PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
mulai dari trimester I sampai trimester III supaya komplikasi seperti persalinan
prematur dapat dikenali secara dini, karena 70% kematian perinatal di dunia
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau dalam
Kota Semarang dari tahun 2013 sampai 2015 memiliki jumlah angka
kematian ibu (AKI) meningkat yaitu tahun 2013 terdapat 29 kematian, 2014
32 kematian. Pada tahun 2015, AKI di Kota Semarang tejadi pada masa hamil,
bersalin ataupun nifas dengan presentase pada masa kehamilan sebesar 17,14 %,
masa persalinan 8,57 % dan masa nifas sebesar 74,29 %. Sedangkan penyebab
AKI itu sendiri dikarenakan oleh perdarahan, eklampsia, penyakit dan lain-lain
Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
fasilitas kesehatan. Selain itu, diperlukan partisipasi dan kesadaran ibu akan
pentingnya memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan. ANC adalah
pemeriksaan protein urine atas indikasi dan pemeriksaan reduksi urine atas
kadar Hb ibu hamil berada di atas 10. Jika kadar Hb ibu hamil berada di bawah 10
perdarahan pada ibu saat persalinan nanti. Urine reduksi adalah pemeriksaan uji
laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada pasien. Protein urine merupakan
positif penaikan gula darah atau negatif, dan untuk mengetahui protein
urine sehingga diketahui apakah ibu positif pre eklamsi atau tidak.
1. Bagi Penulis
3. Bagi Universitas
Sebagai masukan untuk upaya pencegahan kematian ibu dan bayi karena
eklamsia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan
dan sperma dari laki laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48
jam, spermatozoa sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang
sel benih ini akan dapat bertahan kemanapun fertilisasinya selama 2-4 hari,
prosese selanjutnya akan terjadi nidasi, jika nidasi ini terjadi, barulah
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 hingga ke-40).
1. Tanda-tanda Kehamilan
a. Amenorea
Wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
lambung yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut
morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
c. Ngidam
e. Payudara Tegang
membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
g. Pigmentasi Kulit
dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin
h. Epulis
i. Varices
a. Perut Membesar
a) Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang dan
pengaruh estrogen.
c) Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada
perkembangan pada sel telur yang di buahi dan terbagi menjadi 3 fase,
disebut keguguran.
prematuritas.
postdatism (serotinus).
a. Anamnesa
Tanyakan tentang keluhan utama, gerakan janin, dan apakah ada tanda
hamil.
mendeteksi preeklampsi.
kelainan letak).
c. Pemeriksaan Laboratorium
2.2. Hemoglobin
protein pigmen yang disebut globin yang memberi warna merah pada sel
darah merah dan protein non pigmen yang disebut hem yang berfungsi
untuk mengangkut oksigen (Diah, dkk, 2014; Sumardjo, 2009). Rumus
satu bagian heme dan suatu bagian polipeptida yang secara kolektif
polipeptida dan dua jenis polipeptida dari jenis lain. Hemoglobin adalah
mengandung satu bagian heme dan suatu bagian polipeptida yang secara kolektif
dimana dua dari subunit tersebut mengandung satu jenis polipeptida dan dua jenis
polipeptida dari jenis lain. Hemoglobin adalah suatu jenis protein yang memiliki
ALA sintase, yang terjadi di dalam mitokondria. Enzim tersebut merupakan enzim
regulator yang dapat dihambat oleh heme (sintesanya dihambat oleh hemin).
Sintesis hemoglobin terjadi pada semua sel tempat sintesis utama terjadi
pada organ hepar dan retikulosit yang merupakan suatu sel pembentuk eritrosit.
Kedua tempat tersebut memiliki regulasi yang berbeda, pada hepar sintesis heme
yaitu defisiensi, hemolisis dan kelainan sumsum tulang. Anemia defisiensi besi
penurunan kadar besi yang dapat diwarnai pada sumsum tulang, yang menunjukan
kadar besi yang adekuat dalam makrofag namun terdapat penurunan jumlah
eritroblas. Penyebab lain dari anemia defisiensi besi adalah anemia hipokromik
mikrositik, antara lain seperti thalasemia, dan anemia sekunder akibat mengidap
penyakit kronis, serta kemampuan mengikat besi total menurun (David, dkk,
2007).
Anemia hemolitik adalah suatu keadaan hemolisis sel darah yang ditandai
Kadar hemoglobin yang terjadi akibat adanya kelainan pada sumsum tulang
serta kadar MCV lebih dari 100 fL. Kelainan sumsum tulang juga dapat disertai
dalam hematologi yang bertujuan untuk mendeteksi anemia dan gangguan ginjal
Sahli. Prinsip kerja metode Sahli adalah hemoglobin dihidrolisis HCl menjadi
asam hematin yang ditandai dengan warna coklat, kemudian dibandingkan dengan
standar warna yang terdapat pada alat. Metode Sahli jarang digunakan, karena
memiliki tingkat kesalahan yang besar yaitu 5 – 10% (David, dkk 2007).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, di Indonesia tahun
2014, sekitar 67% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia dalam berbagai
jenjang. Berdasarkan ketetapan WHO, anemia pada ibu hamil adalah apabila
kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dL. Anemia pada ibu hamil di Indonesia
adalah anemia sedang, dan kadar hemoglobin 5 – 7 g/dL adalah anemia berat
Anemia yang terjadi pada ibu hamil sebagian besar diakibatkan karena
makanan yang mengandung zat besi dan terjadi perdarahan menahun akibat
parasit seperti ankilostomiasis. Dasar utama faktor terjadinya anemia pada ibu
hamil adalah kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar gizi yang
baik yang dibutuhkan selama kehamilan. Selain itu, situasi lingkungan yang buruk
sehingga masih terdapat parasit yang ditemukan pada ibu hamil seperti
tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk
menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih
jaringan-jaringan tubuh.
dalam tubuh, yang berfungsi sebagai hemoglobin, myoglobin, dan enzim yang
diperlukan dalam fungsi metabolisme. Kekurangan zat besi dapat terlihat dari
konsentrasi Hb dala darah yang berada di bawah standar sesuai umur dan jenis
Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml
darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas normal
bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar
hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman,
2002).
wanita hamil, antara lain meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih
berat pada wanita hamil, mengurangi resestensi perifer agar tekanan darah tidak
naik dan mengurangi banyaknya unsur besi yang hilang waktu persalinan
penurunan kadar hemoglobin secara bertahap pada trimester I, II, dan III. Rata-
Kadar Hb rata-rata pada trimester I adalah 12 gr%, menjadi 10,82 gr% pada
trimester II dan menjadi 8,7 gr% pada trimester III (Wirawanni, 2014).
Point of Care Testing (POCT) atau disebut juga Bedside Test didefinisikan
sampel dalam jumlah sedikit dan dapat dilakukan di samping tempat tidur pasien.
laboratorium saja, tetapi terdapat juga pada "area" lain dalam rangka
Terdapat beberapa POCT antara lain : Pemeriksaan Gula Darah, Analisa Gas
Darah dan Elektrolit, Pemeriksaan Koagulasi Rapid (Prothombin Time/INR),
(karena hanya membutuhkan sampel yang sedikit) dan memperoleh hasil pada
periode waktu yang sangat cepat atau dekat dengan lokasi sehingga perencanaan
pengobatan dapat dilakukan sesuai kebutuhan sebelum pasien pergi. Lebih murah,
lebih cepat, lebih kecil dan lebih "pintar" itulah sifat yang ditempelkan pada alat
dilakukan oleh petugas yang berwenang dari Laboratorium Klinik. Hal ini selain
untuk tetap menjamin kualitas dari hasil yang diberikan, juga untuk menjamin
bahwa hasil yang didapat tetap tercatat dalam sistem informasi laboratorium
(SIL), karena alat-alat POCT saat ini umumnya belum terkoneksi langsung
dengan SIL. Kalibrasi dan kontrol terhadap alat yang digunakan dilakukan oleh
dibandingkan dengan hasil dari peralatan standar yang ada di laboratorium klinik.
Prinsip dan Teknologi Pengukuran POCT yang dapat digunakan untuk mengukur
kadar hemoglobin dalam sebuah alat POCT. Dua teknologi yang sering digunakan
arus listrik yang dihasilkan pada sebuah reaksi elektrokimia. Ketika darah
diteteskan pada strip, akan terjadi reaksi antara bahan kimia yang ada di
dalam darah dengan reagen yang ada di dalam strip. Reaksi ini akan
menghasilkan arus listrik yang besarnya setara dengan kadar bahan kimia
jumlah total radiasi yang diberikan pada permukaan tersebut. Prinsip ini
terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel yang mengandung bahan kimia
tertentu dengan reagen yang ada pada sebuah test strip. Reagen yang ada
pada tes strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang
berbanding lurus dengan kadar bahan kimia yang ada di dalam sampel.
Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat dari arah bawah strip.
yang kita ketahui adalah penggunaannya yang praktis, mudah serta efisien,
pra-analitik, hasil yang cepat dan beberapa hal lainnya. Namun kekurangan yang
sangat menonjol dari POCT adalah proses QC yang masih kurang baik sehingga
akurasi dan presisinya belum sebaik hasil dari alat fotometer. Selain itu
1. Tes strip dan chip harus memiliki kode yang sama, apabila berbeda POCT
2. Tes strip yang sudah expired tidak akan memberikan hasil pemeriksaan
3. Hasil nilai gula darah ditampilkan dalam satuan mg/dL dan mmol/L.
5. Tes Strip akan mudah rusak dan tak dapat dipakai apabila
serta cahaya.
6. Quality Control, terdapat strip control dan larutan control yang spesifik
10. Jangan lakukan pemeriksaan ketika meter atau strip sedang terkekspos
matahari langsung.
11. Hindari perubahan kondisi cahaya yang terlalu mendadak pada saat
operture.
(Gandasoebrata, 2008).
yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart alat itu. Cara sahli
bahwa kolorimetri visual tidak teliti. Bahwa asam hematin itu bukan
merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandarkan. Cara
ini juga kurang baik karena tidak semua macam hemoglobin diubah
besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan
sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot
(Zarianis, 2006)
2. Faktor Usia
2013).
4. Faktor Penyakit sistemik
(Nugarahani, 2013).
hati merupakan sumber yang paling banyak mengandung Fe. Sumber lain
juga berasal dari tumbuhan, ikan, hati, telur, dll (Gibson, 2005).
6. Faktor Nifas
Kadar hemoglobin yang bervariasi terjadi pada saat awal post partum.
volume plasenta, dan tingkat volume darah pada wanita yang berubah-
ubah, selain itu juga dipengaruhi oleh status gizi dan dehidrasi dari wanita
ketika kadar hemoglobin di hari pertama atau pada hari kedua lebih rendah
Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah satu syarat
pelayanan kesehatan K4 pada ibu hamil. Dimana jumlah suplemen zat besi
merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam
pertahanan tubuh.
janin. Selama hamil, asupan zat besi harus ditambah mengingat selama
oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat besi yang lebih
banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada janinnya
kebutuhan secara psikologis maupun sosial bagi dirinya dan anaknya. Masing-
masing remaja yang hamil harus dikaji secara teliti (usia antara 12-19 tahun). Hal-
hal yang dikaji antara lain perkembangan fisik dan perhatian serta kemampuan
Usia antara 20-30 tahun merupakan periode yang paling aman untuk
melahirkan. Sebab pada usia tersebut fungsi alat reproduksi dalam keadaan
optimal. Sedangkan pada umur kurang dari 20 tahun kondisi masih dalam
2.5.3. Paritas
Salah satu yang mempengaruhi anemia adalah jumlah anak dan jarak
didaerah pedesaan, ibu- ibu yang berasal dari tingkat social ekonomi yang rendah
dengan jumlah anak yang banyak dan jarak kehamilan pendek serta masih
menyusui untuk waktu yang panjang tanpa memperhatikan gizi saat laktasi akan
sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup anak dan sering menimbulkan anemia
yang agak tinggi atau kematian ibu dan anak dibandingkan dengan kelahiran yang
kelemahan fisik atau ketidak normalan keturunan ibu. Kelahiran kedua atau ketiga
pada umumnya lebih aman dari pada kelahiran keempat, kematian ibu, bayi lahir
mati dan angka kematian bayi meningkat. Angka kematian bayi dan anak semakin
meningkat dengan kelahiran anak kelima dan setiap anak yang menyusul
2.6. Anemia
2.6.1. Pengertian
darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi
untuk pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun
vitamin B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil
adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal
.
