Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN TEORI

INTRA NATAL CARE

KONSEP DASAR MEDIS

A. PENGERTIAN
Intrapartal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina kedunia luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup
bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai
dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.

B. JENIS-JENIS PERSALINAN
1. Persalinan spontan Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi cesarean.
3. Persalinan anjuran Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione

C. FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


1. Teori penurunan hormone : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone
bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone
turun
2. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar
progesterone dan estrogen yang mneyebabkan kekejangan pembuluh
darah. Hal ini kan menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim : rahim yang membesar dan meregang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero-plasenter.
4. Teori iritasi–mekanik : dibelakang serviks terdapat ganglion servikale
(fleksus frankenhauser. Bila ganglion ini digeser dan ditekan , misalnya
oleh kepala janin, akan timbul ontraksi uterus.
5. Induksi partus : Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus

D. TANDA-TANDA INPARTU
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

E. FACTOR- FACTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN


1. Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
 His (kontraksi uterus)
 Kontraksi otot-otot dinding perut
 Kontraksi diafragma
 Dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum
2. Factor janin (passenger)
3. factor jalan lahir (passase)
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus,
serviks, vagina dan dasar panggul.
F. TANDA-TANDA PERSALINAN
I. Kala I
Tanda dan gejala :

 His sudah Adekuat


 Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm
 Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur
darah
His dianggap Adekuat bila :

 His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung


sedikitnya 40 detik
 Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak
didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari
 Serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :

1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi


sangat lembut sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm
b) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
brlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada
multigrafida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten,
aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.
II. Kala II
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap dan berakhir
dengan lahirnya seluruh janin

Tanda dan gejala :

 Ibu ingin meneran


 Perineum menonjol
 Vulva dan anus membuka
 Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
 Kepala telah turun didasar panggul
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka
pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II
berlangsung rata-rata 45 –60 menit, dan multipara 15-30 menit.

III. Kala III


Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.

Tanda dan gejala :

1) Bentuk uterus dan TFU


Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium
menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus
berada dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah
umbilikus.

Setalah uterus berkontraksi dan plasenta didorong kebawah,


bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat
( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas
dalam 15 – 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.
2) Tali pusat memanjang
Semburan darah yamg tiba – tiba yang diikuti dengan
memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan kelepasan
plasenta dari dinding uterus.

3) Semburan darah tiba – tiba


Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi.
Semburan darah yang tiba – tiba menandakan bahwa kantung
yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.

IV. Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya,
bukan hanya proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi
juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam.
Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive
karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan
pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal
adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap
patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan ke kamarnya.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

INTRA NATAL CARE

A. KALA I
1. PENGKAJIAN KALA I
 Integritas Ego.
Dapat senang atau cemas

 Nyeri/Ketidanyamanan
Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.

 Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus ( tergantung
posisi janin )

 Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda,
kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir

 Prioritas keperawatan
1. Meningkatkan emosi dan fisik klien / pasangan terhadap
persalinan.
2. Meningkatkan kemajuan persalinan
3. Mendukung kemampuan koping klien / pasangan
4. Mencegah komplikasi maternal / bayi.
 Secara Khusus :
1. Memeriksa tanda t-tanda vital.
2. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan
karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus :
- Frekwensi
- Internal
- Intensitas
- Durasi
- Tonus istirat
3. Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada
kehamilan pertama dan seriong diikuti pembukaan dalam
kehamilan berikutnya
4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan
5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah
fetus,letrak janin,penurunan janin.
6. Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.
Tes diagnostik dan laboratorium

- Spesimen urin dan tes darah.


- Ruptur membran.
- Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. FASE LATEN
1) Nyeri b/d agen cidera biologis (peningkatan his/ kontraksi uterus)
NOC:

 Pain level
 Pain control
 Comfort level

Kriteria Hasil:

 Lakukan pengkajian nyeri


 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan
 Melakukan masage atau gosokan pada pinggang
 Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk
mengompres pinggang bawah.
 Ajarkan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri

2) Ansietas b/d persalinan dan menjelang kelahiran


Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi Rasional

1. Perkenalkan diri pada klien  Memperkenalkan diri merupakan salah


dan berikan suport satu pendekatan kepada klien dan suport
yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran .

 Ibu akan lebih mengerti dan memahami


2. Komunikasikan peran seperti
tentang persalinan, peran perawat
support perawatan dan
sehingga akan mengurangi rasa takut
pengetahuan perawat secara
dan klien akan tenang
verbal dan non verbal
 Orientasi terhadap lingkungan membuat
3. Orientasikan klien ke
klien lebih mengetahui dan dapat
lingkungan ( tempat
beradaptasi dengan lingkungan tempat
persalinan )
persalinan sehiungga akan mengurangi
rasa takut

B. FASE AKTIF
1) Resiko kekurangan volume cairan b/d intake cairan yang tidak
adekuat
Tujuan : Klien akan menunjukkan defisit voleme cairan adekuat

Intervensi Rasional
1. Pertahankan kalori dan elekrolit  Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi
selama proses persalinanuntuk
mencegah dehidrasi

2. Anjurkan minum air putih  Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui


selama proses persalinan jika lambung dibandingkan dengan makanan
tidak ada mual dan muntah padat dan untuk mencegah dehidrasi
3. Berikan cairan IV secara rutin  Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan
(dextrosa 5 dan RL) dan elekrolit

2) Gangguan eliminasi BAK


Tujuan : Klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal

Intervensi Rasional

1. Catat tentang jumlah dan waktu  Frekuensi lebih sering selama proses
berkemih persalinan
2. Kosongkan kandung kemih  Kandung klemih yang penuh
setiap 2 jam menimbulkan ketidaknyamanan dan
turunnya bayi ke pelvis.
 Membentu dalam mengosongkan
3. Kolaborasi pemasangfan
kandung kemih sehingga penurunan
kateter
kepala bayi ke pelvis tidak terhambat

3) Ansietas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada


persalinan
Tujuan : Klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi Rasional
1. Jelaskan prosedur sebelum  Mengingatkan pasien untuk
memulai melakukan tindakan mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini akan mengurangi
kecemasan yang dialami
 Dengan gambaran yang jelas tentang
2. Beri gambaran yang jelas persalinan, ibu akan lebih memahami
tentang proses persalinan dan mengerti tentang proses persalinan
sehingga akan mengurangi perasaan
takut dan pasien akan tenang

4) Resiko koping tidak efektif b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari


persalinan
Tujuan : Klien menunjukkan koping efektif
Intervensi Rasional

1. Catat secara berkala tentang  Catat secara berkala dapat mengetahui


perubahan tingkah laku ibu perubahan tingkah laku ibu sehingga
sehingga memudahkan dalam memudahkan dalam pemberian
pemberian tindakan intervensi
2. Anjurkan kepada ibu untuk  Konsentrasi dan komunikasi yang baik
konsentrasi dalam mengontrol akan membantu dalam intervensi yang
dengan berkomunikasi akan dilakukan
3. Menyarankan pada suami untuk  Ibu membutuhkan seseorang untuk
meberi semangat atau dukungan memunta bantuan dan dorongan. Suami
moril adalah salah seorang yang sangat
penting
B. KALA II
1. PENGKAJIAN KALA II
a. Tanda yang menyertai kala II
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya
perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat
dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB,
ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah
mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa disadari, pada waktu
his kepala janin tampak di vulva

b. Melakukan monitoring terhadap :


His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin (penurunan
janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan
darah.

c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II :


Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 –
30 menit

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya
perineum
Tujuan : Ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan
meningkatkan rasa nyaman

Intervensi Rasional

1. Anjurkan sebaiknya posisi  Menghidari penekanan pada vena


miring kliri cava, sehingga meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun janin
2. Pertahankan kiandung kemih  Kandung kemih yang kosong akan
tetap dalam keadaan kosong memperlancar penurunan bagian
terendah janin dan mengurangio
tekanan sehingga sirkulasi lancer

