Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

A. Definisi Antenatal
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009). Asuhan
antenatal adalah suatu program yang teren!ana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan, (Muchtar Rustam, 2008).

B. Tujuan Antenatal Care


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan asosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

C. Manfaat Antenatal Care


Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran
dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.

2
Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1. Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengobati secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
dalam menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan
ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi.
2. Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi
persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal
kualitas suber daya manusia.

D. Tanda dan Gejala Antenatal


1. Tanda-tanda pasti
a. Mendengar bunyi jantung janin
b. Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c. Melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan
dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat
diketahui pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan
USG kantong kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi
jantung janin sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu.
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi
dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak
tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.

3
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
1) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin
lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak, terutama
daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari
dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas
symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri
sama sekali terpisah dari cervix ( tanda hegar).
2) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita meraba
ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak bibir
atau ujung daun telinga.
3) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong
menjadi keras karena berkontraksi.
4) Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan
ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau
digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim. Ballottement
dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam.

5) Meraba bagian anak


Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor
yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk
janin.
6) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat
menimbulkan reaksi yang positif.

4
7) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan
perut.
8) Keluarnya colostrums
9) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea
fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
10) Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
1) Adanya amenorrhoe
Pada wanita yang sehat dengan haid yang teratur, amenorrhoe
menandakan kemungkian adanya kehamilan. Kadang-kadang amenorrhoe
disebabkan oleh hal-hal lain di antaranya penyakit berat seperti TBC,
typhus, anemia, atau karena pengaruh psikologi misalnya karena
perubahan lingkungan.
2) Mual dan muntah
3) Ibu merasa pergerakan anak
4) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
5) Perasaan dada berisi dan agak nyeri

E. Standart Antenatal Care


1. Identifikasi Ibu Hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, anggota keluarganya
agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur.
2. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

5
Memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Selain itu juga harus mengenal kehamilan
resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS /
infeksi HIV, memberikan pelayanan iminusasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
3. Palpasi Abdominal
Melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala pre eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat serta merujuknya.

F. Frekuensi Antenatal Care


Seorang wanita hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan paling sedikit
4x kunjungan selam periode antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu).
2. Satu kali kunjungan selama trimester II (usia kehamilan 14 – 28 minggu).
3. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke- 36). Kecuali jika
ditemukan faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering.

6
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu
periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua
minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali. Sebaiknya tiap wanita
hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu
bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sekali sampai usia kehamilan 27
minggu. Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu sekali sampai usia
kehamilan 36-40 mingggu.

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care


1. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas
kesehatan.
2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah
keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan
kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak
mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu
dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan
seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya
merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil
memeriksakan kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi
yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).

7
5. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC
ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
6. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan
seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A,
2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga
kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu
dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
7. Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini
dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari
orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang. Dukungan sosial suami yang
sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam
kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi,
memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak
menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri
dalam proses persalinan.

H. Pemeriksaan Pada Ibu Hamil


1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan.
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi

8
Pemeriksaan kebidanan dengan cara inspeksi adalah pemeriksaan kebidanan
dengan cara melihat atau mengamati, dilakukan untuk menilai keadaan ada
tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah, pucat atau tidak pada
selaput mata, dan tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah
pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar
gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah
dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah
perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea
alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai
keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
b. Palpasi
Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan dengan cara
meraba, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan
usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara
palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :

1) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa
yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan
,menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan
lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas
fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya
keras, bundar dan melenting

2) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak
bagian kecil pada anak. Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus,
dan tentukan dimana bagian terkecil bayi

3) Leopold III

9
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya :
a) Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
b) Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang
menjadi presentasi tersebut.

4) Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah
dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
Caranya :
a) Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu
b) Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul,
dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.
c. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk mendengarkan
bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta,
serta bising usus. Bunyi jantung janin dapat didengarkan pada usia 16-20
minggu sedangkan menggunakan dopler dapat didengarkan pada usia
kehamilan 16-20 minggu, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui
pada usia 6-12 minggu Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri dan kanan
dibawah tali pusat presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan
dengan bagian kecil, maka janin fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per menit.
Bunyi jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya selama 1 menit
penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit.
Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin,
dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim
seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus
yang sifatnya tidak teratur.

10
I. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan
1. Perubahan Fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22
cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah
implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini
disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan
muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru. Uterus pada wanita hamil sering
berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada
pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan
konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali.
b. Serviks
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya serviks. Perubahan ini sudah dapat ditemukan sebulan setelah
konsepsi. Pelunakan serviks terjadi karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia
kelenjar-kelenjar serviks.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya
bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya
bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi
asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil
penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-
basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.

11
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi
setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.

e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis
memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum.
Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada
seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae lividae. Pada seorang
multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih agak
mengkilat ialah parut (sicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie
albican.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala
hyperpigmentasi ini akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di
bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang
meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara
disebabkan karena pengaruh hormonal.
h. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada
ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan
tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
i. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun.

