Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC) DI RUANG KIA WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Maternitas

Koordinator Mata Kuliah:


Ns. Revani Hardika, M.Kep

Disusun Oleh:

RIZKI UTARI MAULIDIYA


NIM. 201133059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
LEMBAR PENGESAHAN

ANTENATAL CARE (ANC) DI RUANG KIA WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas


Semester : I (Ganjil)
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi : Profesi Ners

Pontianak, 05 Januari 2021


Mahasiswa

Rizki Utari Maulidiya


NIM. 201133059

Mengetahui,

Clinical Teacher (CT) Clinical Instructor (CI)

Ns. Revani Hardika, M.Kep Harry Susilo.,S.Kep, Ns


NIK. 1990032320180502 NIP. 198612232017101001
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas
asuhan keperawatan ini dapat terselesikan tepat pada waktunya.
Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Revani Hardika M.Kep dan tim
selaku koordinator Praktik Klinik Matenitas, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pontianak
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan
Pontianak Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
4. Bapak Harry Susilo, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik puskesmas sungai
durian
5. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Pontianak yang
telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan laporan dan melaksanakan
pengabdian masyarakat stase komunitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, 05 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
VISI DAN MISI......................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I KONSEP DASAR.......................................................................................3
A. Definisi Antenatal Care (ANC).............................................................3
B. Tujuan Antenatal Care (ANC)..............................................................3
C. Etiologi Kehamilan...............................................................................4
D. Klasifikasi.............................................................................................4
E. Patofisiologi..........................................................................................5
F. Tanda dan Gejala...................................................................................5
G. Komplikasi............................................................................................7
H. Pemeriksaan Diagnostik........................................................................8
I. Standar Pelayanan Antenatal care.........................................................8
J. Kunjungan Pelayanan Antenatal care.................................................10
BAB II WOC........................................................................................................11
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................12
A. Pengkajian...........................................................................................12
B. Masalah Keperawatan.........................................................................18
C. Perencanaan Keperawatan..................................................................19
D. Intervensi Keperawatan.......................................................................20
E. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan......................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
4
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi Antenatal Care (ANC)


Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari
terjadinya perteuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan
terbentuk zigor yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada
saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir dalam
hitungan medis ± 40minggu (Masriroh, 2013).
Ante Natal Care (ANC) ialah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan
(Walyani, 2015). Antenatal Care adalah perawatan yang dilakukan atau
diberikan kepada ibu hamil mulai dari saat awal kehamilan hingga saat
persalinan (Rahmatullah, 2016).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi
peran baru sebagai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016).
B. Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan antenatal care untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan
dini komplikasi kehamilan.(Kemenkes RI, 2018). Tujuan asuhan keperawatan
antenatal adalah mendeteksi secara dini risiko komplikasi yang mungkin
dialami ibu selama hamil, mencegah komplikasi selama hamil, memantau
kesehatan ibu dan janin, membantu dan memfasilitasi proses adptasi yang
terjadi sehingga ibu dapat beradaptasi dengan perubahan fisik dan peran
barunya, menginformasikan kunjungan ulang, menentukan usia kehamilan
dan perkiraan persalinan, menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
perinatal (Manurung, Tutiany, & Suryati, 2011)

5
6

C. Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiate.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat. Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopii.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
D. Klasifikasi
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari.
Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung
mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Klasifikasi kehamilan yaitu:
1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
a. Kehamilan prematur: usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
b. Kehamilan aterm: kehamilan antara 37 dan 42 minggu
c. Kehamilan posterm: kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42
minggu.
7

2. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:


a. Kehamilan trimester I: antara 0 sampai 12 minggu.
b. Kehamilan trimester II: antara 12 sampai 28 minggu.
c. Kehamilan trimester III: antara 28 sampai 42 minggu.
E. Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan
seorang laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya
kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim
seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki
rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang
normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma.
Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin
istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling
berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di
seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk., 2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)
menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.
Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk
corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah
terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses
pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan
bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma
akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi
oleh satu sperma.
F. Tanda dan Gejala
1. Tanda – tanda pasti:
a. Mendengar bunyi jantung janin.
b. Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa.
8

c. Melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan


ultrasographi.
2. Tanda – tanda mungkin:
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan
trisemester I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh
diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin
besar kemungkinan hamil. Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi:
a. Tanda – tanda objektif
1) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya
(tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak,
terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika
kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada
dinding perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak
teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix
(tanda hegar).
2) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih
lunak selunak bibir atau ujung daun telinga.
3) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong –
konyong menjadi keras karena berkontraksi.
4) Ballottement
Pada bulan ke – 4 dan ke – 5 janin lebih kecil dibandingkan
dengan cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan
sekonyong-konyong atau digoyangkan, makan anakan akan
9

melenting di dalam rahim. Ballottement dapat ditentukan dengan


pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam.

5) Meraba bagian anak


Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-
kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain
dapat menyerupai bentuk janin.
6) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.
7) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.
8) Keluarnya colostrums
9) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi
linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
10) Tanda – tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda – tanda subjektif:
1) Adanya amenorrhoe.
2) Mual dan muntah.
3) Ibu merasa pergerakan anak.
4) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung
kencing.
5) Perasaan dada berisi dan agak nyeri.

G. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
10

2. Hipertensi dalam kehamilan.


3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10.Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a. Jenis kelamin.
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
I. Standar Pelayanan Antenatal care
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan,
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90
tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana
kasus, serta temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan (Depkes RI, 2010).
Pelayanan antenatal care yang diberikan petugas kesehatan yang profesional
pada ibu hamil sesuai dengan standar antenatal care yang telah ditetapkan
dengan standar minimal “7T”, meliputi :
1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
11

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal


dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil
secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang
erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat
badan lahir anak. Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan
rata-rata berat badan lahir anak yang lebih rendah dan resiko yang lebih
tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi. Pengukuran tinggi
badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya
faktor risiko pada bu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan risiko untuk terjadinya panggul sempit.
2. Ukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan jika
tekanan darah ≥140/90 mmHg, dan preeklamsia (hipertennsi disertai
edema wajah dan atau tungki bawah).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu
4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali. Imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16
minggu untuk yang kedua di berikan 4 minggu kemudian.
5. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Memberikan tablet besi agar ibu hamil tidak menderita anemia
yang dapat di nilai dari kadar hemoglobin
12

6. Tes laboratorium (rutin dan khusus) termasuk PMS


Melakukan pemantauan terhadap PMS agar perkembangan janin
berjalan normal serta skrining adanya penyakit

7. Temu wicara/konseling
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya dalam rangka rujukan maupun konseling mengenai KB
pasca persalinan
J. Kunjungan Pelayanan Antenatal care
Menurut Saifuddin (2018), setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi
yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu :
1. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke 14 )
2. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke 36)
BAB II
WOC

Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen Payudara membesar

Perubahan Focus perhatian pada


Tonus otot Ketidak nyamanan pola seksual keselamatan janin
menurun pada ibu

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


Peristaltik persalinan & perawatan
Tekanan gaster janin/anak
Rahim membesar

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan pola
Perubahan nutrisi
eliminasi
kurang dari kebutuhan
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar
Penekanan pada
Diafragma saluran kemih
terdorong ke atas (ureter)
Body image

Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi

13
14

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama: nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
2) Umur: ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan
kurang dari 35 tahun.
3) Agama: ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4) Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
5) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
6) Pekerjaan: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu/suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
7) Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
8) Nomor telepon
15

b. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang
sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita
kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah
dirawat di rumah sakit atau tidak.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu
sedang menderita kanker ataupun tumor.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
2) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
3) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu.
f. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai menarche, siklus haid, lamanya haid, keluhan
yang dirasakan, dan keputihan.
16

g. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama
kali menikah.
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan mengenai berapa kali periksa dan dimana, gerakan janin,
keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan, imunisasi TT,
pemberian vitamin, zat besi, riwayat kehamilan sekarang.
j. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa macamnya, ada
keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB
apa.
k. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat
besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan
makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang
seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari
kelebihan berat badan yang berlebihan.
2) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering
kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar
secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga
mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh
kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus
halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit
dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya
17

gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan
rektum.
3) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita
hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang. Jadwal istirahat dan
tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur
yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin.
4) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:
pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi
jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru,
pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat
mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya
pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat
yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya.
5) Personal Higiene
Kebersihan payudara dan vulva. Payudara adalah organ yang erat
hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan
untuk produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang
kebersihannya bisa menyebabkan infeksi. Vulva harus selalu
dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu
dikeringkan, cara cebok yang benar dari depan ke belakang.
6) Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya
serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang
kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan
kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
18

7) Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum: Baik/cukup/lemah.
2) Kesadaran: Composmentis/apatis/samnolen.
3) Tinggi badan: Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
4) Berat badan sebelum hamil: Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan
atau penurunan berat badan.
5) Berat badan sekarang: Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir
kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg.
6) Lingkar lengan atas: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
7) Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
a) Kepala: bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
b) Rambut: warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
c) Wajah: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
d) Mata: konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
e) Mulut dan gigi: bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
19

f) Leher: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada


pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
2) Payudara
a) Inspeksi: bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi
pada areola, puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau
dimpling
b) Palpasi: tidak ada masa/ benjolan, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea
nigradan pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I:
a) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha.
b) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke
arah muka klien.
c) Rahim dibawah ke tengah.
d) Tinggi fundus uteri ditentukan
e) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Leopold II:
a) Kedua tangan pindah ke samping
b) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
c) Tentukan letak punggung anak
d) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold III:
a) Dipergunakan satu tangan saja
b) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
c) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
20

Leopold IV:
a) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki
si penderita.
b) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
c) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian
bawah ke dalam rongga panggul.
4) Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Buku KIA
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari
kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG: Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum
pasien lemah serta pucat, kemungkinan pasien mengalami
anemia.
Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan.

B. Masalah Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu:
a. Defisit Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi
terhadap b/d mual muntah
b. Resiko hipovolemia b/d muntah
c. Defisit pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
21

C. Perencanaan Keperawatan
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek yang dapat
diobservasidan diukur meliputi kondisi: perilaku atau dari persepsi pasien
keluargaatau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan.
Luaran/outcome keperawatan yang diharapkan berdasarkan pada
kasus/permasalahan di atas yaitu:
a. Defisit Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi
terhadap b/d mual muntah
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,
diharapkan status nutrisi membaik
Kriteria hasil:
a) Porsi makanan yang dihabiskan klien meningkat
b) Kekutanan otot mengunyah klien meningkat
c) Kekuatan otot menelan klien meningkat
b. Resiko hipovolemia b/d muntah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,
diharapkan status cairan membaik
Kriteria hasil:
a) Kekuatan nadi klien meningkat
b) Output urine klien meningkat
c) Membran mukosa lembap meningkat
c. Defisit pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,
diharapkan tingkat pengetahuan meningkat
Kriteria hasil:
a) Perilaku sesuai anjuran meningkat
b) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
meningkat
d) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
22

c. Intervensi Keperawatan
Tindakan/intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan
masalah di atas yaitu:
a. Defisit Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko
tinggi terhadap b/d mual muntah
a) Observasi
1) Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
2) Monitor adanya mual dan muntah
3) Monitor jumlah kalorimyang dikomsumsi sehari-hari
4) Monitor berat badan
5) Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
c. Terapeutik
1) Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
2) Sediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien( mis. Makanan
dengan tekstur halus, makanan yang diblander, makanan cair
yang diberikan melalui NGT atau Gastrostomi, total perenteral
nutritition sesui indikasi)
3) Hidangkan makan secara menarik
4) Berikan suplemen, jika perlu
5) Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
d. Edukasi
1) Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namuntetap
terjangkau
2) Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
3. Resiko hipovolemia b/d muntah
a. Observasi
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
23

nadi menyempit,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,


volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
2) Monitor intake dan output cairan
b. Terapeutik
1) Hitung kebutuhan cairan
2) Berikan posisi modified trendelenburg
3) Berikan asupan cairan oral
c. Edukasi
1) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
2) Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
3) Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
4) Kolaborasi pemberian produk darah
4. Defisit pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
a. Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
b. Terapeutik
1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Edukasi
1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi keshatan
2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
E. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan
Judul / Tahun :
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu
Hamil
Nama Peneliti :
Ayu Indah Rachmawati, Ratna Dewi Puspitasari, Eka Cania
Jurnal :
Majority, Volume 7 Nomor 1

Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal


komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Pelayanan tersebut dapat diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga
medis lain yang terlatih dan profesional. Tujuan pelayanan ANC adalah
untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran dengan mencegah,
mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah kesehatan selama kehamilan yang
memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi komplikasi kehamilan itu
sendiri, kondisi yang mungkin dapat membahayakan kehamilan ibu, serta
efek dari gaya hidup yang tidak sehat Kebijakan program pelayanan

24
25

antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan


paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester
pertama (K1), 1 kali pada trimester kedua (K2),dan 2 kali pada trimester
ketiga (K3 dan K4). Sedangkan apabila terdapat kelainan atau penyulit
kehamilan seperti mual, muntah, perdarahan kehamilan, perdarahan,
kelainan letak dan lain-lain, frekuensi kunjungan ANC
disesuaikan dengan kebutuhan. Standar minimal pelayanan antenatal
meliputi “7T”, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan;
2. Ukur tekanan darah;
3. Ukur tinggi fundus uteri;
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid);
5. Pemberian tablet zat besi;
6. Test terhadap PMS, HIV/AIDS dan malaria;
7. Temu wicara/konseling.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, terapi, dan rujuk bila diperlukan
26

DAFTAR PUSTAKA

Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2017). Faktor Risiko Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang. Jurnal Kesehatan, viii(3),
389–395. ISSN: 2548-5695.
Antono, S.D., & Rahayu, D.E. (2014). Hubungan Keteraturan Ibu Hamil Dalam
Melaksanakan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Terhadap Hasil Deteksi
Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil di Poli KIA RSUD Gambiran Kota Kediri.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 35–45. ISSN: 2303-1433.
Ikke, N. S. (2018). Asuhan Kebidanan Contuinity Of Care Pada Ny M Pada Masa
Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Pmb Ny Muryati S.st.
http://eprints.umpo.ac.id/4028
Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standan Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1, Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai