OLEH:
A. TINJAUAN KASUS
a. Pengertian
Kehamilan adalah periode persiapan, baik secara fisik yaitu
pertumbuhan janin dan adaptasi maternal, maupun secara psikologis
yakni adaptasi menjadi orang tua (Klien, 2000). Hamil merupakan
tugas perkembangan keluarga secara normal tapi dapat menimbulkan
krisis jika tidak mendapat dukungan yang adekuat, menjadi orang tua
adalah salah satu krisis matuarasi dalam kehidupan sekaligus
merupakan masa perkembangan tanggung jawab dan perhatian
terhadap orang lain. Periode ini juga merupakan masa intensif bagi
orang tua dan orang terdekat dengan mereka dan juga merupakan
kesempatan untuk mengembangkan persatuan keluarga (FIK, 2000).
Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa
pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan
individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermazoa
pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada
perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya
pembuahan semacam ini biasanya berlansung selama 280 hari,
perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis
berupa pembentukan struktur tubuh. Dalam masa kehamilan dibagi
menjadi 3 trismester dlam kehamilan yaitu:
a. Kehamilan trimester I adalah periode pertama diukur mulai
dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan. Trimester
pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada
akhir periode ini semua system organ janin sudah terbentuk
dan berfungsi. Kehamilan trimester pertama adalah waktu
yang harus dinikmati, harapan, dan perubahan-perubahan
pada seorang ibu terjadi. Meskipun setiap tahap kehamilan
mempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester
pertama dapat merupakan saat yang sulit juga.
b. Kehamilan trisemester II Merupakan kehamilan yang
terjadi pada kehamilan antara 16 – 24 minggu (4 – 6 bulan).
c. Ibu Hamil pada Trimester III (27-40 minggu) atau umur
kehamilan dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9. Merupakan
waktu untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut sebagai periode penantian.
b. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri
dari suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitellus dilingkari
oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga
sperma dapat bergerak cepat.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopii.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang
berguna untuk pertukaran za tantara ibu dan anaknya dan
sebaliknya.
c. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae)
dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen
tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul
sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan
sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambal
bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan
waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta, (Handerson 2006).
d. Manifestasi klinis
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala prenatal yaitu:
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign (subyektif)
a) Amenorhoe (tidak mendapat haid)
b) mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal
terhadap tingginya kadar progesterone dan menghilang
setelah tiga bulan.
c) letih, sakit kepala
d) merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu
gestasi atau 20 minggu pada wanita hamil pertama.
e) perubahan pada mamae
f) frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti
darah pada organ-organ pelvic sehingga meningkatkan
sensitivitas jaringan, tekanan uterus pada kandung
kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
g) lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek
stimulasi hormone estrogen dan progesterone pada
kelenjar dan peningkatan suplay darah ke pelvic.
b. Probabilitas (objektif)
a) Pembesaran uterus
1) Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign)
diketahui melalui pemeriksaan bimanual dan mulai
terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada
minggu ke 7-8.
2) Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s)
diketahui melalui pemeriksaan bimanual
3) Tanda ballotemen: pantulan yang terjadi saat jari
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam
uterus, bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
4) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten
yang mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa
sakit.
b) Perubahan warna kulit oleh
Chloasma: warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,
punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama
pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH (Melanosyt Stimulating Hormone). Striae
gravidarum: regangan kulit abdomen terlihat garis tak
teratur.
c) HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat
d. Tes Kehamilan
Tes hCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan
dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin. kadar terendah
yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar
tertinggi 500 SI hCG.
E. PERUBAHAN FISIK
Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan-
perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang
bayi. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon
estrogen dan progesteron selama kehamilan. Baik dari segi anatomis
maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi secara menyeluruh
pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring dengan usia kehamilan dalam
trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,
vagina dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan.
pH vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5
yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina.
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
lunak dan kenyal. Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan
adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan desidua.
Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks
mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu
uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12
minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu
pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus
menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak
trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang
tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.Proses ovulasi pada
ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan folikel baru
juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu
corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat
meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama
trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat
ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan
varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum.Pada
akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak
lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan
naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus
dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang
tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi
Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas
antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta
mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum
gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume
sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada
minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu
persalinan.Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah
uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan
berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan
menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang
persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah
yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.
2. Payudara / mammae
a. Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih
terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan
kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar
cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum.
Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama
trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran
tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat
sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta
lahir.
c. Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada
trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar.
3. Kulit
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis
tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah
wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum
(topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola
dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau
berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil
dan merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi
ini sering disebut sebagai nevus angioma atau teleangiektasis.
Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi
ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa
ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal.
c. Trimester 3
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada
wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan
garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari
striae kehamilan sebelumnya.
5. Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak
trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan
zat besi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk
mencukupi kebutuhan janin.
b. Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma
dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum
tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu
setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi
eritrosit paling tinggi.
c. Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.
Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir
kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu
pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung
mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan
resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut
jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume
plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan
vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi
terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah balik
vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac
output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
7. Sistem pernafasan
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal
kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu.
Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung
padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas
selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang
meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan
karbokdioksida berkurang.
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm
karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada
kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara
signifikan.
c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30,
peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini
disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesterone.
8. Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh
uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah
membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran
ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan.
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga
penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya
peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan
mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu,
terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak.
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan
ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan
dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk
terpenuhi.
b. Trimester 2
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas
persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan
retensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan
pergelangan tangan.
c. Trimester 3
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita
hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi
sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah
punggung.
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang kehamilan dapat dilakuakn dengan
menggunakan tes kehamilan sebagai berikut:
1. Tes ELISA
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang
rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan
yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipat ganda setiap 2
hari.
2. Test urine (Protein dan glukosa urine)
Terutama diperiksa glukosa, protein urin dan sedimen. Pada akhir
kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif
oleh adanya lactase dalam air kencing. Protein positif dalam air
kencing pada nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari
saluran kencing.
3. Darah
Dari darah perlu ditentukan Hb, 3 bulan sekali karena pada
orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
Hb Normal wanita hamil 11 g %
Klasifikasi anemia:
1) Anemia ringan: 9 – 10 g %
2) Anemia sedang: 7 – 8 g %
3) Anemia berat :< 7 g %
G. Penatalaksanaan Medis
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium atasindikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai
dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care
(ANC) yang terdiri atas:
1. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada
trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
2. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
3. Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5. Untuk mencegah tetanus neonatorum
Keterangan:
H. TANDA BAHAYA
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu
dan bayi dalam keadaan bahaya. Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan
merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah
menjadi patologi.Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
I. KOMPLIKASI
1. Diabetes gestasional
Kondisi yang mana tekanan darah ibu hamil melonjak tinggi, pada
umumnya dapat terjadi pada masa kehamilan pertama dan kehamilan anak
kembar. Kondisi ini juga dapat terjadi pada calon ibu yang menderita masalah
kesehatan seperti diabetes, hipertensi kronis, dan lainnya.
1. Anemia
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil akan meningkat dua kali lipat. Jadi jika
ibu hamil mengalami defisiensi zat besi, maka akan mengalami anemia. Defisiensi
zat besi beresiko menjadi berat bayi lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir
premature. Resiko ini meningkat jika sering mengalami morning sickness dan
mengandung bayi kembar.
B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala,
nyeri uluhati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan.
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalan yaitu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat
pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan
belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5°C dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
e) Kepala dan Leher
1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak
pucat, berwarna kuning/jaundice pada sclera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan
gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe
dan pembesaran vena jugularis.
f) Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara
normal melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan
kecil, sedang, dan besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pembesaran pembuluh limfeh.
g) Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila
usia kehamilan >12 minggu, atau pita ukuran bila usia
kehamilan > 22 minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi,
posisi, dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36
minggu.
Pemeriksaan Leopold:
Leopold I:
1. Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
2. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
3. Konsistensi uterus
Leopold II:
Leopold III:
Leopold IV:
Dari ibu:
Bising Rahim
Bising aorta
Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam.
Vaginal Toucher (VT)
Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai:
Pembukaan serviks: berapa cm/ jari
Bagian anak paling bawah: kepala, bokong serta
posisinya
Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
4. Diagnose Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan
muntah.
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
akibat vomitus
c. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat
kehamilan.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea
sekunder akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama
dan peningkatan volume darah
e. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan
dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan
progesterone.
f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
5. Perencanaan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan
muntah.
Kriteria hasil:
1) Meningkatkan masukan oral
2) Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
1) Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan
pemeriksaan gigi secara periodic
2) Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
3) Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri tekan guzi adalah normal
pada kehamilan.
Intervensi:
6. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Rencana
keperawatan yang dibuat berdasarkan yang tepat, intervensi
diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk
mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat
harusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami
respon terhadap intervensi keperawatan serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil.
WOC Kehamilan
Kembung dan produksi gas berlebihan ancaman kehilangan janin Kurang pengetahuan
Cairan elektrolit keluar berlebihan Kurang vol cairan & nafsu makan menurun
elektrolit
Intoleransi
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA