Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Aprina.,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh:

NAMA : SHINTIA LEGA UTAMI

NIM : 1914301053

KELAS : TINGKAT 2 REGULER 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang
menandai awal suatu kehamilan. Kehamilan bukan suatu peristiwa yang terpisah tetapi ada
suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian – kejadian itu ialah pembentukan
gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan sperma), penggabungan gamet dan
implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini, berlangsung baik, maka proses
perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005,).
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9
bulan (Saifuddin, 2011, halaman 89).
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang
menandai awal suatu kehamilan. Kehamilan bukan suatu peristiwa yang terpisah tetapi ada
suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian – kejadian itu ialah pembentukan
gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan sperma), penggabungan gamet dan
implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini, berlangsung baik, maka proses
perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005, p.74).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Ilmu Kebidanan (2009;
hal.213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,sampai membentuk janin dan terbentuknya
seluruh tubuh janin sehingga saatnya melahirkan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester :
1. Trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
2. Trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27)
3. Trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono Prawirohardjo,
2010).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi
sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang diharapkan
kemungkinan + 15-20 % merupakan kehamilan yang patologis. Pada masa hamil lah
terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu diantaranya, rahim membesar karna
pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding perut semakin melebar mengikuti
pertumbuhan janin, payudara membesar dan tenggang karena produksi ASI.
B. ETIOLOGI
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
A. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
B. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi
inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
C. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tubfallopii.
D. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
E. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan alveoli
payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit pigmen
berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik
gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody
dengan hCG sebagai antigen

3. Tanda kemungkinan kehamilan


a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi
hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon
steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada
ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah
kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
D.PATOFISIOLOGI

Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki maka
bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel
sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang.
Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang
normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan
berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada
pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga
sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba
falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).

Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur
yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala
sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang
merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan
mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh
satu sperma.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. USG
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
F. Penatalaksanaan
a. Asuhan Trimester I
Berdasarkan pada kebutuhan kehamilan, prinsip pemeriksaan ANC trimester I, pada
usia kehamilan kurang dari 12 minggu (Husin, 2014, halaman 274):
1) Menegakkan diagnose kehamilan baik dengan metode sederhan maupun dengan
memperhatikan perubahan fisiologi yang terjadi, serta kolaborasi untuk
dilakukannya USG untuk penegakkan diagnosis pasti
2) Penapisan kebiasan ibu yang kurang baik, serta dapat menyebabkan gangguan
pada janin dan kehamilan, seperti merokok dan minum minuman keras
3) Melakukan penapissan penyakit penyerta dalam kehamilan
4) Pemeriksaan berat badan dan IMT
5) Pemeriksaan tekanan darah
6) Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, deteksi infeksi bakteri uria
7) Pemenuhan kebutuhan asam folat 400 µgram/hari (12 minggu) vitamin D,
vitamin B6, vitamin B12 untuk emngatasi mual dan anemia dalam kehamilan,
pemeberian Fe secara rutin tidak dianjurkan karena memiliki efek samping bagi
Ibu
8) Kebutuhan vitamin A sebesar 400 µgram selama kehamilan
9) Menyiapkan psikologis Ibu terhadap kehamilan yang terjadi
10) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi akibat kehamilan
11) Pemberian informasi sesuai kebutuhan ibu berdarakan temuan
12) Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester I dan melakukan
tindakan kolaborasi atau rujukan dengan tepat
13) Libatkan keluarga dalam setiap asuhan yang diberikan

b. Asuhan Trimester II
Adapun yang menjadi dasra pada pemantauan trimester II kehamilan yaitupada
usia kehamilan 13-26 minggu, diantaranya (Husin, 2014, halaman 275):
1) Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) Pemeriksaan TFU pada usia kehamilan 24 minggu
4) Melakukan palpasi abdominal
5) Melakukan pemeriksaan DJJ
6) Melakukan pemeriksaan lab urin untuk mendeteksi secara dini kelainan tropoblas
yang terjadi serta diabetes gestasional
7) Deteksi anemia akibat hemodilusi
8) Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan
9) Kebuthuahan exercise ibu yaitu dengan senam hamil
10) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi dan atau
pemeriksaan kolaborasi dengan USG
11) Pemeriksaan vaksinasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada
bayi
12) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III
13) Memenuhi kebutuhan kalsium dan asam folat ibu, multivitamin dan suplemen lain
hanya diberikan jiak terdeteksi terjadinya pemenuhan yang tidak adekuat pada ibu
14) Deteksi dini terjadinya komplikasi pada trimester II dan melakukan tindakan
kolaborasi dan atau rujukan secara tepat
15) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan

c. Asuhan Trimester III


Dasar dalam pemantauan pada trimester III kehamilan yaitu pada usia 27-42
minggu diantaranya (Husin, 2014, halaman 275):
1) Pemantauan pernambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu
2) Pemeriksaan tekanan darahA
3) Pemeriksaan TFU dan TBJ
4) Penentuan letak janin dengan palpasi abdominal
5) Melakuakan pemeriksaan DJJ
6) Deteksi terhadap masalah psikologis dan memberikan dukungan selama
kehamilan
7) Kebutuhan exercise ibu yaitu senam hamil
8) Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi atau USG
9) Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III
10) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan melakukan tindakan
kolaborasi dan atau rujukan secara tepat
11) Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
12) Persiapan laktasi
13) Persiapan persalinan
14) Melakuakn kolaborasi pemeriksaan USG jika ditemukan kemungkinan kelainan
letak janin, letak plasenta atau penurunan kesejahteraan janin
15) Lakukan rujukan jika ditemukan tanda-tanda patologi pada trimester III.

A. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG

Trimester I
Masalah
Etiologi Data Pendukung
Keperawatan
Nausea Kehamilan Ds :
- Mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- Tidak berminat makan
- Merasa asam di mulut
- Sensasi panas dan dingin
- Sering menelan Do :
- Saliva meningkat
- Saliva pucat
- Diaforesis
- Takikardia
- Pupil dilatasi

Gangguan RasaGangguan Ds :
Nyaman - Mengeluh tidak nyaman
Adaptasi Kehamilan - Mengeluh sulit tidur
- Tidak mampu rileks
- Mengeluh
kedinginan/kepanasan

- Mengeluh gatal
- Mengeluh mual dan
muntah
Do :
- Gelisah
- Menunjukkan gejala
distres
- Tampak
merintih/menangis
- Pola eliminasi berubah
- Postur tubuh berubah
- Iritabilitas
Gangguan Eliminasi Penurunan kapasitas Ds :
Urin kandung kemih - Desakan berkemih
(Urgensi)
- Urin menetes
(dribbling)
- Sering buang air kecil
- Nokturia
- Mengompol
- Enuresis Do :
- Distensi kandung
kemih
- Berkemih tindak tuntas
(hesitancy)
- Volume residu urin
meningkat

Trimester II
Masalah
Etiologi Data Pendukung
Keperawatan
Disfungsi Seksual Perubahan fungsi atau - Mengungkapkan aktivitas
struktur tubuh seksual berubah
- Mengungkapkan eksitasi
seksual berubah
- Merasa hubungan
seksual tidak
memuaskan
- Mengungkapkan peran

seksual berubah
- Mengeluh hasrat
seksual menurun
- Mengungkapkan fungsi
seksual berubah
- Mengeluh nyeri saat
berhubungan seksual
(dispareunia)
Gangguan Citra Tubuh Perubahan Fungsi Ds :
Tubuh; Kehamilan - Mengungkapkan
kecacatan/ kehilangan
bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan
negatif
tentang perubahan
tubuh
- Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain
- Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do :
- Fungsi atau struktur tubuh
berubah/hilang
- Menyembunyikan atau
menunjukkan bagian
tubuh secara berlebihan
- Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
- Fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
- Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
- Fokus pada penampilan
dan kekuatan masa lalu
- Hubungan sosial
berubah

Defisit Pengetahuan Kurang Terpapar Ds:


Tentang Kehamilan Informasi - Menanyakan masalah

yang dihadapi
- Do
- Menunjukkan prilaku
tidak sesuai anjuran
- Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap
masalah
- Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat
- Menunjukkan perilaku
berlebihan
Trimester III
Masalah
Etiologi Data Pendukung
Keperawatan
Pola Napas TidakPosisi tubuh yangDs :
Efektif menghambat ekspansi- Dispnea
paru - Ortopnea Do :
- Penggunaan ototo
bantu pernapasan
- Fase ekspirasi
memanjang
- Pola napas abnormal
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping
hidung
- Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat
- Ventilasi semenit
menurun
- Kapasitas vital
menurun
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun
- Eksurasi dada berubah

Inkontinensia UrinPeningkatan tekanan Ds :


Stres intraabdomen - Mengeluh keluar urin
<50 ml saat tekanan

abdominal meningkat
- Pengeluaran urin tidak
tuntas
- Urgensi miksi
- Frekuensi berkemih
meningkat
Do :
- Overdistensi abdomen
Gangguan Citra Tubuh Perubahan Fungsi Ds :
Tubuh; Kehamilan - Mengungkapkan
kecacatan/ kehilangan
bagian tubuh
- Mengungkapkan perasaan
negatif
tentang perubahan
tubuh
- Mengungkapkan
kekhawatiran pada
penolakan/reaksi orang
lain
- Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Do :
- Fungsi atau struktur tubuh
berubah/hilang
- Menyembunyikan atau
menunjukkan bagian
tubuh secara berlebihan
- Menghindari melihat
dan/atau menyentuh
bagian tubuh
- Fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
- Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
- Fokus pada penampilan
dan kekuatan masa lalu
- Hubungan sosial
berubah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (MINIMAL 3 DIAGNOSA)


Trimester I
- Nausea b.d. kehamilan
- Gangguan rasa nyaman b.d. gangguan adaptasi kehamilan
- Gangguan eliminasi urin b.d. penurunan kapasitas kandung kemih

Trimester II

- Disfungsi seksual b.d. perubahan fungsi atau struktur tubuh


- Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
- Defisit pengetahuan tentang kehamilan b.d. kurang terpapar informasi

Trimester III

- Pola napas tidak efektif b.d. posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
- Inkontinensia urin stres b.d. peningkatan tekanan intraabdomen
- Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
C. TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN CRITERIA HASIL
Trimester I
- Nausea b.d. kehamilan
 Menurunnya perasaan ingin muntah
- Gangguan rasa nyaman b.d. gangguan adaptasi kehamilan
 Menurunnya keluhan tidak nyaman
 Menurunnya gelisah
- Gangguan eliminasi urin b.d. penurunan kapasitas kandung kemih
 Meningkatnya sensai berkemih
 Menurunnya desakan untuk berkemih (urgensi)
 Menurunnya distensi kandung kemih
 Menurunnya berkemih tidak tuntas (hesitancy)
 Menurunnya volume residu urin
 Menurunnya urin menetas (dribbling)
 Menurunnya nokturia
 Menurunnya mengompol
 Menurunnya enuresis

Trimester II

- Disfungsi seksual b.d. perubahan fungsi atau struktur tubuh


 Meningkatnya kepuasan hubungan seksual
 Menurunnya verbalisasi aktivitas seksual berubah
 Menurunnya verbalisasi eksitasi seksual berubah
 Menurunnya verbalisasi peran seksual berubah
 Menurunnya verbalisasi fungsi seksual berubah
 Menurunnya keluhan nyeri saat berhubungan seksual
(dispareunia)
- Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
 Membaiknya melihat bagian tubuh
 Membaiknya menyentuh bagian tubuh
 Membainya verbalisasi kecatatan bagian tubuh
 Membaiknya verbalisasi kehilangan bagian tubuh
- Defisit pengetahuan tentang kehamilan b.d. kurang terpapar
informasi
 Meningkatnya perilaku sesuai anjuran
 Meningkatnya verbalisasi minat dalam belajar
 Meningkatnya kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik
 Meingkatnya perilaku sesuai dengan pengetahuan
 Menurunnya pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
 Menurunnya persepsi yang keliru terhadap masalah

Trimester III

- Pola napas tidak efektif b.d. posisi tubuh yang menghambat ekspansi
paru
 Menurunnya dispnea
 Menurunnya pengetahuan otot bantu napas
 Menurunnya pemanjangan fase ekspirasi
 Membaiknya frekuensi napas
 Membaiknya kedalaman napas
- Inkontinensia urin stres b.d. peningkatan tekanan intraabdomen
 Meningkatnya kemampuan mengontrol pengeluaran urin
 Menurunnya nokturia
 Menurunnya residu volume urin setelah berkemih
 Menurunnya distensi kandung kemih
 Menurunnya dribbling
 Menurunnya hesitancy
 Menurunnya enuresis
 Membaiknya kemampuan menunda pengeluaran urin
 Membaiknya frekuensi berkemih
 Membaiknya sensasi berkemih
- Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
 Membaiknya melihat bagian tubuh
 Membaiknya menyentuh bagian tubuh
 Membainya verbalisasi kecatatan bagian tubuh
 Membaiknya verbalisasi kehilangan bagian tubuh

D. INTERVENSI DAN RASIONAL

Trimester I
Diagnosa I : Nausea b.d. kehamilan
Intervensi Utama : Manajemen Mual Rasional
Observasi
- Identifikasi pengalaman mual
- Identifikasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan
- Identifikasi dampak mual terhadap
kualitas hidup
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Identifikasi antiemetik untuk mencegah
mual
- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab
mual
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
- Berikan makanan dingin, cairan bening,
tidak berbau, dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi

- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup


- Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
- Anjurkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
perlu
Diagnosa II : Gangguan rasa nyaman b.d. gangguan adaptasi kehamilan
Intervensi Utama : Terapi Relaksasi
Observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, suhu sebelum dan sesudah
latihan
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Teraputik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman

- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi


relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi
Diagnosa III : Gangguan eliminasi urin b.d. penurunan kapasitas kandung kemih
Intervensi Utama : Manajemen
Eliminasi Urin
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinensia urine
- Identifikasi faktor yang menyebabkan
retensi atau inkontinensia urine
- Monitor eliminasi urine
- Terapeutik
- Catat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urine tengah (midstream)
atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan dan
haluaran urine
- Ajarkan mengambil spesimen urine
midstream
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
- Ajarkan terapi modalitas penguatan
otot-otot panggul/berkemih
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontaindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria
uretra, jika perlu

