERDIILA AM.keb UJAN MAS

KABUPATEN MUARA ENIM

TAHUN 2017

Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2017

Pukul : 12.30 WIB

Tempat Pengkajian : Polindes Yesi Erdila,Am.Keb

Nama Pengkaji : Titin Okpasiah

A. DATA SUBYEKTIF

I. IDENTITAS

Nama pasien : Ny.R Nama suami : Tn. D

Umur : 37 tahun Umur : 45 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Sumatera Suku/bangsa : Sumatera

Pendidikan : :SD Pendidikan : SD

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : TANI

Alamat : Ulak Bandung Ujan Mas


161

II. KELUHAN UTAMA/ALASAN KUNJUNGAN

Alasan kunjungan :

Ibu datang ke bpm ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengaku

hamil 8 bulan anak keempat, tidak pernah keguguran.

III. RIWAYAT KEBIDANAN

1. Riwayat perkawinan

Status perkawinan : Kawin

Berapa kali : 2 kali

Lamanya : 17 tahun

Usia : 20 tahun

2. Riwayat menstruasi

Menarche : ±13 tahun

Haid : Teratur

Siklus : 28 hari

HPHT : 13 Juni 2016

TP : 20 maret 2017

Disminorhea : Tidak

Warna : Merah Segar

Bentuk Haid : Encer tidak bergumpal, ada flek

Bau haid : Anyir

Flour albus : tidak


162

IV. RIWAYAT KEHAMILAN,PERSALINAN,NIFAS,DAN ANAK YANG LALU

Keh Perka Riwayat ab M Partus Jenis Umur puer kb


amil winan kehamila our at biasa/bua keha anak perin
an ke n tus ur tan dan milan saat ium
ke penolong ini

1 2 Aterm - √ Spontan/ LK 15 Nor Sunt


dukun tahun mal ik

2 2 Aterm Bidan PR 13 Nor Sunt


tahun mal ik
3 2 Aterm Dukun LK 1,7 Nor Sunt
tahun mal ik
4 2 Ini

V. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

a. Usia Kehamilan (Berapa Bulan) : 8 Bulan

b. Gerakan Janin Pertama kali dirasakan : 4 bulan yang lalu

c. Tanda-tanda bahaya/penyulit : Tidak Ada

d. Keluhan Umum : Tidak ada

e. Obat-Obatan/jamu yang dikonsumsi : Tablet Fe

f. Kekhawatiran-kekhawatiran Khusus : Tidak Ada

g. Imunisasi TT 1 : TT1 : 05-12-2016

TT2 : 06-03-2017

VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Keturunan Kembar : Tidak Ada

b. Diabetes Melitus : Tidak Ada

c. Tifoid : Tidak Ada

d. Hepatitis : Tidak Ada

e. Hipertensi : Tidak Ada

f. Penyakit Jantung : Tidak Ada


163

g. TB : Tidak Ada

h. Lain-Lain, Jelaskan : Tidak Ada

VII. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

a. Diabetes Melitus : Tidak Ada

b. Tifoid : Tidak Ada

c. Hepatitis : Tidak Ada

d. Hipertensi : Tidak Ada

e. Penyakit Jantung : Tidak Ada

f. TB : Tidak Ada

g. Lain-Lain, Jelaskan : Tidak Ada

VIII. POLA KEBIASAN SEHARI-HARI

a. Pola Nutrisi : Makan 3 x sehari (nasi, lauk pauk, susu,

sayuran, buahan)

b. Pola Eliminasi

BAB : ± 1 x sehari

BAK : ± 6 X sehari

c. Pola Aktifitas : Sedang

d. Pola Istirahat

Tidur siang : ± 2 jam

Tidur malam : ± 8 jam

e. Pola Personal Hygine : Mandi 2x sehari, ganti pakaian dalam 2x

atau jika terasa lembab

f. Pola Seksual : 2x dalam 1 minggu


164

IX. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

a. Komunikasi : Lancar, Bahasa Daerah

b. Keadaan Emosional : Kooperatif

c. Hubungan dengan Keluarga : Akrab

d. Hubungan dengan Orang Lain : Akrab

e. Proses Berpikir : Terarah

f. Ibadah/Spiritual : Patuh

g. Respon ibu dan keluarga Terhadap Kehamilan :Sangat Mendukung

h. Dukungan Keluarga : Sangat Mendukung

i. Pengambilan Keputusan dalam Keluarga : Suami

j. Beban Kerja dan Kegiatan Sehari-hari : Sedang

k. Tempat dan Petugas yang diinginkan untuk bersalin : Bidan

A. DATA OBJEKTIF

1. PEMERIKSAAN

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tanda Vital :

