ANTENATAL CARE
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Aprina.,SKM.,M.Kes
Disusun Oleh:
NIM : 1914301053
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki maka
bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel
sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang.
Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang
normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan
berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada
pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga
sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba
falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur
yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala
sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang
merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan
mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh
satu sperma.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. USG
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
F. Penatalaksanaan
a. Asuhan Trimester I
Berdasarkan pada kebutuhan kehamilan, prinsip pemeriksaan ANC trimester I, pada
usia kehamilan kurang dari 12 minggu (Husin, 2014, halaman 274):
1) Menegakkan diagnose kehamilan baik dengan metode sederhan maupun dengan
memperhatikan perubahan fisiologi yang terjadi, serta kolaborasi untuk
dilakukannya USG untuk penegakkan diagnosis pasti
2) Penapisan kebiasan ibu yang kurang baik, serta dapat menyebabkan gangguan
pada janin dan kehamilan, seperti merokok dan minum minuman keras
3) Melakukan penapissan penyakit penyerta dalam kehamilan
4) Pemeriksaan berat badan dan IMT
5) Pemeriksaan tekanan darah
6) Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, deteksi infeksi bakteri uria
7) Pemenuhan kebutuhan asam folat 400 µgram/hari (12 minggu) vitamin D,
vitamin B6, vitamin B12 untuk emngatasi mual dan anemia dalam kehamilan,
pemeberian Fe secara rutin tidak dianjurkan karena memiliki efek samping bagi
Ibu
8) Kebutuhan vitamin A sebesar 400 µgram selama kehamilan
9) Menyiapkan psikologis Ibu terhadap kehamilan yang terjadi
10) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi akibat kehamilan
11) Pemberian informasi sesuai kebutuhan ibu berdarakan temuan
12) Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester I dan melakukan
tindakan kolaborasi atau rujukan dengan tepat
13) Libatkan keluarga dalam setiap asuhan yang diberikan
b. Asuhan Trimester II
Adapun yang menjadi dasra pada pemantauan trimester II kehamilan yaitupada
usia kehamilan 13-26 minggu, diantaranya (Husin, 2014, halaman 275):
1) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Pemeriksaan TFU pada usia kehamilan 24 minggu
4) Melakukan palpasi abdominal
5) Melakukan pemeriksaan DJJ
6) Melakukan pemeriksaan lab urin untuk mendeteksi secara dini kelainan tropoblas
yang terjadi serta diabetes gestasional
7) Deteksi anemia akibat hemodilusi
8) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan
9) Kebuthuahan exercise ibu yaitu dengan senam hamil
10) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi dan atau
pemeriksaan kolaborasi dengan USG
11) Pemeriksaan vaksinasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada
bayi
12) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III
13) Memenuhi kebutuhan kalsium dan asam folat ibu, multivitamin dan suplemen lain
hanya diberikan jiak terdeteksi terjadinya pemenuhan yang tidak adekuat pada ibu
14) Deteksi dini terjadinya komplikasi pada trimester II dan melakukan tindakan
kolaborasi dan atau rujukan secara tepat
15) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
Trimester I
Masalah
Etiologi Data Pendukung
Keperawatan
Nausea Kehamilan Ds :
- Mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- Tidak berminat makan
- Merasa asam di mulut
- Sensasi panas dan dingin
- Sering menelan Do :
- Saliva meningkat
- Saliva pucat
- Diaforesis
- Takikardia
- Pupil dilatasi
Gangguan RasaGangguan Ds :
Nyaman - Mengeluh tidak nyaman
Adaptasi Kehamilan - Mengeluh sulit tidur
- Tidak mampu rileks
- Mengeluh
kedinginan/kepanasan
- Mengeluh gatal
- Mengeluh mual dan
muntah
Do :
- Gelisah
- Menunjukkan gejala
distres
- Tampak
merintih/menangis
- Pola eliminasi berubah
- Postur tubuh berubah
- Iritabilitas
Gangguan Eliminasi Penurunan kapasitas Ds :
Urin kandung kemih - Desakan berkemih
(Urgensi)
- Urin menetes
(dribbling)
- Sering buang air kecil
- Nokturia
- Mengompol
- Enuresis Do :
- Distensi kandung
kemih
- Berkemih tindak tuntas
(hesitancy)
- Volume residu urin
meningkat
Trimester II
Masalah
Etiologi Data Pendukung
Keperawatan
Disfungsi Seksual Perubahan fungsi atau - Mengungkapkan aktivitas
struktur tubuh seksual berubah
- Mengungkapkan eksitasi
seksual berubah
- Merasa hubungan
seksual tidak
memuaskan
- Mengungkapkan peran
seksual berubah
- Mengeluh hasrat
seksual menurun
- Mengungkapkan fungsi
seksual berubah
- Mengeluh nyeri saat
berhubungan seksual
(dispareunia)
Gangguan Citra Tubuh Perubahan Fungsi Ds :
Tubuh; Kehamilan - Mengungkapkan
kecacatan/ kehilangan
bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan
negatif
tentang perubahan
tubuh
- Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain
- Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do :
- Fungsi atau struktur tubuh
berubah/hilang
- Menyembunyikan atau
menunjukkan bagian
tubuh secara berlebihan
- Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
- Fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
- Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
- Fokus pada penampilan
dan kekuatan masa lalu
- Hubungan sosial
berubah
yang dihadapi
- Do
- Menunjukkan prilaku
tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap
masalah
- Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat
- Menunjukkan perilaku
berlebihan
Trimester III
Masalah
Etiologi Data Pendukung
Keperawatan
Pola Napas TidakPosisi tubuh yangDs :
Efektif menghambat ekspansi- Dispnea
paru - Ortopnea Do :
- Penggunaan ototo
bantu pernapasan
- Fase ekspirasi
memanjang
- Pola napas abnormal
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping
hidung
- Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat
- Ventilasi semenit
menurun
- Kapasitas vital
menurun
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun
- Eksurasi dada berubah
abdominal meningkat
- Pengeluaran urin tidak
tuntas
- Urgensi miksi
- Frekuensi berkemih
meningkat
Do :
- Overdistensi abdomen
Gangguan Citra Tubuh Perubahan Fungsi Ds :
Tubuh; Kehamilan - Mengungkapkan
kecacatan/ kehilangan
bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan
negatif
tentang perubahan
tubuh
- Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain
- Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do :
- Fungsi atau struktur tubuh
berubah/hilang
- Menyembunyikan atau
menunjukkan bagian
tubuh secara berlebihan
- Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
- Fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
- Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
- Fokus pada penampilan
dan kekuatan masa lalu
- Hubungan sosial
berubah
Trimester II
Trimester III
- Pola napas tidak efektif b.d. posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
- Inkontinensia urin stres b.d. peningkatan tekanan intraabdomen
- Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
C. TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN CRITERIA HASIL
Trimester I
- Nausea b.d. kehamilan
Menurunnya perasaan ingin muntah
- Gangguan rasa nyaman b.d. gangguan adaptasi kehamilan
Menurunnya keluhan tidak nyaman
Menurunnya gelisah
- Gangguan eliminasi urin b.d. penurunan kapasitas kandung kemih
Meningkatnya sensai berkemih
Menurunnya desakan untuk berkemih (urgensi)
Menurunnya distensi kandung kemih
Menurunnya berkemih tidak tuntas (hesitancy)
Menurunnya volume residu urin
Menurunnya urin menetas (dribbling)
Menurunnya nokturia
Menurunnya mengompol
Menurunnya enuresis
Trimester II
Trimester III
- Pola napas tidak efektif b.d. posisi tubuh yang menghambat ekspansi
paru
Menurunnya dispnea
Menurunnya pengetahuan otot bantu napas
Menurunnya pemanjangan fase ekspirasi
Membaiknya frekuensi napas
Membaiknya kedalaman napas
- Inkontinensia urin stres b.d. peningkatan tekanan intraabdomen
Meningkatnya kemampuan mengontrol pengeluaran urin
Menurunnya nokturia
Menurunnya residu volume urin setelah berkemih
Menurunnya distensi kandung kemih
Menurunnya dribbling
Menurunnya hesitancy
Menurunnya enuresis
Membaiknya kemampuan menunda pengeluaran urin
Membaiknya frekuensi berkemih
Membaiknya sensasi berkemih
- Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
Membaiknya melihat bagian tubuh
Membaiknya menyentuh bagian tubuh
Membainya verbalisasi kecatatan bagian tubuh
Membaiknya verbalisasi kehilangan bagian tubuh
Trimester I
Diagnosa I : Nausea b.d. kehamilan
Intervensi Utama : Manajemen Mual Rasional
Observasi
- Identifikasi pengalaman mual
- Identifikasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan
- Identifikasi dampak mual terhadap
kualitas hidup
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Identifikasi antiemetik untuk mencegah
mual
- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab
mual
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
- Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau, dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
Trimester II
Diagnosa I : Disfungsi seksual b.d. perubahan fungsi atau struktur tubuh
Intervensi Utama : Konseling
Seksualitas
Observasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah
sistem reproduksi, masalah seksualitaas, dan
penyakit menular seksual
- Identifiksai waktu disfungsi seksual dan
kemungkinan penyebab
- Monitor stres, kecemasan, depresi dan
penyebab disfungsi seksual
Terapeutik
- Fasilitasi komunikasi antara pasien dan
pasangan
- Berikan kesempatan kepada pasangan untuk
menceritakan permasalahan seksual
- Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
- Berikan saran yang sesuai kebutuhan
pasangan dengan menggunakan bahasa yang
mudah diterima, dipahami dan tidak
menghakimi
Edukasi
- Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan
penyakit terhadap disfungsi seksual
- Informasikan pentingnya modifikasi pada
aktivitas seksual
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika
perlu
REFERENSI
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI