DI
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 3
1. Rosi raturoma 2019081024045
2. Annisa r. Kaimudin 2019081024008
3. Ancelina batlayeri 2019081024O44
4. Nathasya usmany 2019081024042
5. Jeklin s. Yahuli 2019081024032
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
Pendahuluan
1. 2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam komunikasi terapeutik pada pasien di
IGD
3. Bagaimana komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga di ruang IGD?
4. Apa saja Prinsip pada komunikasi dengan pasien di IGD?
1. 3 . Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian komunikasi terapeutik.
2.Untuk mengetahui tahap-tahap dalam komunikasi terapeutik pada klien
dan keluarga di ruang IGD.
3.Untuk mengetahui komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga di
ruang IGD.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pada komunikasi terapeutik dengan
pasien di IGD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam
bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk
mempengaruhi perilaku orang lain (Rahmadiana, 2012). Stimulus ini dapat berupa
suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan atau simbol-
simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain
merespon atau bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus.
Sedangkan menurut Nugroho (2009), komunikasi merupakan suatu proses
kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk
berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Komunikasi merupakan proses khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Menurut Liliweri (2008), komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan
suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Proses
komunikasi biasanya melibatkan dua pihak, baik antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok atau antar kelompok dengan kelompok yang
berinteraksi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
3. Fase Kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik.
Pada tahap ini, perawat bersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Tahap ini berkaitan dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah ditetapkan.
4. Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hubungan saling
percaya sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Perawat dan klien
keduanya merasa kehilangan. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat
mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan pulang. Perawat dan
klien bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan
pencapaian tujuan.
4. 1. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang secara sadar dan terencana yang
tujuan untuk kesembuhan pasien. Tahapan dalam komunikasi terapeutik
diantaranya fase pra-interaksi orientasi, kerja, dan terminasi. Cara berkomunikasi
terapeutik pada klien di Ruang IGD yaitu diantaranya mendengarkan dengan
penuh perhatian, menunjukkan penerimaan, menanyakan pertanyaan yang
berkaitan, mengulang ucapan klien, klarifikasi, memfokuskan, menyampaikan
hasil observasi, menawarkan informasi, diam, meringkas, memberikan
penghargaan, menawarkan diri, dan memberi kesempatan kepada klien untuk
memulai pembicaraan. Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada
keluarga klien di ruang IGD dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan dan
informasi mengenai kesehatan klien.
4. 2. Saran
Di IGD perawat selain melakukan tindakan keperawatan hendaknya
tidak terlepas dari sikap dan perilaku dalam berkomunikasi dengan pasien yang
dapat mempengaruhi kepuasan pasien seperti komunikasi terapeutik, meskipun
sarana dan prasarana pelayanan sering dijadikan ukuran mutu oleh pelanggan
namun ukuran utama penilaian tetap sikap dan perilaku pelayanan yang
ditampilkan oleh petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani. (2009). Komunikasi Terapeutik, 7–21.
BBC.(2011).Indonesia Negara Lawan Bencana.
[online].https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2011/08/110810_ind
onesia_tsunamiChasan, R. H., & Ternate, B. (2015). Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat Rsud Dr.
H. Chasan Boesoirie Ternate, 3.Dwi Retnaningsih. (2016). Pengaruh Komunikasi
Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan RSUD Jogja, 6(1),
72–81. https://doi.org/10.18196/jmmr.6130.PengaruhNugroho, A. W. (2009).
Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien.Nurmin, Wa Ode
(2016).Dikeluhkan karena Pelayanan, Direktur RSUD Syekh Yusuf: Kekurangan
Perawat.[online]. http://makassar.tribunnews.com/2016/05/04/dikeluhkan-
karena-pelayanan-direktur-rsud-syekh-yusuf-kekurangan-perawat.Rahmadiana,
M. (2012). KOMUNIKASI KESEHATAN : SEBUAH TINJAUAN, 1(1), 88–94.Sandra, R.,
Stikes, D., & Saintika, S. (2013). Kepuasan Pasien Di Ruang Instalasi Rawat Inap
Non Bedah ( Penyakit Dalam Pria dan Wanita ) Rsup Dr . M . Djamil Padang, 68–
73.Saputra, A. D. (2017). Studi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Jalan di Indonesia
Berdasarkan Data KNKT ( Komite Nasional Keselamatan Transportasi ) Dari Tahun
2007-2016 Nasional Keselamatan Transportasi ) Database from 2007-2016, 179–
190. Thamiiaaa. (2013). KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT.
[online].http://thamiiaaa.blogspot.com/2013/03/konsepdasar-keperawatan-
gawat-2.html. [24 Mei 2015]