METRIYANI,Amd. Kep
Metriyani
DAFTAR ISI
Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku
“caring” atau kasih sayang / cinta (Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra
profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan
ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi termasuk “therapeutic
use of self” dan “helping relationship” untuk praktek keperawatan, sikap dan tehnik serta
dimensi hubungan dari komunikasi terapeutik.
2. Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu atau
kontak dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer dalam Suryani, 2005).
Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka pada klien dan
ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya (Suryani, 2005). Tujuan
tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat
dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang lalu (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005).
3. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan klien bekerja
bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut
kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan pikirannya.
Perawat juga dituntut untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi
terhadap adanya perubahan dalam respons verbal maupun nonverbal klien.
Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas perawat pada
tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui active listening,
perawat membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara
mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang
telah dipilih.
4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien (Christina, dkk,
2002). Tahap ini dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005).
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-klien, setelah
terminasi sementara, perawat akan bertemu kembali dengan klien pada waktu yang telah
ditentukan.Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara keseluruhan.
Stuart G.W. (1998) dalam Suryani (2005), menyatakan bahwa proses terminasi
perawat-klien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan, sehingga jika hal
tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan kecemasan dapat
terjadi lagi pada klien. Timbulnya respon tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan
perawat untuk terbuka, empati dan responsif terhadap kebutuhan klien pada pelaksanaan
tahap sebelumnya.
2.3 TEHNIK-TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Bertanya
Bertanya (questioning) merupakan tehnik yang dapat mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Tehnik berikut sering digunakan pada tahap
orientasi.
a. Pertanyaan fasilitatif dan nonfasilitatif
Pertanyaan fasilitatif (facilitative question) terjadi jika pada saat bertanya perawat
sensitif terhadap pikiran dan perasaan serta secara langsung berhubungan dengan
masalah klien, sedangkan pertanyaan nonfasilitatif (nonfacilitative question)
adalah pertanyaan yang tidak efektif karena memberikan pertanyaan yang tidak
fokus pada masalah atau pembicaraan, bersifat mengancam, dan tampak kurang
pengertian terhadap klien (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
2) Tidak akan dapat menggali perasaan klien yang sebenarnya karena why
question mengiring klien untuk menjawab secara rasional atau
mengemukakan alasan dari suatu perbuatan atau keadaan, bukan
bagaimana perasaanya terhadap kejadian (Gerald, D dalam Suryani,
2005).
2. Mendengarkan
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik
(Keliat, Budi Anna, 1992). Mendengarkan adalah proses aktif (Gerald, D dalam
Suryani, 2005) dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap
pesan yang diterima (Hubson, S dalam Suryani, 2005).
Selama mendengarkan, perawat harus mengikuti apa yang dibacakan klien dengan
penuh perhatian. Perawat memberikan tanggapan dengan tepat dan tidak memotong
pembicaraan klien. Tunjukkan perhatian bahwa perawat mempunyai waktu untuk
mendengarkan (Purwanto, Heri, 1994).
3. Mengulang
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.
Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti
pembicaraan klien (Keliat, Budi Anna, 1992). Restarting (pengulangan) merupakan
suatu strategi yang mendukung listening (Suryani, 2005).
4. Klarifikasi
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang
tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald, D
dalam Suryani, 2005).
Pada saat klarifikasi, perawat tidak boleh menginterpretasikan apa yang dikatakan
klien, juga tidak boleh menambahkan informasi (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
Apabila perawat menginterpretasikan pembicaraan klien, maka penilaiannya akan
berdasarkan pandangan dan perasaannya. Fokus utama klarifikasi adalah pada
perasaan, karena pengertian terhadap perasaan klien sangat penting dalam memahami
klien.
5. Refleksi
Refleksi (reflection) adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan
isi pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian
perawat tentang apa yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan
penghargaan terhadap klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005).
Tehnik-tehnik refleksi terdiri dari: (Keliat, Budi Anna, 1992)
a. Refleksi visi, yaitu memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide yang
diekspresikan klien dengan pengertian perawat.
b. Refleksi perasaan, yaitu memberi respon pada perasaan klien terhadap isi
pembicaraan, agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.
Gunanya adalah untuk :
a. Mengetahui dan menerima ide dan perasaan
b. Mengoreksi.
c. Memberi keterangan lebih jelas.
Ruginya adalah :
a. Mengulang terlalu sering dan sama.
b. Dapat menimbulkan marah, iritasi, dan frustasi
6. Memfokuskan
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk
membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian tujuan
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Dengan demikian akan terhindar dari pembicaraan
tanpa arah dan penggantian topik pembicaraan. Hal yang perlu diperhatikan dalam
mengguanakan metode ini adalah usahakan untuk tidak memutus pembicaraan ketika
klien menyampaikan masalah penting (Suryani, 2005).
7. Diam
Tehnik diam (silence) digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien
sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada
perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing (Stuart & Sundeen
dalam Suryani, 2005). Tehnik ini memberikan waktu pada klien untuk berfikir dan
menghayati, memperlambat tempo interaksi, sambil perawat menyampaikan dukungan,
pengertian, dan penerimaannya. Diam juga memungkinkan klien untuk berkomunikasi
dengan dirinya sendiri dan berguna pada saat klien harus mengambil keputusan
(Suryani, 2005).
8. Memberi Informasi
Memberikan tambahan informasi (informing) merupakan tindakan penyuluhan
kesehatan klien. Tehnik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau
pendidikan pada klien tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri dan
penyembuhan klien. Informasi yang diberikan pada klien harus dapat memberikan
pengertian dan pemahaman tentang masalah yang dihadapi klien serta membantu
dalam memberikan alternatif pemecahan masalah (Suryani, 2005).
9. Menyimpulkan
Menyimpulkan (summerizing) adalah tehnik komunikasi yang membantu klien
mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawat-klien. Tehnik ini membantu
perawat dan klien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama saat mengakhiri
pertemuan. Poin utama dari menyimpulkan yaitu peninjauan kembali komunikasi yang
telah dilakukan (Murray, B & Judith dalam Suryani, 2005).
Manfaat dari menyimpulkan antara lain : (Suryani, 2005)
a. Memfokuskan pada topik yang relevan.
b. Menolong perawat dalam mengulang aspek utama interaksi.
c. Membantu klien untuk merasa bahwa perawat memahami perasaannya.
d. Membantu klien untuk dapat mengulang informasi dan membuat tambahan atau
koreksi terhadap informasi sebelumnya.
11. Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam
masalah yang dialami klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005) supaya masalah
tersebut bisa diatasi. Tehnik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan
gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.
Faktor – faktor penghambat dalam proses komunikasi terpeutik adalah : (Purwanto, Heri,
1994)
a. Kemampuan pemahaman yang berbeda.
b. Pengamatan/penafsiran yang berbeda karena pengalaman masa lalu.
c. Komunikasi satu arah.
d. Kepentingan yang berbeda
e. Memberikan jaminan yang tidak mungkin
f. Memberitahu apa yang harus dilakukan kepada penderita
g. Membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi
h. Menuntut bukti, tantangan serta penjelasan dari pasien mengenai tindakannya
i. Memberikan kritik mengenai perasaan penderita
j. Menghentikan/mengalihkan topik pembicaraan
k. Terlalu banyak bicara yang seharusnya mendengarkan.
l. Memperlihatkan sifat jemu, pesimis.
3.1 . PRA-INTERAKSI
a. Mempersiapkan
-Topik : Pertolongan pada pasien dengan hipertensi
-Subtopik : Pertolongan pertama pada pasien dengan hipertensi
-Tujuan Jangka Panjang : Setelah melakukan komunikasi terapeutik diharapkan
pasien dan keluarga dapat melakukan pertolongan
pertama pada hipertensi
-Tujuan Jangka Pendek : 1. Menurunkan tensi
2. Mencegah terjadinya komplikasi
-sasaran : keluarga pasien yang anggota keluarganya terkena tensi tinggi
-Tempat : Ruang Poliklinik RS Pertamina Dumai
-Waktu : 30 menit
b. Karakteristik Klien
-Nama : Rosnah
-Umur : 52 tahun
-Jenis Kelamin : Perempuan
-Riwayat Penyakit : pernah dirawat karena tensi tinggi
-Keadaan umum : Pasien datang ke Poliklinik dengan keluhan pusing dan tengkuk
terasa tegang
3.2. ORIENTASI
Perawat : selamat pagi ibu
Pasien : selamat pagi sus
Perawat : Silahkan duduk ibu
Saya suster metri, Ibu siapa namanya? Biasa dipanggil siapa bu?
pasien : saya ibu rosnah, biasa dipanggil ros (sambal memegang kepala yang
sedang pusing)
Perawat : apa keluhan nya bu?
Pasien : pusing kepalaku sus sama tegang tengkuk ku
Perawat : iy ibu saya akan periksa tensi ibu ya
Pasien : Iya sus
3.3. FASE KERJA
DOKTER MEMERIKSA KONDISI PASIEN
PERAWAT MENDAMPINGI DOKTER
Perawat : tensi ibu 190/90 nadiny 92x/menit
Ibu : pantas lah sus pusing kepalaku
Perawat : ibu sudah dari kapan pusing dan tengkuk terasa berat nya bu?
