Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang
dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan millenium.
Hasil SDKI tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada
angka 359 per 100.000 kelahiran hidup. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak
terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”,
yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan
(<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2
tahun) (Depkes RI, 2013).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Dari
kematian tersebut yaitu sekitar 20% terjadi pada masa kehamilan, masa bersalin 55,5%
dan 24,5% terjadi pada masa nifas Penyebab kematian ibu yaitu Pendarahan menempati
persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), tertinggi kedua adalah eklamsia
(24%), tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah infeksi (11%) (Dinkes
Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Signifikasi setiap pengukuran tekanan
darah behubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan umumnya semakin awal
hipertensi terjadi dalam kehamilan semakin besar kemungkinan hipertensi itu menjadi
kronis (Yulianti, 2012). Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari
berbagai daerah keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya.
Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat diperkirakan sebagai
berikut : primigravida sekitar 7 – 12%, makin meningkat pada hamil ganda, hidramnion,
hamil dengan diabetes mellitus, kehamilan mola hidatidosa dan pada kehamilan
multigravida 5 – 8%. Di Indonesia, perkiraan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar
6 – 12% serta sangat bervariasi dari masing-masing daerah (Manuaba, 2007). Bidan
memegang peranan yang sangat penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan
kesehatan. Bidan sebagai pelaksana aspek sosial obstetri dan ginekologi bidan perlu
meningkatkan kemampuannya dan dapat memberikan pertolongan darurat essensial
khusus penanganan kehamilan patologi (Manuaba, 2008).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil perumusan
masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Hamil Patologi Trimester III pada Ny. G
P A dengan Hipertensi di RS haji Surabaya dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan soap.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi trimester III dengan hipertensi dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan soap.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan penulis mampu :
1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan ibu hamil
trimester III pada Ny. F G2P1A0 dengan hipertensi.
2) Menginterpretasikan data pada ibu hamil trimester III pada Ny. G P A
dengan hipertensi meliputi diagnosa kebidanan, masalah,kebutuhan ibu
hamil trimester III dengan hipertensi
3) Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah pada ibu hamil trimester
III pada Ny. G P A dengan hipertensi.
4) Menetapkan kebutuhan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu hamil trimester III pada Ny.
G P A dengan hipertensi.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu hamil
trimester III pada Ny. G P A dengan hipertensi
6) Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu hamil
trimester III pada Ny. G P A dengan hipertensi.
7) Mengevaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
trimester III pada Ny. G P A dengan hipertensi.

b. Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek dalam


asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III pada Ny. G P A dengan hipertensi.
D. Manfaat Studi Kasus
Hasil studi diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :
1. Bagi Diri sendiri
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan hipertensi.
2. Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi bidan dalam upaya pelayanan
dalam masa kehamilan. Sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan secara
professional dan sesuai dengan kode etik kebidanan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Untuk memberikan masukan bagi bidan dalam penyusunan kebijakan program
pelayanan kebidanan khususnya tentang pemberian asuhan kebidanan pada ibu
hamil trimester III dengan hipertensi.
b. Pendidikan
Untuk menambah wacana dan informasi mengenai asuhan kebidanan pada ibu
hamil Trimester III dengan hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan sehingga menghasilkan janin yang akan tumbuh di dalam rahim
seorang wanita (Waryana, 2010).
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2006).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologi. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi
dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat (Mandriwati, 2006).
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenore (terlambat datang bulan), konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan
ovulasi dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
perhitungan rumus Naegele dapat ditentukan perkiraan persalinan
b) Mual dan mutah (emesis), pengaruh estrogen dan progesterone
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan Mual
dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam, wanita hamil sering mengingkinkan makanan tertentu.
d) Sinkope (pingsan), terjadi karena gangguan sirkulasi ke darah
kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah
usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang, pengaruh estrogen-progesteron dan
somatomamtrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi, desakan rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua
gejala ini sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi karena pengaruh progesteron dapat
menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang
air besar.
h) Pigmentasi kulit, keluarnya melanphore stimulating hormone
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi
(kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae
nigram linea alba main hitam) dan sekitar payudara
(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol.
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi ismus, menjadi panjang dan lunak)
d) Tanda chadwik (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, tampak
lebih merah dan kelam
e) Tanda piscaceck (uterus membesar ke salah satu jurusan).
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.
g) Teraba ballottement
h) Reaksi kehamilan positif.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba
secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba
pada kehamilan lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan 18 –
20 Minggu memakai Doppler dan stetoskop Leannec.
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia
kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka janin dapat
dilihat.
c. Klasifikasi kehamilan
Menurut Hutari (2012), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan:
1) Kehamilan trimester 1 (umur kehamilan 0 sampai 12 minggu) Masa ini
disebut masa organogenesis, dimulainya perkembangan organ-organ janin.
Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada masa inilah penentuannya.
Pada masa ini ibu membutuhkan cukup asupan nutrisi dan juga perlindungan
dari trauma. Pada masa ini uterus mengalami perkembangan pesat untuk
mempersiapkan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga mengalami
perubahan adaptasi dalam psikologinya. Sejumlah ibu akan mengalami
perasaan tidak nyaman seperti muntah berlebihan, pertambahan berat, nyeri
ulu hati, pusing dan lelah. Kram kaki dapat terjadi karena rendahnya kadar
kalsium. Beberapa ibu juga dapat mengalami varises.
2) Kehamilan trimester II (umur kehamilan13 sampai 24 minggu) Dimasa ini
oragan-oragan dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih
diragukan. Apabila janin lahir belum bisa bertahan hidup dengan baik. Pada
masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan
kehamilannya. Janin memiliki panjang dari kepala ke bokong sekitar 65 – 78
mm dan beratnya antara 13 – 20 gram, seukuran buah peach.
3) Kehamilan trimester III (umur kehamilan 29 sampai 40 minggu) Trimester III
adalah trimester terakhir dari kehamilan. Pada masa ini perkembangan
kehamilan sangat cepat. Masa ini disebut masa pematangan. Tubuh sudah siap
untuk proses persalinan. Payudara sudah mengeluarkan kolustrum.
Pengeluaran hormone estrogen dan progesterone sudah mulai berkurang.
Terkadang akan timbul kontraksi atau his pada uterus. Janin yang akan lahir
pada masa ini sudah dapat bertahan hidup.
Menurut Sulistyawati (2009), Tujuan asuhan antenatal, antara lain :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
3) Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi selama kehamilan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif berjalan lancar.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
Jadwal pemeriksaan :
1) Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28 minggu : 4 minggu
sekali
2) 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali
3) Di atas 36 minggu : 1 minggu sekali Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor
risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih
sering dan intensif.
d. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Pada permulaan kehamilan ibu harus makan-makanan yang mempunyai
nilai gizi yang bermutu tinggi, oleh karena itu harus banyak makan yang
mengandung protein, banyak ditemukan defisiensi Fe dan vitamin B12 pada calon
ibu baik diberikan Fe sehingga sulfas ferosus 200 mg 3 kali sehari, kalsium
dengan tablet berisi macam-macam vitamin, seorang wanita hamil memerlukan
2000 kalori sehari (Wiknjosastro, 2005).
e. Komplikasi yang menyertai kehamilan
Komplikasi yang menyertai kehamilan secara umum
1) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir Abortus adalah pengakhiran kehamilan
dengan cara apapun sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup di
luar kandungan (Salmah, 2010).
2) Hiperemesisgravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan dapat membahayakan
kehidupan (Sulistyawati, 2009).
3) Hipertensi
Hipertensi adalah adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140mmHg dan
tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90mmHg. Nilai tersebut diukur
sekurang-kurangnya dua kali dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih dalam
keadaan istirahat (Manuaba, 2008).
4) Preeklamsia
Pre eklampsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteiuria yang timbul karena kehamilan (Wiknjosastro, 2007).