Trimester II
Diagnosa I : Disfungsi seksual b.d. perubahan fungsi atau struktur tubuh
Intervensi Utama : Konseling
Seksualitas
Observasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah
sistem reproduksi, masalah seksualitaas, dan
penyakit menular seksual
- Identifiksai waktu disfungsi seksual dan
kemungkinan penyebab
- Monitor stres, kecemasan, depresi dan
penyebab disfungsi seksual
Terapeutik
- Fasilitasi komunikasi antara pasien dan
pasangan
- Berikan kesempatan kepada pasangan untuk
menceritakan permasalahan seksual
- Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
- Berikan saran yang sesuai kebutuhan
pasangan dengan menggunakan bahasa yang
mudah diterima, dipahami dan tidak
menghakimi
Edukasi
- Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan
penyakit terhadap disfungsi seksual
- Informasikan pentingnya modifikasi pada
aktivitas seksual
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika
perlu

Diagnosa II : Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan


Intervensi Utama : Promosi Citra
Tubuh
Observasi
- Identifikasi harapan citra tubuh
berdasarkan tahap perkembangan
- Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin,
dan umur terkait citra tubuh
- Identifikasi perubahan citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi sosial
- Monitor frekuensi pernyataan kritik
terhadap diri sendiri
- Monitor apakah pasien bisa melihat
bagian tubuh yang berubah
Terapeutik
- Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
- Diskusikan perubahan akibat purbertas,
kehamilan dan penuaan
- Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh
- Diskusikan cara mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
- Diskusikan presepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang
perubahan citra tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
- Anjurkan menggunakan alat bantu
- Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih peningkatan penampilan
penampilan
- Latih pengungkapan kemampuan diri
kepada orang lain maupun kelompok
Diagnosa III : Defisit pengetahuan tentang kehamilan b.d. kurang terpapar informasi
Intervensi Utama : Edukasi Kesehatan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dann kemampuan
menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
-
Trimester III
Diagnosa I : Pola napas tidak efektif b.d. posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
Intervensi Utama : Manajemen jalan
napas
Observasi :
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Menitor sputum
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift
- Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan minuman hangat
- Lalukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15
detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
pengisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forcep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak ada kontaindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspekteron, mukolitik, jika perlu
Diagnosa II : Inkontinensia urin stres b.d. peningkatan tekanan intraabdomen
Intervensi Utama : Perawatan
Inkontinensia Urin
Observasi
- Identifikasi penyebab inkontinensia
urine
- Identifikasi perasaan dan persepsi pasien
terhadap inkontinensia urine yang
dialaminya
- Monitor keefektifan obat, pembedahan dan
terapi modalitas berkemih
- Monitor kebiasaan BAK
Terapeutik
- Berikan genital dan kulit sekitar secara
rutin
- Berikan pujian atas keberhasilan
mencegah inkontinensia
- Buat jadwal konsumsi obat-obat diuretik
- Ambil sampel urine untuk pemeriksaan
urine lengkap atau kultur
Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia,
penyebab inkontinensia urine
- Jelaskan program penanganan
inkontinensia urine
- Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang
mendukung proses berkemih
- Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2- 3
jam menjelang tidur
- Ajarkan memantau cairan keluar dan
masuk serta pola eliminasi urine
- Anjurkan knum minimal 1500 cc/hari, jika
tidak kontraindikasi
- Anjurkan menghindari kopi, minuman
bersoda, teh dan cokelat
- Anjurkan konsumsi buah dan sayur untuk
menghindari konstipasi
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu
Diagnosa III : Gangguan citra tubuh b.d. perubahan fungsi tubuh; kehamilan
Intervensi Utama : Promosi Citra
Tubuh
Observasi
- Identifikasi harapan citra tubuh
berdasarkan tahap perkembangan
- Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin,
dan umur terkait citra tubuh
- Identifikasi perubahan citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi sosial

- Monitor frekuensi pernyataan kritik


terhadap diri sendiri
- Monitor apakah pasien bisa melihat
bagian tubuh yang berubah
Terapeutik
- Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
- Diskusikan perubahan akibat purbertas,
kehamilan dan penuaan
- Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh
- Diskusikan cara mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
- Diskusikan presepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga tentang
perubahan citra tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
- Anjurkan menggunakan alat bantu
- Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih peningkatan penampilan
penampilan
Latih pengungkapan kemampuan diri
kepada orang lain maupun kelompok

REFERENSI

Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:


Jakarta.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.

Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

PPNI (2016). Standar DIagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


DIagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai