Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Analisa Komunikasi
Terapeutik Role Play Pada Usia Remaja Putus Cinta Hampir Terjerumus
Narkoba” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
2. Dosen Komunikasi Dalam Keperawatan “Ns. Ristinawati, S.Kep”yang
telah membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Semua teman-teman kelompok yang telah membantu atas
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dalam
Keperawatan tentang “Analisa Komunikasi Terapeutik Role Play Pada Usia
Remaja Putus Cinta Hampir Terjerumus Narkoba”. Makalah ini diharapkan
mampu memberikan manfaat dan kegunaan bagi pembaca terutama dalam proses
pembelajaran serta untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai
Komunikasi Terapeutik Pada Usia Remaja.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun
memohon kritik dan saran dari semua pembaca terutama Dosen Komunikasi
Dalam Keperawatan sebagai bahan koreksi untuk kami. Kami harap terjadi
peningkatan dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.

Jakarta, 27 Mei 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Sistematika ............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1. Konsep Dasar Komunikasi ....................................................................... 3
2.2. Komunikasi Terapeutik ............................................................................ 9
2.3. Strategi Komunikasi Terapeutik ............................................................... 9
2.4. Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik ................................................. 12
2.5. Teknik Komunikasi Pada Klien Usia Remaja ........................................ 15
BAB III ROLE PLAY......................................................................................... 17
3.1. Tema ....................................................................................................... 17
3.2. Deskripsi ................................................................................................. 17
3.3. Setting ..................................................................................................... 17
3.4. Pemeran dan Karakter ............................................................................ 17
3.5. Naskah .................................................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 25
4.1. Keterkaitan Konsep Dengan Role Play .................................................. 25
4.2. Dialog Yang Menggunakan Teknik Komunikasi Terapeutik ................ 25
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 31
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 31
5.2. Saran ....................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarati dalam
hubungan antara manusia. Komunikasi melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Menurut
Everet M.Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan komunikasi
merupakan suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Dalam dunia kesehatan yakni di dunia keperawatan terdapat
komunikasi yang disebut dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi ini
sangat berbeda dengan komunikasi pada umumnnya, karena komunikasi
ini merupakan sebuah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan
kegiatannya bertujuan unutk kesembuhan pasien.
Fungsi komunikasi terapeutik ini yakni mendorong dan mengajarkan
kerjasama antara perawat dan pasien dengan memalui hubungan perawat
dan pasien.
Perawat berusaha mengungkapkan perasaaan, mengidentifikasi dan
mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam
perawatan
Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian
sosial yang mencakup keterampilan intelektual, tehnical dan interpersonal
yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang/cinta dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik
tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien,
mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional
dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan
serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan
ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.

1
2

1.2. Tujuan
1.2.1. Untuk mengetahui konsep dasar komunikasi.
1.2.2. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik dalam keperawatan.
1.2.3. Untuk mengetahui strategi dan teknik komunikasi terapeutik.
1.2.4. Untuk mengetahui teknik komunikasi pada klien usia remaja
1.2.5. Untuk mengetahui keterkaitan konsep dengan role play komunikasi
terapeutik pada usia remaja putus cinta dan hampir terjerumus
narkoba.
1.3. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Komunikasi
2.2. Komunikasi Terapeutik
2.3. Strategi Komunikasi Terapeutik
2.4. Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik
2.5. Teknik Komunikasi Pada Klien Usia Remaja
BAB III ROLE PLAY
3.1. Tema
3.2. Deskripsi
3.3. Setting
3.4. Pemeran dan Karakter
3.5. Naskah
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Keterkaitan konsep dengan role play
4.2. Dialog yang menggunakan teknik komunikasi terapeutik
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Komunikasi


Komunikasi merupakan proses timbal balik dan suatu pengalaman di
mana pengirim dan penerima pesan berpartisipasi secara simultan (Lu
Verne wolff, marlene H.W., Elinor V.F., 1984).
Komunikasi dapat di artikan sebagai proses antara pribadi dalam
mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan
mereka (John R. Schemerhome, dalam A.W. Wijaya, 2000).
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat
atau perilaku, baik secara langsung atau tidak langsung melalui media
(Onong, dalam Fahrianoor, T.S., 2004).
Komunikasi memiliki unsur-unsur tertentu agar maksud yang di
sampaikan tercapai dengan baik. Unsur-unsur yang tersebut adalah sebagai
berikut:
2.1.1. Sumber (Source)
Sumber merupakan dasar yang di gunakan dalam penyampaian
pesan dan berfungsi sebagai rangka yang memperkuat pesan itu
sendiri, sehingga pesan yang di terima mempunyai tingkat validitas
tinggi. Sumber dapat berupa lembaga atau instansi, orang
(dokter,perawat,bidan), buku,dokumen,dan lain-lain.
2.1.2. Pesan
Pesan adalah serangkaian informasi yang ingin di sampaikan oleh
komunukator. Pesan yang di sampaikan mempunyai isi yaitu inti
pesan untuk mempengaruhi prilaku komunikan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan komunikator. Adapun keakuratan pesan di
tentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
2.1.2.1. Penyampaian pesan
Pesan dapat di sampaikan melalui lisan, tatap muka,
langsung, tidak langsung atau menggunakan media.

3
4

2.1.2.2. Bentuk pesan


Bentuk pesan dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
2.1.2.2.1. Informatif
Bentuk pesan ini berupa pemberian sejumlah
keterangan dari komunikator pada komunikan,
kemudian komunikan mengambil kesimpulan
dan keputusan sendiri
2.1.2.2.2. Persuasif
Bentuk pesan ini berupa bujukan untuk
membangkit kan atau memotivasi semangat
individu. Perubahan prilaku yang terjadi di
harapkan atas kesadaran sendiri dan tanpa
paksaan.
2.1.2.2.3. Koersif
Bentuk pesan ini bersifat memaksa dengan
menggunakan sanki-sanki. Koersif dapat
membentuk instruksi, perintah, dan lain-lain.
2.1.3. Perumusan pesan
Pesan yang akan di sampaikan harus tersusun baik, tepat, dan jelas
sehingga sesuatu yang di harapkan dapat tercapai. Bila seorang
perawat atau bidan ingin memberikan informasi tentang
perkembangan perawatan klien, maka perawat atau bidan tersebut
harus mempunyai rancangan informasi atau pesan. Semua hal yang
akan di sampaikan, di tekankan dengan bahasa yang baik dan jelas
agar dapat di mengerti oleh klien atau keluarga klien.
2.1.4. Komunikator
Komunikator adalah seseorang ataupun kelompok yang
menyampaikan pesan kepada komunikan. Seorang komunikator
dapat menjadi komunikan dan sebalik nya komunikan dapat
berperan sebagai komunikator. Keberhasilan komunikator di
5

pengaruhi oleh penampilan, penguasaan pesan atau informasi, dan


penguasaan bahasa pesan.
2.1.5. Media
Media adalah sarana dalam penyampaian pesan. Media dapat
berbentuk buku, brosur, pamflet, radio,televisi,OHP,laptop,lembar
catatan klien,rekam medik, dan lain-lain.
2.1.6. Hasil
Hasil yang baik akan tercapai apabila pesan yang di sampaikan
komunikator dapat di mengerti atau di terima oleh komunikan dan
sesuai dengan harapan komunikator. Misalnya, dokter memberi
instruksi kepada perawat dengan menuliskan pada format instruksi
agar memberikan injeksi anti biotik 3x1 gr, maka seorang perawat
akan melaksanakan instruksi tersebut sesuai dengan instruksi
tersebut.
Dalam konsep komunikasi terdapat jenis-jenis komunikasi, yaitu:
2.1.7. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah pertukran informasi secara verbal
terutama berbicara secara tatap muka (face to face). Komunikasi
verbal lebih akurat dan tepat waktu. Keuntungan komunikasi
verbal dengan tatap muka di antaranya adalah memungkinkan tiap
individu untuk berinteraksi secara langsung, selain itu dapat di
lakukan secara cepat dan langsung, terhindar dari kesalahpahaman,
dan informasi yang di sampaikan jelas. Kekurangan komunikasi
yaitu terkadang di lakukan satu arah dari atasan ke bawah
(terdominasi), seperti pada rapat rutin suatu kelompok yang di
pimpin oleh ketua kelompok atau kepala ruangan rawat inap,
kolaborasi antara perawat atau bidan dengan dokter, konsultasi
atau pelaporan keadaan pasien melalui telepon.
2.1.8. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang di sampaikan secara
tertulis. Komunikasi ini mempunyai keuntungan yaitu, dapat di
baca berulang-ulang, mempunyai bentuk tertentu, tidak
6

mengeluarkan biaya yag cukup banyak sehingga lebih hemat, dan


lain sebagainya. Namun memiliki beberapa kekurangan yaitu,
memerlukan pendokumentasian yang lebih banyak, kadang-kadang
kurang jelas, dan respon baik dari penerima pesan cukup memakan
waktu.
2.1.9. Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini merupakan komunikasi
yang menggunakan mimik, gerak-kerakan, pantomim, dan bahasa
isyarat. Komunikasi ini merupakan cara yang paling meyakinkan
dalam penyampaian pesan kepada orang lain. kesalahan dalam
memahami suatu isyarat akan menimbulkan kesalahan dalam
penafsiran. Misalnya, seseorang pasien datang ke suatu poliklinik.
Pasien tersebut memiliki latar belakang bahasa yang berbeda denga
petugas poliklinik, maka pada saat petugas ingin melakukan
injeksi, dia akan memberikan isyarat kepada pasien dengan
mengarahkan spuit ke bokong. Contoh lainnya jika seorang klien
yang mengalami sakit gigi akan menunju mulutnya yang tertutup
dengan wajah ekspresi kesakitan.
Komunikasi berdasarkan sifatnya, yaitu terdiri dari:
2.1.10. Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang bersifat koersif
dapat berbentuk perintah, instruksi, dan sifatnya memaksa dengan
menggunakan sanksi-sanksi (A.W Wijaya 1998 : 100). Seperti
kepala ruangan memerintahkan kepada stafnya untuk melakukan
timbang terima pasien setiap pergantian shift, dokter
menginstruksikan kepada perawat/bidan untuk menghitung DJJ
setiap 15 menit pada proses persalinan. Contoh lainnya adalah
direktur rumah sakit memerintahkan agar semua dokter dan
perawat (kepala ruangan atau poliklinik) yang dinas pagi mengikuti
apel, bila tidak mengikuti apel maka uang insentifnya akan
dipotong, dll.
7

2.1.11. Komunkasi dua arah lebih bersifat informatif, kooperatif,


responsif, persuasif, dan memerlukan hasil seperti timbal balik
(feedback). Contohnya para tim ruang kamar operasi yang
melakukan pembedahan tim tersebut yaitu dokter dan asistennya
(perawat) harus kooperatif. Perawat melakukan pemasangan infus
setelah berkomunikasi dahulu dengan dokter untuk lokasi
pemasangan infus tersebut. Dengan demikian tujuan yang
diinginkan akan mudah tercapai berkat adanya komunikasi yang
baik dan sikap kooperatif dari masing-masing pihak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu:
2.1.12. Perkembangan
Perawat dapat berkomunikasi dengan efektif bila mengetahui
tentang pengaruh perkembangan usia seseorang baik dari segi
bahasa maupun proses berfikir dari orang tersebut. Adalah berbeda
cara berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia balita.
Anda barangkali perlu bahasa “gaul” ketika berkomunikasi dengan
remaja, sehingga mereka akan merasa bahwa kita mengerti dunia
mereka, dengan begitu komunikasi diharapkan berjalan lancar.
2.1.13. Nilai
Nilai adalah standar yang memengaruhi perilaku seseorang,
sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang.
Perawat perlu berusaha untuk memenuhi dan mengklarifkasi nilai
seseorang agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam
berintaraksi dengan klien. Dengan bersikap profesional tidak
terpengaruh oleh pribadinya.
2.1.14. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu
kejadan atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh harapan atau
pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata-kata virus akan
menimbulkan perbedaan persepsi antara seorang ahli komputer
dengan seorang dokter.
8

2.1.15. Latar Belakang


Bahasa dan komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor
budaya. Budaya juga yang akan membatasi seseorang dalam
bertindak dan berkomunikasi.
2.1.16. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap kejadian. Emosi
seperti marah, sedih dan senang akan dapat mempengaruhi perawat
dalam berkomunikasi dengan orang lain. perawat perlu mengkaji
emosi klien dan keluarganya sehingga perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan dengan tepat.
2.1.17. Jenis Kelamin
Setiap jeniskelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-
beda. Disebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya dalam berkomunikasi, sejak usia tiga tahun wanita
bermain dengan teman baiknya atau dalam kelompok kecil dan
menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan, meminimalkan
perbedaan serta membangun dan mendukung keintiman. Lain
halnya dengan laki-laki, menggunakan bahasa untuk mendapatkan
kemandirian dalam beraktivitas di kelompok yang lebih besar,
dimana jika mereka ingin berteman, maka mereka melakukannya
dengan bermain.
2.1.18. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan memengaruhi komunikasi yang
dilakukan. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan
sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
2.1.19. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai denan peran dan hubungan antara orang
yang komunikasi. Cara berkomunikasi seorang perawat dengan
koleganya, dan cara berkomunikasi seorang perawat dengan
kliennya akan berbeda tergantung peranannya.
9

2.1.20. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan memengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana yang bising dantidak adanya privasi akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.
2.1.21. Jarak
Jarak dapat memengaruhi komunikasi, jarak tertentu dapat
menimbulkan rasa nyaman. Seperti misalnya seseorang yang
merasa terancam ketika orang tidak dikenal tiba-tiba berada pada
jarak yang sangat dekat dengan dirinya.
2.2. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
(Northouse, 1999).
Komunikasi teraputik adalah hubungan interpersonal antara perawat
dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien
(Stuart G.W. 1998)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi terapeutik dalam proses asuhan keperawatan adalah suatu
hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dimana perawat
berupaya agar klien dapat mengatasi masalahnya sendiri maupun
masalahnya dengan orang lain atau lingkungannya.
2.3. Strategi Komunikasi Terapeutik
Dalam membina hubungan terapeutik (berinteraksi) perawat
mempunyai 4 strategi yang pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang
harus diselesaikan oleh perawat.
2.3.1. Fase pra-interaksi
Pra-interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan
dan berkomunikasi dengan pasien. Anda perlu mengevluasi diri
tentang kemampuan yang anda miliki. Jika merasakan
ketidakpastian maka anda perlu membaca kembali, diskusi dengan
10

sekelompok atau diskusi dengan tutor. Adapun hal yang perlu


dilakukan pada fase ini adalah:
2.3.1.1. Mengumpulkan data pasien
2.3.1.2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
2.3.1.3. Membuat rencana pertemuan dengan pasien (kegiatan,
waktu, tempat)
2.3.2. Fase orientasi
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama
kali bertemu dengan pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
2.3.2.1. Memberi salam
2.3.2.2. Memperkenalkan diri perawat
2.3.2.3. Menanyakan nama pasien
2.3.2.4. Menyepakati pertemuan (kontrak)
2.3.2.5. Menghadapi kontrak
2.3.2.6. Memulai percakapan awal
2.3.2.7. Menyepakati masalah pasien
2.3.2.8. Mengakhiri perkenalan
Orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya. Tujuan fase orientasi ini adalah memvalidasi
kekurangan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien
saat ini mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya
dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan Bersama pasien.
Adapun hal-hal yang pelu dilakukan adalah:
2.3.2.9. Memberikan salam dan tersenyum kearah pasien
2.3.2.10. Mlakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif
2.3.2.11. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
2.3.2.12. Menjelaskan tujuan
2.3.2.13. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan
2.3.2.14. Menjelaskan kerahasiaan
11

2.3.3. Fase kerja


Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan pasien yang
terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tidakan keperawatan adalah:
2.3.3.1. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan
dirinya, perilakunya, perasaannya, pikirannya. Tujuan ini
sering disebut tujuan kognitif.
2.3.3.2. Mengembakan, mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan pasien secara mandiri menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut tujuan
afektif atau psikomotor.
2.3.3.3. Melaksanakan terapi/teknikal keperawatan
2.3.3.4. Melaksanakan Pendidikan kesehatan
2.3.3.5. Melaksanakan kolaborasi
2.3.3.6. Melaksanakan observasi dan monitoring
2.3.4. Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan
pasien. Terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan
terminasi akhir.
2.3.4.1. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawar dan pasien. Pada terminasi sementara, perawat
akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah
ditentukan, misalnya satu atau dua jam pada hari
berikutnya.
2.3.4.2. Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien akan pulanh dari
rumah sakit atau perawat selesai praktik di rumah sakit.
Adapun komponen dari fase terminasi adalah:
2.3.4.2.1. Menyimpulkan hasil kegiatan; evaluasi proses
dan hasil
12

2.3.4.2.2. Memberikan reinforcement positif


2.3.4.2.3. Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
2.3.4.2.4. Melakukan kontrak untuk pertemuan
selanjutnya (waktu, tempat, topik)
2.3.4.2.5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.

2.4. Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik


Beberapa teknik komunikasi terapeutik menurut Aisah (2015) antara lain:
2.4.1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Perawat diharapkan dapat mengerti klien dengan cara
Mendengarkan apa yang disampaikan klien. Ciri dari pendengar
yang baik antara lain: pandangan saat berbicara, tidak
menyilangkan kaki dan tangan, hindari tindakan yang tidak perlu,
anggukan kepala jika klien membicarakan hal hal yang penting
atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh kearah lawan
bicara.
2.4.2. Menunjukkan penerimaan
Perawat harus waspada terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh
yang menyatakan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau
menggeleng yang menyatakan tidak percaya.
2.4.3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi
yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien dengan
menggunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks sosial budaya
klien.
2.4.4. Pertanyaan terbuka (Open-Ended Question)
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban ”ya” dan ”mungkin”,
tetapi memerlukan jawaban yang luas. Dengan begitu klien dapat
mengemukakan masalahnya dengan kata-katanya sendiri atau
memberikan informasi yang diperlukan.
13

2.4.5. Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata sendiri


Dengan pengulangan kembali kata-kata klien, perawat memberikan
umpan balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap
komunikasi dilanjutkan.
2.4.6. Mengklarifikasi
Klarifikasi terjadi saat perawat berusaha menjelaskan dalam kata-
kata, ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.
Tujuannya adalah untuk menyamakan pengertian.
2.4.7. Memfokuskan
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan
sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan mengerti,
usahakan tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan
masalah yang penting
2.4.8. Menyatakan hasil observasi
Dengan perawat memberikan umpan balik berupa isyarat non
verbal, klien dapat mengetahui apakah pesannya diterima dengan
benar atau tidak. Teknik ini seringkali membuat klien
berkomunikasi lebih jelas tanpa perawat harus bertanya,
memfokuskan dan mengklarifikasi pesan.
2.4.9. Menawarkan informasi
Memberikan tambahan informasi seperti tindakan penyuluhan
kesehatan untuk klien. Penahanan informasi yang dilakukan saat
klien membutuhkan akan mengakibatkan klien menjadi tidak
percaya.
2.4.10. Diam (memelihara ketenangan)
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien
untuk mengorganisir pikirannya. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan
memproses informasi, terutama pada saat klien harus mengambil
keputusan. Diam yang tidak tepat dapat menyebabkan orang lain
merasa cemas.
14

2.4.11. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk
membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum
meneruskan pembicaraan berikutnya.
2.4.12. Memberi penghargaan
Berilah penghargaan pada klien dan jangan sampai menjadi beban.
Dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan
segalanya demi untuk mendapatkan pujian atau persetujuan atas
perbuatannya.
2.4.13. Menawarkan diri
Perawat menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respon
yang diharapkan.
2.4.14. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih
topik pembicaraan. Untuk klien yang merasa ragu-ragu, perawat
dapat menstimulusnya untuk membuka pembicaraan.
2.4.15. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. Teknik ini juga
mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan
dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.
2.4.16. Menempatkan kejadian secara berurutan
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan
klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif, sehingga dapat
menemukan pola kesukaran interpersonal.
2.4.17. Memberikan kesempatan pada pasien untuk menguraikan
persepsinya
Jika perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala
sesuatunya dari perspektif klien.
15

2.4.18. Refleksi
Refleksi ini memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian
dari dirinya sendiri. Dengan demikian klien dapat mengemukakan
pendapatnya, membuat keputusan, dan memikirkan dirinya sendiri.
2.4.19. Assertive
Assertive adalah kemampuan dalam meyakinkan, mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain.
Kemampuan asertif antara lain: berbicara jelas, mampu
menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya,
melindungi diri dari kritik.
2.4.20. Humor
Humor merupakan hal yang penting dalam komunikasi verbal
karena tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres,
serta meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.
2.5. Teknik Komunikasi Pada Klien Usia Remaja
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasiini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah
keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan
remaja, yaitu sebagai berikut:
2.5.1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam
menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari
secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua
secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu
dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang
sesuatu.
2.5.2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja
dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan
16

cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan


pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui
tulisan.
2.5.3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini
ekspresi anak atau respon anak remaja terhadap pesan dapat
diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan
perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan
respon terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan
negative yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja
tersebut.
2.5.4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan
meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui
berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat
menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
2.5.5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam
menentukkan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan
mengajukan situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan
negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
2.5.6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam
mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti pengguaan
perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan
anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
2.5.7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik
pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak
dilakukan pada remaja yang jengkel, marah dan diam.
BAB III
ROLE PLAY

3.1. Tema
Komunikasi terapeutik pada usia remaja yang mengalami putus cinta
dan hampir terjerumus narkoba.
3.2. Deskripsi
Sepasang kekasih yang menjalani hubungan cukup lama (Diana dan
Deni) harus berpisah karena orang tua dari pihak wanita tidak merestui
hubungan mereka. Akibat dari peristiwa tersebut Diana mengalami stres
dan hampir terjerumus narkoba dari hasutan teman jahatnya, namun ada
yang mencegah yaitu teman baiknya. Kemudian Diana semakin tidak bisa
mengendalikan dirinya. Sehingga kedua orang tua Diana membawa Diana
ke rumah sakit.
3.3. Setting
3.1.1. Rumah Diana (Teras rumah, ruang tamu dan kamar Diana)
3.1.2. Rumah sakit (Ruang konsultasi dan ruang perawatan)
3.4. Pemeran dan Karakter
3.4.1. Diana Indah Sari Estu sebagai kekasih Deni
Karakter: Pembangkang dan setia
3.4.2. Deni khoirul ikhsan sebagai kekasih Diana
Karakter: Pemberani dan penyayang
3.4.3. Santy julianty sebagai ibu Diana
Karakter: Baik, penyabar, penyayang dan lemah lembut
3.4.4. Ardiansya zulfikar sebagai ayah Diana
Karakter: Keras dan tegas
3.4.5. Liza kamelia sebagai Dokter
Karakter: Penyabar
3.4.6. Dwi Dian Nitami sebagai Perawat
Karakter: Penyabar
3.4.7. Evi tri wahyuni sebagai temn jahat Diana
Karakter: Penghasut Diana

17
18

3.4.8. Septianti eka putri sebagai teman baik Diana


Karakter: Baik
3.5. Naskah
Di Rumah Diana
Deni: (Mengetuk pintu) Assalammualaikum
Diana: (Membuka pintu) Waalaikumsalam, Deni? Kamu ada apa? Ada
kedua orang tua aku didalam
Deni: Jadi begini Diana aku ingin melamar kamu sekarang
Diana: Kamu jangan bercanda, kalau orang tua aku menolak bagaimana?
Deni: Aku pasti meyakininya
Diana: Yaudah sini masuk dulu, aku panggil mamah dan ayah aku dulu
Deni: Iya
Beberapa menit kemudian
Deni: (Berdiri) Assalamualaikum Om, Tante
Ardi: Iya waalaikum salam, ada apa ya sampai memanggil om dan tante?
Deni: Jadi begini om kedatangan saya kesini ingin melamar Diana, kami
tahu usia kami masih muda tapi saya yakin bisa menafkahi anak
om
Ardi: Penampilan kamu saja seperti bagaimana ingin melamar anak
saya? Sedangkan pekerjaan saja kamu belum ada bagaimana nanti
kamu hidup dengan Diana
Diana: Ayah jahat, ayah tidak mengerti perasaan aku (menangis dan
menuju kamarnya)
Santy: Sabar ayah jangan keras-keras bicaranya
Ardi: Pokoknya saya tidak izinkan kalian untuk melakukan pertunangan
Deni: Tapi om, saya serius dengan anak om
Ardi: Tidak bisa, tidak ada (pergi meninggalkan deni)
Santy: Maaf ya Deni om memang seperti itu
Ardi: Tidak apa-apa bu saya mengerti, saya permisi ya Bu,
Assalamualaikum
Santy: Waalaikumsalam
19

Setelah kejadian itu Diana tidak melakukan kegiatan aktivitas seperti


biasa hingga dia melakukan mogok makan dan hanya berdiam
merenungi dirinya dikamar.
Lima hari kemudian
Septi: (Mengetuk pintu) Assalamualaikum.. Diana...
Santy: Waalaikum salam, temannya Diana ya? Kebetulan kalian dateng
Diana beberapa hari ini sering menyendiri, tidak ingin kuliah
sampai sampai tidak ingin makan. Semoga kedatangan kalian bisa
bantu tante yaaa?
Septi: Iya tante
Saat tiba di kamar Diana
Septi: Diana.. ini aku septi sama evi. Aku masuk yaaa...
Evi: Diana kamu kenapa? Kok sedih gitu sih?
Septi: Iya kamu kenapa cerita dong sama kita
Diana: Aku sedih ayah sama ibu aku tidak merestui hubungan aku dengan
Deni, padahal aku sayang sekali dengan dia. Aku sedih banget
(memeluk septi sambil menangis)
Evi: Oh masalah itu, kamu pengen gak tidak merasakan sedih lagi
dengan barang ini (menunjukkan narkoba)???
Diana: Apa nih?
Evi: Ini sejenis narkoba yang bisa membuat kita lupa segalanya jadi
kamu gabakal sedih lagi percaya deh sama aku
Septi: (Menepis tangan diana) Jangan Diana, itu bukan solusinya. Kalau
kamu ingin tenang berdoa sama Allah bukan konsumsi barang
seperti itu
Evi: Yaudah terserah aku sih cuma saran aja
Septi: Yaudah Diana lebih baik kita berdua pulang saja kamu istirahat
jangan lupa makan dan kuliah lagi ya
Evi: Cepat sembuh ya
20