5) Eklampsia
Menurut Wiknjosastro (2007), istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani
dan berati ”halilintar” dipakai karena seolah-olah gejala eklampsia timbul
dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Pada umumnya kejang
didahului makin memburuknya pre eklampsia dan terjadinya gejala-gejala
nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, keras, nyeri di
epigastrium dan hiperrefleksia.
f. Perdarahan menurut Trimester Kehamilan
Menurut Ningsih (2008), tidak sedikit wanita hamil mengalami perdarahan,
kondisi ini terjadi pada :
1) Kehamilan muda Trimester Pertama Beberapa penyebab perdarahan yang
terjadi pada usia kehamilan tiga bulan pertama :
a) Abortus (keguguran), kuretase untuk membersihkan sisa-sisa perdarahan
di dalam rahim.
b) Blighted ovum adalah kehamilan yang tidak berkembang di dalam rahim
hanya terdapat kantong kehamilan tanpa adanya embrio yang pada
akhirnya akan berujung dengan keguguran. Kasus blighted ovum harus
diselesaikan dengan tindakan dikuret.
c) Hamil anggur (molahidatidosa), adalah kehamilan yang tidak normal
dimana pada perkembangannya bagian janin atau plasenta berubah sifat
menjadi tumor yang berbentuk keguguran. Dan wanita yang
mengalaminya harus dikuret
d) Kehamilan diluar kandunganadalah kehamilan yang hasil konsepsi atau
pembuahannya terletak diluar rongga Rahim misalnya terjadi di saluran
telur (tuba), ovarium atau rongga perut. Hal ini menimbulkan perdarahan
dalam perut dan dapat menimbulkan shock.
2) Pendarahan pada tengah kehamilan kedua (trimester kedua)
a) Plasenta previa dimana letak plasenta berada di bawah menutupi jalan
lahir, sehingga bila terjadi kontraksi akan menimbulkan perdarahan.
b) Penyakit atau kelainan mulut rahim, misalnya pada polip serviks, atau
mungkin menderita kanker serviks.
3) Kehamilan Tua (Trimester Ketiga)
a) Alergi dan penyakit kulit,bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-
bersin, sampai asma. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem
imunitas atau kekebalan tubuh.
b) Saluran Pernafasan,sering muncul pada kehamilan adalah penyakit-
penyakit yang ada hubungannya dengan saluran pernapasan, di antaranya
pneumonia, tuberkulosis dan influensa.
c) Saluran pencernaan,juga bisa terganggu selama kehamilan. Di antaranya
adalah hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh
hormon estrogen.
d) Diabetes,ibu hamil juga rawan mengalami perubahan berupa kenaikan
kadar gula darah yang tidak pernah dialami saat sebelum hamil. Pasalnya,
pada ibu hamil terjadi perubahan metabolism penghancuran karbohidrat.
2. Hipertensi dalam Kehamilan
a. Pengertian Hipertensi
Adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140mmHg dan tekanan
diastolik sekurang-kurangnya 90mmHg. Nilai tersebut diukur sekurang-
kurangnya dua kali dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih dalam keadaan
istirahat (Manuaba, 2008).
Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Signifikasi setiap
pengukuran tekanan darah behubungan dengan usia gestasi dalam kehamilan dan
umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan sekamin besar
kemungkinan hipertensi itu menjadi kronis (Yulianti, 2012)
b. Etiologi
Menurut Rukiyah (2010), penyebab hipertensi yaitu keturunan atau
genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosional, wanita yang
mengandung bayi kembar, ketidaksesuaian RH, sakit ginjal, hipertiroid atau
hipotiroid, gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar paratiroid.
c. Tanda dan Gejala
Menurut Pudiastuti (2012), tanda dan gejala ibu hamil dengan hipertensi, yaitu:
1) Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hiperetensi
dalam kehamilan.
2) Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik 90 mmHg pada 2
pengukuran berjarak 1 jam atau lebih.
3) Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam
a) Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan atau dalam 49 jam pasca
persalinan
b) Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamlan 20 minggu
d. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2008), bahwa gejala gestosis tidak dapat diterangkan
dengan suatu faktor atau teori tetapi merupakan multifactor yang menggambarkan
berbagai manifestasi klinis komplek yang disebut disease of theory. Menurut teori
diet ibu hamil, kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan
tulang dan organ lain. Bila terjadi kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan
dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari
jaringan otot. Minyak ikan mengandung kalsium. Fungsi kalsium dalam otot
jantung menimbulkan peningkatan kontraksi sehingga dapat mempertahankan dan
meningkatkan volume sekuncup jantung dan tekanan darah dapat dipertahankan.
