ANTELANTAL
Disusun Oleh :
FERLY RACHMAN
NPM : 220103025
Trodubilla,
Ansietas
Embriogesis
Kurang
Oronogesis pengetahuan
Sistem
OIT Sistem
integumen
Uterus membesar
Esterogen
Esterogen Progesteron
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Meningkat
Strie gravidarum
frekuensi BAK
Distensi
gastrointes Ketidakseimbangan Resiko
tinal nutrisi kurang dari kekurangan
kebutuhan volume
cairan
Konstipasi
(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)
E. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,
memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
Biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria, dan oedema yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat
terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu.Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan
terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan
tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang
adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus
dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi
dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas
panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim
pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan
bokong atau kaki di bawah.Bayi letak sungsang lebih sukar lahir,
karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.Keadaan
ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan
atau sangat cepat.Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½
sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ
tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature
(Hamilton, Persis Mary., 2012)
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah.Jika
kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun
ke rongga panggul
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul
c. Auskultasi
1) DJJ terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik
berselang, 30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan
asphyxial (kekurangan O2).
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Konstipasi Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen konstipasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan (I.04155)
kelemahan otot selama … diharapkan masalah 1. Monitor tanda dan
abdomen (D.0049) konstipasi dapat teratasi dengan gejala konstipasi
kriteria hasil : 2. Monitor bising usus
1. Keluhan defekasi lama dan 3. Dorong pasien
sulit menurun meningkatakan
2. Tidak mengejan saat BAB asupan cairan
3. Mengidentifikasi indikator 4. Anjurkan pasien
untuk mencegah konstipasi untuk diet tinggi serat
4. Bebas dari ketidaknyamanan 5. Kolaborasi pemberian
dan konstipasi laksatif
Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin
urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.04165)
dengan penurunan selama … diharapkan masalah 1. Pantau penggunaan
kapasitas kandung gangguan eliminasi urine dapat obat dengan sifat
teratasi dengan kriteria hasil : antikolinergik
kemih (D.0040)
1. Desakan berkemih menurun 2. Monitor efek dari
2. Tidak ada distensi kandung obat
kemih 3. Pantau asupan dan
3. Tidak ada spasme bladder keluaran
4. Balance cairan seimbang 4. Anjurkan pasien
untuk merekam
output urine
Ansietas berhubungan Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction
dengan kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan
terpapar informasi selama … diharapkan masalah yang menenangkan
(D.0080) kecemasan dapat teratasi dengan 2. Temani pasien untuk
kriteria hasil : memberikan
1. Mampu meminta bantuan keamanan dan
orang lain mengurangi rasa takut
2. Dukungan emosi 3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
5. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
6. Kolaborasi pemberian
obat untuk
mengurangi
kecemasan
Gangguan citra tubuh Citra tubuh (L.09067) Promosi citra tubuh
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan (I.09305)
perubahan fungsi selama … diharapkan masalah 1. Kaji secara verbal dan
tubuh (D.0083) gangguan citra tubuh dapat non verbal respon
teratasi dengan kriteria hasil : klien terhadap
1. Perasaan positif tentang tubuhnya
perubahan tubuh 2. Monitor frekuensi
2. Mampu mengidentifikasi mengkritik dirinya
kekuatan personal 3. Jelaskan tentang
3. Mendiskripsikan secara pengibatan,
faktual perubahan fungsi perawatan, kemajuan
tubuh dan prognosis
4. Mempertahankan interaksi penyakit kepada
social keluaga
Resiko Keseimbangan cairan (L.03020) Manajemn cairan
ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan (I.03098)
cairan (D.0036) kepeawatan selama … 1. Monitor status hidrasi
diharapkan masalah resiko 2. Monitor vital sign
kekurangan volume cairan dapat 3. Monitor masukan
teratasi dengan kriteria hasil : makanan/cairan
1. Mempertahankan urine 4. Dorong masukan oral
output 5. Pertahankan intake
2. Tekanan darah, nadi, suhu dan output
dalam batas normal 6. Kolaborasi pemberian
3. Tidak ada tanda-tanda cairan IV
dehidrasi
4. Elastisitas kulit baik, mukosa
lembab.
Risikodefisit nutrisi Status Nutrisi(L.03030) Manajemen nutrisi
(D.0032) Setelah dilakukan tindakan (I.03110)
keperawatan selama …. 1. Kaji adanya alergi
Diharapkan masalah makanan
ketidaksimbangan nutrisi kurang 2. Kaji kemampuan
dari kebutuhan dapat teratasi pasien untuk
dengan kriteria hasil : mendapatkan nutrisi
1. Adanya peningkatan nafsu yang dibutuhkan
makan 3. Monitor jumlah
2. Frekuensi makan teratur nutrisi dan kandungan
3. Mampu makan/minum sesuai kalori
dengan tujuan kesehatan 4. Berikan informasi
4. Asupan nutrisi yang tepat tentang kebutuhan
nutrisi
5. Anjurkan pasien
meningkatkan protein
dan vitamin
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
7. Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan S = klien mengatakan mengetahui
ketidakmampuan mencerna kebutuhan nutrisinya
makanan O = tidak terdapattanda-tanda
malnutrisi
A = masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan teratasai
P = hentikan intervensi
Konstipasi berhubungan dengan S = klien mengatakan BAB lancar dan
kelemahan otot abdomen teratur
Klien mengatakan feses lunak
O = klien tampak lebih rileks
A = masalah konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine S = -
berhubungan dengan penurunan O = tidak terdapat ISK, balance cairan
kapasitas kandung kemih seimbang
A = masalah gangguan eliminasi urin
dapat teratasi
P = hentikan intervensi