Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

“INTRANATAL”

Disusun Oleh:

NAMA : LESTARI NINGSIH


NIM : 22221067

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUTE ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2021
A. Gambaran Umum Intranatal
1. Definisi
Persalinan atau Intranatal adalah proses pengeluaran kelahiran hasil
konsepsi yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti, 2019).
Persalinan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Persalinan
spontan adalah persalianan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
gmelaluai jalan lahir. Persalianan buatan adalah persalinan dibantu dengan
tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan
operasi cesarean. Persalianan anjuran adalah persalinan tidak dimulai
dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian phytomenadione. (Rukiyah, 2012).
2. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
a) Teori Penurunan Hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot
–otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
b) Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim
c) Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d) Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
e) Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
3. Manefestasi Klinik
a. Gejala awal
1) Lightening/drapping
Proses terjadinya penurunan bagian kepala janin memasuki
pintu bawah panggul. Lightening terjadi beberapa minggu atau
beberapa jam sebelum persalinan. Penurunan kepala janin biasanya
bervariasi waktunya pada primigravida maupun multigravida. Pada
primigravida penurunan kepala berlangsung pada usia kehamilan 36
minggu dan pada multigravida berlangsung pada usia kehamilan 38
minggu.
2) Perubahan bentuk perut
Penurunan kepala, berdampak terhadap fundus uteri. Fundus
uteri turun dan perut tampak melebar ke samping.
3) Perubahan pola berkemih
Terjadi lightening yakni penurunan kepala ke dalam rongga
panggul akan menekan kandung kemih yang ada di bagian anterior
panggul. Kondisi ini membuat ibu sering mengalami frekuensi
berkemih yang berlebihan dan hampir tidak dapat menahan kontraksi
untuk berkemih.
4) Braxton hicks / kontraksi palsu
Braxton hicks diawal kehamilan telah ada, namun semakin usia
kehamilan matur intensitas braxton hicks semakin kuat dan tidak
menimbulkan nyeri. Kondisi ini dipengaruhi adanya penekanan
kepala janin di daerah lumbal dan thorakal pada saat kepala janin
memasuki rongga panggul.
5) Pengeluaran mucus vagina
Sekresi serviks meningkat yang dikeluarkan lewat vagina.
Konsentrasinya pada awalnya kental dan berangsur-angsur seperti
lender. Dengan demikian serviks mulai mengalami pendataran
(effacement) dan terjadi pengeluaran plug mucus. Plug mucus adalah
yang menutupi kanalis servikalis dan sering bercampur dengan darah
(blood sleem).
b. Gejala Inpartu
1) Kontraksi uterus
Kontraksi berlangsung teratur, intensitas semakin kuat, durasinya
semakin lama dan semakin sering. Kontraksi ini membuat
miometrium meregang sehingga membuat ibu merasa tidak nyaman.
Munculnya kontraksi dalam 10 menit pada awalnya 2 kali dalam
yakni 5 menit sekali.
2) Pengeluaran
Mucus serviks yang keluar semakin sering, konsistensi encer dan
bercampur dengan darah.
3) Kadang disertai adanya ketuban pecah dini. Kondisi ini berlangsung
bila ada masalah pada selaput amnion. Dalam hal ini bukan
merupakan gejala persalinan normal.
4) Pada saat pemeriksaan dalam / vaginal touché, serviks sudah
mengalami effacement (pendataran) dan dilatasi (pembukaan).
4. Komplikasi
Menurut Wiknjosostro (2005) komplikasi intranatal adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan masa nifas
Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca persalinan adalah
perdarahan dengan jumlah lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Ada dua
jenis menurut waktunya, yaitu perdarahan dalam 24 jam pertama
setelah melahirkan dan perdarahan nifas. Perdarahan post partum dalam
24 jam pertama biasanya masih berada dalam pengawasan ketat dokter.
Dalam dua jam pertama, kondisi terus dipantau, salah satunya untuk
mengetahui apakah terdapat perdarahan post partum. Sementara itu,
perdarahan masa nifas dapat terjadi ketika sudah tidak berada di rumah
sakit lagi. Oleh karena itu harus waspada terhadap kemungkinan
terjadinya perdarahan post partum.
b. Infeksi paska persalinan (post partum)
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu
melahirkan. Keadaan ini ditandai oleh peningkatan suhu tubuh, yang
dilakukan pada dua kali pemeriksaan, selang waktu enam jam dalam 24
jam pertama setelah persalinan. Jika suhu tubuh mencapai 38 derajat
celcius dan tidak ditemukan penyebab lainnya (misalnya bronhitis),
maka dikatakan bahwa telah terjadi infeksi post partum. Infeksi yang
secara langsung berhubungan dengan proses persalinan adalah infeksi
pada rahim, daerah sekitar rahim, atau vagina. Infeksi ginjal juga terjadi
segera setelah persalinan.
c. Ruptur uteri
Secara sederhana ruptur uteri adalah robekan pada rahim atau
rahim tidak utuh. Terdapat keadaan yang meningkatkan kejadian ruptur
uteri, misalnya ibu yang mengalami operasi caesar pada kehamilan
sebelumnya. Selain itu, kehamilan dengan janin yang terlalu besar,
kehamilan dengan peregangan rahim yang berlebihan, seperti pada
kehamilan kembar, dapat pula menyebabkan rahim sangat teregang dan
menipis sehingga robek.
d. Trauma perineum
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara
kelamin dan anus. Trauma perineum adalah luka pada perineum sering
terjadi saat proses persalinan. Hal ini karena desakan kepala atau bagian
tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga kulit dan jaringan perineum
robek.
5. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).
b) Pemeriksaan USG.
c) Pemantauan janin dengan kardiotokografi.
d) Amniosentesis dan kariotiping.
6. Penatalaksanaan
Ibu:
a) Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml)
b) Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c) RL
d) Metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C)
Bayi:
a) Salep kolamprenikol
b) Vit K 1 mg