Kalsium pada otot pembuluh darah mengendalikan dan mengurangi kontraksi
vasokonstriksi sehingga tekanan darah dapat dikendalikan bersama vasokontriktor
lainnya. Kekurangan kalsium yang telalu lama menyebabkan dikeluarkannya
kalsium dari otot jantung menimbulkan manifestasi sebagai berikut: keluar dari
otot jantung jantung menimbulkan melemahnya kontraksi otot jantung dan
menurunkan volume sekuncup sehingga aliran darah akan menurun, keluar dari
otot pembuluh darah akan menimbulkan kontraksi, vasokontriksi dan
meningkatkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
e. Komplikasi Hipertensi
Menurut Pudiastuti (2012) komplikasi hipertensi dalam kehamilan, yaitu:
1) Iskemi uteroplasenta meliputi pertumbuhan janin terhambat kematian janin,
persalinan premature, solusio plasenta
2) Spasme arteriolar meliputi perdarahan serebral, gagal jantung, ginjal, hati,
ablasio retina, tromboemboli, gangguan pembekuan darah
3) Kejang dan koma
f. Manifestasi Klinis
Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami hipertensi pada
kehamilan harus diwaspadai jika ibu mengeluh nyeri kepala saat terjaga, kadang
disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium, penglihatan
kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia, oedema dependen dan
pembengkakan (Rukiyah, 2010).
g. Pencegahan
Menurut Rukiyah (2010), pencegahan kejadian hipertensi secara umum
agar menghidari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah gaya hidup
sehat tidak telalu banyak fikiran, mengatur diet atau pola makan seperti rendah
garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan
sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok, perbanyak makan mentimun,
belimbing dan juga juice apel dan seledri setiap pagi yang mempunyai keluaraga
riwayat penyumbatan arteri dapat meminum juice yang dicampur dengan susu
nonfat yang mengandung omega 3 tinggi.
h. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diakukan untuk mendukung diagnosa medis,
kemungkinan komplikasi, kelainan dan penyakit yang menyertai kehamilannya
(Salmah, 2006). Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya :
diarahkan untuk mengkaji kadar proteinurine. Pengukuran proteinuria dilakukan
dengan urin dipstik 100 mg/I atau + 1 diperiksa 2 kali selang 6 jam. Dianggap
patologis bila besaran proteinnuria > 300 mg/ 24 jam. (Prawirohardjo, 2010)
i. Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah (2010) penatalaksanaan ibu hamil dengan hipertensi yaitu:
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Anjurkan ibu untuk tidak banyak fikiran dan beri dukungan
3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Anjurkan ibu untuk mengurangi asupan natrium
5. Anjurkan ibu untuk memperbanyak asupan kalium
6. Anjurkan ibu untuk bedrest total
7. Anjurkan ibu untuk memeriksa kadar proteinuria
8. Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan
9. Anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk member terapi obat
antihipertensi :
a) 4 gram MgSO4 intravena ( 40 % dalam 10 cc) selama 15 menit
b) Nifedipin dosis 10 – 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit bila perlu.
Dosis maksimum 120 mg per 24 jam
c) Klonidine 1 ampul mengandung 0, 15 mg/cc dilarutkan dalam 10 cc
larutan garam faali atau larutan air untuk suntikan
10. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
3. Data Perkembangan (SOAP)
Berdasarkan evaluasi, selanjutnya rencana asuhan kebidanan dituliskan dalam
catatan perkembangan yang menggunakan SOAP menurut Menurut Mufdilah (2009),
SOAP Meliputi:
S : Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien
O : Objektif
Merupakan hasil pendokumentasi hasil observasi, hasil pemeriksaan fisik
pasien,pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostik lain.
A : Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi (Kesimpulan)
data subjektif dan objektif:
1. Diagnosa atau masalah
2. Antisipasi diagnosa masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter. Konsultasi atau
kolaborasi dan rujukan
P : Planning
Membuat rencana asuhan yang akan datang. Dalam planning ini juga harus
mencantumkan Evaluasi, yaitu tafsiran 9 dari efek tindakan yang telah diambil untuk
menilai efektifitas asuhan / hasil pelaksanaan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai