Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN MATERNITAS PRENATAL


(TRISMESTER 1)

OLEH:

NI PUTU MAS SATRYASIH


NIM. 2014901160

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN BALI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. TINJAUAN KASUS
a. Pengertian
Kehamilan adalah periode persiapan, baik secara fisik yaitu
pertumbuhan janin dan adaptasi maternal, maupun secara psikologis
yakni adaptasi menjadi orang tua (Klien, 2000). Hamil merupakan
tugas perkembangan keluarga secara normal tapi dapat menimbulkan
krisis jika tidak mendapat dukungan yang adekuat, menjadi orang tua
adalah salah satu krisis matuarasi dalam kehidupan sekaligus
merupakan masa perkembangan tanggung jawab dan perhatian
terhadap orang lain. Periode ini juga merupakan masa intensif bagi
orang tua dan orang terdekat dengan mereka dan juga merupakan
kesempatan untuk mengembangkan persatuan keluarga (FIK, 2000).
Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa
pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan
individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermazoa
pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada
perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya
pembuahan semacam ini biasanya berlansung selama 280 hari,
perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis
berupa pembentukan struktur tubuh. Dalam masa kehamilan dibagi
menjadi 3 trismester dlam kehamilan yaitu:
a. Kehamilan trimester I adalah periode pertama diukur mulai
dari konsepsi sampai minggu ke-12 kehamilan. Trimester
pertama disebut sebagai periode pembentukan karena pada
akhir periode ini semua system organ janin sudah terbentuk
dan berfungsi. Kehamilan trimester pertama adalah waktu
yang harus dinikmati, harapan, dan perubahan-perubahan
pada seorang ibu terjadi. Meskipun setiap tahap kehamilan
mempunyai karakter yang berbeda, kehamilan trimester
pertama dapat merupakan saat yang sulit juga.
b. Kehamilan trisemester II Merupakan kehamilan yang
terjadi pada kehamilan antara 16 – 24 minggu (4 – 6 bulan).
c. Ibu Hamil pada Trimester III (27-40 minggu) atau umur
kehamilan dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9. Merupakan
waktu untuk menyiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut sebagai periode penantian.

b. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri
dari suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitellus dilingkari
oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga
sperma dapat bergerak cepat.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopii.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang
berguna untuk pertukaran za tantara ibu dan anaknya dan
sebaliknya.

c. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae)
dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen
tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul
sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan
sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambal
bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan
waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta, (Handerson 2006).

d. Manifestasi klinis
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala prenatal yaitu:
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign (subyektif)
a) Amenorhoe (tidak mendapat haid)
b) mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal
terhadap tingginya kadar progesterone dan menghilang
setelah tiga bulan.
c) letih, sakit kepala
d) merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu
gestasi atau 20 minggu pada wanita hamil pertama.
e) perubahan pada mamae
f) frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti
darah pada organ-organ pelvic sehingga meningkatkan
sensitivitas jaringan, tekanan uterus pada kandung
kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
g) lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek
stimulasi hormone estrogen dan progesterone pada
kelenjar dan peningkatan suplay darah ke pelvic.

b. Probabilitas (objektif)
a) Pembesaran uterus
1) Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign)
diketahui melalui pemeriksaan bimanual dan mulai
terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada
minggu ke 7-8.
2) Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s)
diketahui melalui pemeriksaan bimanual
3) Tanda ballotemen: pantulan yang terjadi saat jari
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam
uterus, bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
4) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten
yang mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa
sakit.
b) Perubahan warna kulit oleh
Chloasma: warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,
punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama
pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH (Melanosyt Stimulating Hormone). Striae
gravidarum: regangan kulit abdomen terlihat garis tak
teratur.
c) HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat

c. Tanda positif kehamilan


1. Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop
laenec pada minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik
(doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar
minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.
2. adanya gerakan janin pada palpasi
3. Teraba bagian janin pada palpasi
4. Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam
rongga uterus pada pemeriksaan USG, adanya skelet
janin pd gmbr X Ray.

d. Tes Kehamilan
Tes hCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan
dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin. kadar terendah
yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar
tertinggi 500 SI hCG.

E. PERUBAHAN FISIK
Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan-
perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang
bayi. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon
estrogen dan progesteron selama kehamilan. Baik dari segi anatomis
maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi secara menyeluruh
pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring dengan usia kehamilan dalam
trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,
vagina dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan.
pH vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5
yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina.
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
lunak dan kenyal. Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan
adanya peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan desidua.
Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks
mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu
uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12
minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu
pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus
menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak
trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang
tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.Proses ovulasi pada
ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan folikel baru
juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu
corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat
meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama
trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat
ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan
varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum.Pada
akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak
lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan
naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus
dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang
tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi
Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas
antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta
mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum
gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume
sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada
minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu
persalinan.Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah
uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan
berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan
menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang
persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah
yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.

2. Payudara / mammae
a. Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih
terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan
kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar
cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum.
Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama
trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran
tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat
sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta
lahir.
c. Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada
trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar.

3. Kulit
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis
tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah
wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum
(topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola
dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau
berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil
dan merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi
ini sering disebut sebagai nevus angioma atau teleangiektasis.
Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua kondisi
ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa
ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal.
c. Trimester 3
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada
wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan
garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari
striae kehamilan sebelumnya.

4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan


a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian
besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan
volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil
pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan
metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg.
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam uterus.
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali
lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting
edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah
akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga
disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih
rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan
tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.

5. Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak
trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan
zat besi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk
mencukupi kebutuhan janin.

b. Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma
dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum
tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu
setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi
eritrosit paling tinggi.
c. Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.
Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir
kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.

6. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu
pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung
mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan
resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut
jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume
plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan
vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi
terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah balik
vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac
output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.

7. Sistem pernafasan
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal
kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu.
Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung
padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas
selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang
meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan
karbokdioksida berkurang.
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm
karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada
kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara
signifikan.
c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30,
peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini
disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesterone.
8. Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh
uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah
membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran
ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan.
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga
penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya
peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan
mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.

c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu,
terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak.

9. Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan
ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan
dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk
terpenuhi.
b. Trimester 2
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas
persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan
retensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan
pergelangan tangan.
c. Trimester 3
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita
hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi
sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah
punggung.

10. Sistem Persarafan


a. Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan
perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa
nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada
kehamilan tidak terbatas dan seringkali bersifat anekdot.
b. Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2
bulan pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk
mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit
serta efisiensi tidur yang berkurang.
c. Trimester 3
Penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester
tiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang
tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan.
Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat
pulih setelah kelahiran.

11. Sistem Pencernaan


a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan
posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian
bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea
dan muntah karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin
(HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva
atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bisa mengurangi rasa mual.
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang
akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan
lebih bermakna pada kehamilan trimester 3.
c. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas
otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam
lambung. Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah
menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus
sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan
motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi.
Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung.
12. Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi
perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari sel-sel
trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum menjadi korpus
luteum gravidarum yang memproduksi estrogen dan progesteron.
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi
korpus luteum gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan
progesteron pun digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua dan tiga,
produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga
mencapai puncaknya pada akhir trimester tiga. Kadar puncak
progesteron dapat mencapai 400 g/hari dan estrogen 20g/hari.
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi
sistem organ termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan
progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal. Maka dari itu,
ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis
penyakit periodontal. Peningkatan hormon seks steroid dapat
mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel
spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama kehamilan.

f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang kehamilan dapat dilakuakn dengan
menggunakan tes kehamilan sebagai berikut:
1. Tes ELISA
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang
rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan
yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipat ganda setiap 2
hari.
2. Test urine (Protein dan glukosa urine)
Terutama diperiksa glukosa, protein urin dan sedimen. Pada akhir
kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif
oleh adanya lactase dalam air kencing. Protein positif dalam air
kencing pada nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari
saluran kencing.
3. Darah
Dari darah perlu ditentukan Hb, 3 bulan sekali karena pada
orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
Hb Normal wanita hamil 11 g %
Klasifikasi anemia:
1) Anemia ringan: 9 – 10 g %
2) Anemia sedang: 7 – 8 g %
3) Anemia berat :< 7 g %

Ibu hamil memiliki Hb 10,5 gr% dikatakan fisiologis,


dikarenakan ibu hamil mangalami Hemodilusi(pengenceran).
Akibatnya, plasma dalam darah meningkat dan kadar Hb
munurun, puncak hemodilusi pada TM II. Selanjutnya perlu
diperiksa reaksi serologis (WR) dan golongan darah. Juga
pemeriksaan kadar gula darah. Golongan darah ditentukan
supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok jika
penderita memerlukannya. Kalu ibu golongan O maka mungkin
timbul ABO antagonisme.

4. Mendengarkan denyut jantung janin.


Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau
USG Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung
janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu:
sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin
bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.
5. Merasakan pergerakan janin.
Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu.
Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan
janin ini lebih awal.
6. Memeriksa ahim dengan USG.
Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan
6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.

G. Penatalaksanaan Medis
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya
sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium atasindikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai
dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care
(ANC) yang terdiri atas:
1. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada
trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
2. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
3. Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5. Untuk mencegah tetanus neonatorum

Antigen Interval (selang Lama %


waktuminial) Perlindungan
TT 1 Pada kujungan - -
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 99
tahun/seumur

Keterangan:

apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan


maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus
neonatorum. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama
kehamilan

6. (Tes) terhadap penyakit menular seksual


Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar
perkembangan janin berlangsung normal.
7. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Memberikan
saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
tentang tanda-tanda resiko kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)

H. TANDA BAHAYA
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu
dan bayi dalam keadaan bahaya. Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan
merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah
menjadi patologi.Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

1. Perdarahan pervagina adalah Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan


kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan
pervaginamyang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus,
kehamilan mola,kehamilan ektopik.
2. Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi
padakehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai.
3. Mual Muntah Berlebihan. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
4. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.
5. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan.Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat
menjadi tanda pre-eklampsia.Masalah visual yang mengidentifikasikan
keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang.Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat
yang mengarah padaeklampsia.Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
6. Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan.
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan
dapat diketahui dari kenaikan berat badanserta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka.Oedema pretibial yang ringansering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk perkembangan
sistem organ paling rentan terhadap cedera dari factor lingkungan atau
keturunan.
7. Kelahiran premature,ketika bayi lahir antara minggu ke 38 – 42, maka
disebut dengan bayi cukup bulan (full term). Apabila bayi lahir dibawah 38
minggu kehamilan, maka disebut dengan prematur dan memiliki risiko
lebih tinggi. Apabila terjadi tanda persalinan dini, bedrest total dapat
membantu mengurangi gejala tersebut.
8. Nyeri abdomen pada kehamilan, nyeri abdomen merupakan keluhan utama
yang sering terjadi pada kehamilan. Keluhan ini terjadi pada setiap wanita
pada beberapa tahap. Perawat harus mampu membedakan antara nyeri yang
bersifat fisiologis, nyeri yang sifatnya patologis tapi tidak berbahaya, atau
juga nyeri yang patologis dan berbahaya.
9. Disfungsi simfisis pubis. Disfungsi simfisis pubis merupakan suatu keadaan
dimana terjadi pergeseran pada sendi tulang simfisis pubis dan biasanya
akan memburuk pada ibu hamil sebagai manifestasi dari adanya penekanan
yang tinggi dari janin.
10. Antepartum Haemorrhage (APH). Merupakan perdarahan yang terjadi pada
saluran genital di akhir kehamilan, biasanya setelah usia getasi mencapai 24
minggu dan sebelum awitan persalinan, disebut juga perdarahan
antepartum. Perdarahan ini dapat membahaykan keselamatan ibu dan janin.
11. Plasenta previa Merupakan suatu keadaan dimana plesenta terimplantasi
sebagian atau keseluruhan uterus bagian bawah, baik dinding anterior atau
posterior. Lokasi anterior tidak seserius posterior. Bagian bawah uterus
berkembang dan meregang secara cepat setelah kehamilan 12  minggu.
Pada minggu berikutnya, hal ini dapat menyebabkan terpisahnya plesenta
dan terjadi perdarahan. Perdarahan terjadi akibata terputusnya trofoblas
plasenta dan sinus darah vena ibu. Pada beberapa kasus, perdarahan dapat
dipicu akibat koitus.
12. Abrupsio plasenta Merupakan suatu perdarahan yang diakibatkan oleh
pelepasan prematur dari pelepasan letak normal yang terjadi setelah usia
kehamilan 22 minggu. Abrupsio plasenta ini terbagi dalam 3 klasifikasi,
yaitu: abrupsio plasenta tingkat ringan, sedang, dan tingkat berat.
13. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) DIC adalah ketidaktepatan
koagulasi di dalam pembuluh darah yang menyebabkan digunakannya
factor – factor pembekuan. Sebagai akibatnya, pembekuan tidak dapat
terjadi pada area yang mengalami perdarahan. DIC jarang terjadi jika janin
hidup dan biasanya mulai hilang dengan sendirinya saat bayi lahir.
14. Ketuban Pecah Dini (KPD) KPD merupakan pecahnya air ketuban sebelum
usia kehamilan 37 minggu yang terjadi tanpa diawali aktivitas uterus
spontan yang menyebabkan dilatasi serviks.

I. KOMPLIKASI

1. Diabetes gestasional

Merupakan kondisi meningkatnya glukosa darah serta gejala diabetes lain


yang mulai muncul selama kehamilan pada wanita yang belum pernah mengalami
didiagnosa diabetes sebelumnya.

2. Hipertensi pada kehamilan

Kondisi yang mana tekanan darah ibu hamil melonjak tinggi, pada
umumnya dapat terjadi pada masa kehamilan pertama dan kehamilan anak
kembar. Kondisi ini juga dapat terjadi pada calon ibu yang menderita masalah
kesehatan seperti diabetes, hipertensi kronis, dan lainnya.

1. Anemia
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil akan meningkat dua kali lipat. Jadi jika
ibu hamil mengalami defisiensi zat besi, maka akan mengalami anemia. Defisiensi
zat besi beresiko menjadi berat bayi lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir
premature. Resiko ini meningkat jika sering mengalami morning sickness dan
mengandung bayi kembar.

B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala,
nyeri uluhati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan.
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya

Pemeriksaan Fisik Diagnostika.

a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalan yaitu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat
pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan
belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5°C dikatakan demam, hal
ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
e) Kepala dan Leher
1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak
pucat, berwarna kuning/jaundice pada sclera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan
gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran pembuluh limfe
dan pembesaran vena jugularis.
f) Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara
normal melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan
kecil, sedang, dan besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pembesaran pembuluh limfeh.
g) Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila
usia kehamilan >12 minggu, atau pita ukuran bila usia
kehamilan > 22 minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi,
posisi, dan penurunan kepala janin kalau lebih dari 36
minggu.
Pemeriksaan Leopold:
Leopold I:
1. Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
2. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
3. Konsistensi uterus

Leopold II:

1. Menentukan batas samping rahim kanan-kiri


2. Menentukan letak punggung janin
3. Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

Leopold III:

1. Menentukan bagian terbawah janin


2. Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih
goyang

Leopold IV:

1. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil


2. Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh sudah masuk PAP.
h) Tangan dan kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada
kuku jari
2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya
varises
3) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi
gerakan hipo atau hiper
i) Pemeriksaan panggul
1) Panggul: genital luar
 Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang
uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak
atau luka, varises, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah, bau)
 Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan
kista
2) Panggul: menggunakan speculum
 Memeriksa serviks untuk melihat adanya
cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah
membuka atau belum
 Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah dan luka
3) Panggul: pemeriksaan bimanual
 Mencari letak serviks dan merasakan untuk
mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri
karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
 Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas
abdomen, dua jari didalam vagina untuk palpasi
uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa
nyeri, serta adanya masa.
4) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ):
Dari Janin:
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin

Dari ibu:

 Bising Rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam.
 Vaginal Toucher (VT)
 Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai:
 Pembukaan serviks: berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah: kepala, bokong serta
posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

4. Diagnose Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan
muntah.
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
akibat vomitus
c. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat
kehamilan.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea
sekunder akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama
dan peningkatan volume darah
e. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan
dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan
progesterone.
f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

5. Perencanaan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan
muntah.
Kriteria hasil:
1) Meningkatkan masukan oral
2) Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui

Intervensi:

1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat


2) Timbang BB setiap hari
3) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
4) Beri dorongan individu makan makanan yang kering
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak adekuat
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi
normal, yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran
mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam
batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan
berat jenis urin akan berada dalam batas normal
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adekuat.

Intervensi:

1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.


2) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain
(misalnya\Ulkus)
3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien setiap
hari.
4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan
sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi
karbonat seperti: roti kering sebelum bangun dari tidur.
5) Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suplemen
mineral misalnya siano kobalamin (vit B12), asam folat
(flovite), asamaskorbat (vitamin C).

c. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat


kehamilan.
Kriteria hasil:
1) Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
2) Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
3) Menggambarkan mekanisme koping yang efektif

Intervensi:

1) Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil


2) Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
3) Terima ansietasnya dan kenormalan dari proses tersebut
4) Diskusikan kekhawatiran ini dengan klien dan pasangannya

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea


sekunder akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama
dan peningkatan volume darah
Kriteria hasil:
1) Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan intoleransi
aktivitas
2) Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi:

1) Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertengahan


kehamilan dan masa akhir kehamilan
2) Perubahan pada pusat gravitasi
3) Peningkatan berat badan
4) Tekanan pembesaran uterus pada diafragma
5) Ajarkan metode penghematan energy
e. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan
dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan
progesterone.
Kriteria hasil:
1) Memperlihatkan integritas rongga mulut
2) Bebas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum

Intervensi:
1) Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan
pemeriksaan gigi secara periodic
2) Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
3) Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri tekan guzi adalah normal
pada kehamilan.

f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan


darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan: Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil:
1) Mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk
mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.

Intervensi:

1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi


2) Dorong mandi tiap 2 hari satu kali, pengganti mandi tiap hari.
3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk
mempertahankan aktivitas.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.

g. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan


berhubungan dengan keterbatasan informasi
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis
yang normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis normal
berkaitan dengan kehamilan trimester pertama.
2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang
meningkatkan kesehatan.
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi:

1) Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan


pasien.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus
menerus.
4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini
berkenaan dengan perubahan fisiologis/psikologis yang normal
pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas, perawatan
diri dan sebagainya.
5) Klarifikasi kesalahpahaman.
6) Tentukan derajad motivasi untuk belajar
7) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
8) Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan
bayi
9) Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram,
nyeri abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan
penglihatan, sakit kepala dan tekanan pelvis.

6. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Rencana
keperawatan yang dibuat berdasarkan yang tepat, intervensi
diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk
mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien.

7. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat
harusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami
respon terhadap intervensi keperawatan serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil.
WOC Kehamilan

Perubahan Fisiologis perubahan Psikologis

Hormnon HCG estrogen meningkat

Motilitas lambung dan usus menurun krisis kurang informasi

Kembung dan produksi gas berlebihan ancaman kehilangan janin Kurang pengetahuan

Mual dan muntah berlebihan Cemas

Cairan elektrolit keluar berlebihan Kurang vol cairan & nafsu makan menurun
elektrolit

Turgor kulit menurun/jelek BB turun


Kurangnya
Peningkatan suhu tubuh pemenuhan
Resiko kerusakan integritas kulit LemaH kebutuhan
nutrisi

Intoleransi
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2011). Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi


dan kb. Jakarta: EGC

Wilkison, judith M.2008. buku saku diagnosis keperawatan dengan


intervensi NIC dan NOC di terjemahkan oleh: widyawati, dkk. Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai