Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin
ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan
informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan. Antenatal Care
(ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar (Backe et al, 2015).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik
dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
( Departemen Kesehatan, 2017).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya,
2016).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI, 1994). Secara rinci tujuan antenatal
care adalah:
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko
tinggi.
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
4. Mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi.
5. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal.

C. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di
dalam indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi
karena sperma masuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat
melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya.
Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah
besar. Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma.
Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur
dan membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk
memilih bibit yang terbaik.
Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi
dan berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam
rahim.Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah
dibuahi akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan
dengan kasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa
melindungi sel telur yang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah
dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan
membentuk semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang
terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang.
Rambut-rambut halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk
janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari
indung telur sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk
adalah syaraf. Perkembangan berikutnya pada proses kehamilan terbagi dua
yaitu otak dan sumsum. Segera setelah ini cikal bakal organ tubuh penting
seperti jantung, pembuluh darah, otot, dll sudah mulai terbentuk.
Di lain pihak plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti janin
selama proses kehamilan juga sudah mulai terbentuk. Sampai usia kehamilan
3 minggu ini janin masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini kepala bayi
kurang lebih setengah dari panjang badan, dimana badan  bayi masih tampak
seperti ekor saja.
Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat
berubah drastis. Kehamilan di bagi atas 3 trimester yaitu trimester I, trimester
II, dan trimester III.
D. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumsi
a. Subyektif:
 Amenorrhea.
Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem
saraf, penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau
ketegangan emosi
 Kelemahan/dan keletihan
Dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
 Mual dan muntah (morning sickness)
Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar
progesteron, dapat disebabkan karena gangguan pada saluran
cerna atau alergi. Terjadi antara minggu ke-2-6 dan menghilang
pada minggu ke-12.
 Perubahan payudara
Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae,
perubahan nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.
 Peningkatan sekresi berkemih.
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan
sensitivitas jaringan, tekanan karena pembesaran uterus
menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih
selama hamil. Dapat pula disebabkan oleh penyakit infeksi
saluran kencing, trauma dan pertumbuhan tumor vesika urinaria.
 Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
 Leukorea
 Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22 pada
primipara dan minggu ke-20 pada multipara.
b. Obyektif (probabilitas)
 Perubahan fisiologi dan anatomi
 Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
 Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma,
linea nigra)
 Perubahan payudara
 Pembesaran abdomen
 Perubahan rahim dan vagina
2. Tanda kemungkinan hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila
digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan
memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:
a. Pembesaran rahim
b. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas
uterus ibu hamil.
c. Kontraksi Braxton Hicks
d. Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang
menjauh dan kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.
e. Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
f. Goodell sign : melunaknya serviks.
g. Test kehamilan positif.
3. Tanda positif kehamilan (absolut)
a. Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
b. Terdengar detak jantung janin
c. Teraba bagian-bagian janin
d. Teraba gerakan janin.
E. Perubahan Fisiologi Kehamilan
1. Sistem kerja hormon
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan
yang terjadi pada kelenjar ini.
 Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat
hampir 20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon
yang dihasilkan tetap sama. Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya metabolic rate
disebabkan karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
 Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan,
terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan
kalsium dan vitamin D janin lebih besar. Hormon paratiroid
penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah,
tanpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
 Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak
insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun
demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat
yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih
banyak, sehingga beberapa dari mereka mengeluarkannya ke dalam
urine. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan hal yang
riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
 Kelenjar pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit
pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua
hormon tropik, tetapi juga dengan jumlah yang sedikit berbeda.
Follicle stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic
gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon
pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok meningkat,
menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan
abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah
persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus
posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi
kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
 Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan
kalium dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar
adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
 dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
 puncaknya pada minggu ke-9 – 13
 mempertahankan korpus luteum sampai plasenta
mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
 Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
 Kerjanya berlawanan dengan insulin
 Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
 Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
 Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
4) Progesteron
 Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
 Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara
endometrium, dan merelaksasikan otot-otot uterus
 Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
 Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah
ekstremitas
5) Relaksin
 Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua
 Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan
serviks, dan pengubahan kolagen
6) Prostaglandin
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil dan
juga terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk
memulai persalinan.
b. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita
tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus
luteum tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan
progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi
sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk
steroid dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin
(hCG), human placental lactogen (hPL) juga disebut chorionic
somatomotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT).
2. Perubahan berat badan
Kenaikan BB selama trimester rata-rata kenaikan hanya 1–2,5 kg
kemudian meningkat 0,3–0,5 kg perminggu, dibawah rata-rata pada
wanita. Peningkatan berat progresif bertahap pada dua trimester terakhir
umumnya merupakan peningkatan jaringan lemak dan tidak berlemak.
Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan
trimester ketiga kebanyakan merupakan pertumbuhan janin (Bobak,
Lowdermilk & Jensen, 2005).
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang
selama kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan.
Tidak adekuat kenaikan BB selama lebih dari ½ masa kehamilan akan
melahirkan bayi preterm. Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak sesuai
dengan yang dianjurkan.
3. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran
uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari
kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung
muskular yang mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml air
ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500
kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut
otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah
dan saraf.

Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak


hamil pada minggu ke- 40

Ukuran Tidak hamil Hamil


Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
volume ≤ 10 ml 5000 ml

(Bobak, 2005).

4. Perubahan vagina dan vulva


Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwick’s, corak
yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa.
5. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks
menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda
Goodell’s). Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut
operkulum.
6. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah
rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap
mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar
dan suplay darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada
awal kehamilan keluar cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen
disekitar puting, areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar-kelenjar
montgomery menonjol keluar.
7. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah
bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja
ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun.
Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine
ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
8. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas,
bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih
kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum
hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan
kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume ventilasi permenit, dan
ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga thoraks berubah
dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh
sesak napas.
9. Sistem integumen
o Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin
yang meningkat selama kehamilan.
o Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk
seperti jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan
diatas pipi, hidung dan kening.
o Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis
pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
o Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja
adenokortikosteroid yang terlihat pada abdomen, paha dan payudara.
o Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang
berdenyut dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila
ditekan. Biasanya ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan.
10. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium
dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi
dengan baik. Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium
gigi telah terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat
hamil membantu aktivitas penghancuran email yang menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini,
bahu lebih tertari ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung,
sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita.
11. Sistem kardiovaskuler
o Hipertropfi kardia atau dilatasi bersifat sekunder dengan meningkatnya
volume darah dan curah jantung.
o Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam ukuran
dan posisi jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga
memberikan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada
kehamilan, bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar, S3
terdengar setelah usia kehamilan 20 minggu.
o TD arteri bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya masalah
kesehatan. Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi maternal,
kecemasan yang dialami dan ukuran manset.
o Selama trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar
5-10 mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan
hormonal selama kehamilan.
12. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot
polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam
lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung,
dan intestin.
E. Perubahan-Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan
identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia
merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari, tapi
tidak sekarang”. Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan,
periode awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang
kemampuannya memberikan keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan
untuk menerima peran sebagai bapak dan memberikan nafkah pada
keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa
bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu, selama
periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin
dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral dan ekonomi mereka.
Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan dibuat. Kadang-kadang
tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya tinggal rencana, sampai
kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi dan diterima.
Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan ditinjau ulang,
terjadi proses belajar.
2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya
sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk
bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan
tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon
terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir kehamilan sebagai cara
untuk melestarikan alam suatu penghargaan atau emansipasi dari kontrol
parental. Mereka mungkin menyamakan kehamilan dengan penyakit,
kejelekan, memalukan, atau mereka mungkin memandang kehamilan
sebagai suatu periode kreatifitas dan pemenuhan tugas.
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak
dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari
bapaknya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan.
Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak-
anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya
dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan perawatan medis
untuknya. Beberapa pria mengalami gejala-gejala seperti wanita seperti
ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa ahli sejarah
medis disebut midleiden atau menderita bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh karenanya
nama dan jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting. Untuk banyak
orang, secara ideal harapan dari kehamilan, khususnya yang pertama
adalah lahirnya anak laki-laki. Bagi orang yang demikian, lahirnya anak
permepuan pada kehamilan pertama adalah suatu kegagalan untuk
meneruskan nama keluarga. Sehingg setiap anggota keluarga mempunyai
pandagan yang berlainan tentang kehamilan. Persepsi tersebut
mempengaruhi resolusi krisis.

3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah
dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan
orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan
keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam
menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki seseorang.
Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan keterampilan
seseorang untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stress. Mereka
mungkin melakukan aktifitas seperti “menceritakannya” pada teman,
melakukan olah raga yang berat, mendengarkan musik, menangis, menulis
puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri (seperti
menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi
kecemasan untuk sementara waktu. Metode koping tersebut dapat
digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarganya utnuk
menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan
dalam kehidupan mereka yang terganggu.
F. Keluhan pada Masa Kehamilan
Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya. Keluhan-
keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan
akan hilang menjelang tengah hari (morning sickness).
b. Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau
yang menyengat.
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini
terjadi karena adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar
dan menekan pada kandung kencing.
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon
kehamilan (estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa
serviks dan vagina.
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan
pervaginam perlu diwaspadai adanya abortus.
g. Perut membesar.
h. Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan
kehamilan akan mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-
kelainan yang timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan
tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati
terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering timbulkonflik karena
pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan
dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,
sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada
trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang
terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru,
mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone
atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga
dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan
tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan
rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
c. Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah
satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III
perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada
saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f. Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.
g. Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi.
H. Komplikasi Kehamilan
1. Hiperemisis gravidarum
2. Hipertensi dalam kehamilan
3. Perdarahan trimester I (abortus)
4. Perdarahan antepartum
5. Kehamilan ektopik
6. Kehamilan kembar
7. Molahydatidosa
8. Inkompatibilitas darah
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.
I. Kenyamanan pada Ibu Hamil
1. Pakaian hamil
Pakaian yang menyenangkan, yang longgar paling baik, celana, BH,
dan ikat pinggang, celana panjang, kos kaki, celana dalam, korset dan
pakaian ketat harus dihindari. Memakai celana yang berlebihan menekan
perineum vagina sehingga menjadi panas, mengganggu sirkulasi dikaki
yang dapat menyebabkan varices.
Korset maternity yang lebih baik yang dapat digunakan untuk
menyangga sakit pinggang. BH ibu hamil apa yang paling baik yang dapat
membantu menambah berat payudara. Lingkaran dada dan ukuran jaringan
payudara (dibawah ketiak), serta mempunyai penutup puting susu yang
lebih penting lagi yag dapat mencegah sakit punggung dan sakit leher.
Kaos kaki yang elastis dapat membantu ibu yang varices vena yang
besar atau bengkak kaki. Sepatu yang dapat memberikan dukungan yang
kuat dan meningkatkan sikap yang baik dan keseimbangan, seperti
menggunakan sepatu yang hak rendah.
2. Mandi dan berenang
Mandi di bak mandi, diizinkan pada kehamilan tua sebab air tidak dapat
masuk kedalam vagina kecuali di bawah tekanan, mandi dan shower
hangat dapat menjadi terapeutik sebab dapat merilekskan ketegangan otot,
membantu mencegah insomma dan membuat ibu hamil merasa segar.
3. Aktivitas fisik dan istirahat
Aktifitas fisik disesuaikan dengan umur kehamilan yang dapat
memperbaiki sirkulasi, membantu relaksasi dan istrahat serta mencegah
kebosanan, seperti melakukan senam hamil secara teratur. Ibu hamil
dianjurkan untuk merencanakan periode istrahat, berbaring miring
dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenisasi,
fetoplacenta, dengan tekanan pengeluaran dari vena cava asendens dan
aorta desendens.
J. Anjuran untuk Ibu Hamil
1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari,
tergantung berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1
bayi atau kembar). Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah
6,5 – 16 kg. Jenis makanan yang sehat dan veriativ selama kehamilan
diantaranya adalah:
 Buah dan sayuran
 Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
 Protein seperti ikan, daging, kacang
 Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
 Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi
dari gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil
dianjurkan mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari selama 12 minggu
kehamilan.
 Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja
mengangkut oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah
meningkat untuk kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50
mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan
dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan
penyerapan.
 Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak
1200 mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan,
diikuti dengan jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk
ibu hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk
mengurangi risiko efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
a. Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
b. Aerobic low impact
c. Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
d. Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau
kehabisan napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah,
pusing.
e. Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
f. Lakukan istirahat secara teratur
g. Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan
punggung sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
h. Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai
dengan energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
i. Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan
yang mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
 Hipertensi dalam kehamilan
 Ketuban pecah dini
 Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
 Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak
boleh terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila
merasakan gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-
hati. Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia,
atau abortus berulang dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks
pada masa kehamilan demikian pula ketika kepala sudah masuk rongga
panggul dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
a. Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
b. Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangka waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.
c. Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika
kehamilan sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir
preterm, ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol
yang terkandung dalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan
zat teratogen yang dapat menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan
pada janin.

K. Pemeriksaan Antenatal Care


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan
yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.
Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya
pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai
dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak
periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada
kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai
laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah
konsepsi (Ganong 1989 dalam Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006) kunjungan
antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan
ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
 Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
 Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
 Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
 Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalianan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I : untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi
bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah
pelvik.
Caranya : Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua
tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di
fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika
bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak
bulat dan gerakan kurang.
Leopold II : untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya : Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan
pada kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi
dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk
menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan
teraba cembung dan resisten.
Leopold III : Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat
dengan daerah pelvik.
Caranya : Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik
napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan
menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba
keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan
teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV : Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian
terendah janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya : Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan
turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu
tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3
keadaan yaitu : Konvergen yaitu jika bagian yang masuk
baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk
baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar
dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele: Hari
+7,Bulan–3,Tahun+ 1.
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan
yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan
dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan
dan kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-
20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dasar pada klien:
1. Aktifitas dan istirahat
a. Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama.
Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan akhir
b. Denyut nadi meningkat 10-15x/menit
c. Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan
volume darah
d. Varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
e. Episode sinkope
2. Integritas Ego
a. Menunjukkan perubahan persepsi diri
b. Body image rendah
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c. Peningkatan berat jenis urin
d. Timbulnya hemoroid
4. Makanan dan Cairan
a. Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
b. Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester
II &III
c. Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi
perdarahan
d. Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis
e. Glukus dan edema
5. Nyeri dan Ketidaknyamanan
a. Kram kaki
b. Nyeri tekan dan bengkak pada payudara
c. Kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu
d. Nyeri punggung
6. Pernafasan
a. Mukosa nampak lebih merah dari biasanya
b. Frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi
uterus
c. Pernafasan thorakal
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 36 – 37ºC 
b. DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu
c. Gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu
d. Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu
e. Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5
8. Sexualitas
a. Berhentinya menstruasi
b. Perubahan respon / aktifitas seksual
c. Leukhorea
d. Peningkatan secara progresif ukuran uterus
e. Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
f. Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema, spindernevi,
strie gravidarum
g. Tanda-tanda hegar, chadwick positif
9. Interaksi sosial 
a. Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi
b. Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
c. Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
nafsu makan, mual/muntah
2. Kelemahan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang perubahan
biofisik, psikososial, budaya dan keyakinan spiritual.
4. Kurang pengetahuan tentang perubahan fisiologis/psikologis yang
normal berhubungan dengan kurangnya informasi dan persepsi yang
salah tentang keadaannya.
5. Defisit volume cairan berhubungan dengan mual/muntah secara
berlebihan
6. Resiko terjadinya cedera pada janin (fetal distress) berhubungan
dengan malnutrisi ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksisus,
adanya kelainan genetik
7. Resiko terjadi infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis
urinarius, hygiene buruk dan keterbatasan pengetahuan.
8. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan pada
rongga thorax
9. Gangguan kenyamanan istirahat tidur berhubungan dengan BAK
sering pada malam hari

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu
makan, mual/muntah, keuangan yang tidak mencukupi, tidak mengenal
peningkatan metabolik/nutrisi.
Hasil yang diharapakan klien akan :
a. Menjelaskan komponen diit seimbang prenatal
b. Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral dan besi
c. Mengikuti diet yang dianjurkan
d. Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan
penambahan berat badan yang sesuai (minimal 1,5 kg pada akhir
trimester pertama)
Intervensi
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,
kuku dan kulit.
R/ Kesejateraan janin-ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
b. Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia (kurang dari 17 tahun, lebih
dari 35 tahun).
R/ Remaja cenderung malnutrisi/anemia, dan lansia cenderung
obesitas/diabetes gestasional.
c. Pastikan tingkat pengetahuan tentang diit
R/ Menetukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pra natal,
laju basal metabolic meningkat 20 – 25 % (pada kehamilan lanjut).
Karena aktivitas tiroid yang berhubungan dengan pertumbuhan
fetus dan jaringan pada ibu menjadi resiko terhadap klien dengan
nutrisi buruk. Penambahan zat besi diperlukan selama
d. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal
dan suplemen vitamin/zat besi setiap hari.
R/ Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diit seimbang.
e. Evaluasi motivasi atau sikap dengan mendengar keterangan klien
dan meminta umpan balik tentang informasi yang diberikan
R/ Bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi
lanjut/intervensi lain mungkin dapat diindikasikan
f. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-
hal yang tabu selama kehamilan
R/ Dapat menunjukan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi
layanan kesehatan.
g. Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan
dan tingkat motivasi untuk memakannya
R/ Memakan bahan bukan makanan pada kehamilan karena
kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar dan
atau respon tubuh terhadap kebutuhan tubuh
h. Timbang BB klien; pastikan BB pregravid. Informasikan tentang
penambahan prenatal yang optimum
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal atau dibawah BB
normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR
i. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah. Kesampingkan
muntah pernisiosa (hiperemesis gravidarum)
R/ Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada
status nutrisi prenatal khusus periode perkembangan janin
j. Pantau kadar Hb/haematokirt (Ht)
R/ Identifikasi adanya anemia dan penurunan kapasitas oksigen ibu
k. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa
R/ Menetapkan data dasar untuk deteksi potensial resiko tinggi
seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat.
l. Ukur pembesaran uterus
R/ Malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin
sehingga mempengaruhi sel otak janin berakibat kemunduran
perkembangan janin
m. Kolaborasi :
1) Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi
R/ Memberikan bantuan tambahan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
2) Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan
tepat
R/ Yayasan penyelenggara program makanan untuk membantu
secara optimal nutrisi ibu/janin.
2. Kurang pengetahuan tentang perubahan fisiologis/psikologis yang
normal berhubungan dengan kurangnya informasi dan persepsi yang
salah tentang keadaannya.
Hasil yang diharapakan klien akan :
a. Menjelaskan perubahan fisiologis/psikologis normal yang berkaitan
dengan kehamilan trimeter pertama
b. Menunjukkan prilaku perawatan diri yang meningkatakan kesehatan
c. Mengidentifikasi tanda – tanda bahaya kehamilan
Intervensi
a. Buat hubungan perawat – klien yang mendukung.
R/ Peran penyuluh dapat memberikan bimbingan antisipasi dan
meningkatkan tanggungjawab individu terhadap kesehatan.
b. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya yang berkenaan
dengan perubahan fisiologis/ psikologis serta keyakinan akivitas
R/ Memberikan informasi untuk meng-identifikasi kebutuhan dan
menentukan rencana perawatan.
c. Klarifikasi kesalapahaman
R/ Ketakutan biasanya muncul dari kesalahan informasi dan
mengganggu pembelajaran selanjutnya.
d. Tentukan derajat motifasi untuk belajar
R/ Klien dapat mengalami kesulitan belajar kecuali kebutuhan
untuk belajar keras.
e. Identifikasi orang yang memberikan dukungan /instruksi dalam
kebudayaan klien
R/ Membantu jaminan kualitas / kontinuitas asuhan karena orang
pendukung mungkin lebih berhasil.
f. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangannya.
R/ Peneriman penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
g. Tentukan sikap klien terhadap asuhan yang diberikn oleh pria,
versus bidan atau praktisi wanita.
R/ Beberapa budaya memandang dokter sebagai orang yang
menangani penyakit dan bidan unutk kelahiran sehat. Tuntukan
kesopanan atau budaya dapat menghambat asuhan yang dilakukan
oleh suami di ruangan
h. Jelaskan rutinitas kunjungan dan rasional dari intervensi ( misalnya
tes urine, tensi, BB).
R/ Menguatkan hubungan antara pengkajian dan hasil positif
ibu/bayi. Perbedaan budaya memberikan tekanan pada fase
kehamilan dan budaya klien mungkin tidak mempertimbangkan
kunjungan prenatal itu penting.
i. Berikan bimbingan antisipasi meliputi diskusi tentang nutrisi,
latihan, tindakan yang aman, istirahat, perawatan payu darah,
aktifitas seksual dan life style.
R/ Mendorong penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan
keinginan untuk melakukan peratan diri.
j. Diskusikan tentang perkembangan janin dengan menggunakan
gambar.
R/ Visualisasi meningkatkan realita akan anak dan menguatkan
proses pembelajaran.
k. Identifikasi hal yang membahayakan janin (obat-obatan, lkohol,
nikotin dsb). Tekanan perlunya menghindari semua obat – obatan
tersebut sampai dikonsultasikan dengn tim kesehatan lain.
R/ Janin rentan dalam trimester pertama selama periode
pembentukan organ.
l. Rujuk klien / pasangan pada kelas periapan kelahiran. Berikan
daftar bacaan yang dianjurkan
R/ Penambahan pengetahuan membantu menurunkan rasa tekut
tentang ketidaktahuan dan meningkatkan rasa percaya diri dalam
mempersiapkan kelahiran anak.

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan mual/muntah secara


berlebihan
Hasil yang diharapkan :
a. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan
frekwensi mual/muntah
b. Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setip hari
c. Mengidentifikasi tanda dan gejalah dehidrasi
Intervensi
a. Konsultasi DJJ
R/ Untuk memastikan adanya janin dan bukan molahidatidosa
b. Tentukan frekwensi/beratnya mual/muntah
R/ Memberikan data yang berkenaan dengan semua kondisi fisik,
peningkatan HCG, perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric memperberat mual/muntah
Membantu dalam menyampingkan penyebab lain untuk
mengatasi maslah khusus dan mengidentifikasi intervensi
c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain
R/ Membantu dalam menyampingkan penyebab lain untuk
mengatasi maslah khusus dan mengidentifikasi intervensi
d. Anjurkan klien mempertahan kan input/output, tes urine dan
penurunan BB setiap hari.
R/ Membantu menetukan hiperemesis grafidarum. Pada awalnya
muntah dapat mengakibatkan alkalosis, dehidrasi dan ketidak
seimbangan elektrolit. Muntah dapat menyebabkan asidosis dan
memerlukan intervensi lanjut.
e. Kaji suhu dan perubahan kulit, membran mukosa, tensi, BJ urine
dan output/input.
R/ Indikator dalam membantu mengevaluasi kebutuhan hidrasi
f. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan 6
x sehari dengan tinggi karbohidrat dan jumlahnya sedikit.
R/ Membantu mengatasi mual/muntah dan menurunkan keasaman
lambung

4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan pada


rongga thorax
Hasil yang diharapakan klien akan: pola nafas efektif
Intervensi
a. Observasi TTV
R/ Mambantu menegakka intervensi selanjutnya
b. Anjurkan untuk melakukan posisi semifowler jika berbaring
R/ Membantu untuk kenyamanan bernafas
c. Anjurkan untuk melakukan relaksasi nafas dalam
R/ Menunjang perbaikan jalan nafas
5. Gangguan kenyamanan istirahat tidur berhubungan dengan BAK
sering pada malam hari
Hasil yang diharapakan klien akan: pola tidur cukup atau kembali
normal, dengan criteria istirahat tidur malam (8jam) dan istirahat tidur
siang (2-3 jam) dan ibu tidak lemah.
Intervensi
a. Kaji tingkat perubahan pola tidur klien
R/ Menentukan sejauh mana penyimpangan pola tidur
b. Anjurkan pada klien untuk latihan tidur pada siang hari
R/ Pola tidur yang teratur akan meningkatkan kenyamanan istirahat
tidur
c. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan kecil pada sore
hari maupun susu hangat
R/ Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk dan efek
sedative pada susu serta meningkatkan istirahat tidur
d. Mandi dan masase punggung
R/ Merelaksasikan otot-otot
e. Turunkan minum pada sore hari dan lakukan berkemih sebelum tidur
R/ Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi berkemih
selama malam hari

DAFTAR PUSTAKA
Aprianawati dan Sulistyorini. 2003. Hubungan antara Dukungan Keluarga
dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama pada
Masa Triwulan Ketiga.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf. Diakses tanggal
21 Mei 2011.
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2.
EGC: Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Raden. 2010. Proses persalinan. http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html.
Diakses tanggal 21 Mei 2011.
Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai