Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE (ANC) PADA NY.

W DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA GANGGUAN RASA NYAMAN

Disusun oleh:

A’izatul Annisa (A02020006)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi / Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya


pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan
sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu
(Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu
dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).

LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
I. DEFINISI
Antenatal Care (ANC)
adalah pemeriksaan
kehamilan yang tujuannya
guna
mengoptimalkan kesehatan
fisik maupun psikis ibu
hamil. Sehingga mampu
untuk menghadapi
persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI
dan
kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar
(Manuaba, 2008).
B. Etiologi

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan
masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari,
contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya
adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi
pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat
celcius
c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk
sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis
dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur.
Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya,
terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya.
Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh
ruangan ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan
berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan
disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang
disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang
telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat
menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat
terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari
(Purwaningsih dkk, 2010).

C. Patofisiologi

Kehamilan terjadi setelah sel telur matang berhasil dibuahi oleh sperma. Maka
dari itu, proses kehamilan akan terjadi setelah suami istri berhubungan intim. Sel telur
yang sudah matang memiliki masa hidup selama 24 jam. Dengan kata lain, jika pada
waktu tersebut pembuahan tidak dilakukan, kadar hormon akan menurun dan sel telur
akan meluruh. 

Pembuahan sel telur bisa terjadi dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari
setelah hubungan intim. Setelah berhubungan, sekitar 300 juta sel sperma akan
dikeluarkan dan mulai memasuki Miss V. Namun, hanya sedikit dari sel sperma tersebut
yang akan mencapai tuba falopi, tempat di mana sel telur “menunggu” untuk dibuahi. 

Dari sisa sperma yang berhasil masuk, biasanya berjumlah ratusan, hanya akan
ada satu sperma yang bisa bertemu dengan sel telur. Nah, pertemuan antara sperma dan
sel telur ini yang menjadi awal pembuahan dan tanda dimulainya proses kehamilan. 

Proses kehamilan berlanjut setelah pembuahan terjadi, dimulai dengan sel telur
berubah menjadi zigot. Setelahnya, zigot akan berkembang menjadi embrio alias calon
janin. Zigot menempel di dinding rahim selama beberapa hari setelah proses pembuahan.
Pada masa ini, wanita mungkin mulai memasuki masa awal kehamilan dan ada
kemungkinan mengalami flek kecokelatan atau mengalami perdarahan ringan selama
kira-kira 1–2 hari yang disebut dengan perdarahan implantasi, tapi tidak semua wanita
mengalaminya.
Setelah perdarahan selesai, kantung ketuban dan plasenta akan terbentuk.
Nantinya, kedua bagian ini akan menjadi sumber nutrisi janin selama berada di
kandungan. Plasenta juga akan mulai melepaskan hormon kehamilan hCG dan hormon
tersebut bisa mulai dideteksi melalui tes urine. Proses kehamilan terus berlanjut
dan gejala mungkin mulai dialami wanita, di antaranya mual dan perubahan pada
payudara.

D. Tanda dan Gejala

1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat
dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui
pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong
kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah
dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).

2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi
dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak
tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin
lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di
daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak, terutama
daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari
dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas symphyse
pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali
terpisah dari cervix (tanda hegar).
Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita meraba
ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak bibir atau
ujung daun telinga.
Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong
menjadi keras karena berkontraksi.
Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan
ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor
yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk
janin.
Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan
perut.
Keluarnya colostrums
Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca
(coklat) atau linea nigra (hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
1) Adanya amenorrhoe
2) Mual dan muntah
3) Ibu merasa pergerakan anak
4) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung
kencing
5) Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
E. Pathways

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. USG Kehamilan 

USG kehamilan sebenarnya adalah jenis pemeriksaan yang disarankan untuk rutin
dilakukan selama hamil. Pemeriksaan ini nyatanya bisa membantu melihat
pertumbuhan janin serta mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan. 

2. USG Doppler

Mendeteksi kemungkinan gawat janin juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan


USG Doppler. Jenis USG ini bisa membantu mengetahui ada atau tidak gangguan
di aliran darah dan jantung janin. 

3. Cardiotocography
Cardiotocography (CTG) dilakukan untuk melihat detak jantung janin secara
berkelanjutan. Pemeriksaan ini juga bisa memantau detak jantung janin terhadap
pergerakan janin dan kontraksi rahim. 

4. Kadar Air Ketuban 

Pemeriksaan air ketuban juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan


adanya gangguan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui volume air ketuban dan
melihat kemungkinan ditemukan mekonium atau tinja janin pada air ketuban.

5. Pemeriksaan pH

Gawat janin yang terjadi karena kekurangan asupan oksigen bisa menyebabkan
pH darah janin menjadi lebih asam. Maka dari itu, dokter mungkin akan
melakukan pemeriksaan penunjang berupa pengambilan sampel darah bayi untuk
memeriksa pH.

G. Penatalaksanaan
1. Melakukan Pengawasan Janin sebelum Kelahiran/Antenatal Surveillance
Wanita dengan usia kehamilan di atas 41 minggu harus melakukan pengawasan
janin sebelum kelahiran. Saat antenatal surveillance, dilakukan
pemeriksaan nonstress testing menggunakan cardiotocography dan ultrasonografi
untuk menentukan biophysical profile.
Biophysical profile merupakan skor yang ditentukan berdasarkan parameter
ultrasonografi dan cardiotocography. Parameter yang dinilai mencakup volume
cairan amnion, tonus, gerakan fetus, pernapasan fetus, dan reaktivitas fetus. Pada
kehamilan postterm dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan biophysical
profile 2 kali dalam seminggu setelah usia gestasi di atas 41 minggu.
2. Keputusan Terapi
Keputusan terapi pada kehamilan postterm didasarkan pada hasil biophysical
profile. Jika hasil skornya rendah, maka pertimbangkan untuk melakukan induksi
persalinan atau operasi sectio caesarea.
Pada kondisi di mana hasil biophysical profile janin baik, keputusan terapi
selanjutnya perlu juga mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam, perkiraan
berat janin, riwayat kehamilan sebelumnya, dan preferensi pasien. Dokter juga
perlu menjelaskan risiko dari masing-masing pilihan terapi untuk membantu
pasien menentukan preferensi terapinya.
3. Terapi Konservatif vs Induksi Persalinan
Terapi konservatif dahulu lebih disarankan karena adanya risiko peningkatan
tingkat sectio caesarea jika induksi persalinan gagal. Walau demikian, bukti
ilmiah yang ada justru menunjukkan bahwa induksi persalinan tidak
meningkatkan risiko persalinan sectio caesarea. Sebaliknya, justru ketika
dilakukan terapi konservatif, risiko sectio caesarea akan meningkat.
Berdasarkan hasil bukti ilmiah ini, The Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists (RCOG)/National Institute for Health and Care
Excellence (NICE) merekomendasikan induksi persalinan dilakukan secara rutin
pada kehamilan postterm usia gestasi 41+0 hingga 42+0 minggu untuk mencegah
risiko terjadinya kehamilan postterm. Induksi persalinan selambatnya dilakukan
pada usia 42 6/7 minggu.
Jika induksi persalinan dilakukan, dokter harus melakukan pemantauan janin
intrapartum untuk melihat adanya intoleransi janin terhadap persalinan. Jika
terdapat kecurigaan akan adanya intoleransi ini, sebaiknya hentikan persalinan
dan lakukan sectio caesarea.
4. Sectio Caesarea
Sectio caesarea segera diindikasikan pada kehamilan postterm dengan
oligohidramnion, gawat janin, atau skor biophysical profile 0. Sectio caesarea
juga diindikasikan jika terjadi kegagalan induksi atau intoleransi janin terhadap
persalinan.

H. Berdasarkan rekapitulasi
jumlah ibu hamil, ibu
bersalin, dan ibu nifas di
I. Indonesia menurut
provinsi, tahun 2018,
didapatkan bahwa rata-rata
jumlah ibu
J. hamil di Indonesia tahun
2018 yaitu 155.622 jiwa,
sedangkan rata-rata jumlah
K. ibu bersalin/nifas di
Indonesia yaitu 148.548.
Menurut Ketua Komite
Ilmiah
L. International Conference
on Indonesia Family
Planning and Reproductive
M. Health (ICIFPRH),
Meiwita Budhiharsana,
hingga tahun 2019 angka
kematian
N. ibu (AKI) di Indonesia
masih tetap tinggi, yaitu
305 per 100.000 kelahiran
O. hidup. Dimana masalah
yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan,
P. termasuk AKI tidak
dapat dilepaskan dari
berbagai faktor yang
Q. mempengaruhinya, antara
lain status kesehatan ibu dan
kesiapan untuk hamil,
R. pemeriksaan antenatal
(masa kehamilan),
pertolongan persalinan dan
perawatan
S. segera setelah persalinan,
serta faktor sosial budaya
(Pusat Penelitian Badan
T. Keahlian DPR RI, 2019
Patofisiolog
BAB II
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN PRENATAL

Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2022


Nama Pengkaji : A’izatul Annisa
Ruang : Wijaya Kusuma
Waktu Pengkajian : 09.00-09.30
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. W
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Nogoraji, Buayan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk RS : 13 Juni 2022
No RM : 103xxx
Diagnosa Medik : Oligo Hidramnion
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Nogoraji, Buayan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan hamil cukup bulan.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien datang ke Poli Kandungan RSU Purwogondo untuk melakukan kontrol rutin, klien
mengatakan hamil lewat bulan 40+5 minggu, dan belum ada kenceng-kenceng.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu seperti jantung, diabetes
melitus dan hipertensi. Klien mengatakan belum pernah dirawat di RS sebelumnya. Klien
mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun obat.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menenurun
seperti jantung, diabetes melitus dan hipertensi.
G. GENOGRAM

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Klien mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun.
b. Lamanya haid : Klien menatakan lamanya haid biasanya 7 hari
c. Siklus : Klien mengatakan siklus haidnya biasanya 28 hari
d. Banyaknya : Klien mengatakan biasanya 3-4x ganti pembalut dalam sehari
e. Sifat darah : Klien mengatakan sifat darahnya encer, kadang - kadang bergumpal,
berbau khas amis darah haid, berwarna merah kecoklatan
f. Dismenor : Klien mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri haid saat menstruasi
g. HPHT : 19 November 2021
h. Taksiran persalinan : 26 Juni 2022
2. Riwayat Perkawinan
a. Usia perkawinan : Klien mengatakan usia saat menikah 23 tahun dan suami usia
25 tahun.
b. Lama perkawinan : Klien mengatakan lama perkawinan sudah 12 tahun
c. Pernikahan yang ke : Klien mengatakan perkawinan yang pertama di usia 22
tahun.
3. Riwayat Konstrasepsi
a. Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil : Klien mengatakan saat
berhubungan intim tidak menggunakan alat kontrasepsi.
b. Waktu dan lama penggunaan : -
c. Masalah dalam penggunaan cara tersebut : -
d. Jenis kontrasepsi yang akan dilaksanakan setelah persalinan sekarang : Klien
mengatakan belum pernah memakai KB, rencananya setelah kelahiran anak ke
ekmpat klien akan menggunakan KB, tetapi lien belum mengetahui KB apa yang
nantinya akan dipakai setelah kelahiran anak keempatnya..
e. Jumlah anak yang direncanakan keluarga Pasien mengatakan rencana keluarga
ingin memiliki 2 anak.
I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
No Tahun Jenis Penolong JK Keadaan Masalah
Persalinan Bayi Waktu Kehamilan
Lahir
1 2011 Spontan Dukun Laki-laki Sehat
2 2014 Spontan Bidan Laki-laki Meninggal
3 2015 Spontan Bidan Perempua Sehat
n
4 2022 Spontan Bidan Laki-laki Sehat

J. RIWAYAT KB
Klien mengatakan pernah meggunkan KB suntik pada tahun 2011-2013, lalu pada tahun
2016-2021 menggunakan KB IUD.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
HPHT : 19 November 2021
HPL : 26 Juni 2022
BB sebelum hamil : 48 kg
TD sebelum hamil : 110/70 mmHg

TD BB/TD TFU Letak / DJJ Usia Keluhan Data Lain


Presentasi Gestasi
Janin
106/70 56 kg / 30 Letak 140x/menit 40+5 Pasien TD :
mmHg 106/70 cm kepala di minggu mengataka 106/70
mmHg bawah, n sering mmHg,
punggung
kesemutan, N :
di kiri
pasien 97x/menit,
mengataka Suhu 36o
n tidurnya C,
kurang Pernafasan
nyaman 20x /
menit

L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Keadaan mental : cemas, bingung
Adaptasi psikologis : klien meminta suami selalu pulang kerja tepat waktu, klien
meminta ibunya untuk kadang menemaninya di rumah
Penerimaan terhadap kehamilan : klien sangat menginginkan kehamilannya
Masalah khusus : tidak ada
M. POLA HIDUP YANG MENINGKATKAN RISIKO KEHAMILAN
Tidak ada
N. PERSIAPAN PERSALINAN
1. Senam hamil : Klien mengatakan tidak mengikuti senam hamil
2. Rencana tempat melahirkan : Rencana di tempat bidan karena dekat dari rumah
3. Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu : sudah dipersiapkan
4. Kesiapan mental ibu dan keluarga : Klien cemas karena melahirkan untuk ke
empat kainya, cemas karena anaknya pernah meninggal sebelumnya
5. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan : Klien mengetahui sedikit tanda-tanda melahirkan dari yang diinfokan
oleh bidan, namun untuk mengatasi nyeri klien kurang paham, dan sudah
memahami proses persalinan
6. Perawatan payudara : Klien mengatakan belum memulai melakukan perawatan
payudara kkarena sudah lupa
O. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Sebelum hamil : Klien mengatakan jika sakit, langsung periksa ke bidan atau
dokter terdekat.
Saat hamil : Klien menganggap bahwa kesehatan itu penting sehingga klien selalu
memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas / Bidan untuk mengetahui status
kesehatan klien dan janinnya. Jika pasien sakit, langsung periksa ke puskesmas
atau rumah sakit
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum hamil : Klien mengatakan makan 3x sehari, dengan menu 1 piring nasi,
sayur, lauk, buah-buahan, minum air putih ± 6-8 gelas sehari.
Saat hamil : Klien mengatakan makan 3-4 x sehari, dengan menu 1 piring nasi,
sayur, lauk, minum susu bumil 2x sehari, minum air putih ± 8 gelas sehari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum hamil : Klien mengatakan BAB 1x sehari, warna kuning, konsistensi
normal, BAK 6 x sehari, warna kuning khas, dengan bau khas
Saat hamil : Klien mengatakan BAB 1x sehari jarang, warna kuning, konsistensi
lembek, BAK 8 x sehari, warna kuning khas, dengan bau khas
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum hamil : Klien melakukan pekerjaan rumah sehari-hari (memasak,
mencuci, menyapu)
Saat hamil : Klien mengatakan mengurangi aktivitas melakukan pekerjaan rumah
karena sering merasa kesemutan dan nyeri punggung
5. Pola Kognitif Perseptual
Sebelum hamil : Klien mengatakan tidak ada masalah apapun
Saat hamil : Klien mengatakan belum tahu bagimana tanda – tanda persalinan
yang benar
6. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum hamil : Klien mengatakan tidur nyenyak tidak ada masalah
Saat hamil : Klien mengatakan jadi banyak tidur, namun tidak terlalu nyenyak
7. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Harga diri : Klien senang dan bangga menjadi ibu dan bisa menjadi istri
sepenuhnya
Ideal diri : Klien menginginkan bisa melahirkan secara normal dan menjadi
seorang ibu yang mampu mengasuh anaknya.
Identitas diri : Klien mengatakan puas sebagai wanita apalagi dirinya sedang
mengandung anak ketiga. Klien puas dengan tingkat pendidikannya. Pasien
mengatakan bangga dengan pekerjaannya.
Gambaran diri : Klien mengatakan dirinya merasa semenjak hamil, banyak
perubahan yang terjadi pada dirinya, mulai dari perubahan pada bagian tubuhnya
seperti badannya yang lebih gemuk dari sebelumnya, ukuran payudaranya yang
membesar, dan semakin membesar perutnya. Meskipun ada perubahan bentuk
tubuh, klien mengatakan dirinya tidak minder.
Peran : Klien berperan sebagai istri sekaligus akan menjadi seorang ibu bagi
anaknya.
8. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum hamil : Klien mengatakan dalam berhubungan dengan orang lain baik
dengan keluarga, tetangga tidak ada masalah
Saat hamil : Klien dalam berhubungan dengan orang lain baik, tidak ada masalah
9. Pola Reproduksi/Seksual
Sebelum hamil : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan hubungan seksual
dengan suaminya, tidak ada keluhan terkait dengan reproduksi
Saat hamil : Klien mengatakan belum melakukan hubungan seksual selama hamil,
dan tidak ada keluhan terkait dengan reproduksi.
10. Pola Pertahanan Diri(Coping-Toleransi Stress)
Sebelum hamil : Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu klien
membicarakan dengan suaminya, jika ada masalah selalu cerita dengan suaminya
Saat hamil : Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu klien
membicarakan dengan suaminya terkadang dengan ibu dan mertua
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Sebelum hamil : Klien mengatakan beragama Islam dan klien mengatakan
melaksanakan sholat 5 waktu.
Saat hamil : Klien mengatakan beragama Islam dan klien mengatakan
melaksanakan sholat 5 waktu.
P. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status obstetrik : G4 P2 A1
2. Keadaan umum : Composmentis
3. BB / TB : 56kg / 150 cm
4. Tanda vital :
Tekanan darah 106/70 mmHg
Nadi 97x / menit
Suhu 36o C
Pernafasan 20 x / menit
a. Kepala leher
Kepala : Simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, rambut bersih, tidak
rontok, warna rambut hitam
Mata : Pupil isokor, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, penglihatan masih
bagus, sklera berwarna putih dan konjungtiva berwarna kemerahan.
Hidung : Simetris, tidak terdapat polip, indra penciuman masih bagus
Mulut : Bibir pucat, mukosa bibir lembab
Telinga : Bentuk simetris, pendegaran masih bagus, dan tidak ada luka, tidak ada
nyeri tekan
Leher : Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri
tekan.
Masalah khusus : tidak ada
b. Dada
1) Jantung
Inpeksi : bentuk dada simetris, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : lup-dup regular
2) Paru-paru
Inpeksi : simestris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : mengembang dan mengempis simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
3) Payudara : simetris, aerola hiperpigmentasi
4) Puting susu : menonjol
5) Pengeluaran ASI : ASI sudah keluar
6) Masalah khusus : tidak ada
c. Abdomen
Uterus
Tinggi fundus uterus : 30 cm, Kontraksi : tidak ada
Leopold I : Bokong
Leopold II : Kanan : bagian kecil (tangan) kiri : punggung
Leopold III : Kepala
Penurunan kepala : sudah masuk panggul
Leopold IV : Sudah masuk panggul
Masalah khusus : tidak ada
d. Perineum dan Genital
Vagina : Vagina bewarna gelap
Kebutuhan : -
Keputihan : -
Jenis/warna : -
Konsistensi : -
Bau : -
Hemorrhoid : tidak ada Derajat: - Lokasi : - Nyeri : -
Masalah khusus : -
e. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada lokasi : -
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patela : - jika ada : -
Masalah khusus : tidak ada
Q. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
Nama : Ny. W
Tanggal : 13 Juni 2022

HASIL ABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL N. RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin 11.9 11.7-15.5 g/dl
Leukosit 9.8 3.6-11.0 10^3sel/ml
Trombosit 225 150-440 10^3/ul
Eritrosit 4.10 3.8-5.2 10^6/uL
Hematokrit 37.7 35-47 %
INDEKS
ERITROSIT
MCV 91.9 80-100 N
MCH 29.0 26-34 Pg
MCHC 31.5 32-36 %
HITUNG JENIS
Lymfosit% 20.8 22-40 %
Gran% 73.6 %
MD% 5.6 3.00-9.00 %
Masa Pembekuan 4 <10 Menit
Masa Perdarahan 2 1-3 Menit
(BT)
Golongan Darah O+
KIMIA
Glukosa Daraha 120.0 74-106 Mg/dL
Sewaktu
IMUNO-
SEROLOGI
HBsAg Negatif Negatif
HIV Non Reaktif Non Reaktif
R. ANALISA DATA

Tgl/jam Data Problem Eiologi


14 Juni Ds : Gangguan adaptasi Gangguan rasa
2022 / 1. Pasien mengatakan kehamilan nyaman
12.00 sering kesemutan
2. Pasien mengatakan
tidurnya kurang
nyaman
Do :
1. Pasien terlihat cemas
2. Td : 106/70 mmHg
3. N : 97x/menit
4. Suhu 36o C
5. Pernafasan 20x / menit
14 Juni Ds : Kurang terpapar Defisit pegetahuan
2022 / Pasien mengatakan kurang informasi
12.00 paham cara mengatasi nyeri
dan belum melakukan
perawatan payudara karena
sudah lupa
Do :
Saat ditanya, pasien tampak
tidak tahu, bingung dan
menggelengkan kepala

S. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Hari, tanggal : Selasa, 14 Juni 2022
1. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
T. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. W
Ruang : Wijaya Kusuma

Tgl/jam No. Tujuan Rencana Keperawatan TTD


DP Keperawatan
14 Juni 1 Setelah dilakukan Perawatan Kenyamanan A’izatul
2022 / Tindakan 1x24 Jam (I.08245) Annisa
12.00 maka Status Observasi
1. Identifikasi gejala yang
Kenyamanan
tidak menyenangkan
(L.08064) 2. Identifikasi pemahaman
Meningkat tentang kondisi, situasi
dan perasaannya
Kriteria Hasil 3. Identifikasi masalah
1. Keluhan emosional dan spiritual
tidak nyaman Terapeutik
1. Berikan posisi yang
menurun
nyaman
2. Gelisah 2. Berikan kompres dingin
menurun atau hangat
3. Pola tidur 3. Ciptakan lingkungan
membaik yang nyaman
4. Berikan pemijatan
5. Dukung keluarga terlibat
dalam terapi/pengobatan
6. Diskusikan mengenai
siatuasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang
diinginkan
Edukasi
1. Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
2. Ajarkan terapi relaksasi
14 Juni 2 Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12384) A’izatul
2022 / Tindakan 1x24 jam Observasi: Annisa
12.00 maka Tingkat  Identifikasi kesiapan dan
Pengetahuan kemampuan menerima
(L.12111) informasi
Meningkat  Identifikasi faktor faktor
Kriteria Hasil : yang dapat
1. Perilaku meningkatkan dan
sesuai
dengan menurunkan motivasi
pengetahuan perilaku perilaku hidup
meningkat bersih dan sehat
2. Persepsi Terapeutik:
keliru  Sediaakan materi dan
terhadap media pendidikan
masalah kesehatan
membaik  Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
U. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. W
Ruang : Wijaya Kusuma

Tgl/jam No. Tindakan / Respon TTD


DP Implementasi
14 Juni 1 Memberikan posisi yang DS : Klien mengatakan
2022 / nyaman (semi fowler dan nyaman dengan posisi
13.00 menganjurkan klien setengah duduk
untuk miring kiri dan DO : Klien tampak lebih A’izatul
kanan) nyaman Annisa
13.10 1 Mengajarkan terapi DS : Klien mengatakan
relaksasi tarik nafas lebih rileks dan tenang
dalam setelah diajari cara relaksasi
dengan tarik nafas dalam
DO : Klien tampak lebih A’izatul
rileks Annisa

V. EVALUASI
Nama Klien : Ny. W
Ruang : Wijaya Kusuma

Tgl/Jam No. DP Perkembangan (SOAP) TTD &


Nama
14 Juni 1 S : Klien mengatakan sering kesemutan dan kurang
2022 / nyaman saat tidur
14.00
O : Klien tampak cemas, wajah tegang, TD : 106/70
mmHg, N : 97x/menit, Suhu 36o C, Pernafasan 20x /
menit A’izatul
Annisa
A : Masalah keperawatan gangguan rasa nyaman
belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi KU & TTV
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman

Anda mungkin juga menyukai