Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR PENULISAN ILMIAH

Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan


Pasien di Era Pandemi Covid-19 pada Pelayanan Keperawatan di Ruang Tulip 3
RSUD Provinsi Kalimantan Utara

DOSEN :

Nurman Hidaya, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh : HADIJAH


NPM : 2040703064

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS

KERJASAMA UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Tang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia_Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Komunikasi
Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Era Pandemi Covid-19 pada
Pelayanan Keperawatan di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara”.
Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan serta bimbingan,
ucapan terima kasih penulis sampaikan setinggi-tingginya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah hikmat akal dan pikiran
yang jernih, kesehatan, kekuatan dan kesabaran dalam menyusun skripsi ini;
2. Bapak Sulidah, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku Dekan Prodi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan Kalimantan Utara yang telah memberikan
kesempatan mengikuti pendidikan;
3. Bapak dr. Frangky Sientoro, Sp.A selaku Plt Direktur RSUD Provinsi
Kalimantan Utara;
4. Ibu Maria Imaculata Ose, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo tarakan Kalimantan
Utara;
5. Bapak Nurman Hidaya, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Fasilitator yang telah
memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini;
6. Seluruh Staff dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
Kalimantan Utara;
7. Suami tercinta dan anak-anak tersayang yang telah mendoakan dan selalu
memberi semangat serta kasih sayang;
8. Teman-teman dan sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk kesempurnaan penulisan


Skripsi ini, namun masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis agar penelitian ini dapat bermanfaat
secara maksiamal untuk semua pihak dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

ii
Tarakan, Juli 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit merupakan institusi Pelayanan yang menyelengarakan pelayanan
kesehatan secara komprehensip dimana pelayanan keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan memiliki andil terbesar
dalam menentukan citra pelayanan rumah sakit. Perkembangan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat, kemajuan teknologi terutama dalam bidang kesehatan diikuti
dengan perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan ikut andil akan kebutuhan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang otimal dan safty. Pelayanan
keperawatan sebagai bagian dari layanan kesehatan perlu meningatkan kualitas
pelayanan dimana salah satu indikator pelayanan berkualitas apabila layanan yang
didapatkan masyarakat melebihi ekspektasi (Muninjaya, 2015). Rumah sakit perlu
melakukan berbagai langkah penting yang dapat memenuhi harapan dari
masyarakat yang menggunakan jasa layanan, khususnya pada era pandemi Covid-
19 saat ini.
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat mengharapkan kualitas
pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan yang optimal. Pandemi
merupakan wabah penyakit global, melihat kondisi dimana banyak negara secara
global terdampak akibat wabah yang ada. Penetapan Pandemi Covid-19 oleh World
Health Organization dilakukan karena beberapa indikasi antara lain banyaknya
negara secara global yang terpapar virus corona (Semaun, Saleh et al. 2020).
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Virus Corona
sendiri merupakan keluarga besar virus yang dapat berdampak penyakit pada
hewan atau manusia. Pada manusia virus ini dapat menyebabkan infeksi pernafasan
mulai dari flu biasa hingga penyakit seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) (WHO, 2020). Dengan
adanya Pandemi Covid-19 ini, SDM di bidang pelayanan keperawatan harus di
tingkatkan agar kualitas pelayanan bisa menjadi lebih optimal.
Tingginya paparan infeksi Covid-19 saat ini menjadi perhatian khusus pada
sektor kesehatan dunia termasuk Indonesia. Melansir Worldometers, pada 11 Juli
2021, jumlah kasus infeksi di dunia mencapai 175.576.659 orang, dengan
159.120.855 kasus dinyatakan sembuh, dan 3.787.298 dinyatakan meninggal
1
2

dunia. Adapun kasus tertinggi terjadi di Amerika Serikat (34.272.447 kasus dengan
28.275.225 kasus sembuh dan 613.855 kasus meninggal), disusul India (29.273.338
kasus dengan 27.778.849 kasus sembuh dan 363.097 meninggal), dan Brazil
sebagai negara ketiga terbanyak (17.210.969 kasus dengan 15.670.754 kasus
sembuh, dan 482.019 kasus meninggal). Indonesia juga mengalami lonjakan
infeksi Covid- 19 yang cukup tinggi hingg1a tanggal 5 Juli 2021 dengan total
2.313.829 kasus (1.942.690 kasus sembuh dan 61.140 kasus meninggal).
Adapun kasus tertinggi di Indonesia di tempati oleh DKI Jakarta sebanyak 482.264
kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 350.719 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak
232.839 kasus. Provinsi Kalimantan Utara menduduki posisi ke 27 secara nasional
dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 12.707 kasus. Pada wilayah kota Tarakan,
jumlah terkonfirmasi sebanyak 6.303 kasus dengan 6.024 kasus sembuh dan 119
kasus meninggal (http://tarakankota.go.id/pengumuman , di akses tanggal 7 juli
2021, pukul 18.30 WITA). Tingginya jumlah infeksi Covid-19 ini menjadikan
tingginya tuntutan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan dalam menangani
pandemi Covid-19.
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 setiap harinya sangat mempengaruhi
sektor kesehatan pada instansi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kalimantan
Utara dalam memberikan pelayanan yang di tandai dengan terbatasnya jumlah
pelayanan setiap hari namun tetap memperhatikan pemberian pelayanan paripurna.
Dalam mewujudkan kualitas pelayanan yang baik di masa pandemi, tentu tidak
terlepas dari hubungan perawat dan klien dalam praktik keperawatan profesional
yang bersifat saling percaya. Ismani (2009 dalam Wahyu, 2019) memandang
bahwa hubungan perawat dengan klien didasari pada nilai – nilai dan martabat
manusia, terjalinya rasa percaya, bersama-sama menetukan penyelesaian masalah
dan kolaborasi. Terwujudnya hubungan saling percaya dapat dilakukan dengan
jalur membangun komunikasi terapeutik dari seorang perawat kepada pasien guna
mencapai pelayanan keperawatan prima, sehingga berpengaruh terhadap kepuasan
pasien sebagai pengguna jasa (Mahendro, 2016). Terciptanya pelayanan yang baik
dimasa pandemi akan berdampak positif bagi instansi RSUD provinsi Kalimantan
Utara.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan antara pasien
dan perawat secara profesional yang bertujuan untuk meningkatkan proses
penyembuhan atau pemulihan pasien (Mahendro, 2016). Komunikasi terapeutik
2
3

menjadi landasan untuk mendorong kerjasama antar perawat dalam melakukan


pengkajian keperawatan kepada pasien. Diantaranya berusaha mengungkapkan
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan
yang dilakukan selama masa perawatan. Selain itu, adanya komunikasi terapeutik
yang efektif sangat berpengaruh pada kondisi mental pasien, antara lain membantu
pasien dalam mengekspresikan perasaan, pendapat, pilihan yang sesuai dengan nilai individu,
selain itu dapat membantu dalam mengambil keputusan tindakan yang efektif dalam
penyelesaian masalah keperawatan pasien (Nugroho, 2009; Sudahri, 2012).
Komunikasi terapeutik yang tidak diterapkan dengan baik akan menyebabkan
interaksi terhadap pasien kurang maksimal sehingga berdampak pada
ketidakpuasan pasien.
Pada umumnya pelayanan keperawatan diawali dengan pengkajian
keperawatan yang dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh. Dalam
menegakkan diagnosa keperawatan dan mewujudkan asuhan keperawatan
professional, perawat perlu melakukan screening kesehatan dengan melibatkan
pengukuran fungsi fisik tertentu atau tes diagnostik untuk mendeteksi seseorang
dengan kemungkinan tinggi memiliki karakteristik tertentu (Potter, 2019). Bila
kombinasi dari pengkajian keperawatan dilakukan dengan komunikasi terapeutik,
perawat akan dengan mudah memperoleh informasi terkini terkait kesehatan
pasien dalam menegakkan diagnosa aktual, risiko, kemungkinan terjadi, wellness
dan syndrome yang didasari informasi kritis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini akan membentuk suatu asuhan keperawatan professional dan berujung pada
kepuasan pasien.
Untuk memperoleh data mengenai komunikasi terapeutik, penulis melakukan
studi pendahuluan. Berdasarkan observasi lapangan pada tanggal 7 Juli 2021 di
Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara, didapatkan komunikasi
terapeutik perawat melakukan pelayanan keperawatan secara acak, dari 10 pasien
yang dirawat menunjukkan bahwa ada 6 atau 60% komunikasi terapeutik yang
kurang optimal, seperti: 1) saat akan berinteraksi dengan pasien, perawat jarang
mengucapkan salam, 2) penggunaan APD yang lengkap membuat kesulitan pasien
mengenal perawat, perawat juga tidak pernah memperkenalkan diri sebelum
berinteraksi dengan pasien, 3) orientasi awal memasuku ruangan tidak dijelaskan
peraturan yang berlaku di rumah sakit dan 4) minimnya edukasi tentang tindakan
yang akan dilakukan pada pasien. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
3
4

kecenderungan perawat belum menerapkan komunikasi terapeutik.


Berdasarkan paparan sebelumnya, komunikasi terapeutik merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan akan berpengaruh pada kepuasan pasien. Adapun
dimensi kepuasan pasien dapat diukur melalui aspek fungsi dari pelayanan.
Menurut Suupranto (2011) aspek- aspek tersebut meliputi: 1) Tangible (Wujud
nyata), 2) Reliability (Kepercayaan), 3) Responsiveness (Tanggung Jawab), 4)
Assurance (Jaminan), dan 5) Empathy (Perhatian penuh). Kepuasan pasien akan
layanan kesehatan bila mendapatkan pelayanan yang sama atau bahkan melebihi
dari apa yang di harapkan. Sementara itu ketidakpuasan pasien atau perasaan
kecewa akan muncul apabila pengalaman pelayanan yang diperolehnya itu tidak
sesuai dengan harapannya.
Untuk mengetahui kondisi terkini terkait kepuasan pasien di Ruang Tulip 3
RSUD Provinsi Kalimantan Utara, penulis melakukan studi pendahuluan melalui
wawancara pada tanggal 7 Juli 2021 di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan
Utara, dari10 responden secara acak, di dapatkan 7 responden atau 70% merasa
tidak puas terhadap pelaksanaan pelayanan keperawatan dan 3 responden atau 30%
merasa puas terhadap pelaksanaan pelayanan keperawatan. Alasan ketidakpuasan
pasien adalah perawat tidak segera datang saat dibutuhkan, sering terlambat
memberikan obat injeksi pada malam hari yang mengganggu jam istirahat,
kebersihan ruangan kurang diperhatikan, dan beberapa perawat terkadang cuek.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat nilai ketidakpuasan pasien yang cukup
signifikan terhadap pelayanan keperawatan di masa pandemi Covid-19 ini.
Kepuasan pasien dapat dicapai dengan cara memberikan pelayanan yang
baik di Rumah Sakit dalam situasi apapun di masa pandemi Covid-19 ini.
Komunikasi terapeutik yang diterapkan dengna baik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dapat berdampak pada psikologis pasien seperti mereka dapat
beradaptasi dengan stress dan mengoptimalkan potensi pada individu pasien.
Peningkatan adaptasi pasien terhadap stress yang dialami menunjukan status
individu berada pada kondisi sehat (Aditama,2007). Selain itu untuk meningkatkan
kepuasan pasien perlu dilakukan penyelengaraan kesehatan secara komprehensip
dengan memperhatikan penunjang lain yang mendukung, seperti sarana prasarana,
kompetensi pelaksanaan layanan, prosederu layanan dan lainanya. Petugas
kesehatan dan pemberi layanan kesehatan memberikan pelayanan yang baik,
efektif, efisien (Djojodibroto, 2004). Berdasarkan gambaran permasalahan yang
4
5

telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang


“Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan
Pasien di Era Pandemi Covid- 19 pada Pelayanan Keperawatan di Ruang Tulip 3
RSUD Provinsi Kalimantan Utara”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil uraian yang dipapakan pada latar belakang maka dirumuskan
masalah tentang: Bagaimana Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Era Pandemi Covid-19 pada Pelayanan
Keperawatan di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara .

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan komunikasi terapeutik
perawat dan tingkat kepuasan pasien di era pandemi Covid-19 pada
pelayanan keperawatan di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mendeskripsikan komunikasi terapeutik perawat di era pandemi
Covid-19 pada pelayanan keperawatan di Ruang Tulip 3 RSUD
Provinsi Kalimantan Utara
1.3.2.2. Mendeskripsikan tingkat kepuasan pasien di era pandemi Covid-19
pada pelayanan keperawatan di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi
Kalimantan Utara
1.3.2.3. Menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dan tingkat
kepuasan pasien di era pandemi Covid-19 pada pelayanan
keperawatan di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi RSUD Provinsi Kalimantan Utara
Sebagai informasi terkini tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik dan
kepuasan pasien di Ruang Tulip 3 RSUD Provinsi Kalimantan Utara dan
juga peningkatan kualitas kerja dengan meningkatnya penerapan
komunikasi terapeutik baik bagi rawat jalan maupun rawat inap.

5
6

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan


Menjadi bahan kajian dan diskusi penerapan komunikasi terapeutik pada
ruang perawatan infeksius di tengah pandemi Covid-19 dan peningktan
pelaksanaan komunikasi terapeutik dan kepuasan pasien yang menderita
Covid-19
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk


pengembangan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penggunaan
komunikasi terapeutik yang sesuai pada kondisi pandemi covid-19 dan
pelyanan keperawatan yang meningktakan kepuasan pasien di Tulip 3
RSUD Provinsi Kalimantan Utara.

1.5. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian


Nama
No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1 Ramadhani, Hubungan Penelitian ini Berdasarkan penelitian
Ningsih, Komunikasi merupakan diketahui bahwa ada
Susanti Terapeutik penelitian non hubungan antara
(2019) Perawat dengan eksperimental pelaksanaan komunikasi
Tingkat dengan terapeutik dengan kepuasan
Kepuasan di menggunakan pasien dengan p value
Bangsal metode korelasi 0,001 (p value < 0,05).
Cempaka I dengan Kesimpulannya, penting
Rumah Sakit pendekatan bagi perawat untuk
Dr. Adnaan cross sectional menerapkan komunikasi
WD terapeutik dan rumah sakit
Payakambuh sebaiknya memiliki aturan
untuk meningkatkan
komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh perawat.
Perbedaan pada penelitian
ini terletak pada lokasi
penelitian, jenis penyakit
pasien dan jumlah sampel.

2 Aswad, Hubungan Desain Hasil penelitian uji statistik


Muliadi, komunikasi penelitian yang menggunakan uji chi-

6
7

Lolong terapeutik digunakan square pada tingkat


(2015) dengan adalah desain kemaknaan 95% (α ≤ 0,05),
kepuasan deskriptif hasil didapatkan nilai p=
pasien di dengan 0,000 ini berarti bahwa
Instalasi Gawat pendekatan nilai p< α (0,05).
Darurat RSUD cross sectional Kesimpulan terdapat
Dr. H. Chasan dan data hubungan komunikasi
Boesoirie, dikumpulkan terapeutik perawat dengan
Ternate dari responden kepuasan pasien.
menggunakan
lembar
kuesioner.

3 Erlindai ”Tinjauan Jenis penelitian Kepuasan Pasien Pada


(2019) Kepuasan ini Komunikasi Pendaftaran
Pasien pada menggunakan Pasien Rawat Jalan di UPT
Pelayanan metode Rumah Sakit Khusus Mata
Pendaftaran penelitian medan dari 30 responden
Rawat Jalan di deskriptif yang telah diteliti,
UPT Rumah mayoritas kurang puas
Sakit Khusus sebanyak 13 responden
Mata Medan (43.3%), dan minoritas
Tahun 2019” tidak puas sebanyak 8
responden (26.7%),
Kepuasan Pasien Pada
Waktu Tunggu Pendaftaran
Pasien Rawat Jalan di UPT
Rumah Sakit Khusus Mata
medan dari 30 responden
yang telah diteliti,
mayoritas tidak puas
sebanyak 15 responden
(50%), dan minoritas puas
sebanyak 3 responden
(10%).

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Aswad, Muliadi, Lolong (2015), Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan


Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie, Ternate.
Ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015. Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi.

Barokah, Wahyu (2019) Pengaruh Hubungan Interpersonal Perawat Dengan


Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RST Wijayakusuma Purwokerto.
Bachelor thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Erlindai (2019), Tinjauan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan
di UPT Rumah Sakit Khusus Mata Medan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam
dan dan Perekam dan InformasiKesehatan Imelda. Vol.4. No.1, Februari 2019.

Muninjaya, A. Gde. 2015. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta:


EGC.

Nugroho, A.W. (2009). Komunikasi Interpersonal antara Perawat dan Pasien (Studi
deskriptif kualitatif aktivitas komunikasi terapeutik antara perawat terhadap
pasien di rumah sakit umum daerah dr. moewardi). Abstrak Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret. Diakses tanggal 15 Mei 2013 melalui http://
dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn =showview&id =14430.

Ramadhani, Ningsih, Susanti (2019), Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan


Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Cempaka I Rumah Sakit Dr. Adnaan WD
Paya kambuh. Jurnal Menara Medika Vol 1 No 2 Maret 2019. Program Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan dan

Sudahri. (2012). Peranan Komunikasi Interpersonal Perawat dalam Upaya Penyembuhan


Pasien di Rumah Sakit Elizabeth Situbondo. Abstrak Skripsi. Jember: Universitas
Muhammadiyah Jember. Diakses tanggal 15 Mei 2013 melalui
http://digilib.unmuhjember.ac.id/gdl.php? Mod browse&op =read&id=umj-1x
sudahri-

https://www.worldometers.info/coronavirus/?utm_campaign=homeAdUOA?Si (di
aksestanggal 7 Juli 2021, pukul 17.30 WITA)

http://tarakankota.go.id/pengumuman, (di akses tanggal 7 juli 2021, pukul 18.30 WITA).

Anda mungkin juga menyukai