Puji dan syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Analisa Komunikasi
Terapeutik Role Play Pada Usia Remaja Putus Cinta Hampir Terjerumus
Narkoba” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
2. Dosen Komunikasi Dalam Keperawatan “Ns. Ristinawati, S.Kep”yang
telah membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Semua teman-teman kelompok yang telah membantu atas
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dalam
Keperawatan tentang “Analisa Komunikasi Terapeutik Role Play Pada Usia
Remaja Putus Cinta Hampir Terjerumus Narkoba”. Makalah ini diharapkan
mampu memberikan manfaat dan kegunaan bagi pembaca terutama dalam proses
pembelajaran serta untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai
Komunikasi Terapeutik Pada Usia Remaja.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun
memohon kritik dan saran dari semua pembaca terutama Dosen Komunikasi
Dalam Keperawatan sebagai bahan koreksi untuk kami. Kami harap terjadi
peningkatan dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
1.2.1. Untuk mengetahui konsep dasar komunikasi.
1.2.2. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik dalam keperawatan.
1.2.3. Untuk mengetahui strategi dan teknik komunikasi terapeutik.
1.2.4. Untuk mengetahui teknik komunikasi pada klien usia remaja
1.2.5. Untuk mengetahui keterkaitan konsep dengan role play komunikasi
terapeutik pada usia remaja putus cinta dan hampir terjerumus
narkoba.
1.3. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Komunikasi
2.2. Komunikasi Terapeutik
2.3. Strategi Komunikasi Terapeutik
2.4. Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik
2.5. Teknik Komunikasi Pada Klien Usia Remaja
BAB III ROLE PLAY
3.1. Tema
3.2. Deskripsi
3.3. Setting
3.4. Pemeran dan Karakter
3.5. Naskah
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Keterkaitan konsep dengan role play
4.2. Dialog yang menggunakan teknik komunikasi terapeutik
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
2.1.20. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan memengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana yang bising dantidak adanya privasi akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan, dan ketidaknyamanan.
2.1.21. Jarak
Jarak dapat memengaruhi komunikasi, jarak tertentu dapat
menimbulkan rasa nyaman. Seperti misalnya seseorang yang
merasa terancam ketika orang tidak dikenal tiba-tiba berada pada
jarak yang sangat dekat dengan dirinya.
2.2. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
(Northouse, 1999).
Komunikasi teraputik adalah hubungan interpersonal antara perawat
dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien
(Stuart G.W. 1998)
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi terapeutik dalam proses asuhan keperawatan adalah suatu
hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dimana perawat
berupaya agar klien dapat mengatasi masalahnya sendiri maupun
masalahnya dengan orang lain atau lingkungannya.
2.3. Strategi Komunikasi Terapeutik
Dalam membina hubungan terapeutik (berinteraksi) perawat
mempunyai 4 strategi yang pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang
harus diselesaikan oleh perawat.
2.3.1. Fase pra-interaksi
Pra-interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan
dan berkomunikasi dengan pasien. Anda perlu mengevluasi diri
tentang kemampuan yang anda miliki. Jika merasakan
ketidakpastian maka anda perlu membaca kembali, diskusi dengan
10
2.4.11. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk
membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum
meneruskan pembicaraan berikutnya.
2.4.12. Memberi penghargaan
Berilah penghargaan pada klien dan jangan sampai menjadi beban.
Dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan
segalanya demi untuk mendapatkan pujian atau persetujuan atas
perbuatannya.
2.4.13. Menawarkan diri
Perawat menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respon
yang diharapkan.
2.4.14. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih
topik pembicaraan. Untuk klien yang merasa ragu-ragu, perawat
dapat menstimulusnya untuk membuka pembicaraan.
2.4.15. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. Teknik ini juga
mengindikasikan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan
dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.
2.4.16. Menempatkan kejadian secara berurutan
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawat dan
klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif, sehingga dapat
menemukan pola kesukaran interpersonal.
2.4.17. Memberikan kesempatan pada pasien untuk menguraikan
persepsinya
Jika perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala
sesuatunya dari perspektif klien.
15
2.4.18. Refleksi
Refleksi ini memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian
dari dirinya sendiri. Dengan demikian klien dapat mengemukakan
pendapatnya, membuat keputusan, dan memikirkan dirinya sendiri.
2.4.19. Assertive
Assertive adalah kemampuan dalam meyakinkan, mengekspresikan
pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain.
Kemampuan asertif antara lain: berbicara jelas, mampu
menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya,
melindungi diri dari kritik.
2.4.20. Humor
Humor merupakan hal yang penting dalam komunikasi verbal
karena tertawa mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres,
serta meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.
2.5. Teknik Komunikasi Pada Klien Usia Remaja
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasiini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah
keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan
remaja, yaitu sebagai berikut:
2.5.1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam
menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari
secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua
secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu
dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang
sesuatu.
2.5.2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja
dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan
16
3.1. Tema
Komunikasi terapeutik pada usia remaja yang mengalami putus cinta
dan hampir terjerumus narkoba.
3.2. Deskripsi
Sepasang kekasih yang menjalani hubungan cukup lama (Diana dan
Deni) harus berpisah karena orang tua dari pihak wanita tidak merestui
hubungan mereka. Akibat dari peristiwa tersebut Diana mengalami stres
dan hampir terjerumus narkoba dari hasutan teman jahatnya, namun ada
yang mencegah yaitu teman baiknya. Kemudian Diana semakin tidak bisa
mengendalikan dirinya. Sehingga kedua orang tua Diana membawa Diana
ke rumah sakit.
3.3. Setting
3.1.1. Rumah Diana (Teras rumah, ruang tamu dan kamar Diana)
3.1.2. Rumah sakit (Ruang konsultasi dan ruang perawatan)
3.4. Pemeran dan Karakter
3.4.1. Diana Indah Sari Estu sebagai kekasih Deni
Karakter: Pembangkang dan setia
3.4.2. Deni khoirul ikhsan sebagai kekasih Diana
Karakter: Pemberani dan penyayang
3.4.3. Santy julianty sebagai ibu Diana
Karakter: Baik, penyabar, penyayang dan lemah lembut
3.4.4. Ardiansya zulfikar sebagai ayah Diana
Karakter: Keras dan tegas
3.4.5. Liza kamelia sebagai Dokter
Karakter: Penyabar
3.4.6. Dwi Dian Nitami sebagai Perawat
Karakter: Penyabar
3.4.7. Evi tri wahyuni sebagai temn jahat Diana
Karakter: Penghasut Diana
17
18
Suster: Nn. Diana mohon tenang dulu, obat ini untuk memberikan efek
agar Nn. Diana lebih stabil dan tenang perasaannya. Di minum
ya saya bantu duduk Diana. Diana ingin minum sendiri atau saya
bantu? (Teknik Menawarkan Informasi?)
Diana: Sendiri
Suster: Iyaudah karena obatnya sudah diminum saya kembali ke ruangan
ya, jika perlu bantuan ditekan saja ya bell nya disamping tempat
tidur, permisi(Teknik Offering Sell)
Esokan harinya
Suster: Selamat pagi Nn. Diana, bagaimana kabarnya? (Teknik Broad
Opening)
Diana: Sudah lebih baik sus
Suster: Waah, pantas jadi lebih ceria dan lebih cantik sekarang (Teknik
Giving Recognition)
Diana: Bisa aja sus
Suster: Yasudah saya panggil Dokter ya untuk memeriksa kondisi Nn.
Diana
Diana: Baik sus
Beberapa menit kemudian
Dokter: Pagi Diana, kata suster Diana sudah ceria lagi hari ini.
Bagaimana perasaan kamu sekarang (Teknik Eksploring)
Diana: Sudah lebih baik Dok, Saya sekarang bisa mengendalikan
perasaan saya
Dokter: Allhamdulillah kalau gitu, sus tolong kabarkan kedua orang tua
Diana tentang kondisinya
Suster: Baik Dok
Suster: Assalamualaikum dengan Bapak Ardi?