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
b. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan 1. Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi. ……..diharapkan ansietas prosedur
pasien berkurang dengan 2. Berikan informasi tentang
kriteria hasil: perubahan psikologis dan
1. TTV dbn fisiologis pada persalinan
2. Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan penyebab
mengungkapkan ansietas
perasaan cemasnya 4. Pantau tekanan darah dan
3. Lingkungan sekitar nadi sesuai indikasi
pasien tenang dan 5. Anjurkan klien
kondusif mengungkapkan
perasaannya
6. Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
2. Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji persiapan,tingkat
pengetahuan keperawatan pengetahuan dan harapan
tentang kemajuan selama….,pengetahuan klien
persalinan b/d pasien tentang persalinan 2. Beri informasi dan
kurang mengingat meningkat dengan criteria kemajuan persalinan
informasi yang hasil: normal
diberikan, 1. Pasien dapat 3. Demonstrasikan teknik
kesalahan mendemonstrasikan pernapasan atau relaksasi
interpretasi teknik pernafasan dan dengan tepat untuk setiap
informasi. posisi yang tepat untuk fase persalinan
fase persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji latar belakang budaya
terhadap infeksi keperawatan klien.
maternal b/d selama….diharapkan 2. Kaji sekresi vagina, pantau
pemeriksaan vagina infeksi maternal dapat tanda-tanda vital.
berulang dan terkontrol dengan criteria 3. Tekankan pentingnya
kontaminasi fekal. hasil: mencuci tangan yang baik.
1. TTV dbn 4. Gunakan teknik aseptic
2. Tidak terdapat tanda- saat pemeriksaan vagina.
tanda infeksi 5. Lakukan perawatan
perineal setelah eliminasi.
4. Risiko kekurangan Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau masukan dan
cairan b/d masukan keperawatan haluaran.
dan peningkatan selama…,diharapkan 2. Pantau suhu setiap 4 jam
kehilangan cairan cairan seimbang dengan atau lebih sering bila suhu
melalui pernafasan kriterian hasil: tinggi, pantau tanda-tanda
mulut. 1. TTV dbn vital. DJJ sesuai indikasi.
2. Input dan output cairan 3. Kolaborasi pemberian
seimbang cairan parenteral.
3. Turgor kulit baik 4. Pantau kadar hematokrit.
5. Risiko koping Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan pemahaman dan
individu tidak keperawatan harapan terhadap proses
efektif b/d selama…..,diharapkan persalinan
ketidakadekuatan koping pasien efektif 2. Beri anjuran kuat thd
system pendukung. dengan criteria hasil: mekanisme koping positif
1. Pasien dapat dan
mengungkapkan 3. Bantu relaksasi
perasaannya
2. KALA I (fase aktif)
a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara)
b. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWAT NOC NIC
AN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat ketidaknyamanan
berhubungan asuhan keperawatan secara verbal dan nonverbal
dengan Agen selama…..,diharapkan 2. Pantau dilatasi servik
cidera biologis nyeri terkontrol 3. Pantau tanda vital dan DJJ
dengan criteria hasil: 4. Bantu penggunaan teknik
1. TTV dbn pernapasan dan relaksasi
2. Pasien dapat 5. Bantu tindakan kenyamanan spt.
mendemonstrasika 6. Gosok punggung, kaki
n kontrol nyeri 7. Anjurkan pasien berkemih 1-2
jam
8. Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic
9. Dukung keputusan klien
menggunakan obat-obatan/tidak
10. Berikan lingkungan yang tenang
2. Perubahan Setelah dilakukan 1. Palpasi di atas simpisis pubis
eliminasi urin b/d asuhan keperawatan 2. Monitor masukan dan haluaran
perubahan selama….,diharapkan 3. Anjurkan upaya berkemih
masukan dan eliminasi urine pasien sedikitnya 1-2 jam
kompresi normal dengan criteria 4. Posisikan klien tegak dan
mekanik kandung hasil: cucurkan air hangat di atas
kemih. 1. Cairan seimbang perineum
2. Berkemih teratur 5. Ukur suhu dan nadi, kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit dan
membrane mukosa
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Tentukan pemahaman dan
terhadap koping asuhan keperawatan harapan terhadap proses
individu tidak selama….,diharapkan persalinan
efektif b/d krisis koping pasien efektif 2. Anjurkan mengungkapkan
situasi. dengan criteria hasil: perasaan
1. Pasien dapat 3. Beri anjuran kuat terhadap
mengungkapkan mekanisme koping positif dan
peraannya bantu relaksasi
4. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Pantau aktivitas uterus secara
terhadap cedera asuhan keperawatan manual
maternal b/d efek selama….,diharapkan 2. Lakukan tirah baring saat
obat-obatan cidera terkontrol persalinan menjadi intensif
pertambahan dengan criteria hasil: 3. Hindari meninggikan klien tanpa
mobilitas gastrik. 1. TTV dbn perhatian
2. Aktivitas uterus 4. Tempatkan klien pada posisi
baik tegak, miring ke kiri
3. Posisi pasien 5. Berikan perawatan perineal
nyaman selama 4 jam
6. Pantau suhu dan nadi
7. Kolaborasi pemberian antibiotik
(IV)
5. Risiko tinggi Setelah asuhan 1. Kaji adanya kondisi yang
terhadap keperawatan menurunkan situasi uteri plasenta
kerusakan gas selama….,diharapkan 2. Pantau DJJ dengan segera bila
janin b/d janin dalam kondisi pecah ketuban
perubahan suplay baik dengan criteria 3. Instuksikan untuk tirah baring
oksigen dan hasil: bila presentasi tidak masuk pelvis
aliran darah 1. DJJ dbn 4. Pantau turunnya janin pada jalan
2. Presentasi kepala lahir
(+) 5. Kaji perubahan DJJ kontraksi
3. Kontraksi uterus
teratur

3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /
teknik relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Identifikasi derajat
Agen Cidera asuhan keperawatan ketidaknyamanan
biologis selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/ tindakan
nyeri terkontrol dengan kenyamanan seperti perawatan
criteria hasil: kulit, mulut, perineal dan alat-
1. TTV dbn alat tahun yang kering
2. Pasien dapat 3. Bantu pasien memilih posisi
mendemostrasikan yang nyaman untuk mengedan
nafas dalam dan 4. Pantau tanda vital ibu dan DJJ
teknik mengejan 5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Perubahan curah Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah dan nadi
jantung b/d fluktasi asuhan keperawatan tiap 5 – 15 menit
aliran balik vena selama…..,diharapkan 2. Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler inhalasi dan ekhalasi selama
pasien membaik dengan upaya mengedan
criteria hasil: 3. Anjurkan klien / pasangan
1. TD dan nadi dbn memilih posisi persalinan
2. Suplay O2 tersedia yang mengoptimalkan
sirkulasi
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Bantu klien dan pasangan
integritas kulit b/d keperawatan pada posisi tepat
pada interaksi selama….,diharapkan 2. Bantu klien sesuai kebutuhan
hipertonik integritas kulit 3. Kolaborasi epiostomi garis
terkontrol dengan tengah atau medic lateral
criteria hasil: 4. Kolaborasi terhadap
1. Luka perineum pemantauan kandung kemih
tertutup (epiostomi) dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko kekurangan Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien untuk
volume cairan b/d asuhan keperawatan mendorong pada kontraksi
kurang masukan selama….,diharapkan 2. Kaji tanda vital setelah pemberian
oral, muntah. cairan seimbang oksitosin
denngan criteria 3. Palpasi uterus
hasil: 4. Kaji tanda dan gejala shock
1. TTV dbn 5. Massase uterus dengan perlahan
2. Darah yang setelah pengeluaran plasenta
keluar ± 200 – 6. Kolaborasi pemberian cairan
300 cc parentral
2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan teknik
Agen cidera asuhan keperawatan pernapasan
biologis selama….,diharapkan 2. Berikan kompres es pada
nyeri terkontrol perineum setelah melahirkan
dengan criteria hasil: 3. Ganti pakaian dan liner basah
1. Pasien dapat 4. Berikan selimut penghangat
control nyeri 5. Kolaborasi perbaikan episiotomy

5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Agen cidera Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji sifat dan derajat
biologis keperawatan ketidaknyamanan
selama….,diharapkan nyeri 2. Beri informasi yang
terkontrol dengan criteria hasil: tepat tentang
1. Pasien dapat control nyeri perawatan selama
periode pascapartum
3. Lakukan tindakan
kenyamanan
4. Anjurkan
penggunaan teknik
relaksasi
5. Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien
cairan b/d keperawatan pada posisi
kelelahan/ketegangan selama….,diharapkan cairan rekumben
miometri simbang dengan criteria hasil: 2. Kaji hal yang
1. TD dbn memperberat
2. Jumlah dan warna lokhea kejadian intrapartal
dbn 3. Kaji masukan dan
haluaran
4. Perhatikan jenis
persalinan dan
anastesi, kehilangan
daripada persalinan
5. Kaji tekanan darah
dan nadi setiap 15
menit
6. Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
7. Kaji jumlah, warna
dan sifat aliran
lokhea
8. Kolaborasi
pemberian cairan
3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk
keluarga b/d keperawatan menggendong,
transisi/peningkatan anggota selama…..,diharapkan proses menyentuh bayi
keluarga keluarga baik dengan criteria 2. Observasi dan catat
hasil: interaksi bayi
1. Ada kedekatan ibu dengan 3. Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S. (2009). Kehamilan Persalainan Gangguan Kehamilan, Yogjakarta:


Nuha Medika.
Johnson , Joyce Y. 2014. Keperawatan Maternitas. Diterjemahkan oleh: Diana
Kurnia S. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Manurung, Suryani. 2011. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Asuhan
Keperawatan INTRANATAL. Jakarta: Trans Info Media
Martin, Reeder dkk. 2011. Keperawatan Maternal Kesehatan Wanita, Bayi dan
Keluarga. Vol I. Edisi 18. EGC: Jakarta
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai