Disusun oleh :
1. Ancelina Batlayeri
2. Aprilina R.S Berotabui
3. Helsiana Pairingan
4. Lusia Aprilia
5. Mince A. Onna
6. Moh. Julfan Yusuf
7. Maria Kapisa
8. Enjel Metelmetty
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “askep komunitas
keselamatan kerja”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
membuat makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN KESEHATAN KERJA & KESELAMATAN KERJA
B. KEPERAWATAN KOMUNITA
C. DEFINISI HIGIENE INDUSTRI
D. TUJUAN HIGIENE INDUSTRI
E. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA
F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKAN
PRODUKTIVITAS KERJA
G. PENYAKIT AKIBAT KERJA
H. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA BAIK
I. EVALUASI LINGKUNGAN KERJ
J. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI
K. PENGAWASAN UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KERJA
L. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK
M. ILMU KESEHATAN KERJA
N. PENYAKIT AKIBAT KERJA
O. MENGETAHUI KESEHATAN & KESEHATAN KERJA (K3)
BAB III KASUS
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki sistem
sanitasi demi menjaga hiegien industri dan lingkungan di sekitar
industri.Berdasarkan modal uang digunakan industri,dapat dikelompokkan
menjadi industri dasar (industri besar), industri menengah (aneka industri), dan
industri kecil. Industri kecil dengan tekhnologi sederhana atau tradisional dan
dengan jumlah modal yang relatife terbatas merupakan industri yang banyak
bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua tenaga kerja di perlukan
disektor ini (Depkes RI,1992).
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri serta
majunya teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga semakin
meningkat.Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke sector lainnya.
Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik perusahaan formal maupun informal. Perusahaan formal umumnya
sudah mempunyai sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah
baku,tetapi industri industri di sector informal masih banyak yang belum
memeiliki dan belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang di harapkan
(Wahit;323;2009)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area lingkungan
kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan definisi komunitas
b. Mampu menjelaskan keperawatan komunitas
c. Mampu menjelaskan higiene industri
d. Mampu menjelaskan tujuan higiene industri
e. Mampu menjelaskan kegiatan higiene perusahaan dan kesehatan kerja
f. Mampu menjelaskan masalah kesehatan kerja yang menurunkan
produktivitas kerja
g. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
h. Mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan kerja menjadi baik
i. Mampu menjelaskan evaluasi lingkungan kerja
j. Mampu menjelaskan cara melindungi masyarakat sekitar industri dan
umum
k. Mampu menjelaskan pengawasan untuk menggunakan alat kerja
l. Mampu menjelaskan usaha kesehatan kerja yang baik
m. Mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja
n. Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
o. Mampu menjelaskan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
BAB II
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN KESEHATAN KERJA DAN KESELAMATAN KERJA
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif
dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
C. HIGIENE INDUSTRI
Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh
kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan ( Soeripto;8;2008).
Higiene industri adalah sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga
kerja menjadi sumber daya manusia yang disiplin didikatif, penuh tanggung
jawab, dan mampu bekerja secara produktif dan efisien ( Soeripto;8;2008).
Bahan kimia juga dapat menjadi faktor penyebab penyakit akibat kerja.
Sifat dan derajat racunbahan kimia dalam industri bergantung pada :
2. Sifat-sifat kimiawi
Sifat kimiawi meliputi : jenis persenyawaan, besar molekul, konsentrasi,
derajat kelarutan, dan jenis pelarut
3. Port d’entree
Seperti memalui alat pernafasan, pencernaan, dan kulit
1. Subjektif, oleh indra manusia pada zat tertentu, misalnya amoniak, sulfur, dan
lain-lain
2. Mengunakan hewan percobaan, seperti kelinci, burung kenari, tikus, dank era.
Misalnya CO dengan kadar 0,25% dapat diketahui secara kasar dan
bahayanya dalam waktu 3 menit burung kenari akan pingsan, sedangkan pada
tikus akan terjadi disorientasi
3. Mengunakan alat detector dan indicator, khusus digunakan untuk uap dan
gas. Contoh indicator sederhana akibat reaksi kimia adalah perubahan warna,
seperti iodium menjadi warna biru dengan zat pati. Detector adalah alat
khusus yang dibuat untuk menentukan baha-bahan diudara, baik kualitatif
maupun kuantitatif, dengan cara menhisap dan melakukan udara tempat kerja
pada reagen yang da dalam tabung detector
4. Pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium
(Wahit;324;2009)
Masyarakat sekitas industri harus terhindar dari bahaya udara yang keluar
dari suatu perusahaan yang mengandung bahan-bahan sangat berbahaya. Udara
yang mengandung gas dan uap terdapat dua cara yaitu :
1. Pekerja harus dilatih dan dididik untuk memahami bahaya yang ada, cara
menghindarinya, dan cara menggunakan alat-alat keselamatan
2. Sarung tangan, kacamata dan pakaian pelindung harus digunakan saat bekerja
3. Air untuk mandi dan cuci mata harus cukup tersedia, terutama untuk
membersihkan bahaya korosif
4. Pakaian pelindungn yang digunakan hrus dicuci tiap hari
5. Unit operasi yang tidak memungkinkan ventilasi keluar memerlukan masker
yang dialiri udara atau masker gas. Masker tersebut digunakan untuk
keperluan darurat, yaitu jika bahan-bahan yang sangat bahaya sedang diolah
6. Pekerja yang mengolah bahan diwajibkan mencuci tangan sebersih-bersihnya
sebelum merokok, minum atau makan
7. Pekerja wajib melapor untuk diperiksa pada saat kejadian kecelakaan pertama
Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perwata industri antara lain
sebagai berikut :
(Wahit;327;2009).
1. Pada mesin : seperti peralatan dan bahan (keadaan mesin yang rusak, licin,
longgar, kasar, dan tajam); kondisi pengaman mesin (kegiatan dengan
kecepatan berbahaya, tidak memanfaatkan perlengkapan, bekerja pada
peralatan yang bergerak/berbahaya); kondisi alat-alat kerja; dan konsisi bahan
2. Karyawan, yang meliputi : kondisi mental dan fisik, kebiasaan kerja ( baik
dan aman), penggunaan APD
3. Tata cara kerja, yang meliputi : prosedur kerja yang benar, protap untuk
kegiatan yang berulang, dan kebiasaan bekerja menurut petunjuk manual.
Pencegahan kecelakaan kerja dengan memperhatikan pada aspek manusia dan
aspek peralatan. Aspek manusia (tenaga kerja) harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu terampil sesuai jenis pekerjaannya
BAB III
KASUS
No
Karakteristik Frekuensi/ jumlah
.
Jenis kelamin
1. a. Laki-laki 40 orang
b. Perempuan 60 orang
Jenis pekerjaan
a. Pengelintingan 55 orang
2.
b. Pengepakan 35 orang
c. Pengawas 10 orang
Usia
a. 25-35 tahun 35 orang
3. b. 36-46 tahun 40 orang
c. 47-57 tahun 20 orang
d. 58-60 tahun 5 orang
4. Tingkat pendidikan
a. Tamat SD 30 orang
b. Tamat SMP 45 orang
c. Tamat SMA 25 orang
Lama bekerja
a. 5-10 tahun 15 orang
b. 11-15 tahun 35 orang
5.
c. 16-20 tahun 30 orang
d. 21-25 tahun 15 orang
e. > 25 tahun 5 orang
A. PENGKAJIAN
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten
kudus jawa tengah dengan luas bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1
Ha. Pabrik ini berada di tepi jalan raya yang merupakan akses utama di
kota kudus. Terdiri dari beberapa ruangan sektor yang didalamnya
terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang berhubungan dengan
tembakau dan rokok diantaranya adalah bagian penyortiran tembakau,
penyimpanan tembakau, produksi tembakau, pelintingan rokok,
pengepakan rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll. Ruangan sektor
A7 merupakan salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO
yang terbagi menjadi beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian
pelintingan, pengepakan rokok dan pengawasan. Jumlah pekerja di
ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang (perincian berdasarkan
karakteristik umum ada di tabel yang tersedia di awal) sebagaian besar
bekerja adalah orang jawa 85 orang (85%) dan berasal dari madura
sebanyak 15 orang (15%).
4. EKONOMI
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian
pelintingan dan pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian
pengawas sekitar 1,5-2 juta rupiah.
7. SISTEM KOMUNIKASI
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor
A7 sebagaian besar menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP)
sebagai alat komunikasi antara pekerj, keluarga dan masyarakatnya.
Sednagkan sistem komunikasi dalam perusahaan menggunakan telfon yang
ada disetiap ruangan sektor dan apabila ada informasi atau pengumuman
dari perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap
ruangan di perusahaan ini. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar
pekerja sehari-hari di ruangan sektor A7 mayoritas dengan menggunakan
bahasa jawa dan sebagaian kecil menggunakan bahasa madura.
8. PENDIDIKAN
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO
didapatkan data tingkat pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah
sebagai berikut:
Tingkat pendidikan
a. Tamat SD
30 orang
b. Tamat SMP
45 orang
c. Tamat SMA
25 orang
9. REKREASI
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk
pegawai dan pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari
jum’at pagi biasanya diadakan senam aerobik bersama oleh perusahaan yang
dilakukan di lapangan olah raga yang ada di belakang perusahaan.
Di akhir tahun biasanya juga diadakan rekreasi bersama yang di
fasilitasi oleh perusahaan yang juga dilakukan secara giliran atau gantian di
tiap ruangan sektor/ bagian produksi dalam perusahaan ini.
A. ANALISA DATA
NO
DATA ETIOLOGI PROBLEM
.
B. PENAMPISAN MASALAH
Dari hasil analisa data, didapatkan data yang kemudian dilakukan penapisan
masalah untuk menentukan perioritas masalah, adapun penapisan masalah
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
No
Diagnosa Keperawatan Score
.
B. SARAN
1. Bagi Pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat dan baik di
dalam tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja akan
meningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli dengan
kesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih optimal
dalam produktivitas kerja.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan yang menyelenggarakan program PKDTK (Promosi
Kesehatan Dalam Tempat Kerja) tentu lebih memperlihatkan kepada
karyawannya bahwa mereka peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang puas dengan iklim
kerja mereka tentu akan lebih loyal kepada perusahaan. Dengan
demikian,angka turn over pekerja akan semakin rendah. Akibatnya biaya
untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan baru,akan berkurang.
Pekerja sehat tentu akan lebih produktif yang akan meningkatkan
produktivitas perusahaan pada akhirnya. Selain itu pekerja sehat juga akan
mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk mengobati karyawan yang
sakit. Lebih jauh lagi,perusahaan juga dapat memperoleh citra positif baik
dari masyarakat,pemerintah maupun para mitra pebisnis mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.academia.edu/62111163/askep_komunitas_kesehatan_kerja.
Diakses pada 15 September 2014, jam 11.30 WIB