Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TUGAS MODEL PRAKTEK KEBIDANAN


Hubungan terapeutik dalam berkomunikasi

Disusun Oleh :

NAMA : Redia Saputri


NIM : 2215201057

Dosen Pengajar:
Amira Amran, M.Biomed

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Esa, dan berkat hidayah-
Nya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah “Hubungan Terapeutik dalam
berkomunikasi” dalam mata kuliah praktek kebidanan, di profesi S1 kebidanan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan waktu, doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman, dan pengetahuan yang Saya miliki. Oleh karena
itu, Saya mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Agar nantinya menjadi lebih baik lagi setelah ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca, dan diharapkan bisa
bermanfaat untuk perkembangan, dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Hormat kami

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3

1. LATAR BELAKANG..............................................................................................3

2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................3

BAB II................................................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................4

1. Pengertian Komunikasi terapeutik........................................................................4

2. Jenis Komunikasi.....................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communicatio yang artinya
pemberitahuan atau pertukaran ide. Pemberitahuan atau pertukaran ide dalam suatu
proses komunikasi akan ada pembicara yang menyampaikan pernyataan ataupun
pertanyaan yang dengan harapan akan ada timbal balik atau jawaban dari pendengarnya
(Suryani, 2015). Terapeutik merupakan suatu hal yang diarahkan kepada proses dalam
memfasilitasi penyembuhan pasien. Sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri
merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam komunikasi yang dilakukan secara
terencana dan dilakukan untuk membantu proses penyembuhan pasien (Damayanti,
2008).

Komunikasi terapeutik di bidang keperawatan memegang peranan penting untuk


menciptakan hubungan harmonis antara perawat, pasien, dan tenaga kesehatan lainnya,
guna mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerja sama
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien (Indra Wati, 2003). Keefektifan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien
akan mengoptimalkan tindakan keperawatan yang akan mempercepat proses
penyembuhan fisik dan psikologis pasien (Anas Tamsuri, 2002).

TUJUAN

A. Untuk mengetahui pengertian Komunikasi terapeutik.


B. Untuk mengetahui tujuan Komunikasi terapeutik.
C. Untuk mengetahui pentingnya Komunikasi terapeutik.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dapat dirumuskan sebagai berikut ;
A. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi terapeutik.
B. Bagaimana tujuan Komunikasi terapeutik.
C. Bagaimana pentingnya Komunikasi terapeutik.
3
D. Peran Bidan Dalam Komunikasi terapeutik.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi terapeutik.


Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain. Komunikasi dalam profesi keperawatan
sangatlah penting sebab tanpa komunikasi pelayanan keperawatan sulit untuk
diaplikasikan (Priyanto, 2009).

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar,


tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan klien (Ina dan Wahyu, 2010).

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan segala yang ada dalam fikiran
dan diri pasien ke arah yang lebih positif yang nantinya akan dapat mengurangi beban
perasaan pasien dalam menghadapi maupun mengambil tindakan tentang kesehatannya.
Tujuan lain dari komunikasi terapeutik menurut Suryani (2015) adalah:

a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri;

b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling


bergantung dengan orang lain.

c. Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pasien


serta mencapai tujuan yang realistik.

d. Menjaga harga diri.

e. Hubungan saling percaya.

2. Jenis Komunikasi.

Jenis komunikasi terdiri dari verbal dan non verbal yang dimanifestasikan secara
terapeutik (Mubarak, 2009).

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi yang menggunakan kata – kata mencakup komunikasi bahasa terbanyak


dan terpenting yang digunakan dalam berkomunikasi.Hal ini dilakukan melalui
peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,
4
antara lain

Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu
untuk beberapa secara langsung. Komunikasi verbal yang efektif harus :

1) Jelas dan ringkas.

2) Perbendaharaan kata (mudah dipahami).

3) Denotatif dan konotatif. Denotatif ialah memberikan pengertian yang sama


terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran,
perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.

4) Selaan dan kesempatan berbicara.

5) Waktu dan relevensi. Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan.

6) Humor. Humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang


menimbulkan perasaan sehat.

b. Komunikasi Verbal

Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Cara
yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Komunikasi
nonverbal teramati pada:

1) Metakomunikasi. Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada
hubungan antara pembicara dengan lewat bicaranya.

2) Penampilan personal. Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama


yang diperhatiakan selama komunikasi interpersonal.