Ardi: Iya saya sendiri, dengan siapa?
Suster: Saya dari suster yang merawat Diana anak bapak ingin
memberikan informasi bahwa Diana saat ini sudah membaik dan
Dokter meminta bapak untuk datang kesini
Ardi: Baik sus saya akan segera kesana
24
-SELESAI-
BAB IV
PEMBAHASAN
25
26
Respon:
Suster: Baik Dok, Mari Nn. Diana saya antar
Teknik:
Dokter: Setelah saya melakukan observasi ke pasien ternyata Diana
mengalami gangguan di psikologisnya yang membuat dirinya
tidak menerima kenyataan dari permasalahan yang dihadapi
(Teknik Menyimpulkan)
Tujuan Teknik Menyimpulkan:
Agar komunikan dapapt menerima informasi dengan baik.
Respon:
Ardi: Dok tolong sembuhkan anak saya Dok kami mohon
Teknik:
Dokter: Baik jika begitu sebaiknya Diana dirawat secara intensif disini
Diana akan kita berikan terapi agar kekecewaannya dapat teratasi
(Teknik Verbalizing The Implied)
Tujuan Teknik Verbalizing The Implied:
Untuk mengatakan pada komunikan sebuah anjuran untuk kesembuhan
pasien
Respon:
Santy: Iya Dok kalau begitu lakukan yang terbaik untuk anak kami Dok
Teknik:
Dokter: Selamat Pagi diana, gimana kabarnya hari ini kok masih
cemberut saja? (Teknik Attempting To Translate Feeling)
Tujuan Teknik Attempting To Translate Feeling:
Untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dengan kejaadian yang
dialami
Respon:
Diana hanya diam dan menunduk
Teknik:
Dokter: Kok hanya diam, Diana suka menggambar tidak? (Teknik
Eksploring)
27
Respon:
Mengangguk
Teknik:
Suster: Iyaudah karena obatnya sudah diminum saya kembali ke ruangan
ya, jika perlu bantuan ditekan saja ya bell nya disamping tempat
tidur, permisi (Teknik Offering Sell)
Tujuan Teknik Offering Sell:
Untuk menyediakan diri dengan respon yang diharapkan
Respon:
Mengangguk
Teknik:
Suster: Selamat pagi Nn. Diana, bagaimana kabarnya? (Teknik Broad
Opening)
Tujuan Teknik Broad Opening:
Untuk mendorong klien untuk menyeleksi topik yang dibicarakan
Respon:
Diana: Sudah lebih baik sus
Teknik:
Suster: waah, pantas jadi lebih ceria dan lebih cantik sekarang (Teknik
Giving Recognition)
Tujuan Teknik Giving Recognition:
Untuk memberi penghargaan
Respon:
Diana: Bisa aja sus
Teknik:
Dokter: Pagi Diana, kata suster Diana sudah ceria lagi hari ini.
Bagaimana perasaan kamu sekarang (Teknik Eksploring)
Tujuan Eksploring:
Untuk mempelajari suatu topik lebih mendalam
Respon:
Diana: Sudah lebih baik Dok, Saya sekarang bisa mengendalikan
perasaan saya
30
Teknik:
Dokter: Kondisinya sudah membaik Bu, Diana sudah bisa mengendalikan
emosinya sekarang Diana juga lebih ceria dan mudah tersenyum
kembali (Teknik Menyimpulkan)
Tujuan Teknik Menyimpulkan:
Agar komunikan dapat menerima informasi dengan baik.
Respon:
Santy: Apakah Diana sudah boleh kembali kerumah Dok?
Dokter: Sudah Bu, Diana sudah boleh pulang kerumah hari ini.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang
medis.komunikasi terapeutik tidak hanya untuk upaya yang dilakukan oleh
tenaga medis untuk mendukung proses keperawatan yang diberikan
kepada klien.
5.2. Saran
Untuk melakukan komunikasi terapeutik dengan baik dan efektif
diperlukan latihan dan pengasahan keterampilan berkomunikasi sehingga
efek terapeutik menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat
tercapai.
31
DAFTAR PUSTAKA
32