3. Pertahankan alat tenun  Meningkatkan rasa nyaman ibu


dalam keadaan bersih, rapi
dan kering
 Ibu merasa segar dan nyaman
4. Anjurkan ibu untuk kumur-
kumur atau basahi bibir
dengan lemon gliserin  Ibu mengerti dan kooperatif
5. Jelaskan pada ibu bahwa
relaksasi selama kontraksi
sangat penting  Nafas dalam untuk mengisi paru-

6. Anjurekanteknik nafas paru

dalam dan ekspirasi melaui  Impuls rasa sakit diblok dengan

hidung memberikan rangsangan pada

7. Lakukan nasase ( eufflerage/ syaraf berdiameter besar sehungga

deep back massage / firm gate kontrol tertutup dan

counter pressure / abdominal rangsangan sakit tidak diteruskan

lifting ) kekorteks cerebral


 Memberikan posisi yang nyaman
pada ibu dan mengurangi tekanan
pada daerah punggung yang dapat
mengfhambat sirkulasi kejaringan
menimbulkan nyeri
8. Pertahankan rasa nyaman
dengan pengaturan bantal un
tuk menyokonh tubuh
b) Resiko cedera pada ibu dan janin b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : Tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin

Intervensi Rasional

1. Bantu ibu bentuk posisi  Memperlancar aliran darah dari


yang nyaman yaitu posisi ibu ke janin dan memudahkan
setengah duduk dengan bahu penolong untuk membantu
dan pungung yang ditopang melahirkan.
oleh seorang anggota
keluarga.
 Untuk mengetahui keadaan umum
2. Periksa denyut nadi setiap 15
ibu
menit dan ukur tekanan
 Meningkatkan identifikasi awal
darah
bahaya pada fetal
3. Periksa DJJ antara tiap-tiap
 Ibu tenang dan tetap koopretif
kontraksi
4. Yakinkan ibu dengan kata-
kata langsung dan dengan  Merupakan tanda-tanda yang tepat
cara yang menyenangkan untuk memimpin dan menolong
dan rileks persalinan
5. Bila perinium menonjol,
anus membuka kepal anak
mterlihat didepoan vulva sat  Mencegah kontaminasi dan

kontraksi dan tidak masuk transmisi dari mikroorganisme

mmaka penolong akan mulai


memimpin persalinan
6. Penolong cuci tangan dan
menggunakanm sarung
tangan steril
7. Jika ada dorongan untuk
mengedan bantulah
persalinan dengan :
 Melahirkan kepala
 Periksa lilitan tali pusat
pada leher
 Melahirkan bahu depan
dan belakang
 Melahirkan badan bayi
 Men jepit tali pusat
dengan 2 klem dan
gunting diantara kedua
klem tersebut
 Menaikan bayi lebih
tinggi dari perut ibu dan
menaruh diatas perut ibu
 Melakukan palpasi
abdomen untuk
mengetahui
kemungkinan adanya
janin yang lain
 Injeksi oksitoksin.

c) Resiko kerusakan pertukaran gas (janin) b/d hiperventilasi


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif.
Intervensi rasional
1. Pantau status pernafasan dan 1. Mengetahui perkembangan status
oksigenasi sesuai dengan pernafasan dan
kebutuhan mengidentifikasikan adanya
komplikasi
2. Auskultasi jalan nafas untuk 2. Untuk mengetahui adanya
mengetahui adanya penurunan ventilasi
penurunan ventilasi
3. Kolaborasi dengan dokter 3. Peningkatan pada kadar PCO2
untuk pemeriksaan Analisa menunjukan hypoventilasi
Gas Darah ( AGD ) dan
pemakaian alat bantu nafas
4. Berikan oksigenasi sesuai 4. Untuk mempertahankan kadar O2
kebutuhan dalam jaringan

C. KALA III
1. PENGKAJIAN KALA III
a) Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan
keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina
atau rektal , atau membran fetus terlihat pada introitus vagina)
b) Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah
jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke
plasenta berhenti, didapatkan melalui pemeriksaan:

 Suhu, nadi, dan pernafasan


 Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah
darah
c) Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat
mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan

2. DIAGNOSA PERAWATAN
a) Koping individu tidak efektif b./d. selesainya proses persalinan yang
berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap
ketigha persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta

Intervensi Rasional

1. Jelaskan pada ibu dan  Untuk mendapatkan kerja sama


suaminya apa yang
dioharapkan dalam tahap
ke 3 dari persalinan
2. Pertahankan posisi ibu  Untuk memudahkan lahirnya
3. Tanyakan pada ibu jika ia plasenta
ingin mengeluarkan  Mengikuti kebiasan budaya
plasenta dengan cara tertentu
khusus

b) Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran


Tujuan : Energi ibu pulih kembali

Intervensi Rasional

1. Ajarkan ibu dan suaminya o Untuk memastikan bahwa ibu


tentang perlunya istirahat dapat memulihkan energi yang
dan tentukan waktu-waktu hilang dalam persiapan untuk
tertentu untuk istirahat merawat bayi baru lahir
dan tidur
2. Observasi tingkat o Untuk memastikan pemulihan
kelelahan ibu dan jumlah energi
istirahat yang seharusnya

c) Resiko kekuragan velume cairan b/d penurunan intake cairan yang


hilang salam proses persalinan
Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-
tanda dehidrasi

Intervensi Rasional

1. Monitor kehilangan  Untuk menilai status hidrasi.


cairan(darah urtine,
pernafasan ) dan tanda-
tanda vital, inspeksi turgor
kulit dan membran mukosa  Untuk mempertahankan hidrasi
terhadap kekeringan
2. Berikan cairan secara
 Untuk memastikan kontraksi
oral/parenteral sesuai
uetrus yang adekuat dan mencegah
anjuran dokter
kehilangan darah lebih lanjut
3. Monitor keras lembutnya
uterus setelah lepasnya
 Untuk membantu kontraksi uterus
plasenta

4. Berikan obat-obatan sesuai


anjuran dokter
D. KALA IV
PEMERIKSAAN PADA KALA IV

1. Tanda tanda vital


Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum
bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi
persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
2. Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan
kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
3. Kandung kemih
Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada
perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung
kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
4. Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat
dicatat hasil dan bekuannya.
5. Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring
dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-
lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
6. Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal
selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
7. Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
8. Tanda-tanda potensial masalah
Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah
komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial komplikasi

DIAGNOSA . KEPERAWATAN

1. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah


melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang

INTERVENSI RASIONAL

 Monitor VS, warna kulit, dan  Penting untuk mengidentifikasi


tonus uterus perubahan dalam vital sign dan
tonus uterus segara untuk menghentikan
perdarahan post partum

 Kaji posisi uterus dan lokhia


 Jika fundus tidak dirasakan pada
yang keluar, masagge vundus
pertengahan setinggi umblikus, ini
uterus
menunjukan distansia blas
 Dsitansia blas dapat mendorong uterus
 Kaji distansia kandung kemih ke luar dari tempatnya dan menambah
atonia uterus
Masase fundus uterus merangsang otot-
otot uterus untuk berkontraksi
2. Nyeri b/d agen cidera fisik ( post partum)
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri
berkurang sampai hilang.

INTERVENSI RASIONAL

 Anjurkan untuk merubah  Tekanan dari tempat satu posisi dapat


posisi selang seling dan menyebabkan bertambahnya nyeri
menghindari duduk untuk
beberapa waktu
 Untuk meningkatkan kenyamanan
 Berikan bantal untuk alas
ketika duduk dikursi
 Pemberian analgetik sesuai  Analgetik bekerja pada bagian atas
program dokter otak untuk mengurangi rasa nyeri
 Beri penjelasan mengenai  Penggunaan bantuan topokal
rasionalisasi dari nyeri dan meningkatkan kenyamanan di daerah
masage uterus dengan halus perianal
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati Ari, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Yogyakarta:
Andi, 2009

Saifuddin Abdul Bahri, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatul, Edisi I Cet Keseblas, Jakarta: yayasan Bina Sarwono
Prawirohardjo, 2006

Tim Revisi, Asuhan Persalinan Normal, Edisi 3, Jakarta: Jaringan Nasional


Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi, 2007

http://www.scribd.com/krepsol/d/81157694-ASkep-INC

http://maidun-gleekapay.blogspot.com/2010/06/intra-natal-care-inc.html

Anda mungkin juga menyukai