Disusun oleh :
Raihan Adzima (22142011030)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Karakteristik Perawat yang
Memfasilitasi Hubungan Terapeutik” ini tepat pada waktunya.
1
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan, dengan yang diampu oleh Ibu Aat Agustini,
MKM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
Karakteristik Perawat yang Memfasilitasi Hubungan Terapeutik.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aat Agustini, MKM selaku
dosen mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3
Tujuan .................................................................................................................
5F ...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik....................................................................6
2.1 Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik...............................................................7
2.2 Sikap Komunikasi Terapeutik............................................................................8
2.3 Teknik-Teknik dalam Komunikasi Terapeutik...................................................8
2.4 Karakteristik Perawat yang Memfasilitasi Hubungan Terapeutik...................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
3
kesehatan-mempengaruhi klien untuk mengaplikasikannya dalam hidup,
menunjukan caring, memberikan rasa nyaman, menumbuhkan rasa percaya diri
dan menghargai nilai-nilai klien. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa dalam
keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan.
Seorang perawat yang berkomunikasi secara efektif akan lebih mampu dalam
mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan (intervensi), mengevaluasi
pelaksanaan dari intervensi yang telah dilakukan, melakukan perubahan untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah- masalah legal yang
berkaitan dengan proses keperawatan.
1.3 Tujuan
1.1.1 Untuk mengetahui pengertian komunikasi terapeutik.
1.1.2 Untuk mengetahui prinsip dasar komunikasi terapeutik.
1.1.3 Untuk mengetahui sikap komunikasi terapeutik.
1.1.4 Untuk mengetahui teknik-teknik dalam komunikasi terapeutik.
1.1.5 Untuk mengetahui karakteristik perawat yang memfasilitasi
tumbuhnya hubungan terapeutik
4
BAB II PEMBAHASAN
5
1. Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan, didasarkan pada prinsip ‘humanity of nurses and clients’.
Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong
(helper/perawat) dengan kliennya, tetapi hubungan antara manusia yang
bermartabat (Dult-Battey,2004).
2. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter,
memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar
belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap individu.
3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri
pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu
menjaga harga dirinya dan harga diri klien.
4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya
(trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
memberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart,1998). Hubungan saling
percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari komunikasi terapeutik.
6
Bertanya (questioning) merupakan tekhnik yang dapat mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan dan pikirannya, tekhnik ini sering digunakan pada tahap
orientasi.
2. Mendengarkan
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik
(Keliat, Budi, Anna, 1992). Mendengarkan adalah proses aktif (Gerald, D dalam
Suryani, 2005) dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang
terhadap pesan yang diterima (Hubson, S dalam Suryani, 2005).
3. Mengulang
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.
Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat
mengikuti pembicaraan klien (Keliat, Budi, Anna, 1992). Restarting
(pengulangan) merupakan suatu strategi yang mendukung listening (Suryani,
2005).
4. Klarifikasi
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang
tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald,
D dalam Suryani, 2005).
5. Refleksi
Refleksi (reflection) adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan
isi pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian
perawat tentang apa yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan
penghargaan terhadap klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005).
6. Memfokuskan
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk
membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian
tujuan (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).
7. Diam
7
Tehnik diam (silence) digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien
sebelum menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan
kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing (Stuart&
Sundeen dalam Suryani, 2005).
8. Memberi informasi
Memberikan tambahan informasi (informing) merupakan tindakan penyuluhan
kesehatan klien. Tehnik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau
pendidikan pada klien tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri
dan penyembuhan.
9. Menyimpulkan
Menyimpulkan (summerizing) adalah tehnik komunikasi yang membantu klien
mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawatklien. Tekhnik ini membantu
perawat dan klien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama saat mengakhiri
pertemuan. Poin utama dari menyimpulkan yaitu peninjauan kembali komunikasi
yang telah dilakukan (Murray, B & Judith dalam Suryani, 2005).
11. Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih dalam
masalah yang dialami klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2005) supaya masalah
tersebut bisa diatasi. Tehnik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan
gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.
8
12. Membagi persepsi
Menurut Stuart G.W : 1998 dalam Suryani : 2005, menyatakan membagi persepsi
(sharing peception) adalah meminta pendapat klien tentang hal yang perawat
rasakan atau pikirkan. Tehnik ini digunakan ketika perawat merasakan atau
melihat ada perbedaan antara respon verbal dan respon nonverbal klien, dan untuk
selanjutnya menyamakan persepsi yang berbeda itu.
14. Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik. Menurut
Nightingale, F dalam Anonymous : 1999 dalam Suryani : 2005, mengatakan suatu
pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan humor. Humor dapat
meningkatkan kesadaran mental dan kreativitas, serta menurunkan tekanan darah
dan nadi. Humor juga bisa membuat suasana menjadi lebih santai dan rileks.
Humor juga bisa melepaskan ketegangan yang terjadi pada proses komunikasi.
9
2.4 Karakteristik Perawat yang Memfasilitasi Hubungan Terapeutik
Menurut Roger dan Stuart GW (1998) ada beberapa karakteristik seorang
3. Bersikap positif
Sikap yang positif terhadap klien ditunjukkan dengan sikap hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhdap klien
10
Seorang perawat yang baik akan tidak memandang hina klien dan keluarganya
yang datang ke rumah sakit dengan pakaian yang kumal dan kotor
perasaanya.
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri
Seorang perawat harus mampu melupakan kejadian yang menyakitkan di masa
lalu dan menguatkan koping klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi
saat ini.
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari asuhan
keperawatan. Seorang perawat yang berkomunikasi secara efektif akan lebih
mampu dalam mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan (intervensi),
mengevaluasi pelaksanaan dari intervensi yang telah dilakukan, melakukan
perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah-
masalah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa bisa memahami dan mengerti mengenai
Karakteristik Perawat yang Memfasilitasi Hubungan Terapeutik. Serta diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dari makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/407781731/Karakteristik-Perawat-Yang-
MemfasilitasiHubungan-Terapeutik
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu-5150-3-bab2.pdf
repository.unimus.ac.i
13
16 17