Pasien : dari tadi malam sus
Perawat : apakah ibu selama ini rutin minum obat tensi?
Ibu : sebetulnya ada nya obat tensi ku sus, tapi udah gak ku minum selama
3 hari
Perawat : kenapa tidak diminum ibu?
Pasien : lupa saya sus
Perawat : baik ibu, ayoo kita masuk keruang dokter
Perawat melaporkan kondisi pasien ke dokter jaga, melaporkan hasil anamnesa, hasil
TTV pasien. Dan selanjutnya dokter memeriksa kondisi klinis dari pasien dan
memberikan instruksi terapi kepada perawat dan dokter menjelaskan kepada
ibu/keluarga pasien tentang keadaan umum pasien & terapi yang akan diberikan.
PERAWAT MEMBAWA P[ASIEN MENEMUI DOKTER
Perawat : permisi dokter, ada pasien atas nama ibu Rosnah pasien pusing dan
tengkuk terasa tegang dari tadi malam , tekanan darah 190/90 mm Hg,
nadi 92 x/menit, suhu 36,3°c pasien ada riwayat hipertensi dan minum
obat tensi rutin, tapi sudah 3 hari ini lupa minum obat rutin. Ini file
pasiennya dok.
Dokter memeriksa kondisi klinis dari pasien dan menjelaskan kepada keluarga dan
menjelaskan apa tindakan yang akan di lakukan.
Dokter : kalau begitu tolong berikan obat oral amlodipine 5 mg dan captopril 25
mg secara sublingual observasi selama 30 menit, setelah di observasi
selama 30 menit di ukur ulang TTV nya jika tidak turun pasien harus
dirawat
Perawat : apakah perlu diberikan oksigen dok?
Dokter : berikan oksigen 3L/menit
Perawat : baik dok.
Perawat memberikan instruksi terapi dari dokter jaga terhadap pasien an.Rusnah.
B. Orientasi
C. Fase Kerja
D. Fase Terminasi
BAB III
PENUTU
P
3.1 KESIMPULAN
1. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan
tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan
komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan
bagi perawat.
2. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaanya
diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting
diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan factor penunjang yang
sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
3.2 SARAN
1. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien untuk
mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
2. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan bahasa yang
mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman komunikasi.
3. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang teguh etika
keperawatan.
Daftar Pustaka
http://dhanwaode.wordpress.com/2010/10/09/komunikasi-dalam-proses-pembangunan-
dalam-proses-keperawatan/
http://riff46.wordpress.com/2011/05/21/integrasi-konsep-komunikasi-dan-etika-dalam-
pemberian-obat/
PENERAPAN DALAM ROLEPLAY
3.1 Dialog Komunikasi Terapeutik
Langkah-langkah Komuikasi Terapeutik dalam keluarga tentang pertolongan pertama
pada klien dengan diare
1 . PRA-INTERAKSI
a. Mempersiapkan
-Topik : Pertolongan pada klien dengan gangguan gastrointestinal
-Subtopik : Pertolongan pertama pada klien dengan diare
-Tujuan Jangka Panjang : Setelah melakukan komunikasi terapeutik diharapkan
keluarga dapat melakukan pertolongan pertama pada klien
diare
-Tujuan Jangka Pendek :1. Menghentikan diare
2. Mencegah dehidrasi berlanjut
-sasaran : keluarga pasien yang anggota keluarganya sering terkena diare
-Tempat : Ruang IGD RS Bhayangkara
-Waktu : 30 menit
b. Karakteristik Klien
-Nama : Malika
-Umur : 10 tahun
-Jenis Kelamin : perempuan
-Riwayat Penyakit : Klien pada 11 april 2016 masuk rumah sakit karena mengalami
maag
-Keadaan umum : Klien masuk rumah sakit Bhayangkara 01 desember 2017
dengan keadaan diare dan di temukan tanda-tanda lemas, muka pucat, feses cair.
2. ORIENTASI
Ibu : Dokter, tolong anak saya dok.Dia lemes sekali
Perawat 1 : mohon maaf ibu, ibu silahkan mendaftar dulu ke resepsionis
KEADAAN DALAM RUANG IGD
Perawat 2 : adik saya kakak Ira, kakak akan memeriksa adik ya
IBU MENDAFTAR KE RESEPSIONIS
Resepsionis : selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu ?
Ibu : saya mau mendaftarkan anak saya
Resepsionis : baik ibu, atas nama siapa ? umur berapa dan tolong sertakan juga
alamatnya ?
Ibu : namanya Malika bu, umur 10 tahun, alamatnya Patrang bu
Resepsionis : pasien mengalami keluhan apa bu ?
Ibu : anak saya diare bu sudah 7x dari tadi pagi.
Resepsionis : baik bu, sekarang anak ibu sudah di tangani oleh dokter, ibu silahkan
tunggu diruang tunggu
3. FASE KERJA
KEADAAN DALAM RUANG IGD
Perawat 2 : adik saya kakak Ira, kakak akan memeriksa adik ya
PERAWAT MEMERIKSA KONDISI PASIEN
IBU MENUNGGU DI RUANG TUNGGU
Perawat 1 : permisi ibu, apakah benar ini dengan keluarga adik Malika ?
Ibu : iya sus benar
Perawat : ibu perkenalkan saya perawat Jeje, saya perawat di ruang IGD. Kalau
boleh tahu adik malika sudah berapa kali BAB bu ?
Ibu : sudah 7x dari tadi pagi sus
Perawat : apakah BABnya ada lendir, nanah atau darah bu ?
Ibu : tidak ada sus
Perawat :apakah ibu sudah memberikan obat kepada adik Malika ?
Ibu : iya sus, Malika tadi saya berikan obat warung 1x sus
Perawat 1 : yang ibu lakukan sudah benar tetapi alangkah baiknya ibu bawa adik
Malika langsung ke rumah sakit jika BABnya sudah lebih dari 3x agar adik
Malika mendapatkan perawatan yang intensif.
Ibu : iya sus
Perawat 2 : ibu saya sudah berikan infuse RL kepada adik Malika dan selanjutnya
saya akan berikan antibiotic untuk menghentikan diarenya.jika ibu setuju mohon
tanda tangani inform consent ini. inform consent ini berisi pernyataan bahwa ibu
menyetujui terapi yang di berikan kepada adik Malika.
Ibu : baik sus ( ibu menandatangani inform consent)
Perawat 2 : baik ibu, saya permisi sebentar, saya akan melaporkan hasil pengkajian
saya kepada dokter dan dokter nanti akan menjelaskan tentang kondisi adik
Malika
Ibu : iya sus
PERAWAT MENEMUI DOKTER
Perawat 2 : permisi dokter, saya ingin melaporkan hasil pemeriksaan dari pasien
atas nama adik Malika umur 10 tahun. Pasien diare sudah 7x BABnya tidak ada
lendir, nanah maupun darah, mata cekung, wajah pucat, konjungtiva kering,
turgor kulit buruk, diketahui terjadi hiperperistaltik yaitu 25x/meni, tekanan
darahnya 110/70 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 38°c dan RRnya 25x/menit.ini
hasil lebih lengkapnya dok
Dokter : terapi apa saja yang sudah di berikan sus ?
Perawat 2 : saya sudah memasang infuse RL 500 ml dan ibu pasien sudah
memberikan obat warung tadi pagi 1x dok.
Dokter : kalau begitu tolong berikan antibiotic ya sus.dan tolong jelaskan kepada
keluarga bahwa pasien harus opname.
Perawat 2 : apakah perlu kita lakukan pemeriksaan penunjang dok ?
Dokter : Tidak perlu sus
Perawat 2 : baik dok, kalau begitu saya permisi dulu
PERAWAT MEMBERIKAN ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN
Perawat 2 : permisi ibu, saya tadi sudah konsultasi ke dokter dan dokter
menyarankan untuk adik Malika di opname agar adik Malika mendapatkan
perawatan intensif
Ibu : iya sus, opname saja kalau memang di perlukan
Perawat 2 : kalau ibu setuju untuk opname, ibu ingin kamar vip,vvip atau yang
biasa bu ?
Ibu : vvip saja sus
Perawat 2 : baik ibu saya akan menyiapkan kamar dulu ya
5 MENIT KEMUDIAN
Perawat 1 : ibu saya sudah menyiapkan kamarnya, sekarang saya antar ibu dan adik
Malika ke kamar.
( Setelah sampai di kamar )
4. FASE TERMINASI
Perawat 1 : adik malika , gimana keadannya setelah kakak tadi berikan obat ?
Pasien : sudah mendingan kak
Perawat 1 : sudah bisa senyum dong sekarang ?
Pasien : haha iya kak
Perawat 1 : kalau adek sudah baikan kakak balik ke ruangan dulu ya , nanti sore
teman kakak kesini lagi ya untuk memeriksa keadaan adek
Pasien : iya kak
Perawat 1 : selamat beristirahat adek semoga cepet sembuh.
Ibu nanti sore teman saya akan memeriksa kembali kondisi adek malika , jika ibu
perlu bantuan ibu bisa menekan tombol ini atau ibu bisa panggil perawat di ruang
perawat . apakah ada yang ingin ibu tanyakan ?
Ibu : baik sus terimakasih
Perawat 1 :kalau begitu saya permisi ya bu.