Suhu : 36, 2 0C, Aksila

Nadi : 82 kali/menit, Teratur

Pernafasan : 22 kali/menit, Teratur

Tekanan Darah : 100/80 MmHg

Berat Badan : 58 Kg

Tinggi Badan : 153 cm

LILA : 29 cm
165

c. Kepala

Wajah : Simetris

Rambut : Kebersihan : Cukup, Tidak Rontok, Tidak Ada

Ketombe

Cloasma Gravidarum : Tidak Ada

Reaksi Cahaya : Positif

Konjungtiva : Tidak pucat

Sclera : Bersih

Mulut dan Gigi : Bersih, Tidak ada stomatitis, tidak ada caries

Hidung : Simetris, tidak ada polip

Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen

d. Leher

Pembesaran Kelenjar Tiroid : Tidak Ada

Pembesaran Vena Juguralis : Tidak Ada

Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak Ada

Lain-lain, Jelaskan : Tidak Ada

e. Dada

Tarikan : Tidak Ada

Bentuk : Simetris

Auskultasi Paru : Vesikuler

Mamae : Tidak Ada Benjolan, Bersih

Putting Susu : Menonjol, Bersih

Colostrum : Belum keluar

Pembesaran Mamae : Simetris


166

f. Abdomen

Inspeksi : Linea Alba : Ada

Striae Albicans : Tidak Ada

Striae Livida : Tidak Ada

Bekas Luka Operasi : Tidak Ada

Pembesaran : Memanjang

Terlihat Gerakan Janin : Ya

Palpasi

TFU : (27 cm)

Massa Lain : Tidak Ada

Leopold I : Pertengahan pusat dan PX teraba bokong

Leopold II : Bagian kiri teraba datar (punggung),

bagian kanan teraba bagian kecil janin

Leopold III : Bagian bawah teraba bulat (kepala),

belum masuk PAP

Leopold IV : Konvergen

TBJ : (27-12) X 155 = 1.833 gram

Auskultasi

DJJ : Positif, Teratur, 140 kali/menit

g. Distansia Spinarum : - cm Conjungata external : - cm

Distansia Cristarum : - cm Lingkar Panggul : - cm

h. Genitourinaria : Kandung kemih kosong

i. Vulva/Vagina : Bersih, tidak ada kelainan

Ukuran Panggul Dalam : Tidak Di lakukan


167

Cavum Douglas :-

Lain-lain, Jelaskan : Tidak Ada

j. Ekstermitas atas dan bawah : Normal tidak ada kelainan

Refleks Pattela : Kanan (+) / Kiri (+)

Bentuk Kaki : Simetris

k. Lain-lain, Jelaskan : Tidak Ada

l. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium : Dilakukan Hb : 12 gram%

Protein Urin : Negatif (-)

Glukosa Urin : Negatif (-)

b. Radiologi : Tidak Dilakukan

B. ASSASEMENT

Diagnosa : G4P3A0 Gravida 34 minggu 1 hari, janin tunggal

hidup, punggung kiri, presentasi kepala

Masalah :-

Kebutuhan : Pemeriksaan kehamilan

C. PLANNING

- Beritahu hasil pemeriksaan Observasi Ku dan TTV ibu

- Beritahu tentang ketidaknyamanan pada trimester III

- Anjurkan ibu untuk selalu makan teratur

- Konseling tentang tanda bahaya kehamilan

- Beritahu ibu tentang Body mekanik

- Ingatkan ibu untuk selalu minum tablet Fe


168

- Beritahu ibu tentang persiapan persalinan

- Beritahu ibu kunjungan ulang

Catatan Implementasi

Pukul Kegiatan

12.30 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik dan usia kehamilan ibu saat ini adalah 34

minggu 1 hari dan ibu mengetahui keadaan dirinya serta

usia kehamilannya.

12.35 WIB Memberitahu ibu tentang ketidak nyamanan pada trimester

III kehamilan yaitu : keram pada kaki, pusing, perut

kembung, sakit punggung atas dan bawah, susah tidur,

keringat berlebih dan sering buang air kecil. Keluhan yang

ibu rasakan merupakan hal yang wajar dan tidak apa-apa.

(Ibu mengerti dan tidak cemas lagi serta tahu tentang

ketidaknyamanan pada trimester II)

12.45 WIB Menganjurkan ibu untuk selalu makan teratur dengan

memperbanyak makan sayur dengan gizi seimbang yang

mengandung cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

dan mineral agar kadar Hb ibu meningkat ibu juga harus

mengkonsumsi kedelai, hati sapi, buncis, bayam, dan

kacang polongS putih. Memberitahu ibu bahwa makanan

tersebut sangat berfungsi untuk kesehatan ibu dan

pertumbuhan janin serta istirahat yang cukup gar keadaan


169

ibu dan janin tetap sehat.

(Ibu mengerti dan ibu bersedia dengan anjuran yang

diberikan

12.55 WIB Konseling tentang tanda bahaya kehamilan seperti

perdarahan pervaginam, pandangan kabur, bengkak pada

muka dan tangan, sakit kepala berat/terus menerus, nyeri

perut, gerakan janin berkurang dan memberitahu ibu

apabila merasakan tanda-tanda tersebut untuk segera

datang kepetugas kesehatan terdekat.

(Ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan ibu bersedia

untuk kepetugas kesehatan apabila ibu merasakan tanda

bahaya tersebut)

13.00 WIB Memberitahu ibu tentang body mekanik

a. Mengajarkan ibu untuk setiap bangun dari tempat tidur

sebelumnya miring terlebih dahulu.

b. Tidak tetap duduk atau berdiri dalam waktu yang lama

c. Tidak menggantungkan kaki pada saat duduk

d. Tidak mengangkat barang yang tidak seimbang

e. Mengajarkan ibu untuk mengambil barang yang jatuh

agar tidak langsung mengambil tapi ibu jongkok dulu dan

baru mengambil barang tersebut.

(Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan)

13.10 WIB Mengingatkan ibu untuk selalu minum tablet Fe 1 x /hari

sebagai penambah darah dan diminum dengan air putih

atau dengan air jeruk tidak dianjurkan meminumnya


170

dengan kopi,teh atau susu karena akan menghambat

penyerapan obat tersebut. Serta menjelaskan manfaat dan

efeknya tablet Fe tersebut yaitu mencegah terjadinya

perdarahan.

Memberitahu ibu bahwa kehamilannya sekarang sudah

berisiko pada kondisi ini kondisi kesehatan ibu mulai

menurun, fungsi rahim menurun, kualitas sel telur

berkurang.

(Ibu bersedia untuk selalu minum tablet Fe dan ibu

mengerti tentang manfaat dan efek tablet Fe tersebut)

13.15 WIB Menganjurkan kepada Ibu untuk mulai dari sekarang

mempersiapkan persalinannya seperti

a. Tempat persalinan

b. Dana

c. Kendaraan

d. Pendonor darah

e. Pakaian Ibu dan bayi

f. Pendamping saat persalinan

g. Pengambil keputusan saat persalinan

(Ibu mau mempersiapkannya)

13.20 WIB Memberitahu ibu kunjungan ulang 4 minggu yang akan

datang yaitu pada tanggal 24 Februari 2017 atau lebih awal

jika ada keluhan dan melakukan imunisasi TT2 pada

tanggal 6 maret 2017

(Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang


171

pada tanggal 17 Maret 2017)

(Imusasi TT2 sudah dilakukan)

Anda mungkin juga menyukai