3) Intonasi (nada suara). Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar
terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara
langsung mempengaruhi nada suaranya.

4) Ekspresi wajah. Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi yang
utama yang tampak melalui ekspresi wajah.

5) Sikap tubuh dan langkah. Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap, emosi,
konsep diri dalam keadaan fisik.

6) Sentuhan. Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan

5
melalui sentuhan.

3. Tujuan, dan fungsi Komunikasi terapeutik.

tujuan komunikasi terapeutik adalah membantu pasien memperjelas dan


mengurangi beban perasaan dan pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif
untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Sedangkan fungsi komunikasi terapeutik adalah :

1. Membantu pasien untuk memperjelas, dan mengurangi beban perasaan, dan


pikiran pikiran serta dapat mengambil tindakan /keputusan. Mengurangi keraguan
, dan membantu pasien kekuatan dirinya secara efektif.

2. Membantu pasien beradaptasi. Dengan komunikasi terapeutik, pasien belajar


menerima dan diterima diterima orang lain.

3. Membantu pasien merealisasikan dirinya sebagai upaya mempertahankan sikap


penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan dirinya. Pasien yg mengalami
penyakit kronis / terminal umumnya akan mengalami perubahan dalam dalam
dirinya, yang terkadang sebagian dari mereka mengalami kesulitan untuk
menerima keadaan dirinya, gangguan, penurunan harga diri, merasa tidak berarti,
putus asa, marah, dan depresi .

4. Pentingnya, Komunikasi terapeutik.

Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama
antara bidan dan pasien melalui hubungan bidan dan pasien. Komunikasi terapeutik
bertujuan membantu pasien dalam memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran, serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.

5. Peran bidan dalam Komunikasi terapeutik.

Adapun peran bidan dalam komunikasi terapeutik adalah selain memberikan edukasi
kepada pasien. Juga mampu memberikan kenyamanan dan kebaikan dalam proses
penyembuhan pasien. Dengan adanya dan hadirnya bidan secara utuh (fisik dan
psikologis) pada waktu berkomunikasi dengan pasien. Bidan tidak cukup untuk
mengetahui teknik komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap atau penampilan

6
dalam berkomunikasi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa, pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan
dalam memberikan asuhan kepada kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan
mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Sehingga melihat daripada defenisi tersebut, maka dengan menerapkan pelayanan


kebidanan, bidan sebagai mitra bagi pasien terutama perempuan akan sangat membantu
terhadap pemberdayaan perempuan. Karena bidan akan lebih mudah memahami,
bagaimana berkomunikasi dan mengingat dari sifat seorang wanita menjadikan bidan
mampu dengan mudah untuk melakukan perannya terhadap pemberdayaan perempuan.

7
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
komunikasi terapeutik yang tidak dilaksanakan dengan baik akan menyebabkan pasien
dalam menerima setiap tindakan yang diberikan menjadi kurang kooperatif, merasa tidak
puas bahkan pulang paksa.

Komunikasi Terapeutik terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap persiapan, tahap perkenalan,
tahap kerja, dan tahap terminal/terminasi. Tiap tahapnya membutuhkan keterampilan,
kesungguhan, dan keikhlasan dari perawat. Kehadiran diri perawat secara utuh baik fisik
maupun psikis, empati dan responsif perawat terhadap pasien sangat membantu
penerapan komunikasi terapeutik yang baik dan benar. Teknik berkomunikasi teraputik
harus selalu berpanduan pada 3 aspek berkomunikasi terapeutik yaitu, tahapan
berkomunikasi terapeutik, sikap perawat dalam berkomunikasi, dan strategi menanggapi
respon klien.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas keperawatan yang memenuhi standar
praktek keperawatan yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan diri perawat
dalam melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar karena komunikasi
terapeutik adalah sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat dalam
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, sehingga terlaksananya tindakan
keperawatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

8
Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Budi Ana Keliat. Hubungan Teraupetik Perawat Klien Seri Keperawatan, Jakarta:
EGC, 1992.
Departemen Kesehatan RI. Hubungan Antara Perawat Dengan Pasien. Departemen
Kesehatan RI, 1992.
Kariyoso. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta: EGC, 1994.
Purwanto, H. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC, 1994.
Suryani. Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktek, edisi 1. Jakarta: ECG, 2005.
Stuart, G.W. Therapeutic Nurse- Patient, 1998.

Anda mungkin juga menyukai