1) Klasifikasi menurut Depkes RI (2000)
a) Tidak anemia : ≥ 11 gr%
b) Anemia : < 11 gr%
2) Klasifikasi menurut WHO
a) Normal : ≤ 11 gr %
b) Anemia ringan : 9-10 gr %
c) Anemia sedang: 7-8 gr%
d) Anemia berat : < 7 gr%
3) Klasifikasi menurut Manuaba (2010, p.239)
a) Tidak anemia : Hb 11 gr %
b) Anemia ringan : Hb 9-10 gr %
c) Anemia sedangHb 7-8 gr %
d) Anemia berat Hb < 7 gr %
janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Ibu hamil yang menderita
anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan
hubungan antara kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir, di mana
semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badan bayi yang
a. Faktor Dasar
karena zat besi lebih mudah diserap dari bahan makanan dibanding
dari zat besi oral (Varney, et al., 2006, p.624). Kebutuhan itu dapat
dipenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging
mempunyai tingkatan:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
b) Memahami (comprehension)
c) Aplikasi (applications)
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (synthesis)
f) Evaluasi (evaluation)
berikut:
1) Pengetahuan baik bila skor atau nilai 76 – 100%
2003, p.124).
2) Pendidikan
dengan tahun sukses sekolah lebih dari 12 tahun atau perguruan tinggi.
tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Keadaan defisiensi zat besi (Fe)
pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain tingkat
3) Faktor Sosial-Budaya
baik ataupun yang tidak baik yang lambat laun akan menjadi
b. Faktor Langsung
1) Konsumsi Tablet Fe
anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Di samping itu
darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin
banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba, 2010,
p.237).
minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin
sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr% maka
fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 gr% (Manuaba, 2010,
p.238).
1) Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu,
seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan
malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet
darah.
6) Tablet besi adalah obat bebas terbatas sehingga dapat dibeli di Apotek,
dapat pula dipergunakan tablet besi dengan merk dagang lain yang
dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan
atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah
(BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi,
abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang
infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang
10-12 kg, sedangkan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 150 cm
cukup sekitar 8,8 – 13,6 kg. Pada trimester II dan III pertambahan berat
badan sekitar 0,34 – 0,5 kg tiap minggu. Ibu yang sebelum hamil memiliki
makan setiap hari, namun penambahan berat badannya harus dipantau agar
3) Penyakit Infeksi
Pada malaria fase akut terjadi penurunan absorpsi besi, kadar haptoglobin
4) Perdarahan
kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah keluar selama
menstruasi sangat banyak akan terjadi anemia definisi zat besi (Arisman,
2004, pp.145-146).
1) Frekuensi ANC
2) Paritas
Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau
mati, tetapi bukan aborsi (Salmah, 2006, p.133). Paritas secara luas
abortus/ jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau
banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/
wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah
perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang atau lintang (Poedji
3) Umur Ibu
reproduksi sehat dan usia reproduksi tidak sehat. Usia reproduksi sehat
reproduksi tidak sehat yaitu umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun (Manuaba, 1998, p.14). Semakin muda dan semakin tua umur
seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi
yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena
selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri
Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
p.51).
4) Jarak Kehamilan
jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun, maka anak akan
memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat
2004, p.5). Jarak yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin atau
anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/ bayi yang dikandung (Baliwati,
2004, p.3).
Identitas pasien harus lengkap dan jelas, agar tidak tertukar dengan
pasien lain.
c. Pembendung Vena.
2009).
d. Pengambilan Sampel.
e. Penanganan Sampel
a. Reagen
c. Suhu penyimpanan.
stabilitas).
e. Alat/Instrumen
d) Metode pemeriksaan
tersebut.
Pencatatan hasil dan pelaporan hasil dilakukan secara teliti dan benar.
2.8.1. Definisi
Protein urin adalah terdapatnya protein dalam urin manusia yang melebihi
nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/hari. Protein urin baru dikatakan patologis
bila kadarnya melebihi 200 mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu
yang berbeda. Protein urin persisten jika protein urin telah menetap selama 3
bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit dari atas nilai normal.
urin pada umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai
pre-eklampsia tanpa protein urin, karena janin sudah lahir lebih dulu. Protein urin
a. Urin dipstik : 100 mg/l atau + 1, sekurang-kurannya diperiksa 2 kali urin acak
selang jam
Kadar protein dalam urin lebih dari 150 mg dapat dijumpai pada
dikeluarkan.
albumin tetapi mempunyai muatan netral dapat difiltrasi dua puluh kali
lebih banyak dari albumin. Efek hambat dari muatan ini, mungkin akibat
membran glomerulus.
c. Perubahan Hemodinamika
angiotensin II maka akan terjadi kenaikan filtrasi dari protein, hal ini
gradien.
2009).
2.8.4. Klasifikasi Protein urin
otot- otot yang bekerja keras, dan protein urin ini akan menghilang setelah
istirahat (tidur). Pada orang hamil terjadinya protein urin ini disebut
dan ekslamasia pada kehamilan. Pre renal protein urin jarang melebihi
dua gram dalam 24 jam, dan jarang terjadi protein urin pre renal sejati,
3. Pasca renal
urinarius bagian bawah dan disertai dengan hematuria bila pelvis ginjal
atau ureter dirangsang oleh batu atau ada penyakit keganasan setempat
(Ratnaningsih Heny, 2006).
a. Kerusakan Ginjal
bekerja dengan benar, mereka menyaring produk limbah keluar dari darah
adalah protein yang membantu dalam mencegah air bocor keluar dari
b. Stress
(Bandiyah, 2009).
c. Preeklampsia
Suatu kondisi yang dapat mempengaruhi wanita hamil, termasuk
tekanan darah yang sangat tinggi dan merupakan salah satu penyebab
d. Hipertensi
pengukuran 4 jam.
morbiditas (kejadian) ibu bersalin selain infeksi dan pendarahan. Hal itu
dikarenakan angka kejadian yang tinggi dan penyakit ini mengenai semua
seseorang figure public yang cukup familiar dan saying sekali nyawanya
tidak tertolong.
e. Obat-obatan
komplikasi adanya preklampsia pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan
protein urine adalah pemeriksaan protein dengan menggunakan asam asetat 5%,
dan apabila setelah dipanaskan urine menjadi keruh berarti ada protein dalam
urine.
Standar kadar kekeruhan protein, dijelaskan pada tabel 2.1 berikut ini :
darah dan strukteur jaringan yang ada disekitarnya berperan penting sebagai barier
terhadap melintasnya mekromulekuler seperti globuli dan albumin. Hal ini terjadi
karena peran dari endotel pada kapiler, membran basal dari glomerlus dan epitel
rendah yang selanjutnya keluar melali urin. Protein urin merupakan indikasi
a. Persiapan pasien
pemeriksaan protein urin tidak melakukan olahraga berat, stres dan sedang
b. Pengambilan spesimen
seperti protein urin yang kemungkinan tidak ditemukan dalam urin sewaktu
c. Volume spesimen
Volume spesimen yang digunakan adalah 5 ml
d. Penyimpanan spesimen
2.9.2. Analitik
a. Alat
Alat yang akan digunakan harus menggunakan alat yang bersih dan
b. Metode pemeriksaan
c. Reagen
a. Pembacaan hasil
dilihat secara teliti. Pada pembacaan kualitatif tidak boleh dibaca lebih dari
teliti
Tanda Kehamilan
Kehamilan Masa
Kehamilan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan 3. Pemeriksaan Laboratorium
Kehamilan a. Hemoglobin
b. Protein urin
c. Glukosa urin
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode
pemeriksaan kehamilan
Responden dalam hal ini ibu hamil di kota Semarang. Jumlah responden
yang mengikuti kegiatan ini adalah sebanyak 28 ibu hamil trimester III.
Pemeriksaan ibu hamil ini dilakukan selama 2 hari pada tanggal 5 dan 6 Oktober
UNIMUS didapatkan .
Tabel 1
Karakteristik Responden
Karakterisik n = 28 Prosentase
Jenis kelamin
Laki-laki 0 0
Perempuan 28 100
Usia kehamilan
28 minggu 1 3,6
29 minggu 2 7,1
30 minggu 2 7,1
31 minggu 0 0
32 minggu 5 17,9
33 minggu 6 21,4
34 minggu 1 3,6
35 minggu 4 14,2
36 minggu 5 17,9
37 minggu 1 3,6
38 minggu 1 3,6
kelamin perempuan, dikarenakan sasaran pemeriksaan ini adalah pada ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan ini dilakukan pada ibu hamil trimester III yaitu diukur
dan 9 responden dengan anemia berat. Haemoglobin (Hb) adalah komponen sel
molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport
oksigen dari paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam Hb membuat
responden dengan hasil positif 1 (+), 1 responden dengan hasil positif 2 (++).
darah dan infeksi saluran kencing yang sering ditemukan pada ibu hamil. Jika
protein dalam urine positif, ibu hamil berpotensi mengalami pre eklampsia.
SIMPULAN
11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimester 2 (Saifudin,
2009). Anemia untuk wanita hamil apabila Hb kurang dari 10,0 gram per desiliter
(Varney, 2007).
hamil mengalami anemia berat (Hb < 7 gr%) yaitu sebanyak 9 responden.
resiko buruknya pemulihan akibat kehilangan darah saat persalinan, begitu juga
Pada pemeriksaan ANC bidan mengkaji penyebab anemia dari riwayat diet
riwayat medis. Kemudian bidan memberikan sulfat ferosa 200 mg 2-3 kali sehari
dan konseling mengenai makanan yang banyak mengandung zat besi dan cara
pengolahannya. Beberapa contoh makanan yang kaya zat besi adalah : daging
sapi, ayam, sarden, roti gandum, kapri, buncis panggang, kacang merah, sayuran
(Sulistyawati, 2009).
%) ibu hamil dengan hasil urine reduksi negatif, 3 orang dengan hasil positif 1 (+)
Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Adanya urine dalam glukosa
menimbulkan komplikasi tidak hanya pada ibu tetapi juga pada janin antara lain
kolaborasi dengan ginekolog, internis, spesialis anak dan ahli gizi (untuk diet),
konseling untuk istirahat cukup dan olah raga sesuai kondisi, pemantauan ibu dan
%) ibu hamil dengan hasil protein urine negatif dan 3 orang dengan positif 1 (+).
Preeclampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang
bisa dialami oleh setiap ibu hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita
hamil dengan preeclampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda atau
gejala dini preeclampsia dan dalam hal ini harus dilakukan penanganan
sebagaimana mestinya. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat dicegah
tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan istirahat tidak selalu
dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein
evaluasi berkala terkait hasil pemeriksaan Hb khususnya pada ibu hamil dengan
anemia berat dan pada ibu hamil dengan pre-eklampsia serta ibu hamil dengan
diabetes mellitus.
membantu deteksi dini kehamilan resiko tinggi sehingga dapat menekan AKI.