Keesokan harinya kedua orang tua Diana sangat khawatir dengan


kondisi Diana yang masih saja tidak ingin makan dan kuliah
Santy: Ayah, Sekarang Diana masih belum mau makan dan kuliah. Dia
masih saja merenung dikamar
Ardi: Yaudah Ayo kita kekamarnya
Di depan kamar Diana
Ardi: (mengetuk pintu) Diana ...
Santy: Diana... sayang ini mama Diana buka pintunya
Ardi: Diana buka cepat kalau tidak dibuka ayah dobrak ya pintunya
Tidak ada jawaban maka ayah Diana mendobrak pintu kamar Diana
Santy: Ya ampun sayang kamu kenapa seperti ini? (menatap Diana
dengan penuh cemas) ayah ayo kita bawa kerumah sakit
Ardi: Ayo ayo segera (dengan wajah panik)
Saat dirumah sakit
Dokter: Selamat siang Pak Bu ada yang bisa saya bantu? (Teknik Broad
Opening)
Ardi: Begini Dok, Anak saya sudah seminggu ini hanya merenung
dikamar tidak mau makan dan juga kuliah Dok
Santy: Iya Dok, sepertinya anak saya kecewa dengan kita berdua karena
kita tidak merestui pertunangan anak saya dengan pacarnya Dok
Dokter: Oke setelah saya dengar inti dari permasalahannya, saya
sekarang akan memeriksa kondisinya terlebih dahulu untuk
mengetahui tindakan pengobatan apa yang harus saya berikan
(Teknik mendengar aktif) Suster tolong dibantu pasiennya untuk
ke tempat tidur.
Suster: Baik Dok, Mari Nn. Diana saya antar
Lima menit kemudian
Santy: Bagaimana Dok keadaan anak kami?
Dokter: Setelah saya melakukan observasi ke pasien ternyata Diana
mengalami gangguan di psikologisnya yang membuat dirinya
tidak menerima kenyataan dari permasalahan yang dihadapi
(Teknik Menyimpulkan)
21

Ardi: Dok tolong sembuhkan anak saya Dok kami mohon


Dokter: Baik jika begitu sebaiknya Diana dirawat secara intensif disini
Diana akan kita berikan terapi agar kekecewaannya dapat teratasi
(Teknik Verbalizing The Implied)
Santy: Iya Dok kalau begitu lakukan yang terbaik untuk anak kami Dok
Dokter: Baik Pak Bu kita sebagai Tim medis akan melakukan yang
terbaik untuk Diana
Ardi: Iya Dok berapa pun biayanya akan kami berikan
Ardi: Kalau begitu kami permisi dulu
Santy: Terimakasih Dokter
Dokter: Iya sama-sama
Keesokan harinya
Dokter: Selamat Pagi diana, gimana kabarnya hari ini kok masih
cemberut saja? (Teknik Attempting To Translate Feeling)
Diana: Hanya diam dan menunduk
Dokter: Kok hanya diam, Diana suka menggambar tidak? (Teknik
Eksploring)
Diana: Masih terdiam dan menunduk
Dokter: Suster tolong ambilkan peralatan menggambar untuk satu orang
Suster: Iya baik, tunggu sebentar ya Dok
Suster: Ini Dok, alat gambarnya
Dokter: Oke, Terimakasih
Suster: Sama-sama Dok
Dokter: Diana dari pada kamu hanya berdiam diri lebih baik kamu
menggambar yang sedang kamu rasakan saat ini dengan begitu
kamu bisa meluapkan perasaan kamu dalam menggambar.
Dokter tinggal ya, nanti Dokter kesini lagi melihat gambar Diana.
Jika perlu bantuan gunakan bel nya ya Diana (Teknik Assertive
dan Teknik Offering Sell)
Sepuluh menit kemudian
Suster: Permisi Diana gambarnya sudah selesai?
Diana: Diam (dengan memberikan hasil gambarnya)
22

Suster: Sudah ya gambarnya bagus, bisa jelaskan tidak maksud dari


gambar Diana? (Teknik Eksploring)
Diana: Sedih dan kecewa (dengan suara pelan)
Suster: Bisa dijelaskan secara spesifik karena apa? (Teknik Klarifikasi)
Diana: Tidak ada restu
Dokter: Bagaimana sus?
Suster: Begini Dok, gambarnya seperti emotikon sedih dan Diana bilang
dia sedih dan kecewa karena tidak ada restu
Dokter: Coba saya simpulkan, jadi Diana sedih dan kecewa karena
hubungan diana tidak direstui. Seperti itu? (Teknik
Menyimpulkan)
Diana hanya mengangguk
Dokter: Diana tidak boleh seperti ini seharusnya, boleh jatuh cinta tapi
jangan yang merugikan diri sendiri. Mungkin kedua orang tua
Diana ingin yang terbaik untuk masa depan Diana, jika Diana
terus seperti ini kedua orang tua Diana pasti sedih dan teman-
teman Diana juga pasti rindu dengan Diana (Teknik Giving
Information dan Teknik Menyimpulkan)
Diana: Tapi saya sayang Dok sama dia kebahagiaan saya Cuma dia
Suster: Sabar Diana
Dokter: Iya saya mengerti, lebih baik Diana bisa memberikan kasih
sayang Diana ke orang tua Diana atau mungkin ke Teman Diana
(Teknik Offering General Leads)
Diana hanya terdiam
Dokter: Yasudah jangan lupa minum obat nya ya. Suster tolong berikan
obat nya ya pada Diana
Suster: Baik Dok, saya persiakan dahulu obatnya. Sebentar ya Diana
Beberapa menit kemudian
Suster: Permisi Nn. Diana sekarang sudah waktunya untuk minum obat
ya
Diana: Kenapa saya harus minum obat? Saya hanya inginnya dia bukan
obat
23

Suster: Nn. Diana mohon tenang dulu, obat ini untuk memberikan efek
agar Nn. Diana lebih stabil dan tenang perasaannya. Di minum
ya saya bantu duduk Diana. Diana ingin minum sendiri atau saya
bantu? (Teknik Menawarkan Informasi?)
Diana: Sendiri
Suster: Iyaudah karena obatnya sudah diminum saya kembali ke ruangan
ya, jika perlu bantuan ditekan saja ya bell nya disamping tempat
tidur, permisi(Teknik Offering Sell)
Esokan harinya
Suster: Selamat pagi Nn. Diana, bagaimana kabarnya? (Teknik Broad
Opening)
Diana: Sudah lebih baik sus
Suster: Waah, pantas jadi lebih ceria dan lebih cantik sekarang (Teknik
Giving Recognition)
Diana: Bisa aja sus
Suster: Yasudah saya panggil Dokter ya untuk memeriksa kondisi Nn.
Diana
Diana: Baik sus
Beberapa menit kemudian
Dokter: Pagi Diana, kata suster Diana sudah ceria lagi hari ini.
Bagaimana perasaan kamu sekarang (Teknik Eksploring)
Diana: Sudah lebih baik Dok, Saya sekarang bisa mengendalikan
perasaan saya
Dokter: Allhamdulillah kalau gitu, sus tolong kabarkan kedua orang tua
Diana tentang kondisinya
Suster: Baik Dok
Suster: Assalamualaikum dengan Bapak Ardi?
Ardi: Iya saya sendiri, dengan siapa?
Suster: Saya dari suster yang merawat Diana anak bapak ingin
memberikan informasi bahwa Diana saat ini sudah membaik dan
Dokter meminta bapak untuk datang kesini
Ardi: Baik sus saya akan segera kesana
24

Suster: Baik pak kami tunggu, assalamualaikum


Ardi: Waalaikumsalam
Beberapa jam kemudian
Ardi: Gimana Dok dengan kondisi anak saya sekarang?
Dokter: Kondisinya sudah membaik pak Diana sudah bisa mengendalikan
emosinya sekarang Diana juga lebih ceria dan mudah tersenyum
kembali (Teknik Menyimpulkan)
Santy: Apakah Diana sudah boleh kembali kerumah Dok?
Dokter: Sudah Bu, Diana sudah boleh pulang kerumah hari ini. Sus
tolong antarkan diana kesini
Suster: Baik Dok, sebentar ya Pak, Bu
Suster: Ini Pak, Bu Diana
Diana: Mama, Ayah?
Santy: Sayang ayo kita pulang (memeluk diana)
Diana: (Memeluk ayah dan mama nya) Mama sudah lama disini?
Ardi: Tidak, tidak terlalu lama
Ardi: Kalau begitu Terimaksih Dokter dan Suster sudah merawat anak
saya
Dokter: Iya Pak sama-sama itu sudah jadi kewajiban kita sebagai Tim
medis. Iya kan sus?
Suster: (Senyum) Iya pak itu sudah menjadi kewajiban kita
Diana: Terimakasih ya dokter, suster (senyum)
Ardi: Baik kalau gitu kami permisi dulu Dokter, suster
Dokter: Iya pak
Suster: (senyum)

-SELESAI-
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Keterkaitan Konsep Dengan Role Play


Konsep dari komunikasi terapeutik itu ditujukan untuk kesembuhan
klien dengan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang diterapkan pada
kasus usia remaja yang putus cinta hampir terjerumus narkoba.
Komunikasi terapeutik yang digunakan yaitu hubungan interpersonal
antara perawat atau dokter dan klien dimana perawat atau dokter berupaya
agar klien dapat mengatasi masalahnya sendiri maupun masalahnya
dengan orang lain dan lingkungannya.
4.2. Dialog Yang Menggunakan Teknik Komunikasi Terapeutik
Saat dirumah sakit
Teknik:
Dokter: Selamat siang Pak Bu ada yang bisa saya bantu? (Teknik Broad
Opening)
Tujuan Teknik Broad Opening:
Untuk mendorong klien menyeleksi topik yang akan bicarakan.
Respon:
Ardi: Begini Dok, Anak saya sudah seminggu ini hanya merenung
dikamar tidak mau makan dan juga kuliah Dok
Santy: Iya Dok, sepertinya anak saya kecewa dengan kita berdua karena
kita tidak merestui pertunangan anak saya dengan pacarnya Dok
Teknik:
Dokter: Oke setelah saya dengar inti dari permasalahannya, saya
sekarang akan memeriksa kondisinya terlebih dahulu untuk
mengetahui tindakan pengobatan apa yang harus saya berikan
(Teknik mendengar aktif) Suster tolong dibantu pasiennya
untuk ke tempat tidur.
Tujun Teknik Mendengar Aktif:
Agar mengerti pesan verbal dan non verbal yang sedang disampaikan oleh
komunikan

25
26

Respon:
Suster: Baik Dok, Mari Nn. Diana saya antar
Teknik:
Dokter: Setelah saya melakukan observasi ke pasien ternyata Diana
mengalami gangguan di psikologisnya yang membuat dirinya
tidak menerima kenyataan dari permasalahan yang dihadapi
(Teknik Menyimpulkan)
Tujuan Teknik Menyimpulkan:
Agar komunikan dapapt menerima informasi dengan baik.
Respon:
Ardi: Dok tolong sembuhkan anak saya Dok kami mohon
Teknik:
Dokter: Baik jika begitu sebaiknya Diana dirawat secara intensif disini
Diana akan kita berikan terapi agar kekecewaannya dapat teratasi
(Teknik Verbalizing The Implied)
Tujuan Teknik Verbalizing The Implied:
Untuk mengatakan pada komunikan sebuah anjuran untuk kesembuhan
pasien
Respon:
Santy: Iya Dok kalau begitu lakukan yang terbaik untuk anak kami Dok
Teknik:
Dokter: Selamat Pagi diana, gimana kabarnya hari ini kok masih
cemberut saja? (Teknik Attempting To Translate Feeling)
Tujuan Teknik Attempting To Translate Feeling:
Untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejaadian yang
dialami
Respon:
Diana hanya diam dan menunduk
Teknik:
Dokter: Kok hanya diam, Diana suka menggambar tidak? (Teknik
Eksploring)
27

Tujuan Teknik Eksploring:


Untuk mempelajari suatu topik lebih mendalam
Respon:
Diana masih terdiam dan menunduk
Teknik:
Dokter: Diana dari pada kamu hanya berdiam diri lebih baik kamu
menggambar yang sedang kamu rasakan saat ini dengan begitu
kamu bisa meluapkan perasaan kamu dalam menggambar.
Dokter tinggal ya, nanti Dokter kesini lagi melihat gambar Diana.
Jika perlu bantuan gunakan bel nya ya Diana (Teknik Assertive
dan Teknik Offering Sell)
Tujuan Teknik Assertive dan Teknik Offering Sell:
Untuk meyakinkan dengan nyaman dan tetap menghargai hak orang lain
Respon:
Diana: Diam
Teknik:
Suster: Sudah ya gambarnya bagus, bisa jelaskan tidak maksud dari
gambar Diana? (Teknik Eksploring)
Tujuan Teknik Eksploring:
Untuk mempelajari suatu topik lebih mendalam
Respon:
Diana: Sedih dan kecewa (dengan suara pelan)
Teknik:
Suster: Bisa dijelaskan secara spesifik karena apa? (Teknik Klarifikasi)
Tujuan Teknik Klarifikasi:
Untuk menanyakan hal yang disampaikan oleh klien yang belum jelas
Respon:
Diana: Tidak ada restu
Teknik:
Dokter: Coba saya simpulkan, jadi Diana sedih dan kecewa karena
hubungan diana tidak direstui. Seperti itu? (Teknik
Menyimpulkan)
28

Tujuan Teknik Menyimpulkan:


Agar komunikan dapat menerima informasi dengan baik.
Respon:
Diana hanya mengangguk
Teknik:
Dokter: Diana tidak boleh seperti ini seharusnya, boleh jatuh cinta tapi
jangan yang merugikan diri sendiri. Mungkin kedua orang tua
Diana ingin yang terbaik untuk masa depan Diana, jika Diana
terus seperti ini kedua orang tua Diana pasti sedih dan teman-
teman Diana juga pasti rindu dengan Diana (Teknik Giving
Information dan Teknik Menyimpulkan)
Tujuan Teknik Giving Information dan Teknik Menyimpulkan:
Untuk memberikan informasi pada klien dan klien dapat informasi yang
jelas
Respon:
Diana: Tapi saya sayang Dok sama dia kebahagiaan saya Cuma dia
Teknik:
Dokter: Iya saya mengerti, lebih baik Diana bisa memberikan kasih
sayang Diana ke orang tua Diana atau mungkin ke Teman Diana
(Teknik Offering General Leads)
Tujuan Teknik Offering General Leads:
Untuk mendukung klien
Respon:
Diana hanya terdiam
Teknik:
Suster: Nn. Diana mohon tenang dulu, obat ini untuk memberikan efek
agar Nn. Diana lebih stabil dan tenang perasaannya. Di minum
ya saya bantu duduk Diana. Diana ingin minum sendiri atau saya
bantu? (Teknik Menawarkan Informasi)
Tujuan Menawarkan Diri:
Untuk menyediakan tambahan informasi dengan mendapat respon lebih
lanjut
29

Respon:
Mengangguk
Teknik:
Suster: Iyaudah karena obatnya sudah diminum saya kembali ke ruangan
ya, jika perlu bantuan ditekan saja ya bell nya disamping tempat
tidur, permisi (Teknik Offering Sell)
Tujuan Teknik Offering Sell:
Untuk menyediakan diri dengan respon yang diharapkan
Respon:
Mengangguk
Teknik:
Suster: Selamat pagi Nn. Diana, bagaimana kabarnya? (Teknik Broad
Opening)
Tujuan Teknik Broad Opening:
Untuk mendorong klien untuk menyeleksi topik yang dibicarakan
Respon:
Diana: Sudah lebih baik sus
Teknik:
Suster: waah, pantas jadi lebih ceria dan lebih cantik sekarang (Teknik
Giving Recognition)
Tujuan Teknik Giving Recognition:
Untuk memberi penghargaan
Respon:
Diana: Bisa aja sus
Teknik:
Dokter: Pagi Diana, kata suster Diana sudah ceria lagi hari ini.
Bagaimana perasaan kamu sekarang (Teknik Eksploring)
Tujuan Eksploring:
Untuk mempelajari suatu topik lebih mendalam
Respon:
Diana: Sudah lebih baik Dok, Saya sekarang bisa mengendalikan
perasaan saya
30

Teknik:
Dokter: Kondisinya sudah membaik Bu, Diana sudah bisa mengendalikan
emosinya sekarang Diana juga lebih ceria dan mudah tersenyum
kembali (Teknik Menyimpulkan)
Tujuan Teknik Menyimpulkan:
Agar komunikan dapat menerima informasi dengan baik.
Respon:
Santy: Apakah Diana sudah boleh kembali kerumah Dok?
Dokter: Sudah Bu, Diana sudah boleh pulang kerumah hari ini.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang
medis.komunikasi terapeutik tidak hanya untuk upaya yang dilakukan oleh
tenaga medis untuk mendukung proses keperawatan yang diberikan
kepada klien.
5.2. Saran
Untuk melakukan komunikasi terapeutik dengan baik dan efektif
diperlukan latihan dan pengasahan keterampilan berkomunikasi sehingga
efek terapeutik menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat
tercapai.

31
DAFTAR PUSTAKA

Priyatno, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika

32

Anda mungkin juga menyukai