12
Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) Erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) Leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,
perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta,
lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah. Kegiatan
paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu
sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan 02.
j. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus
kurang, yang menimbulkan obstipasi.
k. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin. Ureter jelas melebar dalam
kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon
progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh
rahim yang membesar. Kapasitas kandung kencing juga mengalami
penurunan kapasitas karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir
kehamilan oleh kepala janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.
l. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
2. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan
status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan perkawinan yang
dilandasi oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan
merupakan salah satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara
keduanya semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual,

13
ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan
berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan. Setelah terbukti
terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah, diikuti pula
oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan
fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan.

J. Tanda Bahaya Selama Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa janin
yang dikandungnya.
Tanda – tanda bahaya kehamilan adalah :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
3. Perubahan vital secara tiba – tiba
4. Nyeri abdomen yang hebat
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
6. Pembengkakan wajah dan tangan
7. Keluar air ketuban sebelum waktunya
8. Muntah terus menerus atau Hiperemesis gravidarum
9. Demam
10. Anemia
11. Kejang

K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Antenatal Care
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami
2) Anamnesa umum :
keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu
makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan

14
3) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya

b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat
jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya
kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis
(tidak simetris).
2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit
3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total
adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya
risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
4) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
5) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau

15
lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila
ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
6) Kepala dan Leher
a) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
b) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera
c) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
d) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
7) Payudara
a) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
b) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d) Retraksi akibat adanya lesi
e) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
8) Abdomen
a) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22
minggu

16
c) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
a) Leopold I :
(1) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
(2) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
(3) Konsistensi uterus
b) Leopold II
(1) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
(2) Menentukan letak punggung janin
(3) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
c) Leopold III
(1) Menentukan bagian terbawah janin
(2) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
d) Leopold IV
(1) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
(2) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
9) Tangan dan kaki
a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper
10) Pemeriksaan panggul
a) Panggul : genital luar
(1) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,
cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
(2) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembengkakan masa atau cairan kista
b) Panggul : menggunakan spekulum

17
(1) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
(2) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan
luka
c) Panggul : pemeriksaan bimanual
(1) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan
atau nyeri goyang)
(2) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
c. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ)
1) Dari Janin
a) Djj pada bulan ke 4-5
b) Bising tali pusat
c) Gerakan dan tendangan janin
2) Dari ibu
a) Bising rahim
b) Bising aorta
c) Peristaltik usus
d. Pemeriksaan Dalam
1) Vaginal Toucher (VT)
2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
1) Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
2) Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
3) Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah

18
Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
Kriteria Hasil :
1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
2) Mengikuti diet yg dianjurkan
3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
4) Menunjukkan ↑ BB ( min 1,5 kg pd TM I )
Intervensi :
1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya
yang dianut oleh ibu
5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah
normal meningkatkan risiko IUGR
6) Berikan ↑ BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau
rendah
7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Resti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual dan muntah

19
Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
Kriteria Hasil :
1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi &
keparahan mual/muntah
2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi
Intervensi :
1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang
BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang
kering, penurunan BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi
c. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma
sekunder kehamilan
Tujuan :
Pola napas efektif
Kriteria Hasil :
1) Melaporkan penurunan keluhan sesak
2) Mendemonstrasikan fungsi pernapasan baik
Intervensi :
1) Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena pergeseran diafragma
2) Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)

20
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
3) Kaji kadar HB à tekankan pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen dalam darah rendah,
aliran darah ke otak terlambat dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan
sehingga dapat menyebabkan ibu merasa sesak
4) Informasikan hubungan program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu untuk mampu
mengatur pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat
berkurang
5) Anjurkan istirahat & latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
d. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal
Tujuan :
Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil :
1) Mengidentifikasi tindakan yang melegakan dan menghilangkan
ketidaknyamanan
2) Melaporkan penatalaksanaan ketidaknyamanan
Intervensi :
1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh klien
2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
3) Anjurkan pemakaian korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
4) Tekankan menghindari stimulasi putting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang dapat
menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
5) Kaji adanya haemoroid

21
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan terutama pada saat duduk
atau BAB
6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada
haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari konstipasi yang akan
menambah keparahan hemoroid
7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga
menyebabkan kelelahan pada ibu
8) Kolaborasi : suplemen kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam hamil
e. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
Tujuan
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
Kriteria Hasil :
1) Mendiskusikan perubahan dalam hasrat seksual
2) Identifikasi langkah mengatasi situasi
3) Melaporkan adaptasi perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
Intervensi :
1) Kaji pola aktivitas seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual selama kehamilan
2) Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama kehamilan
3) Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang nyaman dalam seksualitas selam
hamil yang tidak mengganggu kehamilan
4) Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi
puting susu, orgasme pd wanita, sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang berlebihan dapat menyebabkan
abortus

22
f. Resti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
Tujuan :
Konstipasi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
1) Mempertahankan pola fungsi usus normal
2) Mengidentifikasi perilaku beresiko
3) Melaporkan tindakan untuk meningkatka eliminasi
Intervensi :
1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan
selama hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan eliminasi BAB sebelum dan
selama hamil
2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya haemoroid
3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB dan menjadikan feses lebih
lunak
4) Anjurkan latihan ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan peristaltik usus lebih cepat dan
membantu merangsang terjadai BAB
5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut

23
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dk. 2010. Asuhan kebidanan : masa kehamilan. Graha ilmu ; Yogyakarta.

Kusmiati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Prawirihardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

24

Anda mungkin juga menyukai